Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMIMPIN YANG EFEKTIF

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :


“Kepemimpinan”

Dosen Pengampuh : Drs. Dailami, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
KETUA : INDAH SARI
WAKIL KETUA : MISSYE NOVITARI
SEKRETARIS : MIJA MAY SARAH
ANGGOTA : SITI RAHAYU
KARINA NATALIA RAHMA

SEMESTER 2 D PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FALKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Bismillah Alhamdulillah Wassolatu wassalamu ‘ala Rosulillah amma ba’dah.


Walahaula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim.
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemimpin Yang Efektif”.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karenanya kritik dan saran yang membantu sangat diharapkan dalam rangka
penyempurnaan isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan
menambah cakrawala pengetahuan kita semua. Amin.

 
Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B.    Rumusan Masalah................................................................ 1
C. Tujuan Masalah.................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 2
A. Pengertian Kepemimpinan.................................................. 2
B. Teori Kepemimpinan........................................................... 2
C. Prilaku Pemimpin yang Efektif........................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................... 13
A. Kesimpulan.......................................................................... 13
B. Saran.................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam organisasi.
Berhasil tidaknya suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh sumber daya
yang ada dalam organisasi tersebut. Di samping itu faktor yang sangat berperan
penting adalah faktor kepemimpinan. Peran utama kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapka.
Pengembangan organisasi merupakan suatu kegiatan mengadakan perubahan
secara berencana yang mencakup suatu diagnosa secara sistematis terhadap
organisasi. Seorang pemim pin harus ikut aktif dalam mengatur pelaksanaan
kegiatan usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan kegiatan usaha
pengembangan organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas
kepemimpinannya atau pengelola dan komitmen pimpinan pucuk organisasi.
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin
organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya
mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya. tentunya pihak pimpinan harus
mempunyai kemampuan dalam mengelola, mengarahkan, mempengaruhi,
memerintah dan memotivasi bawahannya untuk memperoleh tujuan yang
diinginkan oleh perusahaan
.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan itu ?
2. Apa saja Teori Kepemimpinan ?
3. Bagaiman Perilaku Pemimpin Yang Efektif ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui arti kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Teori Kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui Perilaku Pemimpin yang Efektif .

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok
lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya1.
.Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan
seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk
mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak
sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan
nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan penertian manajemen adalah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya
dari anggota organsasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujaun organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hampir setiap literatur-literatur tentang kepemimpinan memberikan
gambaran yang ideal tentang kepemimpinan. Hal ini dapat dimengerti, karena
masnusia membutuhkan kepemimpinan itu. Dan dari waktu ke waktu kepemimpinan
menjadi tumpuan harapan dari manusia, sehingga dewasa ini masalah kepemimpinan
semakin menarik perhatian banyak kalangan terutama dalam kajian komtemporer,
sebab kepemimpinan memiliki dimensi yang luas.

B. Teori Kepemimpinan
Banyak ahli mengemukakan pendapat dan teorinya tentang kepemimpinan.
Teori yang mereka kemukakan berneka ragam. Keragaman itu disebabkan antara
lain oleh tiga hal. Pertama, teori dirumuskan berdasarkan bukti empiris atau hasil
penelitian. Kedua, perbedaan sudut pandang para ahli mengenai manusia
organisasi. Ketiga, hakikat dan substansi tugas yang dilaukan dan kerangka praktek
kepemimpinan itu. Berikut ini disajikan beberapa pendapat tentang teori
kepemimpinan2.

1
Sudarwan Danim. 2012. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta. hlm 55-56
2
Sudarwan Danim. 2012,... hlm 68

2
1. Teori Sifat (Traits Theory)
Pendekatan ini menekankan pada sifat pemimpin seperti kepribadian,
motivasi, nilai, dan keterampilan. Yang mendasari pendekatan ini adalah
asumsi bahwa beberapa orang mempunyai bakat memimpin yang memiliki ciri
tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Teori kepemimpinan yang paling
awal menyatakan bahwa kenerhasilan manajerial disebabkan oleh kemampuan
luar biasa seperti memiliki energi yang tidakk kenal lelah, intuisi
kepengelolaan, pandangan masa depan, dan kekuatan untuk membujuk yang
tidak dapat ditolak3.
Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang bervariasi
karena mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah melekat dalam
dirinya. Teori tentang analisis kepemimpinan berdasarkan ciri yang dalam
bahasa inggris dikenal dengan "traits theory" memberi petunjuk bahwa ciri-ciri
ideal tersebut ialah:
a. Pengetahuan umum yang luas
b. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang
c. Sifat inkuisitif
d. Kemampuan analitik
e. Daya ingat yang kuat
f. Kapasitas integratif
g. Keterampilan berkomunikasi secara efektif
h. Keterampilan mendidik
i. Rasionalitas
j. Objektivitas
k. Pragmatisme
l. Kemampuan menentukan skala prioritas
m. Kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting
n. Rasa tepat waktu
o. Rasa kohesi yang tinggi
p. Naluri relevansi
q. Keteladanan

3
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks. hlm 13-14

3
r. Kesediaan menjadi pendengar yang baik
s. Adaptabilitas
t. Fleksibilitas
u. Ketegasan
v. Keberanian
w. Orientasi masa depan
x. Sikap yang antisipatif4.

Teori kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri ternyata tidak bebas dari


kelemahan tertentu, yang terpenting di antaranya ialah adanya asumsi bahwa
jika seseorang pemimpin memiliki ciri-ciri tersebut, ia dengan sendirinya akan
menjadi pemimpin yang efektif. Tidak demikian halnya dengan teori
kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri terlalu menekankan pandangan bahwa
bakat yang dibawa sejak lahir merupakan jaminan keberhasilan seseorang
menyelenggarakan fungsi-fungsi kepemimpinannya.
Kelemahan lain dari teori kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri ialah
adanya anggapan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan
in toto dari satu situasi organisasional ke situasi organisasional yang lain
dengan tingkat keberhasilan yang sama. Dengan kata lain, terdapat pandangan
bahwa keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi sudah merupakan
jaminan mutlak untuk keberhasilannya memimpin organisasi yang lain, meski
pun tujuan, misi, fungsi, sasaran, dan kegiatannya berbeda5.
2. Teori Perilaku (Behaviors Theory)
Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku
pemimpin. Bila perilaku pemimpin ada perbedaan yang berarti jika
dibandingkan dengan perilaku yang dipimpin, maka kepemimpinan akan dapat
diajarkan. Bila kepemimpinan bisa diajarkan, maka pasokan pemimpin bisa
diperbesar. Pendekatan ini menekankan bahwa pemimpin dan manager secara
nyata bekerja untuk pekerjaan dan hubungan keefektifan managerial6.

4
Sondang P. Siagian. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta, hlm 75-76
5
Sondang P. Siagian. 2003,... hlm 118-119

6
Gary Yukl. 1989. Managerial Leadership: A Review of Theory and Research. Journal of
Management Vol 15 No 2

4
Perbedaan yang paling mendasar antara teori karakter dan teori perilaku
adalah terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika teori karakter yang benar,
maka pada dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir. Sedangkan jika teori
perilaku yang benar, maka kepemimpinan bisa diajarkan atau ditanamkan7.
3. Teori Situasional (Situasional/Contingency Theory)
Salah satu model kepemimpinan yang paling banyak digunakan dewasa
ini adalah yang berdasarkan teori situasional yang dikembangkan oleh paul
harsey dan ken blanchard. Teori ini terkadang disebut "teori kontijensi"
kepemimpinan. Teori ini sangat menarik untuk didalami karena paling sedikit
tiga alasan, yaitu: penggunaannya yang meluas, daya tariknya secara intuitif
dan karena tampaknya didukung oleh pengalaman didunia nyata.
Pendekatan situasional menekankan pentingnya faktor kontekstual yang
mempengaruhi proses kepemimpinan8. Berbagai faktor situasional yang
ditemukan berpengaruh pada gaya kepemimpinan tertentu, antara lain ialah:
a. Kompleksitas tugas yang harus diselenggarakan,
b. Jenis pekerjaan, misalnya apakah bersifat rutin atau inovatif,
c. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan,
d. Persepsi, sikap dan gaya yang digunakan oleh para pejabat pemimpin yang
menduduki hirarki jabatan yang lebih tinggi,
e. Norma-norma yang dianut oleh kelompok kerja yang berada di bawah
pimpinan yang bersangkutan,
f. Rentang kendali yang paling tepat untuk diterapkan,
g. Ancaman yang datang dari luar organisasi yang mesti dihadapi, misalnya
dalam bentuk persaingan bagi suatu organisasi niaga,
h. Tingkat stress yang mungkin timbul sebagai akibat beban tugas, tingkat
tanggung jawab, desakan waktu dan faktor-faktor lainnya yang dapat
menimbulkan ketegangan,
i. Iklim yang terdapat dalam organisasi9.

7
Fridayana Yudiaatmaja. 2013. Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Universitas
Pendidikan Ganesha. Jurnal Media Komunikasi Fis Vol 12, No 2
8
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks, hlm 15
9
Sondang P. Siagian. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta, hlm 129

5
Pada intinya teori ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan
seseorang tergantung pada dua hal, yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang
tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa
(kedewasaan) para bawahan yang dipimpin. Dua dimensi kepemimpinan yang
digunakan dalam teori ini ialah perilaku seorang pemimpin yang berkaitan
dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Tergantung
pada orientasi tugas kepemimpinan dan sifat hubungan atasan dan bawahan
yang digunakan, gaya kepemimpinan yang timbul apat mengambil empat
bentuk, yaitu:
a. Memberitahukan
Jika seorang pemimpin berperilaku memberitahukan, hal ini berarti
bahwa orientasi tugasnya dapat dikatakan tinggi dan digabung dengan
hubungan atasan-bawahan yang tidak dapat digolongkan sebagai akrab,
meskipun tidak pula digolongkan sebagai hubungan yang tidak bersahabat.
Dengan kata lain, perilaku pemimpin terwujud dalam gaya yang bersifat
direktif.
b. "Menjual,"
Jika seorang pemimpin berperilaku "menjual" berarti bertitik tolak
dari orientasi perumusan tugasnya secara tegas digabung dengan hubungan
atasan-bawahan yang bersifat intensif.
c. Mengajak bawahan berperan serta
Perilaku pimpinan dalam hal demikian ialah orientasi tugas yang
rendah digabung dengan hubungan atasan-bawahan yang intensif. Artinya,
pimpinan hanya memainkan peranan selaku fasilitator untuk memperlancar
tugas para bawahan yang antara lain dilakukannya dengan menggunakan
saluran komunikasi yang ada secara efektif.
d. Melakukan pendelegasian.
Seorang pemimpin dalam menghadapi situasi tertentu dapat pula
menggunakan perilaku berdasarkan orientasi tugas yang rendah digabung
dengan intensitas hubungan atasan-bawahan yang rendah pula10.
4. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis

10
Sondang P. Siagian. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta, hlm 139-140

6
Kepemimpinan dalam teori ini didasarkan atas perintah-perintah,
paksaan, dan tindakan-tindakan yang abitter (sebagai wasit). Pemimpin selalu
melakukan pengawasaa pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan
berlangsung secara efesien. Pemimpin pada teori ini disebut otoktar keras
karena mempunya sifat tepat, seksama,sesuai dengan prinsip namun keras dan
kaku. Pemimpin tersebut tidak akan mendelegasikan otoritas.
5. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik untuk merangsang
kesediaan bekerja para anak buahnya guna mencapai sasaran-sasaran
organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi. Pemimpin pada
teori ini mementingkan aspek-aspek psikis manusia seperti pengakuan,
martabat, status sosial, kepastian emosional, dan lain-lain11.
Penganut teori ini merumuskan tesis leader are made, pemimpin itu
dapat diciptakan atau dipersiapkan secara khusus, musalnya melalui
pendidikan dan pelatihan12.
6. Teori Sosiologis
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha untuk melancarkan antar relasi
dalam organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik
organisatoris antara para pengikutnya agar tercapai kerja sama yang baik.
Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan menyertakan para pengikutnya
dalam pengembilan keputusan terakhir. Selanjutnya, pemimpinjuga
mengidentifikasi tujuan, dan kerap kali memberikan petunjuk yang diperlukan
bagi para pengikut untuk melakukan setiap tindakan yang berkaitan dengan
kepentingan kelompoknya.
7. Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin dan
bekerja dengan penuh gairah, sedangkan pemimpin akan membimbing dengan
sebaik-baiknya melalui kebijakan tertentu. Teori suportif ini biasa dikenal
dengan teori partisipatif atau teori kepemimpinan demokratis.
11
Kartini Kartono. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah kepemimpinan abnormal itu?.
Jakarta: Rajawali Press, hlm 71-79
12
Sudarwan Danim. 2012. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta, hlm 57

7
8. Teori Laissez Faire
Pemimpin pada teori ini sebenarnya tidak mampu mengurus, dan
menyerahkan tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahannya. Pada teori
ini, pemimpin adalah seorang ketua yang bertindak sebagai simbol, dan
biasanya tidakmemiliki ketarampilan teknis.
9. Teori Kelakuan Pribadi
Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kualitas
pribadi atau pola kelakuan para pemimpinnya. Pemimpin dalam kategori ini
harus mampu mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk suatu
masalah. Masalah sosial itu tidak akan pernah identik sama didalamruntunan
waktu yang berbeda.
10. Teori Sifat Orang-Orang Besar
Cikal bakal seorang pemimpin dapat diprediksi dan dilihat dengan
melihat sifat, karakter, dan perilaku orang-orang besar yang tersebut sudah
sukses dalam menjalankan kepemimpinannya. Dengan demikian, ada
beberapaciri-ciri unggul sebagai predisposisi yang diharapkan akan dimiliki
oleh seorang pemimpin, yaitu memiliki inteligensi, memiliki daya persuasif
dan keterampilan komunikatif, memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, mau
memberikan partisipasi sosial yang tinggi dan lain-lain.
11. Teori Humanistik / Populistik
Fungsi kepemimpinan manurut teori ini yaitu merealisasi kebebasan
manusia dan memenuhi setiap kebutuhan insani yang dicapai melalui interaksi
pemimpin dengan rakyat. Untuk melakukan hal ini, perlu adanya organisasi
yang baik dan pemimpin mau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
rakyat. Organisasi tersebut berperan sebagai sarana untuk melakukan kontrol
sosial agar pemerintahan melakukan fungsinya dengan baik, serta
memerhatikan lemampuan dan potensi rakyat13.
12. Kepemimpinan Transaksional
Moos dan Huber (2007) menyatakan bahwa istilah “kepemimpinan
transaksional” telah dilaksanakan untuk konsep kepemimpinan alam semesta.
Kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan
13
Kartini Kartono. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah kepemimpinan abnormal itu?.
Jakarta: Rajawali Press, hlm 71-79

8
serta ditetapkan dengan jelas peran dan tugas-tugasnya. Kepemimpinan
transaksional digambarkan sebagai mempertukarkan sesuatu yang berharga
untuk yang lain antara pemimpin dan karyawan (Contingen Riward), intervensi
yang dilakukan oleh pemimpin dalam proses organisasional dimaksudkan
untuk mengendalikan dan memperbaiki kesalahan yang melibatkan interaksi
antara pemimpin dan kakitanganya bersifat pro aktif.
Prinsip utama dari kepemimpinan transaksional adalah mengkaitkan
kebutuhan individu dengan yang diinginkan kemimpin untuk semua
penghargaan yang diinginkan dari bawahannya sehingga memungkinkan
adanya peningkatan motivasi staf. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa
pemimpin transaksi hakikatnya adalah menekankan bahwa perlunya seseorang
pemimpin menentukan apa yang harus dilakukan karyawan untuk mencapai
tujuan organisasi. Pemimpin transaksional juga cenderung memfokuskan diri
pada solusi tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar staf melakukan
tanggung jawab mereka, para pemimpin transaksional sangat tergantung pada
sistem pemberian penghargaan dan hukuman pada bawahannya.
13. Kepemimpinan Transformasional
Proses begitu cepat dan luas menuntut perubahan bahwa “perubahan dan
perbaikan” dilakukan sebagai sebuah proses yang berkelanjutan, sehingga
konsep kepemimpinan yang berbeda diperlukan. Kepemimpinan
transformasional dianggap menunjukkan jalan. Pemimpin transformasional tidak
hanya mengelola struktur dan tugas, tetapi berfokus pada orang-orang yang
membawa mereka kerjasama dan berkomitmen. Mereka mencoba untuk secara
aktif mempengaruhi “budaya” dari sekolah sehingga memungkinkan untuk lebih
merangsang kerjasama, koherensi dalam belajar dan bekerja lebih bebas.
Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa pemimpin transformasional
merupakan pemimpin yang kharismatik dan memiliki peran sentral dan strategis
dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional ini
harus memiliki kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan
kakitanganya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih
tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.

9
Bass dan Avolio, mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional
memiliki empat dimensi yang disebutnya sebagai “The Four Is”:
a. Perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi,
menghormati sekaligus mempercayai (pengaruh ideal).
b. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu
mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi karyawan
(motivasi-inspirasi)
c. Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru,
memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang
dihadapi staf (stimulasi intelektual).
d. Pemimpin transformasional dilihat sebagai seorang pemimpin yang mau
mendengarkan dengan penuh perhatian masukkan-masukkan staf dan secara
khusus memperhatikan kebutuhan- kebutuhan staf akan pengembangan karir
(konsederasi individu).
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah
kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan pertimbangan dan
rangsangan intelektual yang individukan dan yang memiliki kharisma14.

C. Perilaku Pemimpin Yang Efektif


Sebuah penelitian yang dilaukan oleh para peneliti dari universitas of
michigan menemukan bahwa terdapat tiga jenis perilaku kepemimpinan efektif,
yaitu:
a. Perilaku yang berorientasi tugas
Para pemimpin yang efektif tidak menggunakan waktu dan usahanya
dengan melakukan pekerjaan yang sama seperti bawahannya. Sebaliknya, para
pemimpin yang efektif berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang berorientasi pada
tugas seperti merencanakan dan mengatur pekerjaan, mengkoordinasikan kegiatan
para bawahan, dan menyediakan keperluan, peralatan dan bantuan teknis yang
dibutuhkan.

14
Subarino, kk. 2011. Kepemimpinan Integratif: Sebuah Kajian Teori. Jurnal Manajemen
Pendidikan No. 01/Th VII

10
b. Perilaku yang berorientasi hubungan.
Bagi para pemimpin yang efektif, perilaku yang berorientasi tugas tidak
terjadi dengan mengorbankan perhatian terhadap hubungan antar manusia. Para
pemimpin yang efektif lebih penuh perhatian, mendukung, dan membantu para
bawahan. Perilaku mendukung yang berkorelasi dengan kepemimpinan yang
efektif meliputi memperlihatkan kepercayaan dan rasa percaya, bertindak ramah
dan oerhatian, berusaha memahami permasalahan bawahan, membantu
mengembangkan bawahan dan memajukan karier mereka, selalu memberikan
informasi kepada bawahan, memberikan apresiasi terhadap ide-ide bawahan, dan
memberikan pengakuan atas kontribusi dan keberhasilan bawahan.

c. Kepemimpinan partisipatif
Para pemimpin yang efektif lebih banyak menggunakan supervisi
kelompok daripada mengendalikan tiap bawahan sendiri-sendiri. Pertemuan
kelompok memudahkan partisipasi bawahan dalam mengambil keputusan,
memperbaiki komunikasi, mendorong kerjasama, dan memudahkan pemecahan
konflik. Peran pemimpin dalam pertemuan kelompok yang utama adalah harus
memandu diskusi dan membuatnya mendukung, konstruktif, dan berorientasi
pada pemecahan masalah15.
Sebuah sasaran utama dari program penelitian kepemimpinan adalah untuk
mengidentifikasi perilaku kepemimpinan yang efektif. Terdapat empat belas kategori
perilaku dari jangka menengah yang disebut praktik-praktik manajeral dan sejumlah
komponen perilaku spesifik yang lebih besar. Kategori perilaku tersebut cukup
generik untuk dapat diaplikasikan secara luas pada jenis manajer yang berbeda-beda,
namun cukup spesifik untuk dihubunhkan dengan permintaan-permintaan dan
hambatan situasional yang dihadapi seorang pemimpin individual.
Adapun kategori perilaku dari praktik kepemimpinan menurut Yukl sebagai
berikut :
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Pemecahan masalah
3. Menjelaskan peran dan tujuan

15
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks, hlm 65-66

11
4. Memberi informasi
5. Memantau
6. Memotivasi dan memberi inspirasi
7. Berkonsultasi
8. Mendekegasikan
9. Memberi dukungan
10. Mengembangkan dan membimbung
11. Mengelola konflik dan membangun tim
12. Membangun jaringan kerja
13. Pengakuan
14. Memberi imbalan16
Tiap praktik manajeral, termasuk beberapa komponen perilaku yang
berhungungan baik dengan tugas maupun dengan orang. Namun demikian, beberapa
dari praktik manajeral tersebut lebih memerhatikan tugas dan beberapa diantaranya
lebih memerhatikan pengembangan dan mempertahankan hubungan. Keempat belas
perilaku dapat juga dihubungkan dengan empat jenis kegiatan umum yang dilakukan
seorang pemimpin

16
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks, hlm 78

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam organisasi. Berhasil
tidaknya suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh sumber daya yang ada dalam
organisasi tersebut
1. Adapun teori kepimpinan itu diantaranya meliputi Teori Sifat (Traits Theory), Teori
Perilaku (Behaviors Theory), Teori Situasional (Situasional/Contingency Theory), Teori
Otokratis Dan Pemimpin Otokratis, Teori Psikologis, teori sosiologis, Teori Suportif,
Teori Laissez Faire, teori kelakuan pribadi, Teori Sifat Orang-Orang Besar, Teori
Humanistik / Populistik, kepemimpinan transaksional, Kepemimpinan
Transformasional
2. Terdapat tiga jenis perilaku kepemimpinan efektif, yaitu Perilaku yang berorientasi
tugas, Perilaku yang berorientasi hubungan, Kepemimpinan partisipatif

B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca
sebagai pedoman untuk memimpin suatu sekolah atau lembaga pendidikan suatu saat
nanti, dan apabila terjadi kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan pemakalah
menerima kritik yang membangun agar tidak terjadi kesalahan kembali.

13
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta
Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah kepemimpinan abnormal
itu?. Jakarta: Rajawali Press
Kurniadin, Didin; Machali, Imam. 2014. Manajemen Pendidikan. : Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Siagian, Sondang P. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta
Subarino, kk. 2011. Kepemimpinan Integratif: Sebuah Kajian Teori. Jurnal Manajemen
Pendidikan No. 01/Th VII
Wulandari, Suci. 2003. Kepemimpinan Dalam Organisasi:Perspektif Teoritik Dan
Metodologi. Bogor: Puslitbang Perkebunan, Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan Vol. 5
No. 2
Yudiaatmaja, Fridayana. 2013. Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Universitas
Pendidikan Ganesha. Jurnal Media Komunikasi Fis Vol 12, No 2
Yukl, Gary. 1989. Managerial Leadership: A Review of Theory and Research. Journal of
Management Vol 15 No 2
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

14

Anda mungkin juga menyukai