TEORI KEPEMIMPINAN
Dosen Pengampu:
KELOMPOK 3:
KELAS EM-F
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam sebuah organisasi. Berhasil
tidaknya suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalam
organisasi tersebut. Di samping itu faktor yang sangat berperan penting adalah faktor
kepemimpinan. Peran utama seorang pemimpin adalah mempengaruhi orang Iain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pengembangan organisasi sendiri merupakan suatu
kegiatan mengadakan perubahan secara berencana yang mencakup suatu diagnosa secara
sistematis terhadap sebuah organisasi. Seorang pemimpin harus ikut aktif dalam mengatur
pelaksanaan kegiatan usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan kegiatan usaha
pengembangan organisasi sebagian besar ditentukan Oleh kualitas pemimpinnya dan komitmen
pimpinan pucuk organisasi dalam menjalankan organisasi tersebut. Kepemimpinan merupakan
suatu hal yang seharusnya dimiliki Oleh pemimpin organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan teori kepemimpinan?
2. Apa sajakah teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan yang efektif?
4. Bagaimanakah kepemimpinan yang efektif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui apa sajakah teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan yang
efektif?
4. Untuk mengetahui bagaimanakah kepemimpinan yang efektif?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sifat-sifat pribadi: Fisik, Kecakapan, Teknologi, Daya tanggap, Pengetahuan, Daya ingat,
Imajinasi
2. Sifat-sifat pribadi: Watak yang subyektif, Daya tahan, Ketekunan, Keberanian
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan dan keluasan pandangan sosial
3. Motivasi diri
4. Sikap-sikap hubungan sosial
Sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin agar menjadi organisasi yang efektif menurut Collond dalam
Timpe (1991) :
1. Kelancaran berbicara
2. Kemampuan memecahkan masalah
3. Pandangan dalam masalah kelompok atau organisasi
4. Keluwesan
5. Kecerdasan
6. Kesediaan menerima tanggung jawab
7. Ketrampilan sosial
8. Kesadaran tentang diri sendiri dan lingkungan
Tabel 3.1
1. Ciri-ciri fisik
2. Latar belakang sosial
3. Inteligensia atau kemampuan memecahkan masalah
4. Kepribadian
5. Ciri-ciri berorientasi pada kepentingan masyarakat
1. Cerdas
2. Terampil secara konseptual
3. Kreatif
4. Diplomatis dan taktis
5. Lancar berbicara
6. Memiliki pengetahuan mengenai tugas kelompok atau organisasi
7. Persuasif
8. Memiliki ketrampilan sosial
Teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pepimpin
dengan yang bukan pemimpin. Menurut Robbins (2001) :
1. Management of action: Kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau arah yang dapat menarik
perhatian anggota organisasi
2. Management of meaning: Kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna tujuan
secara jelas dan dapat di implementasikan
3. Management of trust: Kemampuan untuk dipercaya dan konsisten
4. Management of self: Kemampuan mengetahui atau menguasai atau mengendalikan diri sendiri
dalam batas kekuatan dan kelemahan diri
Teori sifat dalam kepribadian Muhammad SAW (abad 15) sebagai rasul Allah SWT dan pepimpin
yang patuh diteladani, karakteristik beliau adalah :
1. Sidiq (benar): Berpihak pada kebenaran, berkat dan perilaku secara benar dan berani
membela kebenaran
2. Amanah (dapat dipercaya): Mampu memelihara kepercayaan rahasia orang lain, tidak
menyalahgunakannya, tidak mengurangi amanat dari orang lain
3. Tabligh (menyampaikan): Mengkomunikasikan semua informasi yang perlu bagi umatnya
4. Fatonah (cerdas): Mampu memahami ajaran dari tuhan semesta Alam dan menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi umatnya secara adil dan bijaksana
5. Maksum (bebas dari dosa): Tidak berbuat kesalahan pada manusia lain dan tidak berperilaku
melanggar nilai-nilai ajaran agamanya.
Dari beragam pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan 4 karakteristik utama yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin:
1. Intelegensi
2. Kematangan dan keluasan pandangan sosial
3. Memiliki motivasi dan keinginan berprestasi
4. Memiliki kemampuan hubungan manusiaswi
Teori sifat dalam perkembangannya mendapat banyak tantangan, karena dalam
kehidupan tidak mungkin ada seorang pemimpin yang memiliki keseluruhan sifat baik
manusia, kecuali para Nabi
1. Tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan
2. Situasi dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain
Teori Y berasumsi
a. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang memiliki pendapat bahwa pekerjaan
adalah sesuatu yang menyenangkan dan alamiah seperti bermain
b. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang mempunyai pengendalian diri dan
pengawasan diri jika mereka terlibat pada pekerjaannya
c. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang memiliki ambisius, ingin maju, dan
menginginkan tanggung jawab secara baik
d. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang dimotivasi terutama oleh kebutuhan
yang lebih tinggi, seperti kebutuhan untuk berprestasi, mendapat pengakuan dan
mengaktualisasikan dirinya secara maksimal.
e. Pemimpin memandang bawahan sebagai orang yang mampu menyelesaikan masalah
dalam organisasi secara mandiri, bertanggung jawab dan kreatif sehingga tidak terlalu
membutuhkan pengawasan yang ketat.
Pemimpin yang memegang teori Y ini beranggapan bawahan merupakan individu yang bisa
berkembang baik, mampu mengendalikan diri, dan bertanggung jawab pada pekerjaannya. Gaya
pemimpin demokratis, bukan otoriter :
Dalam penelitiannya mengenai perilaku kepemimpinan menemukan 2 jenis perilaku: (1) orientasi
pada bawahan/pegawai/employee oriented, dan (2) orientasi pada produktivitas/ production
oriented. Apabila pemimpin berorientasi pada produktivitas dengan kadar tinggi, maka perilaku
berpusat pada karyawan akan rendah kadarnya, dan sebaliknya. Perilaku kepemimpinan
berorientasi pada karyawan akan dapat meningkatkan produktivitas kelompok dan kepuasan kerja
dalam jangka Panjang, sedang perilaku berorientasi produktivitas/hasil kerja dapat meningkatkan
produktivitas kelompok dalam jangka pendek, namun berdampak kepuasan kerja menjadi rendah.
5. Managerial Grid
Gaya kepemimpinan yang disebutnya Managerial Grid. Pendekatan ini memiliki 2 dimensi:
(1) dimensi mengutamakan produktivitas (concern for production) dan
(2) dimensi mengutamakan karyawan (concern for people). Tinggi rendahnya kedua dimensi
tersebut dinyatakan dengan angka 1 (perhatian minimum) sampai 9 (perhatian maksimum)
Tabel 3.1
Hubungan perilaku atau gaya kepemimpinan dengan situasi yang dapat mempengaruhi
kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi. Tiga dimensi didalam situasi yang dihadapi
pemimpin, yaitu:
Ada 3 pola dasar yang dapat digunakan dalam menetapkan pola perilaku kepemimpinan yang
terdiri dari:
Teori ini mendasarkan pada munculnya seorang pemimpin sebagai hasil waktu, tempat,
keadaan/situasi dan kondisi yang mendukungnya.
2. Teori Interaksi dan Harapan ( Interaction-Expectation Theory)
Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan seseorang menjadi pemimpin didasari oleh
beberapa variable yang terdiri dari aksi (action), interaksi ( interaction), dan perasaan
(sentiment)
Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa interaksi social antar individu, termasuk juga antar
pemimpin dan anggotanya merupakan tukar menukar kontribusi.
Teori ini berdasrkan pada asumsi bahwa pemimpin yang efektif harus mampu mempengaruhi
persepsi anggota agar tujuan pribadi, tujuan pekerjaan, dan tujuan organisasi dapat dicapai
melalui satu alur (jalan yang sama).
Karakteristik anggota pada teori ini sama dengan tingkat kesiapan dan kematangan anggota
yang dijelaskan pada teori kepemimpian situasional dan Hersey dan Blanchard. ( karakteristik
ini meliputi : apakah anggota memiliki kemampuan, keahlian, keterampilan, keyakinan diri,
dan motivasi)
Karakteristik lingkungan kerja meliputi tingkat structural tugas, system wewenang formal,
dan kelompok kerja.
(1) Pemimpin harus memahami apa kebutuhan yang diinginkan anggota dan berusaha
menstimulasi anggota mencapai kebutuhan tersebut melalui reward yang
dijanjikanpemimpin.
(2) Pemimpin hsrud berusaha meningkatkan reward bagi anggota ketika berhasil mencapai
tujuan kerjanya.
(3) Pemimpin harus berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan jalur atau jalan
mudah bagi anggota untuk mencapai tujuan kinerjanya dengan memeberikan
bimbingan dan pengarahan.
(4) Membantu anggota mengklarifikasikan harapan-harapan yang sesuai dengan potensi
anggota itu sendiri.
(5) Pemimpin harus berusaha untuk meminimalisir hambatan yang dapat menimbulkan
keputusan anggota dalam prosesnya mencapai tujuan kinerja anggota.
(6) Pemimpin harus berusaha untuk meningkatkan kesempatan anggota merasakan
kepuasan pribadi melalui pencapaian kinerja secara efektif.
Model ini berfokus pada derajat kepemimpinan partisipatif dan bagaimana tiap tingkatnya
mempengaruhi kualitas dan pertanggungjawaban keputusan. Sejumlah factor situasional akan
menentukan apakah pendekatan partisipatif atau otokratik yang kemungkinan menghasilkan
keputusan terbaik.
Ada lima (5) gaya pengambilan keputusan yang dapat diadopsi oleh pemimpin dalam
menghadapi permasalahan, dari pendekatan otokratik atau menuju pendektan demokratik. Untuk
mengaplikasik gaya pengambilan keputusan yang tepat, model Vroom-Jago
memberikanpertanyaan diagnostic.
1. Dukungan
2. Kemudahan interaksi
3. Kemudahan kerja
Faktor- faktor yang berpengaruh pada efektivitas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam sebuah organisasi keberadaan pemimpin memang sangat penting hal ini
dikarenakan pemimpin sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan suatu
organisasi. Oleh karena itu, penulis berharap setelah membaca makalah ini maka teori
dalam kepemimpinan bisa di implementasikan dalam kehidupan seharihari.