Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL SKRIPSI

PERANAN POLRI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA


PENCURIAN DENGAN KEKERASAN

(Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas UAS Mata Kuliah


Metode Penelitian dan Penulisan Hukum)

Disusun Oleh :
Grisilia Sianawati Tangkabiringan
Nim : 2074201069

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO 2023
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwasanya


Negara Indonesia adalah berdasarkan atas hukum (rechtsstaat ) dan tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (matctsstaat ), mempunyai arti bahwa
negara, termasuk di dalamnya perangkat pemerintah serta lembaga-
lembaga negara yang ada dalam pelaksanaan segala tindakan harus
dilandasi oleh hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan secara
hukum. Hukum memiliki tujuan dalam rangka pencapaian suatu keadaan
yang damai dalam masyarakat. Dimana kedamaian sebagaimana di
definisikan Soerjono Soekamto (1986 : 13) yaitu adanya tingkat keserasian
tertentu antara ketertiban dan ketentuan (peraturan), dengan demikian
tujuan pokok penerapan hukum adalah untuk menciptakan tatanan
masyarakat yang tertib sesuai kaidah-kaidah hukum itu sendiri serta untuk
memberikan perlindungan atas hak-hak individu dalam kehidupan
masyarakat suatu negara. Tujuan hukum seperti dituliskan Martiman
Projohamidjoyo (1982 : 24) sebagai berikut ; hukum bertujuan agar di
dalam masyarakat terdapat ketertiban, karena hukum menyangkut
kepentingan masyarakat dan dengan adanya hukum akan tercipta
masyarakat yang tertib hukum, untuk menghendaki agar tingkah laku
manusia baik lahiriah maupun bathiniah sesuai dengan peraturan hukum.
Dalam mencapai tujuannya itu hukum diterapkan guna membagi antara
hak dan kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat, membagi
wewenang dan mengatur cara pemecahan permasalahan berkaitan dengan
hukum serta sebagai upaya untuk memelihara kepastian hukum tersebut.
Polisi Republik Indonesia (POLRI) merupakan satu-satunya instansi yang
diberikan1 wewenang dan tanggung jawab oleh Undang-Undang pada setiap
anggota POLRI secara individu dengan tidak membedakan pangkat dan
jabatan diberi kewenangan penuh untuk menegakkan hukum sebagai
upaya pencegahan sampai dengan penindakan hukum terhadap segala
tindak pidana kejahatan. Sebagai satu kesatuan dalam kebijakan kriminal

1
Jurnal de Jure (uniba-bpn.ac.id) sumber online
dan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari kebijakan sosial
dengan tujuan utama memberikan 2perlindungan kepada masyarakat guna
mencapai kesejahteraan bersama. Tindak kejahatan yang terjadi selama ini
sudah mencapai batas yang dikhawatirkan, yang dampaknya secara luas
dapat meresahkan masyarakat, karena tidak kejahatan yang sering terjadi
jarang disertai dengan tindakan penganiayaan serta perlakuan kekerasan
yang dilakukan terhadap korban. Sehingga peristiwa-peristiwa semacam itu
kemudian menimbulkan trauma bagi masyarakat sekitar. Hal ini tidak saja
dialami oleh masyarakat perkotaan namun sudahmeluas di lingkungan
pedesaan. Jelas tampak bahwa pelaku tindakan itu mempunyai motif dan
alasan-alasan tertentu, alasan-alasan tersebut adalah demi kepuasan
hatinya bisa juga karena adanya kesenjangan sosial, dimana semakin
banyak penduduk miskin lantaran krisis ekonomi yang berkepanjangan
yang terjadi selama ini. Hal ini dapat memicu timbulnya tindakan kejahatan
yang meresahkan masyarakat, kerugian material akibat dari tindakan
tersebut. Dalam praktek di lapangan, kejahatan yang menjurus pada tindak
pidana pencurian yang dilakukan dengan pengrusakan dan kekerasan
dengan segala bentuknya hal itu dimaksudkan untuk mempermudah hal
yang diinginkan oleh pelaku. Tindakan tetap merupakan suatu problema
yang cukup besar dan mengkhawatirkan serta meminta banyak perhatian
dari masyarakat pada umumnya dan aparat penegak hukum pada
khususnya. Disamping itu, tindak pidana pencurian dengan kekerasan
diatur dalam pasal 365 KUHP yang berbunyi :

1. Dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun pidana


pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan pada orang, dengan maksud untuk menyediakan
atau memudahkan pencurian itu, atau jika tertangkap tangan, supaya
ada kesempatan bagi dirinya sendiri atau bagi yang tururserta
melakukan kejahatan itu untuk melarikan diri atau supaya barang
yang dicurinya tetap tinggal di tangannya.

2
Jurnal de Jure (uniba-bpn.ac.id) sumber online
2. Pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun dijatuhkan :
ke 1 : Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam hari di dalam
sebuah rumah atau di pekarangan tertutup yang ada rumahnya, atau
di jalan umum, atau di dalam kereta api, atau tren yang sedang
berjalan.

ke 2 : Jika perbuatan itu dilakukan bersama-sama oleh dua orang


atau lebih.

Ke 3 : Jika yang bersalah masuk ke tempat melakukan kejahatan itu


dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian
jabatan palsu.

Ke 4 : Jika perbuatan itu berakibat ada orang terluka berat.

Dijatuhkan pidana penjaran selama-lamanya lima belas tahun jika


perbuatan itu berakibat ada yang mati. Pidana mati atau seumur hidup
atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun dijatuhkan, jika
perbuatan itu berakibat ada orang luka berat atau mati dan perbuatan itu
dilakukan bersama-sama oleh dua orang atau lebih dan lagi pula disertai
salah satu hal yang diterangkan dalam No. a dan No. c Walaupun bangsa
ini menginginkan agar tindak pidana itu ditekan seminimal mungkin,
namun keinginan dan cita-cita itu merupakan sesuatu yang saat ini sangat
sulit terwujud dalam kenyataan, mekipun akibat dari tindak pidana
pencurian dengan kekerasan itu sangat merugikan harta dan nyawa
manusia.3 Keadaan yang aman dan tentram sebagaimana yang dicita-
citakan oleh seluruh masyarakat tidak lepas dari adanya alat kekuasaan
sebagai lembaga atau instansi yang bertanggung jawab dalam keamanan
dan ketertiban masyarakat dalam hal ini Polisi Republik Indonesia yang
mempunyai peranan penting. Polisi Republik Indonesia sebagai salah satu
unsur utama sistem peradilan yang mempunyai peranan pokok dalam

3
Jurnal de Jure (uniba-bpn.ac.id) sumber online
mencegah dan menanggulangi kejahatan yang harus dilaksanakan dengan
baik dan tepat, dengan demikian Polisi Republik Indonesia mempunyai
tugas-tugas yang berat karena mencakup keseluruhan penjagaan
keamanan khususnya keamanan dalam negeri. Di samping hal tersebut,
dalam tugasnya, Polisi Republik Indonesia berada dalam dua posisi yaitu
sebagai alat penegak hukum dan sebagai penjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat. Perbuatan pidana pencurian dengan kekerasan sifatnya sangat
merugikan masyarakat, juga sangat menjadi beban yang cukup berat dan
tidak jarang semua perbuatan manusia yang menuju ke arah kejahatan
pada dasarnya tidak terlepas dari sifat-sifat serta karakter manusia itu
sendiri, demikian juga pengaruh lingkungan serta berbagai faktor yang
saling menunjang dan saling terkait dalam terjadinya kejahatan yang
dilakukan seseorang. Penegakan hukum adalah menajadi tanggung jawab
aparat penegak hukum, namun demikian keberhasilannya tak pernah lepas
dari peran serta masyarakat dalam pencapaian tujuan demi tertib hukum.
Sesuai dengan uraian tersebut serta memperhatikan pentingnya
permasalahan berkaintan dengan penegakan hukum atas tindak pidana
yang sering terjadi selama ini khususnya wilayah hukum kepolisian Resort
Sleman maka penulis tertarik untuk menganalisis peranan POLRI terhadap
persoalan sebagaimana yang diuraikan tersebut di atas yang penulis beri
judul : “PERANAN POLRI DALAM MENANGGULANGI TINDAK
PIDANAPENCURIAN DENGAN KEKERASAN (Studi Kasus di Polres)”.4

B. Rumusan Masalah

4
Jurnal de Jure (uniba-bpn.ac.id) sumber online
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa yang mendorong pelaku melakukan tindak pidana


pencurian dengan kekerasan ?
2. Bagaimanakah peranan POLRI dalam menanggulangi tindak pidana
pencurian dengan kekerasan ?
3. Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi oleh POLRI dalam
melaksanakan tugasnya untuk menanggulangi tindak pidana pencurian
dengan kekerasan ?

C. Tujuan Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi (1993 : 4), penelitian pada dasarnya bertujuan


untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran dan suatu
ilmu pengetahuan dan menerapkan metode ilmiah. Berdasarkan uraian
tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data sebagai
gambaran untuk mengetahui :

1. Faktor-faktor apakah yang mendorong pelaku melakukan tindak pidana


pencuriandengan kekerasan.
2. Bagaimana peranan Polri dalam menanggulangi tindak pidana pencurian
dengankekerasan, dan
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi POLRI dalam menanggulangi tindak
pidana pencurian dengan kekerasan. Selain itu tujuan yang lain dari
penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat Tugas di dalam mata
kuliah metode penelitian dan penulisan hukum.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran


bagi pembangunan ilmu hukum, khususnya hukum pidana sehingga dapat
dipakai sebagai salah satu pedoman dalam menentukan kebijakan tertentu
mengenai upaya peningkatan kinerja yang lebih baikguna tercapainya
tujuan yang diharapkan.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan fakultas
sehingga dapat dijadikan bahan pembanding serta memperkaya karya tulis
dalam berbagai bidang penelitian.

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas


pengetahuan sehingga dapat dicapai solusi dalam mencari referensi yang
tepat berkaitan dengan kegiatan penelitian.

E. Metode Penulisan

Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif1 atau disebut juga dengan
penelitian yuridis normatif atau dapat disebut dengan penelitian normatif.
Karena penelitian normatif maka pada penelitian ini yang diteliti adalah
unsurunsur tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Artinya yang dikaji
adalah norma-norma yang terkait dengan kejahatan dengan kekerasan
sebagaimana diformulasikan dalam Pasal 365 KUHP. Penelitian ini bersifat
preskriptif dan terapan. Sebagai penelitian preskriptif, penelitian ini
mempelajari tujuan mengenai formulasi Pasal 365 KUHP. Sebagai penelitian
terapkan, penelitian ini melihat hal-hal yang ditetapkan dalam Pasal 365
KUHP.

Agar penelitian dapat menjawab persoalan atau menyelesaikan persoalan,


maka penelitian ini membutuhkan bahan hukum primer, sekunder dan
kapan perlu bahan non hukum/tersier.3 Bahan hukum primer yang
dibutuhkan berasal dari KUHP dan yurisprudendi. Bahan hukum sekunder
berasal dari referensi berupa: buku literatur, jurnal, artikel ilmiah, dan
literatur lainnya yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Dalam
pembahasan penelitian ini menggunakan pendekatan: “undangundang,
konseptual dan kasus”. Sedangkan analisa, dilakukan dengan pendekatan
deduktif dan melalui penafsiran analogi. Pendekatan deduktif adalah
bertolak dari pengertian bahwa sesuatu yang berlaku bagi keseluruhan
peristiwa atau kelompok/jenis, berlaku juga bagi tiap-tiap unsur di dalam
peristiwa kelompok/jenis tersebut. Pendekatan analogi menggunakan cara
berpikir satu atau sejumlah peristiwa menuju pada satu peristiwa sejenis
yang diantaranya mengandung kesamaan prinsipil. Proses yang digunakan
dalam analisa adalah mencari persamaan pokok, di antara satu fenomena
atau gejala dengan fenomena atau gejalan yang lain.

F. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan hasil breakdown dari argumen penelitian yang dinyatakan


dalam tujuan penelitian, maka penelitian ini akan terdiri dari empat bab
dengan penjelasan masing-masing konten dalam bab sebagai berikut:

Penelitian ini terdiri dari IV Bab, yakni Bab I berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
landasan teori, dan metode penelitian. Selanjutnya, Bab II membicarakan
membicarakan tentang isu peranan polri dalan menanggulangi tindak
pidana pencuri dengan kekerasan. Bab III berisi uraian analisis penulis
atau isu hukum dalam tulisan ini, spesifik menguraikan Polri yang menjadi
objek utama dalam peran mengatasi pencurian dengan kekerasan.
Terakhir, Bab IV berisikan kesimpulan dan saran dari penulis atas uraian
diskusi dari Bab II hingga Bab III.

Anda mungkin juga menyukai