Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok 3 :
(B10018199)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “RETRIBUSI PELAYANAN
KESEHATAN” untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Hukum Pajak dan Retribusi.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis hadapi, namun
penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat dorongan,
bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat
teratasi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Retribusi pelayanan kesehatan
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah…........................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................5
D. Metode Penelitian.............................................................................................5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…..................................................................................................18
B. Saran…............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
1
J. Kaloh, 2006, Mencari Bentuk Otonomi Daerah suatu solusi dalam menjawab jebutuhan local dan tantangan
1
global, Rineka Cipta, hlm:1-2
2
Ibid: hlm 51
2
Kewenangan yang di berikan tersebut mencakup seluruh kewenangan di bidang
pemerintaha, kecuali kewenangan dibidang tertentu yang masih di tangani oleh
pemerintah pusat. Konsekuensi dari adanya pelimpahan kewenangan yang luas dalam
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, diharapkan daerah mampu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat di samping bertanggung jawab atas pelaksanaan
pembangunan di daerahnya sesuai dengan tujuan desentralisasi.1
Namun pelayanan Kesehatan masih belum tersebar merata diindonesia hal ini
dapat dibuktikan dengan perbandingan pelayanan Kesehatan yang di desa dengan dikota,
pelayanan Kesehatan justru lebih banyak terdapat dikota daripada didesa. Diwilayah desa
terdapat pelayanan Kesehatan dikota akan tetapi pelayanan Kesehatan dikota masih
termasuk belum dapat melayani dengan baik karena adanya kurang tenaga medis, alat-alat
Kesehatan yang kurai memadai dan hal lain sebagainya.
1
Syofiarti,op. Cit, hlm 89
penerimaan daerah yang bersumber dari beberapa hasil penerimaan daerah yaitu pajak
daerah, retribusi daerah dan perusahaan daerah termasuk di dalamnya pendapatan lain
diluar pajak daerah dan retribusi daerah. Tuntutan akan peningkatan PAD semakin
bertambah seiring dengan meningkatnya pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat
dalam hal pembiayaan pegawai daerah, peralatan serta tuntutan akan pembangunan dan
kesejahteraan daerah yang lebih dari masyarakat.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar didapat dari sektor pajak daerah dan
retribusi daerah. Bahwa pajak daerah adalah pemungutan pemerintah daerah dimana
pelaksanaannya dilakukan oleh dinas pendapatan daerah terhadap orang/badan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna pembiayaan rumah tangga
daerahnya. Sedangkan retribusi daerah dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan
oleh pemerintah sebagai akibat dari adanya kontra prestasi yang di berikan oleh
pemerinah daerah yang berdasarkan pelayanan maupun pembayaran langsung dapat
dinikmati secara perorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaannya berdasarkan atas
peraturan yang berlaku.4 Dari pendapatan asli daerah (PAD) berasal dari 4 (empat)
sumber yaitu sumber pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan dari pengeloaan asset
daerah yang dipisahkan dan penerimaan lainnya. Dengan dari sumberi ini retribusi daerah
sangat penting untuk memnunjukan suaru kemampuan pemerintah daerah memberikan
pelayanan yang baik dibidang Kesehatan
4
Josef rihu kaho,2006, Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia, Raja Grafindo Persada,hlm:170
3
dengan meningkatkan tuntutan dari masyarakat itu sendiri. Semakin meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, maka semakin berkembang juga aturan
dan peranan hukum dalam mendukung peningkatan pelayanan kesehatan, alasan ini
menjadi factor pendorong pemerintah dan institusi penyelenggara pelayanan kesehatan
untuk menerapakan dasar dan peranan hukum dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
yang berorientasi terhadap perlindungan dan kepastian hukum pasien.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen penting yang wajib
ada di setiap daerah karena dalam kehidupan manusia selalu akan berhubungan dengan
lingkungannya baik secara langsung ataupun tidak langsung dimana manusia akan sangat
bergantung pada lingkungan sekitarnya, oleh karenanya diperlukan keseimbangan antara
manusia dengan lingkungan sehingga tercapai keselarasan dan keseimbangan di
dalamnya dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat. Kebersihan secara
umum sangat menunjang terhadap kesehatan masyarakat, dengan demikian pencegahan
terhadap gangguan kesehatan sangat diperlukan dan harus dilaksanakan sedini mungkin
agar masyarakat dapat terhindar berbagai penyakit yang lebih berbahaya oleh karena itu
fasilitas kesehatan harus di sediakan oleh pemerintah bahkan hingga pelosok daerahnya.
Dasar hukum pemberian pelayanan kesehatan secara umum diatur dalam Pasal 53 UU
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Retribusi Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu obyek dalam retribusi jasa
umum dimana retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan kemanfaatan serta yang dinikmati oleh orang
pribadi5. Retribusi Jasa Umum diatur di dalam pasal 110 Undang-undang No.28 Tahun
2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaturan Retribusi Pelayanan Kesehatan dan Ruang Lingkupnya ?
2. Bagaimana Pengaruh Penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah ?
3. Usaha - Usaha Apakah Yang Telah Dilakukan Untuk Meningkatkan Penerimaan
Retribusi Pelayanan Kesehatan?
4
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan
diatas, penulisan ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan Retribusi Pelayanan Kesehatan dan
ruang lingkupnya.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah
3. Untuk Mengetahui bagaimana Retrtibusi Pelayanan Kesehatan Daerah.
D. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif (legal research).
Penelitian normatif menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji bahwa penelitian
hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
atau data sekunder belaka. Penelitian normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah
dan cara-cara kerja ilmu normatif, yaitu hukum yang objeknya hukum itu sendiri.
2) Pendekatan Penelitian
Menurut Peter Mahmud Marzuki, pendekatan dalam penelitian hukum ada lima
pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan
kasus (case approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan
perbandingan (comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual
approach).
Dari beberapa pendekatan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan :
undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isi hukum yang sedang
ditangani. Isu hukum dalam makalah ini adalah bagaiman retribusi pelayanan
melakukan telaah pada kasus-kasus yang berkaitan dengan isu hukum yang
dihadapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perpajakan
a) Pengertian Pajak
Pajak secara umum dapat diartikan sebagai iuran dari rakyat kepada
pemerintah yang bersifat wajib (dapat dipaksakan) berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapat jasa timbal balik atau kontraprestasi yang langsung
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan dalam
rangka menyelenggarakan pemerintah. Dalam hal balas jasa, pemerintah
mewujudkannya kepada masyarakat dalam bentuk pemeliharaan keamanan dan
ketertiban, pemberian subsidi barang kebutuhan pokok, tempat peribadatan dan
pembangunan lainnya disegala bidang.
Ada banyak pengertian pajak yang dikemukakan para ahli dari sudut pandang
yang berbeda. Beberapa pendapat mengenai definisi pajak yang dikemukakan para
ahli antara lain, menurut Mardiasmo (2011 : 1)
“Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.”
Tetapi menurut Rochmat Soemitro dalam Abuyamin (2012:2) :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum”.
Dari 2 (dua) pengertian pajak diatas, terlihat adanya dua pihak yang saling
berhadapan yaitu masyarakat (di satu pihak), dengan pemerintah atau negara (di
pihak lain). Bahwa melalui sarana pajak, maka sebagian harta kekayaan
masyarakat akan mengalir kepada negara berdasarkan sistem dan mekanisme yang
telah ditetapkan, walaupun masyarakat tidak memperoleh balas jasa secara
langsung dari negara dari pembayaran tersebut.
Dan Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Jadi, dari definisi-definisi pajak diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang
melekat pada pengertian pajak yaitu :
Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan-aturan
pelaksanaan yang sifatnya dapat dipaksakan.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
Pajak dipungut oleh negara baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah yang bila
pemasukkannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai
public investmen .
Pajak merupakan peralihan kekuasaan dari sektor swasta ke sektor publik.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pajak hanya dapat dipungut oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan undang-undang yang telah
ditetapkan.
B. Retribusi Daerah
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 memberikan kewenangan kepada
daerah secara luas, nyata,dan bertanggungjawab untuk mengelola sumber
keuangannya sendiri. Dalam menggali keuangannya tersebut tidak terlepas dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar kebijakan Pemerintah
dalam mengelola sumber pendapatan asli daerahnya. Retribusi daerah sebagai salah
satu sumber pendapatan asli daerah sebagai mana dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 sudah semestinya diperhatikan daerah disamping sumber-
sumber yang lain. Pengertian Retribusi Daerah Pengertian retribusi secara umum
adalah pembayaranpembayaran pada Negara yang dilakuka pada mereka yang
menggunakan jasa-jasa Negara. Retribusi adalah iuaran pada Pemerintah yang dapat
dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjukan.
Paksaan disini dapat bersifat ekonomis karna siapa saja yang merasakan jasa
balik dari pemerintah dikenakan iuaran itu. Lebih lanjut retribusi adalah suatu
pembayaran dari rakyat kepada Pemerintah dimana kita dapat melihatadanya hubungan
antara balas jasa yang langsung diterima dengan adanya balas jasa tersebut.
Pengertian retribusi secara umum adalah pembayaranpembayaran pada Negara
yang dilakuka pada mereka yang menggunakan jasa-jasa Negara.Retribusi adalah
iuaran pada Pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat
ditunjukan.Paksaan disini dapat bersifat ekonomis karna siapa saja yang merasakan
jasa balik dari pemerintah dikenakan iuaran itu. Lebih lanjut, retribusi adalah suatu
pembayaran dari rakyat kepada Pemerintah dimana kita dapat melihat adanya
hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan adanya balas jasa tersebut.
Retribusi (juga disebut bea) daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran disebabkan pemakai atau karena memperoleh jasa 18 dari pekerjaan,
usaha atau milik bagi dareh yang bekepentingan atau karena yang diberikan oleh
daerah baiklangsung maupun tidak lansung.7 Pengertian retribusi daerah kemudian
dijelaskanlagi dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah yaitu : Retribusi Daerah selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan
daerah sebagai balasan atas jasa atau pemberian izin tertentu yangkhusus yang
diberikan oleh Pemeritah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Retribusi adalah pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau
fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah secara langsung dan nyata kepada
pembayar. Contoh: parkir, pasar, jalan tol, dll (Resmi, 2014: 2).
BAB III
PEMBAHASA
6
Hadi Setia Tunggal,Pajak dan Retribusi Daerah, harvaindo,Jakarta,1999,Hlm:4
hal ini dikarenakan besaran jumlah retribusi akan di alokasikan sebagai perbaikan
sarana dan prasarana dirumah sakit disamping adanya anggaran lain yang disediakn
oleh pemerintah daerah untuk perbaikan rumah sakit tersebut. Pemungutan yang
jumlah sangat besar tersebut dapat terjadi kecurangan atau kesalahan yang dapat
merugikan masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit tersebut.
a. Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien dalam rangka observasi, diagnostik, pengobatan, rehabilitasi medik
dan pelayanan kesehatan lainnya tanpamenginap di RSUD. Pelayanan rawat jalan
ini dapat meliputi:
1) Rawat jalan tingkat I yang dilaksanakan oleh Dokter Umum atau Dokter Gigi.
2) Rawat jalan tingkat II yang dilaksanakan oleh Dokter Spesialis.
b. Pelayanan Gawat Darurat Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegahatau
menanggulangi resiko kematian atau cacat. Pelayanan ini diselenggarakan di
Instalasi Gawat Darurat secara terus menerus selama 24 jam dengan tanggung
jawab meliputi:
1) Pelayanan penderita baru di Instalasi Gawat darurat.
2) Pelayanan perawatan observasi selama 24 jam.
3) Pengawasan penderita rawat inap disemua kelas, diluar jamkerja.
c. Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien dalam rangka observasi, diagnostik, pengobatan, rehabilitasi medik
dan pelayanan kesehatan lainnya denagn menempati tempat tidur diruang rawat
inap.
d. Pelayanan Penunjang Medik Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan
kesehatan untuk penunjang penegakan diagnosa dan terapi.
e. Pelayanan Instalasi Farmasi Diselenggaraakan oleh instalasi farmasi ,yang
meliputi penyediaan obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan
f. Pelayanan lain-lain yang meliputi:
Mobil Ambulans
Mobil Jenazah
Pelayanan Visum et Repertum
Pelayanan Informasi
Perawatan dan Pemulasaran Jenazah
Penunggu Pasien
Pencucian Linen dan Pakaian
Iuran biaya bagi peserta PT ASKES dan anggota keluarganya
Pelayanan adalah suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata atau tidak
dapat diraba yang terjadi sebagai interaksi antara konsumen dengan karyawan atau
hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan (Gronroos dalam Ratminto
dan Winarsih 2012:2).
Efektivitas pelayanan (effectiviess) petugas pelayanan di Puskesmas Desa
Gunawan masih belum sepenuhnya seperti yang diharapkan oleh masyarakat selain
terkendala oleh masalah listrik. Hal ini karena kemampuan petugas dalam menjawab
pertanyaan pasien kurang sehingga masyarakat kurang puas dengan jawaban yang
diberikan dan terkadang dalam memberikan keterangan/informasi juga tidak jelas dan
kurang akurat. Semua itu dipengaruhi oleh kurangnya sumber daya manusia di
puskesmas karena rata-rata pegawai Puskesmas Gunawan adalah honnor.
Ketersediaan pelayan kesehatan juga belum memuaskan karena ketersediaan
obat dan alat medis yang kurang memadai di puskesmas tersebut. Sehingga layanan
yang diberikan tidak dapat membuat konsumen atau masyarakat merasa puas.
Dapat disimpulkan bahwa, suatu pelayanan yang diberikan dapat berjalan
dengan baik dan dapat memuaskan konsumennya adalah petugas atau pekerja yang
ada mampu bekerja dengan baik sesuai tugas dan memiliki sikap yang disiplin.
Karena pekerja atau petugas yang bekerja di suatu pelayanan yang ada berpengaruh
dalam pendapatannya yang mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Jika layanan yang diberikan tidak memuaskan dan membuat konsumen enggan
menggunakannya, makan pendapatan yang diterima tidak sesuai target dan bahkan
dapat membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) merosot dari sebelumnya.
C. Usaha-usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Retribusi
Pelayanan Kesehatan
Upaya-upaya Yang Dilakukan , antara lain:
a. Meningkatkan Mutu Pelayanan Diterapkan pada para petugas kebersihan. Bila
dulu para petugas kebersihan selalu memasang papan yang bertuliskan “Maaf
Sedang Dibersihkan” dan marah ketika ada pengunjung yang tidak
menghiraukan tulisan tersebut, hal ini tidak akan terjadi lagi karena para petugas
kebersihan tersebut dituntut untuk selalu tersenyum kepada para pengunjung
demi kenyamanan bersama dan kepuasan konsumen. Peningkatan mutu
pelayanan juga diterapkan pada petugas jaga dan para perawat. Dilakukan
dengan penyiagaan selama 24 jam secara bergiliran. Hal ini berlaku pula untuk
para dokter. Dulu tidak banyak dokter yang bersedia untuk menjadi dokter jaga
selama 24 jam.
b. Menggunakan Sistem Komputerisasi dalam Menangani Administrasi Tujuan
dilakukannya sistem komputerisasi adalah untuk memudahkan apabila sewaktu-
waktu keluarga pasien ingin mengetahui berapa biaya perawatan sampai dengan
hari tersebut. Apabila petugas menemui hal semacam itu, maka petugas dapat
langsung membuka file. Keadaan ini sangat jauh berbeda dengan saat belum
diberlakukannya sistem komputerisasi. Ketika ada keluarga pasien ada yang
menanyakan besarnya biaya atas perawatan yang telah dilakukan sampai dengan
hari tersebut, petugas administrasi harus menghitung terlebih dahulu seluruh
biaya perawatan. Hal ini tentu sangat menyulitkan petugas dan memakan waktu
lama.
c. Segala Administrasi yang terjadi hanya dilayani melalui Satu Pintu Dulu hampir
setiap petugas bisa menerima uang dari pasien yang telah menggunakan jasa
dari rumah sakit khususnya ambulans. Sebagai contoh, dulu bila ada pasien
yang menyewa ambulans, maka uang sewa tersebut langsung dibayarkan kepada
sopir ambulans yang kemudian oleh sopir akan diserahkan kepada petugas
administrasi. Dengan cara seperti ini tidak menutup kemungkinan uang sewa
ambulans yang masuk hanya sebagiannya saja. Untuk mencegah agar masalah
tersebut tidak berlarut-larut, pihak rumah sakit menerapkan sistem Pelayanan
Satu Pintu. Maksudnya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
administrasi keuangan hanya akan dilayani oleh petugas administrasi. Upaya ini
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari adanya penggelapan uang karena
banyaknya petugas yang memegang uang. Untuk itulah saat ini bila ada pasien
yang akan menyewa ambulans harus langsung membayar uang sewa kepada
petugas administrasi rumah sakit.
d. Penambahan Fasilitas Dapat dilihat dengan semakin banyaknya bed yang ada
saat ini. Dulu hanya ada sekitar 177 bed kini menjadi 354 bed. Disamping itu
juga didirikannya ruang tunggu, kantin, wartel. Untuk gizi yang diberikan
pasien rawat inap juga lebih ditingkatkan lagi.Untuk menambah suasana
nyaman dilingkungan rumah sakit, pihak rumah sakit juga memperbaharui
taman yang ada, memperbaiki kamar mandi disetiap kamar pasien serta
menambah kamar mandi umum. Pihak rumah sakit juga menyediakan tempat
khusus jemuran bagi keluarga penunggu pasien yang tidak menggunakan jasa
pencucian dari rumah sakit. Dengan cara ini diharapkan tidak akan dijumpai lagi
pakaian-pakaian yang dijemur diatas tanaman hias.
e. Memberikan Keringanan Biaya bagi Pasien Golongan Bawah Bagi masyarakat
golongan bawah, biaya merupakan kendala terbesar dalam hidup. Tidak jarang
mereka cenderung mengabaikan kesehatan mereka sekalipun mereka sakit
parah, mereka tetap tidak akan pergi berobat. Untuk itulah Pemerintah Daerah
dan pihak rumah sakit perlu untuk membuat kebijakan baru yang dapat
memberikan keringanan biaya bagi masyarakat golongan bawah. Dapat
dibuktikan dengan semakin ringannya biaya bagi kelas III yaitu dari Rp
8.500,00 per hari kini menjadi Rp 4.250,00 per hari.
BAB IV
PENUTU
P
A. Kesimpulan
Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. Berdasarkan UU
No.17 Tahun 2000 Ruang lingkup Retribusi terkait Pelayanan Kesehatan yang
dikenakan biaya/tarif dikelompokkan ke dalam pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien dalam rangka observasi, diagnostik, pengobatan, rehabilitasi medik
dan pelayanan kesehatan lainnya tanpamenginap di RSUD. Pelayanan rawat jalan ini
dapat meliputi:
1) Rawat jalan tingkat I yang dilaksanakan oleh Dokter Umum atau Dokter Gigi.
2) Rawat jalan tingkat II yang dilaksanakan oleh Dokter Spesialis.
b. Pelayanan Gawat Darurat Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegahatau
menanggulangi resiko kematian atau cacat. Pelayanan ini diselenggarakan di
Instalasi Gawat Darurat secara terus menerus selama 24 jam dengan tanggung
jawab meliputi:
1) Pelayanan penderita baru di Instalasi Gawat darurat.
2) Pelayanan perawatan observasi selama 24 jam.
3) Pengawasan penderita rawat inap disemua kelas, diluar jam kerja.
c. Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan yang
diberikankepada pasien dalam rangka observasi, diagnostik, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya denagn menempati tempat
tidur diruang rawat inap.
d. Pelayanan Penunjang Medik Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan
kesehatan untuk penunjang penegakan diagnosa dan terapi.
e. Pelayanan Instalasi Farmasi Diselenggaraakan oleh instalasi farmasi,yang meliputi
penyediaan obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan
f. Pelayanan lain-lain
Suatu pelayanan yang diberikan dapat berjalan dengan baik dan dapat
memuaskan konsumennya apabila petugas atau pekerja yang ada mampu bekerja
dengan baik sesuai tugas dan memiliki sikap yang disiplin. Karena pekerja atau
petugas yang bekerja di suatu pelayanan yang ada dapat berpengaruh dalam
pendapatan yang mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika
pelayanan yang diberikan tidak memuaskan dan membuat konsumen enggan
menggunakannya, maka pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan target dan
bahkan dapat membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) merosot dari sebelumnya.
Upaya untuk meningkatkan penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan:
a. Meningkatkan mutu pelayanan yang diterapkan kepada petugas kebersihan
b. Menggunakan sistem komputerisasi dalam menangani administrasi
c. Segala administrasi hanya dilayani melalui satu pihak
d. Penambahan fasilitas
e. Memberikan keringanan biaya bagi pasien golongan bawah.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh kelompok kami,sebagaimana yang telah di
paparkan pada pembahasan-pembahasan di atas, yaitu :
Sebaiknya pemerintah memberikan pelayanan yang merata di indonesia, sehingga
setiap daerah memiliki pendapatan yang potensial dari retribusi pelayanan
kesehatan.
Seharusnya RSUD yang ada di Indonesia, menerapkan kedisplinan secara tegas
kepada petugas pelayanan yang kurang disiplin sehingga tidak memberi kepuasan
kepada pasien.
Sebaiknya pemerintah juga memperhatikan mutu pelayanan bagi para petugas
kebersihan karena para petugas kebersihan di tuntut untuk selalu bersikap ramah
terhadap pengunjung, dan itu juga sangat berdampak bagi kepuasan konsumen
DAFTAR PUSTAKA
dan Retribusi
J. Kaloh, 2006, Mencari Bentuk Otonomi Daerah suatu solusi dalam menjawab jebutuhan
local dan tantangan global, Rineka Cipta, hlm:1-2
Ibid: hlm 51
Syofiarti,op. Cit,
hlm 89
Josef rihu kaho,2006, Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia, Raja
Grafindo Persada,hlm:170
Hadi Setia Tunggal,Pajak dan Retribusi Daerah, harvaindo,Jakarta,1999,Hlm:4
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/4947/MTM3MjY=/Analisis-retribusi-
pelayanan-
kesehatan-sebagai-salah-satu-bagian-dari-pendapatan-asli-daerah-di-kabupaten-Sragen-
BAB- I.pdf
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/4947/MTM3Mjc=/Analisis-retribusi-
pelayanan- kesehatan-sebagai-salah-satu-bagian-dari-pendapatan-asli-daerah-di-
kabupaten-Sragen-BAB- II-oi-baru.pdf
https://www.kompasiana.com/hamindhani/5cf0cc3ffc75a110a9779214/pengaruh-
penerimaan- retribusi-pelayanan-kesehatan-terhadap-pendapatan-asli-daerah
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/4947/MTM3MjY=/Analisis-retribusi-
pelayanan- kesehatan-sebagai-salah-satu-bagian-dari-pendapatan-asli-daerah-di-
kabupaten-Sragen-BAB- I.pdf
RINGKASAN PRESENTASI
Kepada siapa retribusi pelayanan kesehatan ini dibebankan apakah kepada pasien
atau penyedia pelayanan Kesehatan?
bahwa dalam PERDA kota jambi nomor 2 tahun 2009 menyebutkan retrbusi
pelayanan kesehatan adalah pungutan yang dibebankann kepada subjek Retribusi
sebagai imbalan atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.
bahwa bentuk konkret dari pelayanan Kesehatan seperti pelayanan Rawat jalan,
pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan rawat inap, pelayanan penunjang medik
pelayanan instalasi farmasi dan pelayanan lainnya.