Anda di halaman 1dari 14

Refleksi Putusan Bebas Kasus Korupsi

dan Illegal Logging dalam Perspektif


Hak-hak Azasi Manusia

Rusli Muhammad
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Abstract
Court decisions releasing the accused both in the cases ofcorruption and those ofillegal
logging could be influenced byjuridical factor, for example the regulation on the criteria for
decisions releasing the accused. This regulation would be a guide for Judges. Besides,
court decisions releasing the accused could also be influenced by non-Juridical factor,
such as return fee payment The implication ofsuch decisions on human rights is that the
conducts ofcorruption and illegal logging tend to decrease and destructthe economic life,
safety, peace, and welfare ofpeople. The idealJudge decisions should be combination of
normative, philosophical, and sociological considerations. These could be done by highly
integrated, professional, progressive and knowledgeableJudges who believe in God.

Keywords: Court Decisions, Corrup


tion, Human Rights, Illegal logging.
Release

Bangsa Indonesia sebagai bangsa bar suatu masyarakat adil dan makmur,
Tuhan sejak semula merasakan betapa dimaksudkan pula mewujudkan tujuan
pentingnya keadllan di alam merdeka nasional sebagaimana termaktub dalam
sehingga adalah wajar ketika para pendiri Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
negara sepakat meletakkan keadllan yaknl melindungi segenap bangsa Indone
sebagai cita-cita perjuangan bangsa yang sia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
harus diwujudkan dalam tatanan kehidupan untuk memajukan kesejahteraan umum,
masyarakat. Pada mula dlrancangkannya mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
era pembangunan, cita-cita perjuangan melaksanakan ketertiban dunia yang
bangsa Inipun dijadikan sebagai salah satu berdasarkan kemerdekaan, perdamalan
dari tujuan pembangunan Itu, yaknl abadi dan keadllan sosial.
mewujudkan suatu masyarakat adii dan Meskipun program pembangunan telah
makmuryang merata material dan spiritual diusahakan sedemlkian rupa namun dalam
berdasarkan Pancasiia.
usaha mencapai masyarakat sejahtera dan
Rangkaian program pembangunan adil tidak selamanya berjalan lancar.
nasional sebagai kebijakan sosial {Social Hambatan-hambatan dan rongrongan
Policy) yang dijalankan terus menerus, senantiasa mengancam usaha tersebut.
selain dimaksudkan untuk mewujudkan Berbagai macam kejahatan yang terjadi,

133
UNISIA, Vol. XXXNo. 64Juni 2007

korupsimisalnya, adalah salah satu bentuk kejahatan sampai pada akar-akarnya.


hambatan dan rongrongan yang menakut- Selama ini berbagai bentuk reaksi dan
kan. Dapat dikatakan bahwa hampir pada respon sosial dapat diiakukan untuk
semua sektor kehidupan dan pada semua menanggulangi kejahatan yaitudengan cara
tingkatanbirokrasi tidakluputdari kejahatan penegakan hukum pidana/penal. Sebenar-
kerah putih ini dan sudah menempatiderajat nya penanggulangan kejahatan dengan
ketinggianyang membahayakan dan telah menggunakan hukum pidana/penal
menggerogoti sekian banyak keuangan bukanlah satu-satunya cara, melainkan
negara serta merusak proses pembangunan dapat pula dengan menggunakan cara atau
bangsa, bahkan telah merusak dan kebijakan lain yang sifatnya non-penal,
meruntuhkan sendi-sendi perekonomlan misalnya melalui jalur pendidikan, penyan-
negara. tunan sosial, peningkatan taraf kesehatan
Tidakkalah bahayanya dengan kompsi, masyarakat dan lain-lainnya.Adanya jalur
negara ini pun terancam dengan maraknya non-penal ini karena dianggap bahwa
illegal logging. Sungguh menyedihkan, penggunaan hukum pidanaatau penegakan
sejak dihembuskannya disektor kehutanan hukum pidana bukan satu-satunya cara
angkanya melonjak tajam dan semakin yang ampuh dalam menang-gulangi keja
menggila. Hasil hutan yang menjadi asset hatan. Hal Ini wajar karena pada hakikatnya
negara dirampok oleh rakyatnya sendiri kejahatan itu merupakan "masalah kema-
didukung petinggi-petinggi yang turut nusiaan" dan "masalah sosial" yang tidak
menikmati hasilnya, Sedihnya lagi kayu- dapat diatasi semata-mata dengan hukum
kayujatiyang bemilaitinggi dan memakan pidana (MuladI dan Nawawi, 1986).
waktu lama untuk tumbuh, dalam sekejap Menetapkan kebijakannon-penal dalam
berubah menjadi seonggok log yang usaha penanggulangan kejahatan adalah
terapung tak berdaya di sisi sungai, siap suatu isyarat bahwa penegakan hukum
diselundupkan ke luarnegeri dengan harga pidana dalam rangka penanggulangan
yangsangat rendah,sungguh keterlaluan I kejahatan Itu, kemampuannya terbatas dan
Adanyaberbagai bentuk hambatan dan bukan satu-satunya tumpuan harapan.
rongrongan kejahatan yang meruglkan Meskipun demlkian penegakan hukum
rakyatdan negara, nampaknyadihadapkan pidana tetap merupakan prioritas utama
pada adanya keharusan perlindungan, baik yangkeberhasilannya tetapdiharapkan, lagi
perlindungan terhadap usaha-usaha pula pada bidang penegakan hukum inilah
mensejahterakan masyarakat maupun dipertaruhkan makna "negara berdasarkan
perlindungan terhadap masyarakat{Social atas hukum."(Muladi dan Nawawi, 1986)
defence) itu sendiri. Apabila hal ini Penggunaan hukum pidana dalam
terabaikan, maka dengan sendirinya cita- proses peradilan, pada hakikatnya
cita untuk mewujudkan kesejahteraan merupakan penegakan hukum pidana itu
rakyat dan keadilan sosial akan sulit sendiri, dan inimerupakan pula bagian dari
tercapai, bahkah akan terjadi sebaliknya politik kriminal yaitu suatu kebijakan yang
kejahatanakan meningkat. masyarakatpun rasional guna penanggulangan kejahatan
akan bertambah gelisah dan kacau. dengan tujuan akhirnya adalah kesejah
teraan umat manusia.
Kebijakan perlindungan masyarakat
{Social Defence Policy) dapat diwujudkan Sebagai realisasi penggunaan hukum
melalui usaha-usaha penanggulangan pidana dimunculkan berbagai peraturan

134
Refleksi Putsuan Bebas Kasus Korupsi dan Illegal'Logging..., Rush Muhammad

perundang-undangan yang mengatur dengan pidana penjara dan denda (Pasal 78


berbagai bentuk ragam kejahatan. ayat (4), (5) dan (6).
Hubungannya dengan penanggulangan Ketentuan hukum pidana yang
kejahatan korupsi telah cukup banyak dirumuskan dalam pasal seperti tersebut
undang-undang yang dibuat untuk itu hingga di atas, sifatnya maslh abstrak dan tidak
dibuat Undang-Undang Nomor 31 tahun dapat beroperasi dengan sendirinya. Agar
1999 yang kemudian diubah dengan dapat beroperasi dan teriihat lebih kongkrit,
Undang-Undang No 21 tahun 2001. Dalam rumusan-rumusan abstrak tersebut
undang-undang in! telah dirumuskan memerlukan tangan-tangan yang mampu
beberapa pasal yang menentukan bentuk- menerapkannya sehingga apa yang menjadi
bentuk perbuatan yang dikuallfikasikan tujuannya dapat tercapai. Salah satu tangan
sebagai perbuatan korupsi yang diancam yang dimaksudkan ituadalah tangan-tangan
dengan pidana . Misalnya terdapat dalam para hakim yang sebelumnya telah diberi
Pasal 2:
kewenangan oleh undang-undang untuk
"Setiap orang yang secara melawan menjalankan tugastemebut.
hukum melakukan perbuatan memper- Melalui interaksi dan hubungan yang
kaya diri sendiri atau orang lain atau serasi antara hakim dengan berbagai
suatu korporaslyang dapat memgikan undang-undang korupsi dan undang-undang
keuangan negara atau perekonomian Kehutanan, diharapkan menjadi perisal dan
negara, dipidana dengan pidanapenjara pengendali meningkatnya tindak pidana
seumurhidup atau pidana penjara pal
korupsi dan illegal logging tersebut.
ing singkat 4 (empat) tahun dan paling
Memahami hal demlkian menjadlkan
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda
paling sedikit Rp 200.000.000.00 (dua undang-undang dengan segala perang-
ratusJuta rupiah) dan paling banyak Rp katnya termasuk dan terutama hakim,
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). diperankan dalam kapasitasnya masing-
masing sebagai sarana kontrol untuk
Demlklan pula dalam upaya penang
gulangan illegalloggingXe\ahdikeluarkan pula
mencegah dan memperkecil angka-angka
atas perbuatan-perbuatan yang tergolong
Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999
korupsi dan illegal logging.
tentang Kehutanan. Undang-undang in!telah
menentukan berbagai perbuatan yang Sekaiipun ada rambu undang-undang
diancam dengan pidana. Seperti antara lain dan hakim yang slap menghukumnya,
ditentukan "Setiap orang dilarang membakar namun pada realitasnya, perbuatan-
hutan (Pasal 50 ayat (3) sub d); menebang perbuatan yang tergolong korupsi dan ille
pohon atau memanen atau memungut hasil gal logging itu, ternyata tetap saja
hutan di dalam hutan tanpa memilikihak atau memperlihatkan dan menyebarkan aroma
Izin dari pejabat yang ben/venang (Pasal 50 yang semakin menyengat. Kualitas dan
ayat (3) sub e); menerima, membeli atau kuantitasnya cendemng meningkatterbukti
menjual, menerima tukar, menerima titlpan, dengan semakin banyaknya kasus-kasus
menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang yang ditangani oleh aparat penegak hukum,
diketahui atau patut diketahui berasal dari balk di tingkat kepolisian, kejaksaan
kawasan hutan yang diambil atau dipungut maupun yang telah diajukan ke pengadllan.
secara tidak sah (Pasal 50 ayat (3) sub f). Pengungkapan kejahatan sebanyak-
Masing-masing perbuatan tersebut diancam banyaknya adalah suatu prestasi tersendiri
namun tidak ada artinyajika hanya sekedar

J35
UNISIA, Vol. XXXNo. 64Juni2007

pengungapan tanpa ada penyelesaian yang merupakanpelangaranHAM karena praktek


berdampak preventif (pencegahan) dan korupsi itu jelas sangat merugikan
represif (penjarahan). kepentinganekonomidan sosial masyarakat
Hakim yang menjadi aktor dalam balk dalam bentuk individu maupun
menerapkan ketentuan hukumdlpengadilan kelompok. Sementara I Putu Getgel
telah banyakdan bemlangkali menjatuhkan mengatakan tindak pidana korupsi itu
palunya member] putusan terhadap perkara adalah perbauatan melanggarhak ekonomi
korupsi dan illegal logging yang dlha- dan sosial, yang mempakan baglan dari Hak
dapinya. Khusus untuk perkara korupsi, Asasi Manusia.(Getgel, 2000)
menurut catatan Indonesian Corruption Berangkat dari latar belakang tersebut
Watch (ICW) sebagaimana disampaikan di atas, maka tullsan Ini dengan menem-
Emerson Yuntho dalam slaran persnya patkanjudul "Refieksi Putusan Bebas kasus
menyebutkan, kasus korupsiyang ditangani Korupsi dan Illegal Logging Dalam
pengadilan sepanjang tahun2006 mencapai Perspektif Hak Asasi Manusia", maka
125 perkara yang telah diperiksa dan dalam pembahasannya dikembangkan
dlvonis.^ Sementara itu kasus Illegal log beberapa pokok masalah. Pertama;
gingsemenjak adanya reformasidi bidang mencoba memahami apa faktor-faktor yang
kehutanan tidak henti-hentlnya pula menjadi mempengaruhi tetjadinya putusan bebas.
urusan hakim di pengadilan. Kedua; memberikan gambaran bagaimana
Reformasi yangbergullrdi Indoensia pada refleksi putusan bebas terhadap kasus
tahun 1998,memberikannuansayang kondusif korupsi dan illegal logging. Ketiga;
dan membuka koridorbagi penegakan hukum mencoba mengajukan gagasan bagaimana
dan hak asasi manusia, sayang kbndisi ini putusan hakim yang ideal. Ketiga pokok
masalah tersebut akan diuraikan secara
hanya dirasakan diawal-awal reformasi, Itu pun
terbatas pada semangat pada gemamya berurutan pada baglan di bawah ini.
memproduksi peraturan pemndang-undangan,
implemen-tasinya belum menyentuh cita-cita Faktor-faktor Pengaruh Putusan
reformasi itu sendiri. Jika amanat reformasi bebas
untuk memberantas KKN dan menciptakan Pengadilan melalui aktornya yakni
Pemerintahan yangbersih, nampaknya masih hakim bertugas menerima, memerlksa dan
menjadi cita-cita yang tetap dan harus menjatuhkan putusan terhadap setiap
diperjuangkan. perkarayangdiajukan kepadanya. Terhadap
Korupsidan ///ega/Zogg/ng adalah dua perkara yang tergoiong tindak pidana,
bentuk kejahatan yang dapat merusak hakim tidak selamanya menjatuhkan
sistem perekonomiandan keuangan negara putusuan pidana terhadap pelakunya
secara meluas. Menurut Romll Atmasasmita melainkan dapat menjatuhkan putusan
: Tindak pidana korupsi yang meluas dan berupa putusan lepas dari segala tuntutan,
sistematis juga merupakan pelanggaran bahkan dapat berupa putusan bebas dari
terhadap hak-hak ekonomi dan sosial segala dakwaan. Hakim sesuaj dengan
masyarakat. (Atmasasmita, 2002) (Lihat ketentuan undang-undang berwenang
pula Penjelasan Undang-Undang No. 20 menentukan jenis putusan yang dapat
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak diberikan kepada terdakwa, tentu dengan
Pidana Korupsi). ini berarti bahwa tindak dasar pertimbangan-pertimbangan yang
pidana korupsi demikian pula illegal logging jelas, tepat, dan rasional.

136
Refleksi Putsuan BebasKasus Korupsi dan Illegal Logging..., Rusli Muhammad

Terjadinya suatu proses perkara pidana perbuatan pidana itu. Bukti minimum artinya
melalui aktivitas di kepoiistan diteruskan harus tersedianya minimal2 (dua) alat bukti
ke kejaksaan hingga sampai ke pengadilan dari 5 (lima) alat buktiyang ditentukan oleh
dan berakhir hingga memperoleh putusan Undang-Undang.
yang berkekuatan tetap. Logikarasionalnya, Perkembangan pemikiran hukum yang
bahwa setiap perkara yang telah dlsaring. berbasis sosiologis dan Hak-Hak Manusia
diperiksa dan diproses secara teiiti di tidak memungkiri digunakannya faktor-faktor
kepollslan dan kejaksaan hingga sampai ke non-yuridis sebagal bahan pertimbangan dl
pengadilan, mestlnya dengan perspektif dalam menjatuhkan putusan. Persoalannya
yang sama, hakim akan bersikap sama adalah apakah semua faktor non-yuridis
dengan pejabat sebelumnya yang dapat menjadi alasan menjatuhkannya
menghendaki pelakunya diperiksa dan putusan bebas Itu ? tentu ada batasannya
dijatuhi hukuman. Namun kenyataan tidak sehlngga yang dapat ditolerir hanyalah
demlkian, hakim terkadang mengambll terhadap hal-hal yang didukung dan
sikap berbeda dengan menjatuhkan putusan mempunyal alasan pembenar berdasarkan
bebas yang sangat jauh dan tidak perspektif keilmuan hukum dan hak Asasi
terpikirkan sebelumnya oleh Penyidik manusia, sementara faktor-fektor non-yuridis
apalagi Penuntut Umum. yang muncul dari nafsu serakah, kotor dan
Mencermati putusan bebas dalam bersifatmafiaseharusnya tidakdiberi tempat
kasus kompsidan illegalloggingyang terjadi dan harus dijauhi.
selama ini, dapat dikemukakan bahwa Dalam perspektif HAM setiap indlvidu
terdapat dua faktor yang menyebabkan memlliki hak-hak menlkmati kebebasan
munculnya putusan bebas tersebut yakni hidup dan berhak mendapatkan perlakuan
faktor yang bersifatyuridis dan faktor yang yang sama di depan hukum. Menurut G.
bersifat non-yun'dis. ^ Faktor yang bersifat Robertson Q.C yang dikutip oleh Mahsyur
yurldis harus menjadi pilihan hakim karena Effendl bahwa:
hal itu memang dikehendaki oleh peraturan
perundang-undangan, Alasan tersebut Tak seorang pun boleh disiksa atau
misalnya, ditemukan dalam Pasal 191 ayat diperlakukan atau dihukum secara
keji, tidak manusiawi, atau meren-
(1) KUHAP yang berbunyl:
dahkan martabat. Setiap orang berhak
"Jika pengadilan berpendapat bahwa atas penyelesaian yang efektif oleh
dari hasll pemeriksaan di sidang,
kesalahan terdakwa atas perbuatan
yang didakwaan tidak terbukti secara ^ Faktor yuridls dimaksudkan adalah
sah dan meyakinkan, maka terdakwa faktor-faktor yang telah ditentukandan terdapat
diputus bebas". dalam suatu peraturan perundang-undangan,
Inti alasan putusan bebas tersebut dalam hal muncul dl persidangan akan
menjadi alasan dan sandaran bag! hakim
adalah karena tidak terbuktinya dakwaan
untuk menjatuhkan putusan bebas. Semen
jaksa penuntut umum. Ukuran terbukti tara yang dimaksud faktor non-yuridis adalah
tidaknya suatu perbuatan yang didakwakan faktor-faktor di luar ketentuan perundang-
dapat dilihatdari terpenuhinya alat-alat bukti undangan yang muncul di dalam atau di luar
minimum, dan adanya keyakinan hakim persidangan, balk atas inisiatif pelaku
kejahatan maupun dari diri hakim sendiri dan
terhadap alat-alat bukti tersebut serta
dapat berdimensi ilmu pengetahuan, politik,
terpenuhi atau tidaknya unsur-unsur dari ekonomi atau pun kemanusiaan.

J37
UNISIA. Vol. XXXNo. 64 Juni 2007

peradilan nasional untuk mendapatkan pemeriksaan baik kepada saksi maupun


perlindungan yang sama ierhadap kepada terdakwa, namun yang dilakukan
tindakan-tindakan yang melanggar sesungguhnya adalah permainan busuk,
hak-hak mendasar yang diberikan mereka telah menghianati keadilan dan
kepadanya oleh konstitusi atau kebenaran hakim dengan penampilan yang
hukum"^ meyakinkan seplntas telah memperlihatkan
Pembatasan atau perampasan kepada publik, pengunjung persidangan
terhadap hak individu dapat ditolerir hanya bahwa ia telah melakukan persidangan
dengan undang-undang dan dengan dengan penuh tanggung jawab, namun
mengimplementasikan hak-hak asasi dibalik persidangan itu telah terjadi
manusta. Oleh karena itu apapun putusan pemufakatan jahat di antara mereka dengan
yang dijatuhkan oleh hakim termasuk "uang jasa". Uang jasa inilah sebagai salah
putusan bebas terhadap terdakwa dapat satu wujud terpopuler faktor non-yuridis dan
dibenarkan asalkan melalui ukuran undang- yang paling sering menjadi lahimya putusan
undang dengan mekanlsme yang jujur, bebas.
transparan dan manusiawi. Peradilan yang
Sri Bintang Pamungkas dalam
jujur, transparan dan manusiawi oleh bukunya memberikan pen'ncian tentang
Superman Marzuki dianggapnya sebagai tarif uangjasa ini. Disebutkan bahwa,
HakAsasi Manusia, sebagaimana terbaca untuk kasus-kasus umum, seperti
pada salah satu Judul tulisannya yakni pencurian, pembobolan, perampokan
"Peradilan yang fair, transparan dan dan pembunuhan mempunyai kelas
manusiawi adalah hak asasi manusia" judul tersendiri: Kelas di bawah 50 Juta ru-
ini kemudian menjadi tesis utama tulisannya piah, kelas antara 50 hingga 100juta,
itu. atau kelas di atas 100 juta dan
Diakui bahwa dalam prakteknya seterusnya. Untuk kasus-kasus
terdapat putusan bebas yang dilandasi oleh sepertipembunuhan, :uangjasa"yang
faktor non-yuridis berdasarkan alasan terlibat bisa mencapai di atas 100juta
pembenar menurut perspektif keilmuan rupiah. Sedang untuk kejahatan
hukum dan HakAsasi Manusia, namun tidak ekonomi, sepeiiimembobolbanklewat
dipungkiri pula bahwa sekian banyak komputer dan penggelapan pajak,
"uangjasa'nya bisa mencapai milyaran
putusan bebas dalam kasus korupsi dan il
rupiah.
legal logging yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor non-yuridis di luar perspektif keilmuan Refleksi Putusan bebas kasus
dan HAM melainkan perspektif komersial
Korupsi dan Illegal Logging
kotor dengan cara tawar menawar perkara
dan putusannya dengan standar dan ukuran Undang-undang telah memberikan
"uang sebagai jasa". kewenangan kepada hakim untuk
Praktek mafia peradilan rasanya sulit memeriksa, mengadili dan menjatuhkan
dibasmi karena begitu msaknya moral para putusan terhadap terdakwa di sidang
penegak hukum. Jaksa penuntut umum, pengadilan. Hakim memiliki kebebasan
penasihat hukum dan hakim bermain dengan dalam menjalankan kewenangan itu,
hukum, mereka sepertinya menjalankan kebebasan hakim dijamin oleh undang-
tugas mulia, mereka dalam penampilan dan undang sehingga tidak ada satu kekuasaan
gaya terlihat sungguh-sungguh melakukan manapun yang dapat mencampuri urusan

J38
Refleksi Putsuan Bebas Kasus Korupsi dan Illegal Logging..., Rusli Muhammad

pengadilan itu. Jadi pada dasarnya dalam/ pidana penjara, cenderung jauh dengan
untuk memeriksa dan mengadill, hakim tuntutan pidana yang diajukan oieh penuntut
bebas untuk menentukan sendirl cara-cara umum apalagi dengan yang dirumuskan
memeriksa dan mengadill. Kebebasan dalam undang-undang.
hakim merupakah asas yang sifatnya uni Sebagai gambaran dari 125 kasus
versal, yang terdapat dimana saja dan kapan korupsi, sebanyak40 perkara dengan 117
saja. Asas ini berarti bahwa dalam terdakwa divonis bebas oleh pengadilan
meiaksanakan peradiian, hakim itu pada karena dianggap tidak bersaiah, sedangkan
dasarnya bebas, yaitu bebas dalam/untuk yang divonis dengan hukuman di bawah dua
memeriksa dan mengadill perkara dan bebas tahun penjara sebanyak 37 perkara, jauh
dari campur tangan atau turun tangan leblh banyak dibandlngkan dengan perkara
kekuasaan ekstra yudisiii. yang divonis dl atas dua tahun hingga lima
Sekaiipun kebebasan ini dimiliki oleh tahun yaknl sebanyak 32 perkara.
para hakim, namun kebebasan ini bukan Sementara pada kasus illegal logging
tanpa batas melainkan dibatasi oieh hukum ditemukan puia adanya putusan bebas
dan keadiian masyarakat. Khusus tentang seperti dl pengadilan Negerl Papua telah
kebebasan, budayawan (Mangunwidjojo menjatuhkan putusan bebas terhadap 14
1997) mengartikan kebebasan sebagai tepo kasus, Demiklan puia dl PN Tanjung yang
seliro (Jawa) tahu diri,saling ada tenggang menjatuhkan putusan bebas terhadap
rasa dan saling menghormati. Dikatakan terdakwa (Suara Karya, 2007).
selanjutnya: .. kebebasan yang dimiliki Refleksi putusan bebas terhadap kasus
manusia adaiah kebebasan untuk berbuat korupsidan illegalloggingakan berdampak
kebajikan. Karena, manusia makhlukyang buruk bagi usaha-usaha penangguian'gan
mempunyai tanggung jawab. kejahatan daiam segala bentuknya,
Kebebasan hakim harus dihargai, khususnya tindak pidana korupsi dan ille
akan tetapi seorang hakim harus puia gal logging. Dengan putusan bebas itu
meiaksanakan kebebasan itudengan penuh menjadikan para pelaku-pelaku potensial
tanggung jawab dengan memperhatikan tergerak untuk meneruskan niatnya
kaedah (norma) dan ajaran-ajaran hukum melakukan perbautan korupsi dan illegal
dan perkembangannya serta nliai-niiai logging tersebut. Sementara pecandu-
kemanuslaan dalam masyarakat. Dengan pecandu yang telah terbiasa melakukan
pemahaman demiklan karya-karya yang berbuatan yang terkutuk Itu akan termotifasi
dihasilkan oleh hakim melalui putusannya terus untuk mengulanginya lag).
akan berdaya guna bagi kehidupan iniberarti tingkat kejahatan korupsi dan
manusia. Akan tetapi jlka kebebasan itu Illegal logging tidak pemah akan berhenti
disalahgunakan, sebaliknya akan melainkan tetap melaju hingga tingkatyang
berdampak buruk bagi kehidupan umat membahayakan. Akibatnya keruglan di
manusia.
sektorkeuangan dan perekonomian negara
Putusan bebas pada kasus-kasus menjadi meningkat. Berkenaan dengan
korupsi dan illegalloggingdan hari ke hari kerugian ini, Ketua badan Pengawasan
masih tetap mewarnai dunia peradiian. Keuangan dan Pembangunan (BPKP)Arle
Berbagat kasus korupsi dan illegal logging Soeiendro memaparkan bahwa kerugian
yang diajukan ke pengadilan berakhir negara akibat tindak pidana korupsi seiama
dengan putusan bebas, kalau dengan tahun 2004 hingga April 2005 sebesar Rp

139
UNISIA, Vol. XXXNo. 64Juni2007

3,551 triliun dan US$ 74,6 juta atau Rp genangan air ada mencapai 2 meter bahkan
716,2 mlliar (dengan kurs Rp 9.600 per 1 Iebih. Menurutanaiisa ilmiah, banjir tersebut
US $ (Tempo, 2005). akibat dari tidak ada atau berkurangnya
Kerugian negara akibat korupsi di atas, hutan yang dapat menampung air hujan,
tambah diperburuk dengan menjamumya //- kebanyakan sudah menjadi tempat
legallogging. Berdasarkan pers release dari pemukiman atau dijarah uhtuk keuntungan
Departemen Kehutanan pada tanggal 15 pribadi.
Januari 2003 bahwa, kayu-kayu yang Demikian puia banjir bandang yang
diselundupkan dari Kalimantan, Papua, terjadi di Kecamatan Panti, Kabupaten
Sumatera Utara, Riau dan Nanggroe Aceh Jember yang mengakibatkan Iebih 80 nyawa
Darussalam (NAD) mencapai lOJuta meter meiayang disebabkan illegal logging.
kubik per tahun, sedangkan penebangan Bahkan, akibat proses penggundulan dan
dan peredaran kayu secara liar dalam negeri konservasi hutan tanpa pertlmbangan
mencapai 50,7 juta meter kubik per.-tahun, dimensi ekpiogis yang rasional, meng
dengan perklraan kerugian yang ditanggung akibatkan negara merugi Rp 220 miiyar.
negara sebesar Rp 30.42 triilun per tahun. Praktik illegal logging di daerah penghasii
(Nurjana dkk, 2005) tembakau terbaik di Jatim itu beriangsung
Sementara Itu mendurut Menterl sejak tahun 1999 dan mencapai puncaknya
Kehutanan, H.M.S. Kaban mengungakpkan pada tahun 2002. Illegal logging Ini bisa
bahwa dampak adanya Illegal logging beriangsung aman dan iancar akibat kongsi
ternyata teiah mengakibatkan kerugian bisnis antara cukong kayu dan aparat
negara Rp 30 triiiun pertahun dan kerusakan birokrasi pemerintah serta beking oknum
hutan di Indonesia seluas 2,8 Juta ha per petugas keamanan. (Suripto, 2006)
tahun dengan kerugian mencapai Rp 40 Gambaran akibat kejahatan korupsi dan
triliun pertahun. Dari 120juta ha luas hutan, illegal logging tersebut di atas adaiah suatu
yang mengalami kerusakan sekitar56 juta angka yang menakjubkan dan jika tidak
hektar. Menurutnya, Illegal logging yang dicegah, bukannya lagi meruntuhkan sendi-
paling besar terjadi di luar Pulau Jawa, yaltu sendi perekonomian negara meiainkan
Papua, Sumatra, dan Kalimantan. merembet puia pada hak-hak asasi manusia.
Sementara di Jawa Tengah dan Jawa barat Menurut (Masyhur Effendi, 2001) HAM
frekuensinya kecil.^" Leblh lanjut Kaban meiiputi hak sipii/hak poiitik dan hak sosial/
mengatakan, hutan di Indonesia Ibarat or- hak ekonomi/hak kulturai yang tertuang
ang yang terkena penyakit kanker yang ada daiam Dekiarasi Hak Asasi Manusia
pada stadium empat. Jika dibiarkan terus Sedunia 10 Desember 1948, terkait dengan
terjadi, kondisinya hanya bisa bertahan lima dihormati-nya hak berbeda pendapat,
belas tahun lagi. tertuang di daiam Pasal 21 Ayat 3.
Gejala banjiryang setlap musim hujan Ketentuan tersebut diperkuat daiam
selalui menghantui beberapa pemukiman Perjanjian internasionai tentang Hak Sipil
penduduk di berbagal perkotaan. Banjir yang dan Hak Poiitik dan Perjanjian intemasionai
terjadi baru-baru ini di Jakarta sungguh tentang Hak Ekonomi, ^Sosial, dan
menyengsarakan penduduk karena tidak kebudayaan yang mempunyai kekuatan
saja menimbulkan kerugian materiii yang hukum yang mengikat dan disetujui Majelis
cukup banyak, tapi iebih mengerlkan adaiah Umum PBB tahun 1966.
mengancam nyawa mereka karena

J40
Refleksi Putsuan Bebas Kasus Korupsi dan Illegal Logging..., Rusli Muhammad

Membiarkan Koaipsi illegallogging nyawa terancam oleh banjiryang terkadang


melalui putusan bebas berarti membiarkan tidak disangka-sangka datangnya.
uang dan kekayaan negara dirampas dan Bagaimana bisa hidup bahagia, sejahtera
dinikmatioleh hanya segellntir orang yang kaiau perkerjaan suiit didapatkan.
bemyall bejat dan bermoral bobrok. Uang sementara hasii-hasii pembangunan dan
dan kekayaan negara yang dirampas Itu pengeioiaan hutan yang mestinya dapat
pada hakekatnya secara tidak langsung juga merambah daiam kehidupan mereka
adalah hak-hak masyarakat sebagal rakyat semuanya berpindah tangan, dirampas oieh
negara. Menurut Kamrl A. uang negara sekelompok kecii manusia bermorai bejat.
yang dirampas oleh orang-orang yang tidak Seiain hak-hak tersebut di atas, hak-
bertanggung jawab, secara tidak langsung hak seperti pada Pasai 12 juga menjadi
pula merampas hak-hak masyarakat. sebuah impian yang suiit terjangkau. Isi
Karena mereka telah merampas hak-hak pasai Ini menyebutkan bahwa ;
masyarakat dengan cara korupsi, maka itu
berarti terjadi juga pelanggaran hak asasi "Setiaporang berhak atasperlindungan
manusia. Sebab daiam setiap rupiah uang bagi pengembangan pribadinya untuk
milik negara terdapat juga hak milik memperoleh pendidikan, mencerdas-
masyarakat. Lebih lanjut (Kamri, 2005) kan dirinya dan meningkatkan kualitas
mengatakan, masyarakat di sini bukan
hidupnya agar menjadimanusia yang
hanya sekedar warga negara, tetapl bisa beriman,bertakwa,bertanggungJawab,
berakhlakmulla, bahagia dan sejahtera
Juga berarti"masyarakatdaiam artisebagal
sesuai dengan hak asasi manusia."
manusia yang mempunyai hak atas
kekayaan perdala negara."
Pasai tersebutmemberikan penekanan
pada pengembangan dirl meiaiui pendi
Adanyapelanggarandengan merampas dikan. Pendidikan adaiah usaha yang sadar
hak-hak rakyatmenjadikan rakyatsemakin darisetiap individu untukmengembangkan
tidak berdaya mendapat kesempatan kephbadiannya dan kemampuannya di
memenuhi dan menikmati hak-hak daiam maupun di luar sekolah.sepanjang
asasinya. Hak untuk hidup sebagaimana masa hidupnya. Pendidikan adaiah suatu
diatur daiam Bagian Kesatu Pasai 9 usaha yang sengaja dibuat dan direnca-
Undang-Undang No 39 tahun 1999 nakan dengan tujuan mengubah periiaku
menyebutkan: manusia. (Kusuma, 1981)
(1) Setiap orang berhak untuk hidup, Daiam pasai 26 Universal Declaration
mempertahankan hidup dan mening- of Human Rights ayat 2 ikhwal pendidikan
katkan taraf kehidupan. inidikatakan sebagal berikut:
(2) Setiap orang berhak hidup tenteram,
aman, darhai bahagia, sejahtera iahir "Pendidikan ditujukan ke arah
dan batin.
perkem-bangan kepribadian manusia
(3) Setiap orang berhak atas lingkungan serta untuk memperkokoh
hidup yang balk dan sehat. penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia dan kebebasan-kebebasan
Hak hidup tenteram, aman, damai,
dasar manusia. Pendidikan harus
bahagia. sejahtera iahir dan batin
mempertinggi sating pengertian,
sebagaimana tersebut pada Ayat (2)diatas toleransi dan persahabatan antara
semakin suiit dlcapai. Bagaimana bisa bangsa-bangsa, ras dan kelompok-
hidup tenteram kaiau setiap musim hujan kelompok keagamaan serta

141
UNISIA, Vol. XXXNo. 64Juni 2007

memajukan kegiatan-kegiatan PBB tahapan pemeriksaan hingga melahirkan


dalam memelihara perda-maian." putusannya itu.
Masyarakat Indonesia yang sebagian Terdapat beberapa komponen^® yang
berada pada garis kemiskinan dan saling berintegrasi di dalam persidangan,
kebodohan akan tetap berada pada sekalipun peranan masing-masing berbeda
dunianyadan mungkin akan bertambah lebih namun mengarah pada satu tujuan yaknl
parah dari itu. Usaha pendidikan yang menghasilkan suatu putusan yang adil
dilakukan untuk mengangkat derajat berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
kemanusiaan dan martabat dlrl, hanya dapat Proses menuju putusan adalah melibatkan
dijangkau oleh sebagian manusia yang seluruh komponen pengadilan, namun
berduit, sementara lainnya hanya berpangku pengambilan putusan adalah tetap menjadi
tangan merenungkan naslbnya. Dampak kewenangan hakim selaku pemimpin di
kejahatan korupsi dan illegal logging secara persidangan.
tidak langsung menghasilkan kondisi Hakim telah banyak menghasilkan
demlkian. Sekiranya sedikit saja terbebas putusan, dan tetap akan menjatuhkan
dari kejahatan in!, kemungkinan besar putusannya sepanjang pengadilan tetap
anggaran pendidikan dengan alokasi dana dibanjiri perkara. Telah banyak putusan,
20 % dari keselumhan anggaran pendapatan namun dari sekian putusan hakim yang
dapat terpenuhi sehingga membantu banyak itu, ada pula yang bermasalah baik
meringankan biaya-blaya pendidikan yang yang berbentuk putusan pemidanaan lebih-
terjangkau oleh keseluruhan rakyat. lebih lagi yang berbentuk putusan bebas,
seperti putusan hakim dalam kasus illegal
Putusan Hakim yang Ideal logging 6\ Pengadilan NegeriTanjung Balal
Dunia peradilan tidak pemah luput dari Sumatera Utara yang dinilai bermasalah
sorotan dan- selalu menjadi obyek kajlan sehingga majells hakimnya dipanggll untuk
yang hangat. Salah satu persoalan yang dimintal keterangan terkait dengan vonis
sering menjadi bahan perbincangan di dunia bebas terdakwa. Bagaimanakah
peradilan adalah menyangkut "putusan sesungguhnya suatu putusan hakim yang
hakim" karena pada putusan Inllah selain ideal Itu, pertanyaan ini akan dibahas berikut
menentukan nasib seseorang juga sebagai Ini.
ukuran seberapa jauh tingginya penegakan Dengan berpedoman pada pasal 197
hukum dan hak-hak asasi manusia yang KUHAP dapat diketahui beberapa hal yang
dilaksanakan di wilayah pengadilan. harus dimuat di dalam suatu putusan. Salah
Lahirnyasuatu putusan selain melalui satu dari hal tersebutyang perlu mendapat
suatu proses yang panjang, dibutuhkan puia pertiatian adalah; "pertimbangan mengenai
sumberdaya dan keterlibatan pemikirandan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian
tenaga yang banyak .karena hal demlkian yang diperoleh dari pemeriksaan dl
adalah kebutuhan dan tuntutan yang persidangan". Berdasarkan ketentuan ini
dikehendaki oleh peraturan perundang- berarti hakim dalam menyusun pertlm-
udangan. Hakim sebagai sentral dan. bangan-pertimbangan putusannya terbatas
penentu di sidang pengadilan dengan pada 3 (tiga) hal yakni, fakta, keadaan, dan
sendirinya akan lebih banyak berperan dan alat pembuktian yang diperoleh dari
bertanggung jawab penuh dalam setiap pemeriksaan di persidangan.

142
Refleksi Putsuan Bebas Kasus Korupsi dan Illegal Logging..., Rusli Muhammad

Selain ketiga hal tersebut, berbagai hal segi dapat memberi keuntungan bagi hakim
lainnya yang dimuat dalam putusan sendiri, sebab hakim tidak perlu memeras
berdasarkan pasal 197 tidak luput pula pikiran dan mengeluarkan tenaga yang
menjadi pertimbangan hakim, misalnya surat banyak untuk menemukan dan menyusun
dakwaan, tuntutan pidana, pasal peraturan pertimbangannya. Fakta-fakta yang sudah
yang menjadi dasar pemidanaan dan dasar ada di pengadilan sepanjang sudah
hukum putusan, pemyataan kesalahan dan memenuhi kriteria undang-undang maka
unsur-unsur dalam tindak pidana dan lain itulahpertimbangannya tanpa harus berplkir
sebagainya. Pertimbangan demiklan inl dapat panjang lagi. Namun pada segi lainnya
digolongkan sebagai pertimbangan yuridis putusan hakim yang mengandalkan
normatif. Hasil pengamatan yang dilakukan pertimbangan yuridis normatif itu hanya
terhadap 40 putusan dengan mengambil dapat menghasilkan keadilan formal yang
sampel dl 4 (empat) pengadilan negerl DIY sangat jauh berbeda dengan kadilan
menunjukkan sebagian besar putusan substantif. Bahkan bisa terjadi lebih buruk
tersebut, pertimbangannya lebih bersifat lagijikafakta-fakta yang terungkap disidang
yuridls normatif {Muhammad, 2006). pengadilan adalah fakta hasil rekayasa
Putusan hakim yang cenderung semata, maka tentu putusan yang
menggunakan pertimbangan yuridis noimatif dihasilkan tidak sedikit pun menyentuh
menunjukkan hakim selalu menggunakan keadilan baik formal maupun yang
ukuran peraturan perundang-undangan substantif.
sebagai pisau dalam memecahkan Berbagai kasus korupsi dan illegallog-
persoalan. Logika berpikimya adalah loglka g/hg dengan mengandalkan pertimbangan
berplkir deduktif, yaknl menempatkan yuridis normatif berakhir dengan putusan
aturan-aturan atau pasal hukum yang bebas, namun kemudian diketahui bahwa
bersifat umum ke dalam kasus-kasus yang putusan bebas itutemyata bermasalah atau
konkret. Nuansa pemikiran hakim demiklan dipenmaslahkan oleh jaksa penuntut umum
itu tidak lepas dari posisinya sebagai dengan mengajukan kasasi ke Mahkamah
seorang profesional yang pandangannya Agung. Maslh belum lepas dari ingatan
senantiasa melihat dan memahami hukum putusan bebas yang diberikan kepada
sebagai peraturan {rules) yang selalu TommySoeharto tidak diterima oleh jaksa
menjadi pegangannya. penuntut umum kemudian mengajukan
Sejalan dengan profesionalisme itu, kasasi. Hakim Agung Saifuddin mengabul-
adanya pertimbangan yang bersifat yuridis kan kasasi jaksa dan menghukum Tommy
normatif itutidak luput pula dengan adanya dengan pidana penjara, meskipun kemudian
suatu ajaran yang sudah berakar dan berakibat kematiannya. Demiklan pula
mendarah daging dan telah mengfkat putusan bebas yang diben"kan hakimkepada
merasukbertahun-tahun bahkan berpuluh 14 perkara pembalakan liardiseluruh Papua
puluh tahun pemikiran para ilmuwan yang lagi-lagi kejaksaan juga mengajukan
hukum di tanah air sehingga sulit untuk kasasi ke MahkamahAgung. Kasus ini pun
meninggaikan ajaran yang bersifat legalistik mendapat perhatlan dari Komisi Yudlsial.
positivistik, Itulah ajaran dari Teorl Hukum Untuk menyempurnakan putusan
Normatif. hakim, maka perlu dikembangakan tidak
Putusan hakim yang mengandalkan saja pertimbangan yuridis normatif
pertimbangan yuridis normatif pada satu melainkan menjangkau pada pertimbangan

143
UNISIA, Vol. XXXNo. 64 Juni 2007

yurldls filosofis. Kebutuhan akan pertim- tersebut dapat dirasakan dan diprediksiakan
bangan yurldis filosofis dalam rangka keberadaannya. Suatu peristiwa dapat saja
mencari kebenaran yang sesungguhnya tidak terungkap di pengadilan namun tetap
•yang terkadang tidak dapat ditemukan merupakan suatu fakta yang diakul
melalui iogika deduktif dengan landasan keberadaannya karena ada di dalam pikiran
undang-undang, melainkan hanya dapat dan pergauian kehidupan masyarakat.
ditemukan melalui Iogika induktif dengan Pertimbangan yuridis sosiologls ini
landasan akal pikiran yang raslonal dan hati masih sangat langka menghiasi putusan
nurani yang tulus ikhlas. Pertimbangan ini hakim, tidak mudah bagi seorang hakim
lebih mengarah pada nilai-nilai, berupa nilai untuk dapat menyusun putusannya dengan
kebenaran, kemanusiaan, keadilan, dan nilai syarat akan pertimbangan-pertimbangan
ketuhanan dan sebagainya. yuridis sosiologls Itu, lebih-Iebihbagi hakim
Tidak mudah memenuhi kebutuhan ini, yang masih berpikiran konservatif dan statis
hanya dapat dipenuhl dengan hakim yang menggunakan ajaran-ajaran normatif legal
terbuka pikiran dan mata hatinya . Hakim teori yang tergolong dalam mazhab
yang selalu melibatkan cipta {logos), karsa positivistik. Untuk Itu upaya mendapatkan
(etos) 6an.rasa{pathos) dalam hidup dan putusan hakim dengan muatan pertim
kehidupannya, betiaku jujurdan senantiasa bangan yuridissosiologls sangat dibutuhkan
khusu' memunajat kepada sang Pencip- hakim yang progresif, yang scientifik
tanya. Dalam hal inimengingatkan kila pada menglkuti perkembangan masyarakat dan
sosok mantan HakimAgung Bismar Siregar keilmuan di bidang hukum.
yang tidakseiamanya menggunakan ukuran Gambaran hakim yang progresif Itu
undang-undang atau norma positif dalam selalu tidak puas dengan kebenaran
menyusun putusannya. Pertimbangannya formallstik, kebenaran menurut undang-
terkadang melampaui apa yang dikehendaki undang tetapi selalu mencari kebenaran
oleh undang-undang dengan menentukan subtanslal, kebenaran yang diakui dalam
pertimbangansendiri, menyentuh tidaksaja masyarakat dilandasi oleh nllai-nllal
nilal-nilal kemanusiaan melainkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Gambaran
ketuhanan. sebagal seorang scientifik senantiasa
Selain kedua bentuk pertimbangan mempertihatkan sikapnya obyektifsehingga
yurldlstersebut, putusan hakim akan lebih semua informasi ilmiah menjadi bahan
sempuma jika memperhatikan dan memuat pertimbangannya tanpa kecuali sekallpun
pula pertimbangan yuridis sosiologls. bergeser dari kebiasaan atau ajaran
Pertimbangan Ini adalah pertimbangan tradisional,. Sekallpun la berada dalam dunia
hakim yang didasarkan pada suatu profesi tapi apa yang dilakukan tidak
keadaan yang tidak diatur dalam aturan semata-mata dalam kerangka profe-
perundang-undangan, namun keadaan sionalisme tapi juga dalam kerangka
tersebut melekat pada diripembuattindak keilmuan, yaknltidaksemata-mata bekeija
pidana atau berhubungan dengan tindak untuk membuat dan menetapkan putusan
pidananya itu sendiri maupun berkaitan dengan melihat danmenerapkan secara^
dengan masalah-masalah soslal dan bulat-bulat aturan-ataturan hukum yang
struktur masyarakat. Pertimbangan Ini dapat bersifat abstrak melainkan ia senantiasa
pula berupafakta-fakta yangsecara riil tidak melihat masalah yang dihadapi dalam
terungkap di sidang pengadilan tapi fakta konteks yang lebih luas. Aturan hukum

144
Refleksi Putsuan Bebas Kasus Korupsi danjllegal Logging..., Rusli Muhammad

yang dihadapinya tidak dilihatnya sebagat Bahwa implikasi putusan kasus korupsi
sesuatu yang abstrak dan apa adanya dan illegal logging dalam perspektif HAM
sebagaimana yang tertulis, tetapi adalah:
dilihatnya sebagai proses yang isi maupun 1. Tingkat kejahatan akan cenderung
rumusannya bisasaja berubahdariwaktu meningkat mengingat pelaku
ke waktu sesuai dengan kondisi potensial akan terdorong dan
masyarakat saat itu. termotifasi melakukan kejahat-
Pensyaratan untuk mencapai putusan annya sementara yang mendapat
hakim yang ideal, nampaknya tidak cukup putusan bebas akan ketagihan
dengan mengandaikan pertimbangan yuridis melakukan kejahatan kembali.
normatif belaka, melainkan dibutuhkan puia 2. Membiarkan Korupsi dan illegallog
kombinasi dengan pertimbangan- ging melaiui putusan bebas berarti
pertimbangan yuridis lainnya balk yang membiarkan uang dan kekayaan
berupa yuridis filosofis maupun yuridis negara dirampas dan dinikmatioleh
sosiolcgis. Kombinasi dan IntetgrasI ketlga hanya segelintir orang yang
pertimbangan yuridis di dalam setiap bemyall bejatdan bermoral bobrok.
putusan hakim diharapkan dapat Uang dan kekayaan negara yang
menghasllkan putusan hakim yang Ideai. dirampas itu pada hakikatnya
Namun untuk mencapai hal demikian sangat secara tidak iangsung adalah hak-
ditentukan oleh kuallfikasi hakim yang hak masyarakat sebagai rakyat
terbuka pikiran dan mata hatinya, hakim negara, maka itu berarti terjadi Juga
yang selalu meiibatkan cipta (logos), karsa pelanggaran hak asasi manusia.
(etas) dan rasa(pdt/705) daiam hidup dan Sebab dalam setiap rupiah uang
kehidupannya, profesional, progresif miiiknegara terdpatjuga hak milik
sclentifik berlaku jujur dan senantiasa masyarakat.
khusu' memunajat kepada sang 3. Akibat korupsi dan illegal logging
Penciptanya. yarig melemahkan keuangan dan
merusak sendi-sendii perekono-
Kesimpulan mian negara berdampak puia pada
hak-hak asasi manusia. Hak hidup
Berdasarkan keseluruhan dan urutan-
tenteram, aman, damai, bahagia,
urutan uraian di atas, maka sebeium
sejahtera lahir dan batin sebagai
menutup tuiisan ini beberapa simpulan
wujud hak-hak asasi semakin sulit
dapat diajukan yakni sebagai berikut:
dicapai. Demikian puia hak untuk
Bahwa terjadinya putusan bebas balk pengembangan pribadinya untuk
dalam kasus korupsi maupun illegallogging memperoleh pendidikan, mencer-
dapat dipengaruhi oiehfaktoryuridis berupa daskan dirinya dan meningkatkan
ketentuan peraturan perundang-undang kualitas hidupnya yang dijamin oleh
yang menentukan kriteria putusan bebas undang-undang tinggal menjadi
dan menjadi pedoman bagi hakim. Selain impian belaka. hai ini seiring
faktor yuridis dipengaruhi puia oleh faktor ketidakmampuan negara menye-
non-yuridis yang cenderung muncul dari diakan dan mefasilltasinya
pihak yang berperkara berupa tawar disebabkan lemahnya keuangan
menawar perkara dengan ukuran.uang dan perekonomian negara
jasa".

J45
UNISIA, Vol. XXXNo. 64Jmi2007

Bahwa putusan hakim yang ideal I Putu Getgei, " Harmoni Pembangunan
adalah putusan yang dapat meng- Hukum Daiam Pemberantasan
komblnaslkan dan mengintegrasikan Korupsi dan Penegakan HAM di In
berbagal pertimbangan antara pertlm- donesia; Sebuah Pandangan
bangan yurldls normatif dengan Aftematif, Daiam Muladi "HakAsasi
pertimbangan yuridis fllosofis dan Manusia.
yuridis sosiologis. Pertimbangan
demlkian hanya dapat dicapal oieh Sri Bintang Pamungkas,2001. "Dari Orde
hakim yang memiliki integritas tinggi, Baru ke Indonesia Baru Lewat
profesional, scientifik progresif dan ReformasI Total" JakartaiPenerbit
senantiasa khsusu' memunajat kepada Eriangga.
sang Penciptanya.®
Suara Merdeka Rabu 11 Januan2006.
Daftar Pustaka
Kamri A, daiam Muladi (editor),2005. "Hak
Muladi dan Barda Nawawi,1986. "Ruang
asasI Manusia, Hakekat, Konsep dan
Lingkup Penegakan Hukum Pidana
Impiikasinya daiam Perspektif
daiam Konteks Polltik Kriminai"
Hukum dan Masyarakat. Bandung:
(Makalah Seminar Kriminologi, FH
TafikaAditama.
UNDIP Semarang.
Rusli Muhamrnad,2006. "Potret lembaga
Suara Karya online 25-1 -07
Pengadilan Indoensia, Jakarta:
Rajawali.
Romii Atmasasmita,2001. "Reformasi
Hukum. Hak Asasi Manusia &
Mulyana W Kusuma,1981. "Hukum dan
Penegakan Hukum, Bandung:
Hak-Hak Asasi Manusia, Suatu
Mandar Maju.
Pemahaman Kritis" Bandung:
Alumni: Bandung.

••O

146

Anda mungkin juga menyukai