EVOLUTION OF LEADERSHIP
Dosen Pengampu :
Kelompok 3 :
1. Bella Rosa
2. Yuni Rahmawati
3. Singgih Hari Pangestu
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Evolution of leadership” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Kami
ucapkan terimaksih kepada Hasan Hariri, S.Pd, MBA, Ph.D dan Dr. Dedy
Hermanto Karwan, M.M Sebagai dosen penanggung jawab.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
berharap saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB III. PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan..................................................................................3
B. Gaya Kepemimpinan.........................................................................4
C. Tipe-tipe Kepemimpinan...................................................................7
D. Evaluasi Kepemimpinan....................................................................11
E. Realita Baru Bagi Kepemimpinan dan Organisasi............................14
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................17
B. Saran..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan adalah salah satu fenomena yang paling kompleks dan multi
dimensi. Ini telah dipelajari secara ekstensif selama bertahun-tahun dan telah
menjadi lebih penting daripada sebelumnya di dunia yang serba cepat dan
semakin mengglobal saat ini. Meskipun demikian, kepemimpinan terus
menghasilkan perdebatan yang menarik dan membingungkan karena kompleksitas
subjek. Bennis mencatat bahwa kepemimpinan adalah topik yang paling banyak
dipelajari dan paling sedikit dipahami dari semua ilmu social. Kepemimpinan
yang efektif diakui sebagai kunci keberhasilan organisasi mana pun. Selama ada
pemimpin, ada orang yang mencoba menentukan bagaimana dan mengapa mereka
berhasil. Kepemimpinan itu sendiri belum berkembang, tetapi pemahaman kita
tentangnya telah berkembang. Penting untuk memahami mengapa gaya
kepemimpinan yang sangat berbeda bias efektif ,mengapa teknik kepemimpinan
yang sama tidak akan berhasil dalam setiap situasi, dan gaya kepemimpinan mana
yang paling sesuai dengan kepribadian setiap pemimpin. Setiap orang memiliki
potensi kepemimpinan dalam diri mereka, tetapi memahami konsep-konsep ini
akan membantu dalam memaksimalkan kemampuan kepemimpinan.
Kepemimpian sendiri memiliki prinsip dalam menjalankan aktivitasnya tapi tidak
ada cara yang praktis dalam mengajarkan menjadi pemimpin yang baik, tidak juga
membahas apa yang harus dilakukan atau dikatakan dalam setiap situasi itu karena
tidak ada formula nyata untuk menjadi seorang pemimpin. Kepemimpinan harus
datang dari dalam dan didasarkan pada kepribadian seseorang yang akan
mengembangkan kemampuan kepemimpinan bawaan serta membangun
kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini kami susun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Untuk mengetahui tentang kepemimpinan.
2. Untuk Mengetahui karakteristik kepemimpinan.
3. Untuk mengatahuin gaya kepemimpinan
4. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
5. Untuk mengetahui evaluasi kepemimpinan
6. Untuk mengetahui realita baru bagi kepemimpinan dan organisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
3
pemimpinnya dan akan melakukannya dengan senang hati. Akibatnya,
produktivitas dan persatuan meningkat. Para pengikut di transformasikan oleh
seorang pemimpin yang karismatik dan penuh motivasi.
Melalui teori diatas kita dapat melihat bahwa ada berbagai atribut dan
kemampuan yang terkait dengan kepemimpinan. Beberapa pemimpin adalah
orang hebat, dan beberapa pememimpin adalah orang yang pendiam, tetapi
melalui kekuatan logika mereka memenangkan hari itu. Perbedaan pemimpin
yang baik dan pemimpin yang hebat adalah sebagia dari jumlah keterampilan
kepemimpinan yang telah mereka kembangkan. Hal lainnya adalah kemampuan
mereka untuk menerapkan keterampilan tersebut dengan benar kepada mereka
yang akan mengikuti pemimpinnya.
B. Karakteristik Kepemimpinan
4
bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa
memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya.
3. Intellectual stimulation
Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional
yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan
permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini
mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lbih efektif
dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin
transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk
selalu kreatif dan inovatif.
4. Individualized consideration
Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang
mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal
ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar
aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin
transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan
berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain,
pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai
bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan
keinginan berprestas dan berkembang para bawahan.
Bernard M. Bass mengatakan ada empat komponen dalam
kepemimpinan transformasional Komponen-komponen tersebut adalah:
1. Inspirational Motivation
Pemimpin memiliki visi yang jelas. Mereka mampu
mengartikulasikan visi mereka kepada anggota tim.
2. Intellectual stimulation
Pemimpin Transformasional tidak hanya menantang status quo;
mereka juga mendorong kreativitas di kalangan anggota tim.
Pemimpin mendorong anggota timnya untuk mengeksplorasi cara-
cara baru dalam melakukan sesuatu dan kesempatan baru untuk
belajar.
3. Individualized Consideration
5
Kepemimpinan transformasional juga melibatkan, menawarkan
dukungan dan dorongan kepada masing-masing individu dalam tim.
Mereka juga menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sehingga
anggota tim merasa bebas untuk berbagi ide dan memberikan
pengakuan langsung dari kontribusi unik dari setiap anggota tim.
4. Idealized Influence
Pemimpin transformasional berfungsi sebagai panutan bagi
pengikutnya. Mereka tidak hanya memimpin tapi mereka juga
memberikan contoh nyata.
Dari apa yang disampaikan oleh Bernard M. Bass tentang komponen-
komponen kepemimpinan tranformasional, maka untuk menjadi pemimpin
transformational berarti Anda harus melakukan hal-hal untuk mendapatkan empat
komponen tersebut dalam diri kita. Caranya adalah dengan melakukan beberapa
hal berikut ini.
6
Anda miliki sendiri, tapi harus Anda salurkan ke semua tim Anda, supaya
mereka memiliki motivasi untuk mencapai visi yang Anda tetapkan.
Karena jika tidak, usaha Anda akan sia-sia.
4. Kreatif dan Inovatif, Menjadi pemimpin transformasional berarti Anda
siap menjadi orang berbeda. Dan untuk itu Anda perlu menjadi kreatif dan
inovatif. Ini tidak hanya berlaku untuk diri Anda tapi juga bagi tim Anda.
Kreatif dan inovatif ini penting, karena akan menjadikan diri Anda, tim
Anda dan organisasi Anda berbeda denganyang lain.
5. Membangun budaya belajar di dalam organisasi; Jika ingin organisasi
Anda mampu bersaing dan berkembang lebih pesat, Anda tidak dapat
mengesampingkan hal ini. Membangun budaya ini penting itu
menciptakan anggota tim yang tangguh dan produktif.
Dengan demikian untuk mewujudkan gaya kepemimpinan harus berawal dari
membuat visi yang jelas dan diakhiri dengan membangun budaya belajar dalam
organisasi. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka kualitas diri akan semakin
meningkat yang pada akhirnya akan terwujud organisasi yang maju dan organisasi
yang bunafit dan kompetitif.
C. Gaya kepemimpinan
Pada dasarnya gaya kepemimpinan atau style banyak berpengaruh terhadap
seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilakunya pengikut-pengikutnya.
Istilah gaya pada dasarnya sama dengan cara yang digunakan oleh pemimpin
dalam proses mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara
atau norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencobamempengaruhi perilaku orang lain seperti yang diamati. Dalam konteks
ini usaha menyeleraskan persepsi diantara orang-orang yang perilakunya akan
mempengaruhi menjadi sangat penting dalam posisinya.
Secara umum gaya kepemimpinan hanya dikenal dalam dua gaya yaitu gaya
otoriter dan gaya demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanya dipandang
sebagai gaya yang didasarkan atas kekuasaan posisi dan penggunaan otoritas
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Sedangkan gaya
7
kepemimpinan demokrasi dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan
para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Gaya pada dasarnya berasal dari bahasa inggris “style” yang berarti mode
seseorang yang selalu nampak yang menjadi ciri khas orang tersebut. Gaya
meruoakan kebiasaan yang melekat pada diri seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas kepemimpinannya. Stoner, mengatakan bahwa gaya kepemimpinan
(leadership style) adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin
dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Stoner membagi dua gaya
kepemimpinan yaitu:
1. Gaya yang berorientasi dalam mengawasi tugas pegawai secara ketat
untuk memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan. Pelaksanaan
tugas lebih ditekankan pada pertumbuhan pegawai dan kepuasan pribadi.
2. Gaya berorientasi pada pegawai lain, menekankan pada memotivasi
ketimbang mengendalikan bawahan. Gaya ini menjalin hubungan
persahabatan, saling percaya, dan salaing menghargai dengan pegawai
yang sering kali diizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan
untuk melaksanankan sesuatu.
Gaya kepeminpinan menurut Thoha, adalh merupakan norma prilaku yang
digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku
orang lain. Ermaya, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan bagaiman
cara mengendalikan bawahan untuk melaksanakan sesuatu.
Gaya pemimpian menurut Hersey & Blanchard, adalah pola-pola prilaku
konsisten yang mereka terapkan dalam rangka bekerja dengan dan melalui orang
lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu.pola-pola itu timbul pada diri
orang-orang pada waktu mereka memulai memberikan tanggapan dengan cara
yang sama yang sama dalam kondisi serupa , pola itu membentuk suatu kebiasan
tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang lagi bekerja
dengan pemimpin itu.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpiann
adalah “suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dama
mempengaruhi, mengarahkan, mendorong, dan mengendalikan bawahannya
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektiv. Secara
8
umum gaya kepemimpinan hanya dikenal dalam dua gaya yaitu gaya otoriter dan
gaya demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanya dipandang sebagai gaya
yang didasarkan atas kekuasaan posisi dan penggunaan otoritas dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan
demokrasi dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut
dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
D. Tipe-tipe kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu
dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman
Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system
kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan
mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau
langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala
sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan
atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin
otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia
bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin
yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap
anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta
dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan,
dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga
dalam usahan pencapaian tujuan.
9
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership).
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat
kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya
adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya
seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya
timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin
mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa
menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya
akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang
ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia
ikur berkecimpung.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas
mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh,
teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat
dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai
bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya
berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap
anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap
sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang
diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan
diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para
bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya
dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil
inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari
para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat
10
memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa
kekangan.
E. Evolusi kepemimpinan
11
Dengan adanya globalisasi, arus informasi yang melimpaj, persaingan bisnis
antar banyak kompetitor, ran sebagainya. Secara singkat, penjelasan 4 tahapan
dari evolusi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
12
organisasi kedumian hanya berfokus pada hal-hal yang kecil, spesifik, dari
pada hal-hal yang luas.
13
F. Realita Baru Bagi Kepemimpinan dan Organisasi
sebagai berikut.
14
Perbedaan Paradigma lama dan paradigma baru Paradigma lama dalam
kepemimpinan berjalan di era industri dengan menekankan stabilitas,
tanpa perubahan. Hubungan dengan pengikut dilakukan dengan
melakukan pengendalian dan menekankan persaingan untuk maju. Hal ini
menyebabkan seringnya terjadi konflik, sehingga menghancurkan
organisasi atau perusahaan tersebut. Paradigma lama hanya memperhatikan
beberapa hal dan menuntut keseragaman, bukan perbedaan. Sementara itu,
paradigma baru dalam kepemimpinan pada era informasi, yang menghendaki
perubahan dan pemberdayaan pengikut. Paradigma ini juga menghendaki
kolaborasi dan kerja sama dengan semua pihak. Pimpinan yang menganut
paradigm baru menganggap pengikut sebagai rekan dan sahabat, serta
mengajak mereka untuk menjalin hubungan dengan setiap orang. Paradigma ini
tentunya akan menghasilkan konsekuensi seperti keyakinan dan kepercayaan
yang kita pegang. Menurut Margareth J. Wheatly, bukan objek tetapi hubungan
antar objek-objek itulah yang menentukan terbangunnya sistem.
15
konteksnya, dandikembangkan melalui hubungan orang dan
lingkungannya.
6. Memahami perkembangan yang sehat dari manusia dan
organisasinya justru ditemukan dan disebabkan oleh terjadinya
ketidakseimbangan, bukan dalam kondisi yang stabil.
BAB III
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Bass, B. M. (1985). Leadership and Performance beyond Expectations. Free Press; Collier
Macmillan.
Wheatley Margaret J. . (1994). Leadership and the New Science: Learning about Organization
Purba, sukarman, dkk. 2021. Kepemimpinan pendidikan edisi 1. Medan: Yayasan kita menulis.
Bass, B.M. (1985). Leadership and Performance Beyond Expectation. New York: The Free
Press.
Stone, A.G., Russell, R.F., and Patterson, K. (2004).Transformational versus servant leadership:
18