Anda di halaman 1dari 11

MAKALA DINAMIKA KELOMPOK

NAMA KELOMPOK:KALEP ANDHIKA BAKY


ALEKSANDRO REKE
MASELA SISILIA MAUFA
ROSALIA MEGIANTI PITA

PROGRAM STUDI AKADEMI PEKERJA SOSIAL


KATA PEGANTAR
puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.  atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul PROSES -PROSES SOSIAL
PEMIMPIN DAN KEPEMPINAN ” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan penulis .Pada
kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini., dan juga kepada teman-
teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan . Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon
kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Kupang Maret 2023

Penulis
DAFTAR PUSTAA

Kata Pegantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masala
1.3 Tujuan
BAB II Pembahasan
2.1 Pegertian kepemimpinan
2.2 Teori-teori kepemimpinian
2.3 Gaya- kepemimpinan
2.4 Peran kepemimpinan
BAB III Penutup
3.1 kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat
menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi.
Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih
sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban
umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan
mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader).
Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai sasarannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan
pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan . Kepemimpinan adalah sebuah
alat/sarana atau suatu proses dalam organisasi untuk membujuk orang lain agar bersedia
melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita dalam mencapai sasaran organisasi.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk menggerakkan
dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang
yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan adanya ancaman, maka
bawahan akan takut dan mematuhi semua perintah atasan. Kepemimpinan itu
pengertiannya lebih luas
dari pada kekuasaan karena kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan
sekedar
melakukan apa yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran organisasi
Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalam
suatu kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu konflik atau perselisihan antara
orang-orang dalam kelompok tersebut, maka pemimpin organisasi mencari alternative
pemecahannya supaya terjadi kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati bersama.untuk
itu sangat diperlukan seorang pemimpin dalam berorganisasi dalam bermasyarakat

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang masala diatas penulis tertarik untuk megetahui lebih dalam tentang
kepempimpinan dalam bermasyarakat dan berorganisasi.
1.3 Tujuan
1.untuk megetahui apa itu kepemimpinan
2. untuk megetahui teori -teori kepemimpinan
3.untuk megetahui gaya-gaya kepemimpinan
4 .untuk megetahui peran kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pegertian kepemimpinan


kepemimpinan adalah cara memimpin atau perihal pemimpin. Secara harfiah,
kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang artinya mengarahkan, membina,
mengatur, menuntun, menunjukkan, atau memengaruhi. Pemimpin bukan sekadar
memerintah orang di bawahnya. Sosok pemimpin membantu diri mereka sendiri dan
orang lain untuk melakukan hal yang benar. Mereka menetapkan arah, membangun visi
yang menginspirasi, dan menciptakan sesuatu yang baru. Kepemimpinan adalah tentang
memetakan ke mana anda harus pergi untuk berhasil sebagai tim atau organisasi.dan
ketika seorang pemimpin menetapkan tujuan, mereka juga harus menggunakan
keterampilan manajemen mereka untuk membimbing orang-orang mereka ke tujuan yang
tepat, dengan cara yang efektif dan efisien.jadi dapat diartikan bahwa kepemimpinan
merupakan proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan cara
memimpin serta mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dan tidak saling
menjatuhkan satu sama lain agar tujuan organisasi dapat tercapai.

2.2 Teori-teori kepemimpinan


Pada dasarnya, teori kompetensi kepemimpinan memiliki tiga macam yaitu: (a) teori sifat, (b)
teori perilaku, dan (c) teori lingkungan. Ketiga teori kepemimpinan ini merupakan grand theory
kepemimpinan. Ketiga teori tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut;
1. Teori Sifat
Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat dilihat dan
dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang diwariskan.Teori ini
mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan atas sifat atau ciri yang
dimiliki oleh para pemimpin. Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik
tertentu seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial bagi
kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang. Berdasarkan teori
kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah kepemimpinan memerlukan
serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan setiap situasi.
Keberhasilan seorang pemimpin diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.
2. Teori Prilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang efektif,
bagaimana mereka mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahan.
Menurut teori ini, seseorang bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang
pemimpin yang efektif, tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi
seorang pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk menjadi
seorang pemimpin dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif
ataupun dari pengalaman.8 Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang
sebagai hubungan diantara orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri seorang individu.
Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan
pemimpin dalam hubungannya dan berinteraksi dengan segenap anggotanya
3. Teori Lingkungan
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin pemimpin itu merupakan hasil dari
waktu, tempat dan keadaan. Kepemimpinan dalam perspektif teori lingkungan adalah
mengacu pada pendekatan situasional yang berusaha memberikan model normatif. Teori ini
secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan
tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya kepemimpinan yang dipakainya.
Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda pula. Berdasarkan teori
lingkungan, seorang harus mampu mengubah model gaya kepemimpinannya sesuai dengan
tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang berubah menghendaki
gaya dan model kepemimpinan yang berubah. Sebab jika pemimpin tidak melakukan
perubahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan berhasil
secara maksimal. Tingkah laku dalam gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari proses
belajar dan pengalaman pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk
menghadapi situasi yang berbeda akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
situasi yang dialam

4.Teori Implisit
Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi tentang karakteristik dari
pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya melibatkan stereotipe dan prototipe tentang
ciri, keterampilan atau perilaku yang relevan. Tujuan utamanya bisa untuk membedakan
para pemimpin diantara berbagai jenis pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira
militer). Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil dari
pengalaman aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur tentanng
pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial budaya lainnya

5. Teori Great Man


Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki
berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Ciri-ciri
individu tersebut mencakup karisma, intelegensi, kebijaksanaan, dan dapat menggunakan
kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang memberi dampak
besar bagi sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang
dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi
interpersonal dan persuasi yang luar biasa. Menurut Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat
dibutuhkan oleh situasi sehingga para pemimpin ini tidak bisa dibuat

6. Teori Transformas
Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku kepemimpinan dimana
para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai pemimpin transformasi
(transformational leader) memberikan inspirasi kepada sumber daya manusia yang lain
dalam organisasi untuk mencapai sesuatu melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi.
Pemimpin transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang mengajak sumber daya
manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin
transformasi lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan
kepemimpinannya.

7. Teori Neokharismatik
Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik emosional dan komitmen
pengikut yang luar biasa.
8. Teori kepemimpinan kharismatik
Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribut dari kemampuan
kepemimpinan yang heroik bila mereka mengamati perilakusperilaku tertentu dari
pemimpinnya

2.3 gaya-gaya kepemimpinan

1.Kepemimpinan otoriter (otokratis)


Pemimpin otoriter, yang juga disebut otokratis, memiliki komando dan kontrol yang jelas
atas bawahannya. Pengambilan keputusan bersifat terpusat, yang berarti hanya satu orang
yang mengambil keputusan penting. Pemimpin otoriter memiliki visi yang jelas tentang
gambaran besar, tetapi hanya melibatkan anggota lain dalam tim berdasarkan tugas atau
kebutuhan. 

2. Kepemimpinan partisipatif (demokratis)


Pemimpin partisipatif atau demokratis menerima pendapat semua orang dan mendorong
kolaborasi. Sekalipun mereka yang memutuskan, pemimpin jenis ini mendistribusikan
tanggung jawab dalam mengambil keputusan kepada semua orang.  
Pemimpin partisipatif adalah bagian dari tim. Mereka menghabiskan waktu dan energi untuk
pertumbuhan kolega karena mereka tahu bahwa, pada akhirnya, hal tersebut membantu
mencapai gol akhir. Jika mahir dalam lingkungan grup yang kolaboratif, ini mungkin gaya
kepemimpinan Anda.

3. Kepemimpinan delegatif (laissez-faire)


Gaya ketiga Lewin adalah kepemimpinan delegatif atau laissez-faire. Pemimpin delegatif
sangat jarang memandu grup. Mereka memungkinkan kebebasan mutlak bagi anggota tim
dalam proses pengambilan keputusan.
Pemimpin delegatif memisahkan diri dari grup dan memilih untuk tidak berpartisipasi atau
mengganggu perkembangan proyek. Mereka juga jarang berkomentar. Anggota grup bahkan
mungkin lupa penampilan pemimpin ini saat mereka menyelesaikan proyek. 

4. Kepemimpinan visioner
Kepemimpinan visioner mirip dengan gaya kepemimpinan otoriter Lewin. Pemimpin
visioner memiliki visi jangka panjang yang jelas dan dapat menginspirasi serta memotivasi
orang lain. Jenis kepemipinan ini paling cocok digunakan saat ada perubahan besar dalam
perusahaan atau arahan jelas yang dibutuhkan. Dalam kasus ini, orang-orang membutuhkan
seseorang yang tepercaya sebagai pemimpin mereka dalam menghadapi ketidakpastian. 
Kepemimpinan ini kurang berhasil jika anggota lain adalah pakar yang memiliki ide atau
pendapat berbeda dari pemimpin. Anggota tim ini tidak akan mau mengikuti pemimpin yang
berbeda pandangan dengan mereka begitu saja.

5. Kepemimpinan pembinaan
Pemimpin yang membina dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anggota tim lain
dan . membinan mereka agar menjadi lebih baik .Pemimpin ini juga dapat menghubungkan
keterampilan tersebut dengan gol perusahaan.
Kepemimpinan pembinaan akan berhasil jika pemimpin kreatif, mau berkolaborasi, dan dapat
memberikan umpan balik konkret. Pembina juga harus tahu kapan perlu berhenti sejenak dan
memberi seseorang kebebasan bertindak. 
Jika pernah memiliki pembina yang buruk, Anda tahu bahwa tidak semua orang bisa
membina. Saat dilakukan dengan buruk, kepemimpinan pembinaan dapat dianggap sebagai
pengelolaan mikro. 

6. Kepemimpinan afiliasi
Kepemimpinan afiliasi fokus pada relasi. Pemimpin afiliasi bertujuan menciptakan
keselarasan. Pemimpin karismatik ini berupaya membangun dan memupuk relasi di tempat
kerja sehingga menghasilkan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan positif. 
Pemimpin afiliasi berguna saat membuat tim baru atau ketika terjadi krisis karena kedua
situasi ini membutuhkan kepercayaan. Gaya kepemimpinan ini dapat membahayakan saat
pemimpin terlalu fokus menjadi teman dan kurang memedulikan produktivitas serta gol
perusahaan. 

7. Kepemimpinan demokratis
Konsep kepemimpinan demokratis sama dengan kepemimpinan partisipatif Lewin.
Semua anggota tim didorong untuk berpartisipasi dan membagikan ide. Hasilnya, tim merasa
diberdayakan, sekalipun pada akhirnya pemimpinlah yang mengambil keputusan. 
Kepemimpinan demok sangat cocok untuk tim dengan keterampilan tinggi di mana anggota
dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat. Kepemimpinan ini kurang berdampak pada
tim junior yang tidak memiliki banyak pengalaman atau pengetahuan tentang topik terkait.
Gaya ini sebaiknya tidak digunakan dalam situasi yang memerlukan tindakan segera. 
8. Kepemimpinan Pacesetting
Pemimpin pacesetting menentukan contoh produktivitas, kinerja, dan kualitas tinggi.
Anggota tim diharapkan mengikuti jejak mereka. Jika anggota tim tidak bisa mengikuti,
pemimpin pacesetting akan turun tangan dan menyelesaikan tugas dengan benar. 
Kepemimpinan pacesetting akan berhasil saat pemimpin membuat persyaratan yang jelas dan
memotivasi anggota tim untuk memenuhi batas waktu. Kepemimpinan ini akan gagal saat
anggota tim kehilangan kepercayaan kepada pemimpin dan stres, bekerja berlebihan, atau
tidak termotivasi. 

9. Kepemimpinan kuasa
Kepemimpinan kuasa mirip dengan kepemimpinan perintah atau paksaan. Dalam gaya ini,
pemimpin memiliki gol dan tujuan yang jelas yang dikomunikasikan kepada tim dan
mengharapkan orang lain patuh. Mereka menerapkan prosedur serta kebijakan untuk
menciptakan struktur. 
Kepemimpinan kuasa biasanya digunakan saat anggota tim lain tidak memiliki keterampilan
atau keahlian. Dalam skenario ini, anggota membutuhkan struktur untuk mengetahui cara
menyelesaikan tugas mereka. Kepemimpinan ini akan berhasil dalam situasi mendesak ketika
tidak ada waktu untuk diskusi. Jika digunakan, gaya kepemimpinan ini sebaiknya
dikombinasikan dengan gaya lain. 

10. Kepemimpinan transformasional


Selain teori kepemimpinan Lewin dan teori kepemimpinan emosional, ada dua gaya
kepemimpinan lain yang lebih penting: transformasional dan transaksional. 
Dua gaya ini didokumentasikan oleh Bernard M. Bass, psikolog Amerika yang mempelajari
perilaku organisasi dan kepemimpinan. Sekalipun mungkin nama gaya ini terdengar asing,
Anda kemungkinan besar sudah menerapkannya di tempat kerja. 

11. Kepemimpinan transaksional


Gagasan kepemimpinan transaksional pertama kali dibentuk oleh sosiolog Max Weber.
Gaya ini kemudian dielaborasi oleh Bernard M. Bass sebagai kontra dari kepemimpinan
transformasional. 
Kepemimpinan transaksonal menggunakan hadiah dan hukuman untuk memotivasi anggota
tim. Pemimpin semacam ini meyakini bahwa rantai komando yang jelas akan menghasilkan
kinerja yang lebih baik. Anggota tim harus mematuhi instruksi dan terus dipantau pemimpin. 

2.4 Peran kepemimpinan


kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada manajemen. Karena mengingat
peranan vital seorang pemimpin dalam menggerakan bawahan, maka timbul
pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh lebih mengungkapakan peranan apa
saja yang menjadi beban dan tanggung jawab pemimpin dalam mempengaruhi
bawahannya. Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku yang diatur dan
diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang
pemimpin
Adapun definisi peranan kepemimpinan menurut para ahli sebagai berikut;
1. Sarbin dan Allen (Thoha, 1995), merumuskan “peranan sebagai suatu rangkaian
perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, atau karena
adanya suatu yang mudah dikenal”.
2. Wahjosumidjo (1994), “peranan kepemimpinan ditekankan kepada sederatan
tugas-tugas apa yang perlu dilakukan oleh setiap pemimpin dalam hubungannya
dengan bawahan“.
3. Stoner dan Mintzberg, keduanya memandang kepemimpinan sebagai sub sistem
dari manajamen

 
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian- uraian diatas telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah
kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan
kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak
sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi kepemimpinan juga merupakan sebuah bidang riset dan
juga suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau
sebuah organisasiu ntuk "memimpin" atau membimbing orang lain
3.2 Saran
Menurut penulis yang ingin disampaikan adalah kepemimpinan bukan hanya sekedar
hanya memerintah namun seorang pemimpin juga harus menjadi panutan dan teladan bagi
banyak orang kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai