Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU KEORGANISASIAN

“KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN”

DOSEN PENGAJAR :

Ni Wayan Mujiati, S.E., M.Si.

OLEH :

NI PUTU EVA DESTRIANA ( 1707521034 )

NI MADE ARDANI SUARI ( 1707521037 )

MADE OLIVIA DWI PUTRI ( 1707521038 )

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan Anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ringkasan materi kuliah
yang berjudul “Konsep Dasar Kepemimpinan”. Penyusunan tugas ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian dengan dosen pengajar Ni Wayan
Mujiati, S.E., M.Si.

Penulis menyadari bahwa tugas ringkasan materi kuliah ini masih penuh kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah
diharapkan, sehingga tugas ringkasan materi kuliah ini nantinya dapat menjadi tugas yang
lebih baik. Demikianlah, apabila terdapat kesalahan pada tugas ringkasan materi kuliah ini,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Denpasar, 5 April 2019

Penulis
POKOK PEMBAHASAN
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

1). Pengertian Kepemimpinan


2). Teori Munculnya/Lahirnya Pemimpin/Kepemimpinan
3). Teori-teori Kepemimpinan
4). Pemimpin vs Manajer
5). Peran Pemimpin
6). Pemimpin yang Efektif
7). Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kepemimpinan
8). Isu-isu Kontemporer dalam Kepemimpinan
9). Implikasi Manajerial dalam Kepemimpinan

PEMBAHASAN
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN
1. PENGERTIAN KEPEMIMPINANAN
Kepemimpinan adalah salah satu topik perilaku organisasi lain yang sangat
banyak mendapat perhatian. Hamper semua penelitian tentang kepemimpinan
diarahkan untuk menjawab “apa itu seorang pemimpin yang efektif?” kepemimpinan
adalah merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber daya pokok, dan titik
sendtarl dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Jadi kepemimpinan
merupakan factor yang sangat penting dalam menggiring dan mempengaruhi prestasi
organisasi.
Ada beberapa definisi tentang kepemimpinan, yaitu :
1) Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan dalam situasi tertentu (Indriyo Gitosudarmo, 1997)
2) Proses mempengaruhi perilaku orang lain agar orang tersebut berperilaku
seperti yang dikendakinya (Nirman, 1999)
3) Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan
– tujuan (Robbins dan Coulter, 2004)
4) Proses memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan pengaruh pribadi
(Sukanto Reksohadiprojo dalam Djatmiko, 2002)
5) Kecakapan yang membuat orang lain untuk mengikuti dan melakukan dengan
sukarela “segala sesuatu” yang dikehendaki (Lester R. Bittel dan John W.
Newstrom yang dikutip ileh LPPM, 1998)
6) Suatu perilaku seseorang yang mengarahkan aktivitas suatu kelompok dalam
mencapai sasaran yang lebih ditetapkan (Hemphil dan Coons yang dikutip
oelh LPPM, 1998)

2. TEORI MUNCULNYA ATAU LAHIRNYA PEMIMPIN ATAU


KEPEMIMPINAN
Menurut Djanalis Djanaid (2001) ada tiga kategori tentang lahirnya pemimpin,
yaitu :
1) Teori Keturunan, bahwa pemimpin itu muncul karena sifat yang dibawanya
sejak laihi. Ini berarti seseorang akan jadi pemimpin karena ia telah dilahirkan
dengan bakat kepemimpinan.
2) Teori Pengaruh Lingkungan, menurut teori ini pemimpin itu dibentuk karena
lingkungan hidupnya bukan karena keturunan. Ini berarti setiap orang mampu
menjadi pemimpin apabila diberi kesempatan.
3) Teori Kelompok Campurang, menurut teori ini pemimpin itu memiliki bakat
yang dibawa sejak lahir kemudian berkembang melalui Pendidikan dan
pengalaman terutama dalam berinteraksi dengan orang lain.
3. TEORI – TEORI KEPEMIMPINAN
1) Teori Sifat (Traith Teory)
Bahwa pemimpin (yang berhasil) memiliki sifat – sifat tertentu. Ralph
Stogdill (dalam Nimran, 1999) mengidentifikasi 6 klasifikasi sifat
kepemimpnan, yaitu :
 Karakteristik fisik (umur, penampilan, tingg, berat badan, dll)
 Latar belakang social ( Pendidikan, status social, mobilitas)
 Inteligensia
 Kepribadian (waspada, percaya diri, integritas pribadi)
 Karakteristik hubungan tugas (kebutuhan prestasi tinggi, inisiatif,
orientasi tugas)
 Karakteristik social (pergaulan luas, aktif)
2) Teori Perilaku
Dari aspek ini ada dua dimensi yang menonjol apda persepsi seseorang
pemimpin yaitu, pertama inisiatif dalam menentukan dan mengorganisasikan
struktur tugas yang harus dilaksanakan oleh anak buah.
Di sini gaya yang ditampilakannya adalah gaya kepemimpinan
berorientasi pada tugas. Kedua, tingkat atensi, apresiasi, dukungannya
terhadap kesejahteraan anak buah. Di sini gaya kepemimpinan berorientasi
pada karyawan.
3) Teori berdasarkan ciri – ciri
Menurut Djatmiko (2002) teori berdasarkan ciri – ciri adalah teori
kepemimpinan yang sangat klasik yang masih tetap mendapat perhatian baik
oleh para pakar dan tokoh organisasi yang seyogyanya dimiliki setiap
pemimpin. Ciri – ciri tersebut, yaitu :
 Pengetahuan yang luas. Ciri ini sangat penting karena dalam
menjalankan fungsinya seorang pemimpin dituntut memahami secara
tepat bukan hanya berbagi segi kegiatan dari organisasi yang
dipimpinnya, tetapi juga apa yang terjadi di sekeliling organisasi,
terutama hal – hal yang diperkirakan membawa dampak kuat terhadap
organisasi yang bersangkutan, dari seorang pemimpin dituntut cara
berpikir dan wawasan yang holistic, integral, dan komprehensif, berarti
suatu totalitas digabungkan dengan factor – factor ekologis yang turut
berpengaruh. Cara berpikir demikian menuntut pengetahuan yang luas.
 Kemampuan bertumbuh dan berkembang. Salah satu factor penyebab
keberhasilan seseorang pemimpin ialah sikap dan tindakannya yang
resfonsif terhadap segala perubahan yang terjadi sejalan dengan
perkembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan tekonologi yang
terjadi.
 Sifat yang inkuisitif. Yang dimaksuf dengan sifat ini ialah rasa ingin
tahu tentang segala sesuatu yang terjadi buka hanya dlam lingungan
irganisasi yang dipimpinya, akan tetapi di sekelilingnya dan mampu
mengidentifikasi factor – factor penyebab terjadinya perubahan
tersebut.
 Kemampuan analitik. Berpikir dengan menggunakan daya kognitf dan
daya nalar secara terartur dan intensif.
 Daya ingat yang kuat. Apabila seorang pemimpin mempunyai daya
ingat yang kuat melebihi daya ingat bawahannya, sehingga
ketergantungan informasi pada orang lain berkurang.
 Keterampilan berkomunikasi secara efektif. Baik secara vertical
maupun horizontal diagonal. Tingkat efektivitas kepemimpinan sangat
dipengaruhi oleh hal ini.
 Keterampilan mendidik. Dalam hal ini seorang pemimpin diharapkan
mampu memberikan bimbingan dan pengarahan dan bukan selalu
bersikap dan bertindak punitive.
 Rasionalitas. Dengan bermodalkan daya kognitif dan daya nalar yang
tinggi disertai dengan pendekatan yang situasiona dalam mempimpin
suatu organisasi, diharapkan seorang pemimpin mampu berpikir dan
bertindak secara rasional, terutam dalam melakukan dan menghadapi
tindakan terhadap bawahan.
 Obyektivitas. Berkaitan erat dnegan akibat rasionalitas dalam berpikri,
sehingga mampu bersikap obyektivitas.
 Pragmatism. Bahwa seorang pemimpin mempunyai sikap idealistic dan
memiliki idealisme sehingga bersikap prag matik dalam mempn
organisasi.
 Kemampuan menentukan skala prioritas. Berkaitan erat dengan
pandangan hidup yang pragmatic dari setiap pemimpin dituntut
kemampuan memberikan skala prioritas secara tajam.
 Kemampuan mebedakan mana yang penting dan tidak penting.
 Rasa tepat waktu, ialah kemampuan yang tinggi dan dimiliki secara
marluriah untuk menentukan kapan bertindak dan kapan tidak
melakukan sesuatu dalam menghadapi berbagi situasi.
 Rasa kohesi yang tinggi. Seorang pemimpin yang terajdi dalam
organisasi, seharusnya mempunyai ikatan langsung atay tidak langsung
dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaarna organisasi yang
diterapkan untuk dicapau pada sutu kurun wakt tertentu.
 Keteladanan.
 Ketersediaan menjadi opendengar yang baik.
 Adaptabilitas. Sejauh mana seorang pemimpin mampu melakukan
penyesuaian tertentu yang dituntu olrh suatu peruabahan dalam
lingkungan organisasi.
 Fleksibilitas. Dalam diri seorang pemimpin diharakan sikap yang luwes,
mampu membaca situasi secara teppat menyesuaikan gaya
manajerialnya dengan situasi yang dihadapi.
 Ketegasan
 Orientasi masa depan.
 Sikap yang antisipatif
4) Teori Kontingensi model Fiedler
Menurut teori model ini bahwa konerja kelompol yang efektif
tergantun pada perpaduan yang memadai antara gaya antara interaksi
pemmpin dnegananak buah dan s=derajat sejauh mana situasi memberi
kendali dan pnegaruh kepada pemimpin itu (Robbins dan Coulterm 2004).
Menurut model ini ada tiga unsur dalam situasi kerja yang akan
membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang paling efektif, yaitu :
 Hubungan pemimpin dengan anak buah. Bila pemimpin punya
hubungan baik dengan anak buah, atau anak buah hormat kepada
pemimpin karena alas an tertentu, seperti kepribadiannya yang menarik,
maka pemimpin tak perlu memakai wewenanang formal untuk
menggerakkan karyawan. Sebaliknya jika pemimpin itu tidak disenangi,
maka ia perlu memakai perintah resmi atau kekuatan legal.
 Struktur tugas. Bila suatu tugas terstruktur para karyawan dapar
mengerjakan tugas itu dengan hiak. Manajer di sini punya wewenang
besar. Kalua tugas tidak terstruktur dengan baik, maka tidak ada
pedoman kerja, sehingga hal ini akan mengurangi kekuasaan manajer
dan juga karyawan akan mudah untuk tdak setuju terhadap perintah.
 Kewibawaan posisi pemimpim. Dalam struktur organisasi, makin tinggu
posisi, maka makin besae wewenang dan kekuasaan, bila makin
kebawah terjadi sebaliknya. Dengan demikian posisi yang tinggi tugas
sebagai pemimpin akan kian mudah, sebaliknya akanmenyulitkan ketika
posiisi di bawah.
5) Teori Alur – Tujuan
Menurut Robbins dan Coulter (2004), teori ini dikembangkan oleh
Robert House yang merupakan sebuah model kepemimpinan situasional yang
menyaring unsur – unsur kunci dan teori pengharapan tentang kotivasi.
Menurut teori ini bahwa tingkat laku seseorang pemimpun itu dapat
diterima bawahan sejauh mereka mengangapnya sebagao sumber kepuasan,
entah kepuasaan langsung atau kepuasan masa depan. Artinya perilaku
seorang pemimpin itu memotivasi sejauh bahwa, kelakuakuan itu :
 Membuat pencapaian kebutuhan bahwa tergantung pada kinerja yang
efektif.
 Memberi pelatihan, bimbingan, dukungan, dan imbalan – imbalan yang
perlu bagi kinerja efektif.

Maka menurut model ini perilaku atau gaya kepemimpinan ada empat, yaitu :

 Direktif (mengarahkan), memberi bmbingan


 Suportif (mendukung), bersikap bersahabat, perhatia terhadap
kebutuhan anak buah
 Partisipatif, berunding dan memakai saran – saran bawahan
 Berorientasi prestasi, mematok tujuan – tujuan yang menantang dan
berharap bawahan untuk belerka keras.
6) Teori Atribusi Kepemimpinan
Teori ini oleh Robbins dan Coulter (2004) dikatakan bahwa
kepemimpinan itu sekedar sebuat keterangan ang dubuat orang menganai
individu – individu lain.
Dengan memakai kerangka kerja atribusi, para oeneliti teah
menemukan bahwa orang cenderung mencirikan pemimpin itu memiliki
karakteristik seperti kecerdasan, kepribadian tang mudah bergaul, ketrampilan
verbal yang kuat, agresif, penuh pengertian, dan rajin. Pemimpin yang efektif
itu menurut teori atribusi adalah orangnya konsisten, tegas dalam membgambil
keputusan, tekun dan teguh hati. Tiga ciri yang mewarnai pemimpin tipe ini
adalah : rasa keyakinan yang sangat tinggi, mendominasi, dan keyakinan yang
kuat akan pendapat – pendapatnya.
7) Teori Kepemimpinan Karismatik
Teori ini adalah perluasan dari teori atrubusi, Teori ini oleh J.A Conger
dan R.N. Kanungo yang dikutip oleh Robbins dan Coulter (2004) dimana
dikatakan bahwa para pengikut menemukan penjelasan tentang kemampuan
kepemimpinan – kepemimpinan yang luar biasa Makala mereka mengamati
perilaku tertentu.
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ada kaitan yang
mengesankan antara pemimpin yang karismatik dengan kinerja dan kepuasan
yang tinggi diantar pengikutnya.
Beberapa karateristik kunci oemimpin karismatik menurur J.A. Conger
dan R.N.Kanungo yang dikutip oleh Robbins dan Coulter (2004) antara lain ;
keyakinan diri (akan kemampuan), visioner, kemampuan dalam
mengartikulasikan visi, keyakinan yang kuat akan visi, perilaku yang lain dari
yang biasa, penampilan sebagai agen (agen perubahan), dan kepekaan
terhadap lingkungan.
8) Teori Kepemimpinan Visioner
Meski visi itu sering dikaitkan dengan kepemimpinan karismatik,
kepemimpinan visioner melampaui karisma sepanjang mempunyai
kemampuan untuk menciptakan dan mengartikulasi suatu visi yang realistic,
layak dipercata, dan menarik, tentang masa depan sebuah organisasi atau unit
organisasi tang tumbuh dan memperbaiki situasi sekarang. Pemimpin –
peminpin yang visioner oleh Sashkin yang dikutip oleh Robbins dan Coulter
(2004), dikatakan mempunyai tuga sifat yang berkaitan dengan efektivitas
dalam oeran – peran visioner mereka, yaitu yang pertama adalah kemampuan
untuk menjelaskan visi itu kepada irang – orang lain. Yang kedua adalah
kemam[uan untu mengungkapkan visi itu bukan janya secara verbal
melainkan juga melalui perilaku. Yang ketiga adalah kemampuan memperluas
atau meneraokan visi pada berbagai konteks kepemimpinan.

4. PEMIMPIN VS MANAJER
Menurut Warren Bennis yang dikutip oleh LPPM Jakarta (1998), perbedaan
pemimpin dan manajer adalah orang yang menguasi lingkungan dan mereka
menyerah kepadanya. Ada perbedaan – perbedaan ;ain yang sangat besar dan pentin,
yaitu :
 Manajer mengelola, pemimpin menemukan (inovasi)
 Manajer adakag tiruan, Pemimpin adalah orisinil
 Manajer mempertahankan, pemimpin mengembangkan
 Manajer berfokus pada system dan struktur, pemimpin berfokus pada orang
 Manajer bergantung pada pengendalian, pemimpin membangkitkan
kepercayaan
 Manajer memiliki pemikiran jangka pendek, pemimpin memiliki perspektif
jangka Panjang
 Manajer bertanya bagaimana dan kaoan, pemimpin bertanya apa yang
berikutnya dikerjakan dan bagaimana
 Manajer lebih memperhatikan pada hasil akhir pemimpin memberi perhatian di
masa depan
 Manajer meniru, pemimpin memulai.

Menurut Djanalis Djanaid (1996) perbedaan manajer dengan pemimpin adalah


sebagai berikut :

 Manajer diangkat oleh kekuasaan, pemimpin oleh pengikut


 Manajer mengandalkan pada kekuasaan, pemimpin mengandalkan
personal power
 Manajer bertindak sebagai penguasa, pemimpin sebagai pencetus ide
 Manajer bertanggung jawab pada atas, pemimpin pada anak buah
 Manajer bagian dari organisasi, pemimpin bagian dari pengikut

5. PERAN PEMIMPIN
Menurut Burt Nanus yang dikutip Lembaga Pendidikan dan Pengembangan
Manajemen Jakarta (1998), seorang pemimpin diharapkan dapat berperan sebagai
berikut :
1) Pemberi arah (Direction Setter)
Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi pengarah, sehingga dapat
diketahui sampai sejauh mana efektivitas maupun efisiensi pelaksanaan dalam
upaya pencapaian tujuan tersebut.
2) Agen Perubahan
Seorang pemimpin berperan sebagai katalisator perubahan pada lingkungan
internal. Untuk itu, pemimpin harus mampu mengantisipasi perkembangan di
dunia luar, serta menganalisis implikasinya terhadap organisasi/perusahaannya,
menetapkan visi yang tepat untuk menjawab hal yang utama diprioritas atas
perubahan tertentu, mempromosikan penelitian, serta memberdayakan karyawan
menciptakan perubahan – perubahan penting.
3) Pembicara (Spokesperson)
Pemimpin sebagai pembicara ahli, pendengar yang baik, dan penentu visi
organisasi merupakan penasihat dan negosiator organisasi dengan pihak luar.
Untuk menjadi pembicara yang efektif, pemimpin harus membangun jaringan
(networks) dengan dunia luar, agar memperoleh informasi, dukungan, ide dan
sumberdaya yang bermanfaat bagi perkembangan organisasi.
4) Pembina (Coach)
Pemimpin adalah Pembina team yang meberdayakan individu – individu
dalam organisasinya dan mengarahkan perilaku mereka sesuai visi yang telah
dirumuskan. Dengan kata lain ia berperan sebagai mentor, yang menjadikan visi
sebagai realitas.
Menurut Djanalis Djanaid (1996) peran/fungsi pemimpin adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pengambil keputusan
2. Memotivasi anak buah
3. Sebagai sumber informasi
4. Menciptakan inspirasi
5. Menciptakan keadilan
6. Sebagai katalisator
7. Sebagai wakil organisasi
8. Menyelesaikan konflik
9. Memberi sugesti pada anak buah

6. PEMIMPIN YANG EFEKTIF


Menurut hasil penelitian “in search of the ASEAN leader” yang dilakukan
Chistopher T. Selvarajah dan kawan – kawan yang dikutip oleh Lembaga Pendidikan
dan Pembinaan Manajemen (LPPM) Jakarta (1998), kategori seorang pemimpin yang
efektif dibedakan berdasarkan :
1) Kualitas pribadi
Kualitas pribadi meliputi nilai – nilai pribadi, keterampilan, keyakinan, sikap,
dan perilaku – perilaku pimpinan suatu profesi atau organisasi.
Peringkat kualitas pribadi yang dimiliki seorang manajer/ pimpinan adalah
sebagai berikut:
a. Jujur
b. Berbicara jelas dan lugas
c. Tenang
d. Inisiator bukan pengikut
e. Konsisten
f. Bertanggung jawab atas kegagalan
g. Menghargai orang lain
h. Praktis
i. Saling bergantung dan percaya
j. Menulis jelas dan lugas
k. Memiliki rasa humor
l. Dapat menerima kesalahan orang lain
m. Memperlakukan orang lain secara jujur dan penuh kepercayaan
n. Berlaku informal pada karyawan di luar pekerjaan
o. Mentaati hal yang benar secara moral
p. Bertindak sesuai kepercayaan/religi yang dianutnya
q. Memuaskan
r. Mengikuti kata hati
s. Bekerja sepanjang waktu
2) Perilaku Manajerial
Perilaku manajerial meliputi nilai – nilai, sikap, tindakan, dan gaya memimpin
yang dituntut dalam tugas manajemen.
Peringkat perilaku manajerial yang memiliki seorang manajer/pemimpin adalah
sebagai berikut :
a. Memotivasi bawahan
b. Memberikan penghargaan bagi hasil kerja yang baik
c. Mendengarkan ketika bawahan ingin mengatakan sesuatu
d. Mengembangkan orientasi pada tujuan dan antusiasme dalam lingkungan
kerja
e. Konsisten dalam penetapan keputusan
f. Logis dalam memecahkan permasalahan
g. Objektif dalam menangani konflik
h. Tegas dalam menilai kompetensi karyawan
i. Mendengarkan dan memahami kesulitan orang lain
j. Berinisiatif dan berani berisiko
k. Mendukung resiko yang ditetapkan bersama pihak lain
l. Mendelegasikan
m. Mempertimbangkan masukan/saran bawahan
n. Mempercayai orang yang diberi delegasi
o. Mengambil keputusan lebih awal daripada terlambat
p. Mencoba berbagi pendekatan dalam manajemen
q. Mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu
r. Mengambil keputusan dengan cepat
s. Memfokuskan pada tugas yang sedang ditangani
t. Menseleksi pekerjaan dengan bijak, mengindari “overload”
u. Berbagi kekuasaan “share power”
v. Menghargai wewenang dan otonomi bawahan
w. Menjaga kemutakhiran sesuai perkembangan manajemen terbaru
x. Memikirkan detail spesifik atas setiap permasalahan khusus
y. Mengambil keputusan tanpa ketergantungan yang berlebihan pada pihak lain
z. Menyatakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya
kepada bawahan
aa. Berlaku formal dalam menangani karyawan dalam pekerjaan.
3) Tuntutan Organisasional
Tuntutan organisasional menunjukkan cara manajer berespon terhadap sasaran
organisasi, peran – peran, peraturan – peraturan, struktur, tuntutan, tekanan dan
imbalan – imbalan (rewards)
Peringkat kriteria dimensi tuntutan organisasional adalah sebagai berikut :
a. Memiliki visi strategik bagin organisasi
b. Memfokuskan pada upaya memaksimalkan produktivitas
c. Menetapkan prioritas pada sasaran jangka Panjang
d. Berdaya adaptasi
e. Menjual citra profesional atau perusahaan kepada publik
4) Pengaruh – Penagruh Lingkungan
Pengaruh – pengaruh lingkungan merupakan faktor – faktor luar organisasi
yang berpengaruh pada operasional dan kesuksesan organisasi.
Peringkat kriteria untuk dimensi pengaruh lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan
b. Mencari dan menerapkan aspek – aspek kultur positif
c. Mengidentifikasi kecenderungan sosial yang berdampak pada pekerjaan
d. Memiliki orientasi dan pendekatan yang multi budaya
e. Tanggap terhadap realitas politik dan lingkungan
f. Mengembangkan perspektif internasional dalam organisasi
Menjadi manajer sekaligus pemimpin seperti yang dipaparkan di atas
bukanlah hal yang mustahil. Untuk itu, para manajer perlu mengembangkan diri
agar memiliki ciri pribadi pemimpin yang efektif dalam menjawab tantangan dan
lingkungan yang berubah.
Ada juga yang berpendapat bahwa efektivitas atau keberhasilan seorang
pemimpin sangat tergantung pada :
1) Keputusan yang diambil apakah sering, tepat dan berdimensi besar bagi
organisasi
2) Kemampuannya menjual ide – ide dalam bentuk komunikasi yang
persuasive
3) Gaya atau stil kepemimpinannya terutama dalam mempengaruhi orang
lain. Gaya yang ideal adalah demokratif, delegative dan menyesuaikan
dengan situasi anak buah
4) Sifat – sifat positif yang dimiliki dan mampu dikembangkan dengan mahir
5) Kemampuan menghimpun kekuatan dalam bentuk wibawa (power), baik
yang bersumber pada position power atau personal power
6) Teknik memotivasi anak buah. Di sini ia harus mampu tampil sebagai
motivator yang tangguh
7) Teknik dalam memecahkan masalah atau konflik /mamanajemen konflik

7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI KEPEMIMPINAN


1) Karakteristik pribadi pemimpin
Yang sangat menonjol adalah intelegensi. Umumnya pemimpin akan
mempunyai taraf intelegensi yang lebih tinggi daripada yang dipimpin. Ia
membutuhkan kesanggupan analitis untuk dapat melihat problem yang luas dan
hubungan – hubungan yang rumit, yang menghadangnya.
Ia juga harus mempunyai keterampilan bahasa yang baik untuk dapat
menyatakan pendapatnya yang jelas, untuk dapat memotivasi bawahannya dan
untuk dapat berkomunikasi secara baik dengan orang lain.
Karakteristik lainnya adalah kedewasaan sosial dan sikap yang luas. Pemimpin
yang sukses umumnya mempunyai interes dan aktivitas yang luas. Emosional
stabil dan tidak banyak punya sikap – sikap yang negatif. Serta mempunyai rasa
percaya diri yang cukup.
Yang lainnya adalah mempunyai motivasi dari dalam yang mendorongnya
untuk tetap berusaha. Tetap mengejar sukses. Hal lain yang menyangkut
karakteristik pribadi adalah pengertian dan sikap yang positif tentang orang lain
dan menghargai hubungan antar insani, karena melalui orang – orang lainlah ia
dapat menggapai hasil.
2) Kelompok yang dipimpin
Kumpulan daripada karakteristik pribadi seorang pemimpin seperti yang
diuraikan di atas itu belum berarti apa – apa, sebelum ia menggunakannya sebagai
alat untuk menginterpretasi tujuan yang harus dicapai olehnya.
3) Situasi
Setiap pemimpin akan berfungsi pada suatu situasi, yang berupa situasi
manusia, fisik, dan waktu. Tiap – tiap perubahan situasi membutuhkan perubahan
dalam macam kemampuan yang dasyat untuk mengadaptasi diri.

8. ISU – ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN


1) Isu gender dan kepemimpinan
Bahwa kesamaan antara pria dan wanita dalam kepemimpinan lebih
besar daripada prbedaannya.
Perbedaan yang nampak adalah dalam hal gaya kepemimpinan, di
mana wanita lebih senang dengan gaya demokratis atau partisipasif dan
kurang otokratis sementara pria lebih cenderung menggunakan gaya
pengarahan, komando dan kendali.
2) Isu kepemimpinan tim
Ketika peran tim semakin populer, peran pemimpin dalam memandu
anggota tim mendapat arti yang ama penting. Peran yang menonjol pemimpin
tim adalah sebagai penghubung dengan pihak luar, penyelesai masalah,
manajer konflik dan sebagai pembina.
3) Isu pemberdayaan karyawan
Bahwa kini pemimpin mesti rela membagi kekuasaan dan tanggung
jawab melalui pemberdayaan karyawan. Inti pemberdayaan adalah membuat
karyawan mampu menguasai apa yang harus mereka lakukan melalui
kegiatan pelatih dan aspek lainnya yang memotivasi.
4) Isu kepengikutan
Bahwa disamping mempunyai pemimpin yang efektif organisasi yang
ingin sukses juga membutuhkan pengikut yang baik (efektif) seperti mau
mengelola diri dengan baik, berkomitmen, berkompeten, berani jujur,
terpecaya.
5) Isu budaya nasional
Bahwa pemimpin yang berhasil (efektif) tidak memakai gaya tunggal
tetapi situsional, dan budaya nasional merupakan faktor cukup penting untuk
mengefektifkan gaya melalui para pengikut.
6) Isu kepemimpinan yang memiliki agar biologis
Bahwa kini ada saran bahwa pemimpin yang baik tidak perlu yang
tercerdik, terkuat, atau teragresif dari suatu kelompok, tetapi mereka yang
paling cakap berinteraksi soasial. Dua zat serotonin dan testoteron dapat
meningkatkan kemampuan sosialisasi.
7) Isu moral/ etika
Bahwa etika menjadi kian penting dalam kepemimpinan sehingga tidak
terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Banyak pemimpin karena saking
bersemangatnya dan ambisinya untuk mempertahankan kekuasaan yang
digenggamnya sering manabrak etika sehingga citra dan reputasinya menjadi
hancur.

9. IMPLIKASI MANAJERIAL DALAM KEPEMIMPINAN


Kini maupun mendatang akan banyak terjadi perubahan di dalam maupun di
luar organisasi. Ekonomi, soaial, politik, budaya, teknologi, demografi, meningkatnya
kesadaran dan kecanggihan konsumen serta lahirnya kebutuhan baru adalah variabel –
variabel yang akan selalu menguntit organisasi. Persaingan yang kian ketat,
penyusutan dunia menjadi “satu desar besar” serta tranformasi ke pasar bebas akan
dapat mengubah cara orang berurusan dengan dunia dan cara dunia berurusan dengan
orang. Dalam upaya memperoleh kemenangan dalam menjawab tantangan –
tantangan di atas setiap organisasi membutuhkan pemimpin – pemimpin yang efektif
dan tangguh. Dalam era yang penuh perubahan akan muncul berbagai persoalan.
Persoalan yang ada tidak akan memperoleh solusi yang tepat dan benar tanpa
organisasi yang sukses dan organisasi tidak akan mencapai sukses tanpa pemimpin
yang efektif. Berangkat dari sini maka sangatlah besar implikasinya bagi suatu
organisasi bila tanpa didukung oleh manajer – manajer yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan akan tetap memainkan pranan yang
sentral dalam mengawal dan membawa organisasi mencapai tujuan.
Tanadi Santono dalam tulisannya di majalah SWA edisi 12/XVIII 13-26 Juni
2002 memberi tip berupa lima langkah agar seseorang dapat maju menjadi pemimpin
yang lebih baik.
 Pertama, mempelajari impian ideal tentang diri sendiri. Ini dapat dilakukan
dengan misalnya, mencoba secara serius berfikir apa yang ingin dicapai 15 tahun
mendatang. Memikirkan segala aspek secara detil, terutama tentang kualitas
kepemimpinannya.
 Kedua, melihat diri sendiri saat ini secara jujur dan terbuka. Bercermin dan
menganalisis secara kritis diri sendiri. Lalu, menulis kualitas apa saja yang
belum dipunyai dengan membandingkan keadaan impian dan kenyataan
sekarang.
 Ketiga, membuat agenda kerja tentang apa yang harus dipelajari dan dilatih
untuk mencapai ideal.
 Keempat, melangkah melalui pelatihan, pemikiran, penajaman perasaan, dan
penyempurnaan diri.
 Kelima, mencari orang yang dapat diajak membantu memperlancar dan
mengawasi perubahan dirinya menuju perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins Stephen P dan Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12, Jakarta:
Salemba Empat

Robbins Stephen P dan Judge Timothy A. 2014. Perilaku Organisasi Edisi 16, Jakarta:
Salemba Empat

Ardana, Komang., Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009. Perilaku Keorganisasian,
Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai