Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPEMIMPINAN

“TEORI KEPEMIMPINAN”

Disusun Oleh
Oleh Kelompok 10
Mike Rasyadi 1711212044
Nadya Vebrielna 1711213034
Nurul Izza 1711212025
Aurora Alifa 1711212002
Sari Yulanda 1711213012

Dosen : dr.Adila Kasmi Astiena, MARS.

KELAS A2
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami Ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang teori kepemimpinan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah kami ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang teori


kepeimimpinan ini memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 04 September 2018

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

MAKALAH KEPEMIMPINAN................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

2.1 Pengertian Kepemimpinan .................................................................................. 3

2.2 Pengertian Teori Kepemimpinan......................................................................... 5

2.3 Berbagai Macam Teori Kepemimpinan .............................................................. 5

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 17

3.2 Saran .................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal: pertama,


adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah
kinerja suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi
keberhasilan organisasi adalah kepemimpinan, mencakup proses
kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi, kompetensi dan tindakan
pemimpin yang bersangkutan (Yukl, 1989).

Kenyataan dan/atau gagasan, serta hasil penelitian tersebut tak dapat


dibantah kebenarannya. Semua pihak maklum adanya, sehingga muncul
jargon “ganti pimpinan, ganti kebijakan”, bahkan sampai hal-hal teknis
seperti ganti tata ruang kantor, ganti kursi, atau ganti warna dinding.
Demikianlah, kepemimpinan itu merupakan fenomena yang kompleks
sehingga selalu menarik untuk dikaji.

Dalam berbagai literatur, kepemimpinan dapat dikaji dari tiga sudut


pandang, yakni: (1) pendekatan sifat, atau karakteristik bawaan lahir,
atau traits approach; (2) pendekatan gaya atau tindakan dalam memimpin,
atau style approach; dan (3) pendekatan kontingensi atau contingency
approach. Pada perkembangan selanjutnya, fokus kajian lebih banyak pada
cara-cara menjadi pemimpin yang efektif, termasuk dengan
mengembangkan kesadaran tentang kapasitas spiritual untuk menjadi
pemimpin profesional dan bermoral.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah tentang teori kepemimpinan yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan?

1
3. Apa saja teori-teori kepemimpinan?
4. Apa saja macam pendekatan studi kepemimpinan?
5. Apa yang dimaksud dengan pemimpin yang efektif?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:


1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kepemimpinan
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teori kepemimpinan
3. Untuk mengetahui apa saja teori-teori kepemimpinan
4. Untuk mengetahui macam macam penedekatan studi kepemimpinan
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemimpin yang efektif

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga,


organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar
sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut
memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya:
 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya
untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
 Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka
yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya
semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
 Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus
seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini
adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan
moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin
menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
 Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang
membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.
 Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang
menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu
pekerjaan memimpin.
 Sedangkan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap
sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri,
tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan

3
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari
begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa
: Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap,
dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang –
orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek,
dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya
tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan,
apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah
merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan
organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki
2 aspek yaitu :
 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi
kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
4
 Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

2.2 Pengertian Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku


pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, persyaratan menjadi
pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika
profesi kepemimpinan. Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interprestasi mengenai pemimpin dan
kepemimpinan.

2.3 Berbagai Macam Teori Kepemimpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk


mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi
secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Orang Besar (Great Man Theory)


Kepemimpinan adalah kemampuan yang melekat. Pemimpin besar
dilahirkan, bukan dibentuk. Pemimpin besar muncul sebagai heroik, mitos,
dan ditakdirkan karena diperlukan.
Disebut “Great Man” karena pada saat itu pemimpin dianggap
kualitas laki -laki. Menurut teori kepemimpinan ini seorang pemimpin besar
terlahir sebagai pemimpin yang yang memiliki ciri-ciri yang istimewa yang
mencakup:
 Karisma
 Kecerdasan

5
 Kebijaksanaan
Memberikan dampak besar Karisma sendiri menunjukkan
kepribadian seseorang yang dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik, yang
disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasi yang luar
biasa. Karisma inilah yang dapat memberikan dampak besar kepada
lingkungan sosial sekitarnya. Perubahan sosial terjadi karena para pemimpin
besar memulai dan memimpin perubahan serta menghalangi orang lain yang
berusaha membawa masyarakat kearah yang berlawanan. Teori
Kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang mencakup studi
pemimpin besar. Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan
memegang gelar turun-temurun.
Sangat sedikit orang-orang dari kelas bawah memiliki kesempatan
untuk memimpin. Teori Great Man didasarkan pada gagasan pada gagasan
bahwa setiap kali ada kebutuhan kepemimpinan,maka munculah seorang
manusia yang luar biasa dan mampu mencari solusi untuk memecahkan
masalah. Ketika Teori Great Man diusulkan, sebagian besar pemimpin adalah
laki- laki, yang menjadi alasan untuk menamai teori tersebut dengan “Great
Man”
Kelemahan :
 Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses
pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan
memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah
“Asal Raja Menjadi Raja”.
 Ciri pemimpin bersifat lahiriah, tidak ada ilmu atau cara untuk
menciptakan ciri pemimpin ini.

Kelebihan:
 Pemimpin yang dimaksud memiliki ciri istimewa.
 Pemimpin memiliki dampak dan pengaruh besar.
 Pemimpin diangkat berdasarkan aksi dan kecerdasannya dalam
menyelesaikan suatu masalah

6
Teori Peristiwa Besar (Big Bang Theory)
Poin- poin penting Teori “Big Bang” :
 Suatu peristiwa besar bisa menciptakan seseorang menjadi pemimpin.
 Seorang pemimpin mampu mengintegrasikan antara situasi dan
pengikut.
 Situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll.
 Dalam hal ini, pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan
bersedia patuh dan taat. Pemimpin mempunyai kepekaan yang tinggi
dan kritis terhadap keadaan lingkungan sekitarnya. Memiliki kredibilitas
yang kuat dalam mempengaruhi pengikutnya. Pemimpin dalam teori ini
terlahir dalam situasi yang membutuhkan suatu perubahan besar, hal ini
yang menjadi motivasi lahirnya teori ini.

Kekurangan :
Pemimpin yang lahir secara situasional tidak menjamin keberhasilan
saat kepemimpinannya. Karena Tindakan yang dilakukan hanya untuk
membuat suatu perubahan yang berdasarkan situasi saat itu.

Kelebihan :
Pemimpin dalam teori ini dikenal memiliki sifat aktif, kritis, dan
memiliki daya juang yang tinggi karena terlahir dalam situasi yang
cenderung tidak baik yang menjadi motvasi dari lahirnya teori kepemimpinan
ini.

2.Teori Sifat (Karakter) (Trait Theory)


 Pemimpin tebentuk karena warisan karakteristik perilaku tertentu yang
dimiliki seseorang.
 Tetapi, Jika perilaku tertentu adalah indikator kepemimpinan, mengapa
banyak orang yang memiliki sifat kepemimpinan tetapi tidak menjadi
pemimpin.

7
Teori kepemimpinan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari
Great Man Theory yang mengatakan bahwa para pemimpin dilahirkan dan
bukan diciptakan (leader are born and not made). Tetapi sejalan dengan
pemikiran mahzab behavioralis, pada peneliti di tahun 1950-an
berkesimpulan bahwa karakteristik pemimpin tidak seluruhnya
merupakan bawaan sejak lahir, namun diperoleh melalui pembelajaran dan
pengalaman. Karena itu mereka berkesimpulan bahwa
kepemimpinan yang efektif dapat dipelajari.
Riset mereka menunjukkan bahwa ada karakteristik individu yang
dimiliki oleh seorang pemimpin sehubungan dengan kepemimpinan efektif,
yaitu:
 Kecerdasan,
 Pengetahuan & keahlian,
 Dominasi,
 Percaya diri,
 Energi yang tinggi,
 Toleran terhadap stress,
 Integritas & kejujuran,
 Kematangan.

Teori sifat tersebut mengasumsikan bahwa para pemimpin telah


mewarisi sifat-sifat di dalamnya yang membuat orang cocok untuk menjadi
pemimpin. Banyak yang mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang
dapat sepenuhnya mengekspresikan diri, sementara yang lain tidak bisa, dan
ini adalah apa yang membuat mereka berbeda dari orang lain. Seorang
pemimpin memiliki kombinasi yang tepat dari sifat-sifat yang membuatnya
menjadi pemimpin yang baik.
Kekurangan :
Tidak selalu ada hubungannya antara sifat yang dianggap unggul
dengan efektivitas kepemimpinan, karena situasi dan kondisi tertentu
memerlukan sifat tertentu pula yang berbeda dari yang lain.

8
Kelebihan :
Walaupun beberapa karakteristik dari pemimpin dalam teori ini tidak
relevan dengan keefektifan suatu kepemimpinan. Tetapi karakter ini menjadi
suatu kebutuhan idealnya seorang pemimpin

3.Teori Perilaku (Behavior Theory)


 Sesuai prinsip “behaviorism‟ seorang pemimpin besar dapat dibentuk,
tidak selalu karena dilahirkan atau dimitoskan.
 Kepemimpinan tergantung pada tindakan, bukan pada kualitas mental atau
kondisi internal
 Setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan melalui cara pembelajaran,
observasi dan arena pengalaman

Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan


sanggahan terhadap teori genetis. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan
dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders are made, not born). Setiap
orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta
dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat
atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin tetapi memusatkan pada
bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi orang
lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan masing-masing. Dasar
pemikiran pada teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah
pencapaian tujuan. Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) soerang
pemimpin. Alasannya sifat seseorang relatif sukar untuk diidentifikasikan.
Beberapa pandangan para ahli, antara lain James Owen (1973)
berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari. Hal ini berarti bahwa orang
yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin
secara efektif. Namun demikian hasil penelitian telah membuktikan bahwa
perilaku kepemimpinan yang cocok dalam satu situasi belum tentu sesuai
dengan situasi yang lain. Akan tetapi, perilaku kepemimpinan ini
9
keefektifannya bergantung pada banyak variabel. Robert F. Bales (Stoner,
1986) mengemukakan hasil pemelitian, bahwa kebanyakan kelompok yang
efektif mempunyai bentuk kepemimpinan terbagi (shared leadership),
seumpama satu oramg menjalankan tugas dan anggota lainnya melaksanakan
fungsi sosial. Pembagian fungsi ini karena perhatian seseorang akan terfokus
pada satu peran dan mengorbankan peran lainnya.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku :
1. Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan
bawahan memiliki ciri-ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung,
membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan
bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Disamping itu, terdapat
kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas orientasi.
2. Berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi yang berorientasi kepada
bawahannya ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan,
perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta
menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan
penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.

Kekurangan :
Teori Kepemimpinan Perilaku belum dilengkapi deangan suatu
faktor, yakni penyesuaian terhadap situasi dan kondisi. Karena situasi dan
kondisi tidak akan sama dan selalu ada cara kepemimpinan yang berbeda
untuk menangani situasi dan kondisi yang berbeda.

Kelebihan :
Teori ini mampu mematahkan teori sebelum-sebelumnya tentang
bagaimana terbentuknya sebuah jiwa kepemimpin yang berasal dari cara
pembelajaran, observasi, dan pengalaman.

10
3. Teori Situasional (Situational Theory)
 Pemimpin harus memilih tindakan yang terbaik berdasarkan situasi yang
sedang dihadapi.
 Gaya kepemimpinan berbeda-beda tergantung situasi yang berlainan.
 Misalnya di tengah cendikiawan, gaya kepemimpinan demokratis
mungkin paling tepat diterapkan

Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap


kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku
bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu.
Pendekatan ini menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan
diagnosa dalam hubungan antara manusia (Monica, 1998). Teori ini muncul
sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin
dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis. Dalam teori ini dijelaskan
bahwa seorang pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel
situasional. Menurut pandangan perilaku, dengan mengkaji kepemimpinan
dari beberapa variabel yang mempengaruhi perilaku akan memudahkan
menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok. Teori ini
menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif
diterapkan dalam situasi tertentu. Keefektifan kepemimpinan tidak
tergantung pada gaya tertentu terhadap suatu situasi, tetapi tergantung pada
ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.
Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa
memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan
dinamika situasi yang ada. Penyesuaian gaya kepemimpinan yang dimaksud
adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku karena
tuntunan situasi tertentu. Demikian pula seorang bawahan perlu
dipertimbangkan sebelum pimpinan memilih gaya yang cocok atau sesuai

Kekurangan :

11
Tindakan terbaik berdasarkan situasi belum menentukan
keberhasilan suatu kepemimpinan. Ada variabel-variabel yang menentukan
seperti gaya kepemimpinan,kualitas para pengikut, dan aspek lingkungan.

Kelebihan :
Teori ini melengkapi teori perilaku, karena sudah memperhatikan
situasi sebagai variabel faktor penetuan karakter kepemimpinan yang baik.

4.Teori Kepemimpinan Kharismatik


Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik
yang luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran
apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik
yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat
dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.
Kelebihan :
 Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
 Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja
lebih giat
 Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena
sifatnya yang berkharisma sehingga bisa dipercaya
 Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa
memanfaatkannya semaksimal mungkin
Kelemahan :
 Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan
yang beresiko
 Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa
apa yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya sudah
terlanjur percaya
 Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk
pemimpin yang berkompeten sulit

5.Teori Kepemimpinan Transaksional


12
Teori transaksional juga dikenal sebagai teori manajemen, fokus
pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok. Teori ini
berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen sering
digunakan dalam bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika
mereka gagal mereka ditegur atau dihukum.

6.Teori Kepemimpinan Tranformasi


Teori transformasi juga dikenal sebagai teori hubungan, fokus pada
hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin
transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan membantu anggota
kelompok melihat penting dan baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus pada
kinerja anggota kelompok dan juga ingin setiap orang untuk memaksimalkan
potensinya. Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan
moral yang tinggi.

7.Teori X dan Y

Teori X
Douglas Mc Gregor adalah seorang psikolog sosial dari Amerika
yang mengemukakan teori XY dalam bidang motivasi yang menjadi prinsip
dasar dalam mengembangkan pengelolaan SDM (sumber daya manusia)
modern, menentukan pola komunikasi organisasi, menyusun panduan
manajemen perilaku, mengelola interaksi sosial karyawan dan dalam
menciptakan budaya perusahaan.
Teori X dan Teori Y menjabarkan dua model motivasi yang saling
berkebalikan, sedangkan teori Z adalah pengembangan dari teori hirarki
motivasi oleh Abraham Maslow dan ilmu manajemen oleh Dr. W. Edwards
Demming. Teori Z ini dikembangkan oleh Dr. William Ouchi.
McGregor memaparkan teori X dengan asumsi awal bahwa
karyawan itu secara alamiah bersifat malas atau tidak menyukai pekerjaannya
dan harus dimotivasi dengan gaya kepemimpinan yang otoriter.Manajemen
harus terus aktif dan otoritatif dalam mengendalikan karyawan. Asumsi selain

13
karyawan tidak suka bekerja adalah karyawan tidak punya ambisi sehingga
ingin selalu menghindari tanggung jawab maka dari itu perlu diarahkan,
dipaksa, bahkan diancam dengan hukuman, dan dikontrol dalam pengawasan
yang ketat.Biasanya teori X ini kurang efektif dalam praktek manajemen
modern, namun hirarki kewenangan yang tersentralisasi tak bisa dihindari
jika perusahaannya memiliki karyawan yang sangat banyak dengan skala
produksi yang besar dan pekerjaan yang berulang-ulang tanpa keahlian tinggi
seperti di pabrik-pabrik.Tapi teori X ini tetap harus digunakan khususnya
pada beberapa jenis karyawan yang memiliki karakter yang lebih termotivasi
secara efektif dan memberikan hasil kinerja yang lebih baik dengan gaya
kepemimpinan yang otoritatif.
Teori X, pemimpin memandang bawahan sebagai:
 Orang yang menganggap bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan dan berusaha dihindari.
 Orang yang suka diperintah dan harus dipaksa untuk bekerja.
 Orang yang tidak ambisius, tidak ingin maju, malas & menghindari
tanggung jawab
 Orang yang dimotivasi terutama oleh kebutuhan pokok, seperti uang dan
rasa aman.
 Orang yang harus dikendalikan dengan ketat dan menganggap bawahan
tidak mampu menyelesaikan masalah yg dihadapi dalam organisasi tanpa
bantuan pemimpin.

Teori Y
McGregor menyatakan dalam teori Y, para karyawan diasumsikan
sebagai orang yang berambisi, mau menerima tanggung jawab bahkan
mencari wewenang agar bisa bekerja secara optimal dengan potensi diri yang
dimiliki. Para karyawan dianggap secara alamiah menikmati pekerjaan serta
termotivasi sendiri berprestasi. Gaya kepemimpinan dalam teori Y adalah
manajemen parsitipatif yang mengundang diskusi dan keterlibatan karyawan
dalam membuat keputusan dan memberikan peluang untuk mengembangkan
keahlian serta karir sang karyawan atau promosi.Kreativitas, intelektualitas,
14
otonomi, dan keahlian yang dimiliki karyawan diapresiasi oleh manajemen
yang menggunakan teori Y dalam tehnik motivasinya. Walaupun begitu, teori
Y tetap memanfaatkan penilaian untuk remunerasi, insentif, dan pemberian
sanksi jika diperlukan.
Teori Y, pemimpin memandang bawahan sebagai:
 Orang yang berpendapat bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang
menyenangkan dan alamiah, seperti bermain.
 Orang yang mempunyai pengendalian diri & pengawasan diri jika
mereka terlibat pada pekerjaan
 Orang yang memiliki ambisi, ingin maju dan menginginkan tanggung
jawab dan melaksanakannya secara baik.
 Orang yang dimotivasi, terutama oleh kebutuhan yang lebih tinggi,
seperti kebutuhan berprestasi, dsb.
 Orang yang mampu menyelesaikan masalah secara mandiri,
bertanggungjawab & kreatif, sehingga tidak perlu pengawasan yang
ketat.

Teori Z
Teori kepemimpinan interaksional (Teori Z perluasan teori Y),
Ouchi, 1981: ditentukan oleh hubungan antara kepribadian pemimpin dan
situasi tertentu Teori Z ini memandang kebutuhan karyawan sebagai faktor
pendorong motivasi kerjanya tidak hanya sebatas pada kebutuhan fisik dan
keamanan/kepastian saja. Kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan dan
pemenuhan kebutuhan mental-emosional-sosial-spiritual karyawan sangat
diperhatikan dalam mengaplikasikan teori Z ini.
Teori Z juga meningkatkan kompetensi karyawan dengan rotasi
pekerjaan dan pelatihan-pelatihan yang intensif. Hal ini dilakukan agar
karyawan yang promosi menjadi pemimpin memiliki pengetahuan yang
menyeluruh terhadap semua operasional perusahaan dan akan mampu
menggunakan teori Z untuk memotivasi semua bawahannya khususnya para
karyawan yang masih baru.

15
Karakteristik teori Z:
 membuat keputusan konsensus.
 Pemasangan karyawan untuk pekerjaan mereka
 Keamanan pekerjaan
 Lambat promosi
 Meneliti konsekuensi jangka panjang dari pengambilan keputusan
manajemen
 Kualitas lingkaran
 Jaminan pekerjaan seumur hidup
 Pembentukan ikatan yang kuat tanggung jawab antara supervisor &
bawahan
 Kepedulian holistik bagi pekerja

16
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang


menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin, dan teori
tentang kepemimpinan itu diantaranya adalah teori genetis,sosial,ekologis.

Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang


dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter
tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang ambisius
untuk menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin cenderung akan
bersifat otoriter.

3.2 Saran

 Memberikan pemahaman kepada pembaca apa saja teori


kepemimpinan
 Memberikan pemahaman tentang Pemimpin yang baik, sehingga suatu
oragnisasi dapat berjalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan

17
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.


Jakarta: Rineka Cipta

Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah kepemimpinan


abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Press

Siagian, Sondang P. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka


Cipta

Sinagar, Sondang.P. 1998. Teori dan Praktek kepemimpinan. Jakarta: PT RINEKA


CIPTA

Fatah, Nanang. 2008. “Landasan Manajemen Pendidikan”. Bandung : Remaja


Rosda Karya.

http://www.mediapendidikan.info/2010/09/permendiknas nomor 13 tahun


2007.html

Sutikno, M. Sobri. 2010. “Pengelolaan Pendidikan”. Bandung : Prospect Bandung.

18

Anda mungkin juga menyukai