Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas)

merupakan suatu kebutuhan dasar yang senantiasa diharapkan

masyarakat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Oleh karenanya,

masyarakat sangat mendambakan adanya keyakinan akan aman dari

segala bentuk perbuatan, tindakan dan intimidasi yang mengarah dan

menimbulkan hal-hal yang akan merusak tatanan kehidupan

bermasyarakat, yang dilakukan oleh orang-perorangan dan atau pihak-

pihak tertentu lainnya.

Keamanan dan@ketertiban masyarakat adalah sesuatu situasi

Yang dibutuhkan daIam mendukung pelaksanaan pembangunan

dan@semua kegiatan masyarakat. Situasi kamtibmas sangat diharapkan

oleh seluruh masyarakat untuk*dapat diwujudkan, sehingga menimbulkan

perasaan tentram dan@ damai untuk setiap masyarakat dan@dapat

meningkatkan motifasi dan@semangat daIam bekerja, karena tidak ada

rasa takut akibat kemungkinan adanya gangguan yangakan menimpa.

Kamtibmas adalah tanggung jawab seluruh masyarakat dan@pemerintah,

termasuk di daIamnya ialah kepolisian sebagai aparat penegak hukum.

Ancaman dan@gangguan dibidang keamanan dan@ketertiban

masyarakat, erat kaitannya dengan letak geografis wilayah, kemajuan

teknologi komunikasi dan@informasi, kehidupan sosial ekonomi


masyarakat, dan kesiapan aparat keamanan dan@ketertiban masyarakat

daIam mengantisipasi, mencegah dan@mengangani kasus-kasus

pelanggaran dankejahatan. Dimasa depan, ancaman dan@gangguan

keamanan danketertiban masyarakat yang paling menonjol terutama

yangterkaitdengan tindak kejahatan ekonomi, disamping tindak

kejahatankonvensional, seperti pencurian, perjudian, penganiayaan,

perampokan,penggelapan, penipuan dan@pembunuhan.

Sementara itu, kemampuan aparat daIam menangani masalah-

masalah kamtibmas ini dihadapkan pada situasi kurangnya personil

dan@kondisi peralatan dan@logistik yangkurang memadai serta

dukungan dan@partisipasi masrakat. Karena itu,yangmenjadi tantangan

kedepan daIam memelihara suasana kehidupan kota yangkondusif, aman

dan@damai, tertib dan@terkendali ialah peningkatan kuantitas personil,

peningkatan profesionalisme dankemampuan aparat, serta peningkatan

peralatan dan@logistik yangmemadai serta partisipasi dan@dukungan

masyarakat.

Adanya rasa aman dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat

akan dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dikalangan

masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya akan dapat meningkatkan

taraf kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.

Sebaliknya apabila kondisi strata masyarakat dihadapkan pada kondisi

tidak aman akan menganggu tatanan kehidupan bermasyarakat yang

pada gilirannya pemenuhan taraf hidup akan terganggu pula dan suasana
kehidupan mencekam/ penuh ketakutan seperti yang terjadi di beberapa

daerah tertentu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

harus dibayar mahal dengan korban jiwa, harta dan berbagai fasilitas

sarana dan prasarana.

Pada saat ini banyak kejadian-kejadian yang nyata-nyata telah

meresahkan tatanan kehidupan masyarakat, seperti tindak kriminal

(penganiayaan, pencurian, pemerasan, pornografi dan kenakalan remaja),

dan masalah perdata mengenai sengketa harta benda serta beberapa

perselisihan dan perbedaan pendapat yang dapat mengancam

Kamtibmas. Untuk mencegah dan mengatasi berbagai bentuk tindakan

yang mengancam Kamtibmas, maka kesiapan dan tindakan cepat dari

Polsek sangat dituntut ada atau tidak adanya informasi dari masyarakat

sebagai mitra polisi dalam menciptakan dan meningkatkan Kamtibmas.

Oleh karenanya, maka sesuai doktrinnya bahwa polisi harus

melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional dengan

mengedepankan integritas yang tinggi.

Untuk menciptakan, menjaga dan melindungi masyarakat

Indonesia dari segala bentuk ketidak-amanan dan ketidak-tertiban adalah

tugas Kepolisian Republik Indonesia mulai dari tingkat pusat sampai ke

seluruh pelosok tanah air. Pada tingkat kecamatan adalah Polisi Sektor

(Polsek) yang merupakan perpanjangan tugas kamtibmas dari Polisi

Resort (Polres) setempat. Wilayah hukum Polsek adalah di daerah


kecamatan, seperti Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar yang

memiliki Polsek berkedudukan di wilayah Kecamatan Ujung Pandang.

Pemolisian di tingkat polsek adalah untuk melayani masyarakat

yang pada umumnya berada di tingkat bawah (yang merupakan

masyarakat kebanyakan). Pada tingkat inilah banyak konflik atau

gangguan keamanan jalanan banyak terjadi (street crime), yang

meresahkan warga masyarakat, yang menimbulkan rasa ketakutan dan

bahkan menghambat atau menghancurkan produktifitas masyarakat.

Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan

keinginankeinginan dalam hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh

masyarakat. Masyarakat Indonesia semakin hari makin mendambakan

tegaknya hukum yang berwibawa, untuk memenuhi rasa keadilan dan

ketenteraman yang menyejukkan hati. Penegakan hukum dapat di

rumuskan sebagai usaha melaksanakan hukum sebagaimana mestinya,

mengawasi pelaksanaannya agar tidak terjadi pelanggaran, dan jika

terjadi pelanggaran memulihkan hukum yang di langgar itu supaya di

tegakkan kembali.

Seperti yang terjadi baru-baru yang dimana ganguang keamanan

dan ketetiban masyarakat terjadi di wilayah hukum Polsek 01 Ujung

Pandang Kota Makassar yang dimana 39 pemuda saat diamankan di

Polsek Ujung Pandang. Mereka anak muda yang menamakan diri sebagai

kelompok atau geng motor Boders, mereka kerap terlibat perang

kelompok.
Penangkapan ini dilakukan kala mereka hendak menyerang kelompok

lainnya di Jalan Gunung Lokong, Lajangiru, Kecamatan Ujung Pandang,

sekitar pukul 02.30 Wita, Rabu, 16 Maret. Pelakunya pun rata-rata masih

berstatus pelajar di bawah umur diamankan di Polsek. Dalam

penangkapan ini, barang bukti yang diamankan diantaranya 11 petasan,

tujuh ketapel, 17 anak panah, 69 anak busur, satu cerulit, 14 handphone

android, empat dompet serta sebanyak 39 pelaku. Dan dilakukan

Sekarang masih kita periksa lebih lanjut. Namun hampir semua masih di

bawah umur, Penindakan keras tetap kita proses hukum. Setelah kita

proses hukum, kita akan berusaha menyadarkan oknum seperti ini melalui

organisasi yang sudah terbentuk tandasnya. Kapolsek Ujung Pandang,

Kompol Ardy Yusuf.1

Pengertian Kamtibmas menurut Pasal 1 Undang-undang Kepolisian

Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 disebutkan bahwa

pengertian Kamtibmas adalah Keamanan dan ketertiban masyarakat

adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat

terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka

tercapainnya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan,

ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang

mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan

kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi

1
https://harian.fajar.co.id/2022/03/16/meresahkan-masyarakat-polsek-ujung-pandang-
sikat-geng-motor-boders/
segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya

yang dapat meresahkan masyarakat.

Peran dan tugas pokok Polisi Republik Indonesia (Polri)

sebagaimana yang diatur dalam pasal 13 Undang-undang Nomor 2 tahun

2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UUKNRI) meliputi:

(1) Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), (2)

Menegakkan Hukum, dan (3) Memberikan Perlindungan. Pengayoman

dan Pelayanan Masyarakat.

Secara universal, tugas pokok lembaga kepolisian mencakup dua hal

yaitu Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban (Peace and order

maintenance) dan Penegakan Hukum (law enforcement). Tugas-tugas ini

dipersembahkan oleh polisi untuk membantu (to support) masyarakat dalam

memenuhi kebutuhannya akan rasa aman sehingga memungkinkan

kebutuhannya akan rasa aman sehingga memungkinkan tercapainya

kesejahteraan, disamping perannya sebagai penegak hukum (to control).

Berdasarkan uraian permasalahan tesebut diatas dalam penulisan

proposal skripsi ini, penulis akan melakukan penelitian mengenai

“Penegakkan hukum terhadap pelaku ganguang Kamtibmas di

wilayah hukum Polsek Ujung Pandang Kota Makassar ”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang masalah yang telah

diuraikan diatas adalah sebagai berikut:


1. Bagaiamana penegakkan hukum terhadap pelaku ganguang

Kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung Pandang Kota

Makassar ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penegakkan hukum

terhadap pelaku ganguang Kamtibmas di wilayah hukum Polsek

Ujung Pandang Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian

yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana penegakkan hukum terhadap pelaku

gangguan Kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung Pandang

Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui apakah faktor yang mempengaruhi penegakkan

hukum terhadap pelaku gangguang Kamtibmas di wilayah hukum

Polsek Ujung Pandang Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin diperoleh pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis adalah untuk dapat memberikan wawasan

serta pengetahuan di bidang hukum mengenai penegakan hukum

terutama dalam hal terhadap pelaku gangguang Kamtimas dan

refrensi dalam penulisan karya ilmiah.


2. Manfaat secara praktis adalah di dalam penelitian ini untuk

mengetahui bagaimana aparat kepolisian dalam menjalankan

penegakan hukum serta penyelesaian masalah gangguang

Kamtibmas.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wilayah Polsek Ujung Pandang Data diperoleh dari

Intelijen Dasar (ID) Polsek Ujung Pandang tahun 2021, terhimpun /

tercatat beberapa data-data yang tergambarkan beberapa materi yang

menguraikan tentang situasi Tri Gatra (Geografi, Demografi, dan Sumber

Daya Alam), baik yang bersifat statis maupun yang mungkin berkembang

(Dinamis) yang mempunyai potensi menjadi faktor–faktor korelatif

kriminologen, dengan demikian dapat memberikan gambaran secara

umum tentang situasi dan kondisi serta karakteristik wilayah Polsek Ujung

Pandang.

a. Geografi;

Geografi suatu negara adalah segala sesuatu pada permukaan

bumi yang dapat dibedakan antara hasil proses alam dan hasil ulah

manusia, dan memberikan gambaran tentang karakteristik wilayah

kedalam maupun keluar.

1) Luas Daerah: Luas wilayah Polsek Ujung Pandang adalah 2,63 Km2.

2) Letak Daerah:Terletak pada Posisi 5º8’15” BT dan 119º24’27”LS

3) Batas Wilayah:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Wajo

b. Sebelah Timur : Kecamatan Makassar

c. Sebelah Barat : Selat Makassar

d. Sebelah Selatan : Kecamatan Mariso


b. Kekayaan alam;

Kekayaan alam adalah segala sumber dan potensi alam yang

terdapat di bumi, dilaut, dan di udara dalam wilayah suatu negara. Sumber

daya alam wilayah hukum Polsek Ujung Pandang lebih tergantung

terhadap daerah lain, mengingat wilayah Polsek Ujung Pandang telah

dipenuhi oleh pemukiman penduduk, pusat perbelanjaan, tempat

pendidikan, tempat hiburan, perkantoran dan pusat pemerintahan,

sehingga mengakibatkan kurangnya eksploitasi terhadap sumber daya

alam.

c. Kependudukan;

Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara.

Manusia adalah faktor penentu apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

disuatu negara

1) Komposisi Penduduk

KOMPOSISI PENDUDUK PER WILAYAH KELURAHAN PADA


KECAMATAN UJUNG PANDANG
JUMLAH PENDUDUK
NO KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 2 3 4 5
01 Lae – Lae 895 889 1.784
02 Losari 837 1.286 2.123
03 Mangkura 754 750 1.504
04 Pisang Selatan 1.977 2.090 4.067
05 Lajangiru 2.885 3.271 6.156
06 Sawerigading 774 893 1.667
07 Maloku 1.185 1.349 2.534
08 Bulogading 1.286 1.505 2.791
09 Baru 818 801 1.619
10 Pisang Utara 2.138 2.313 4.451
JUMLAH 13.549 15.147 28.696
b) Adat istiadat

1. Suku bugis Makassar adalah SIRI

2. Sukuisme yang terlalu tinggi atau terlalu membanggakan kelompok

daerah asalnya sehingga sering memicu terjadinya suatu masalah

yang dapat menimbulkan tawuran massa.

(1) Membawa Sajam Tanpa Surat Ijin

(2) Kebiasaan menyelesaikan masalah ketersinggungan dengan

terlebih dahulu minum minuman keras.

(3) Masalah Siri ( Silariang / minggat) masih dipegang teguh

sebab mayoritas penduduknya adalah Penduduk asli

terutama Kel. Lae - lae.

(4) Bagi Suku Toraja mengenal adanya berbagai macam

budaya yang sampai sekarang masih dipertahankan dan

salah satunya adalah upacara kematian yang dikenal

dengan nama Rambu Solo dimana pesta kematian tersebut

membutuhkan biaya yang cukup besar.

A. Penegakkan Hukum Terhadap Pelaku Ganguang Kamtibmas di


Wilayah Hukum Polsek Ujung Pandang Kota Makassar

Dalam suatu negara dimanapun di dunia ini termasuk di Indonesia

bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka menuju

masyarakat yang sejahtera, merupakan faktor utama baik dalam

hubungan antara individu sesama anggota masyarakat dengan

masyarakat Iainnya disatu wilayah dengan wilayah Iainnya dalam satu


negara. Untuk keamanan dan ketertiban masyarakat penting artinya

penegak hukum, baik dalam rangka ketertiban hubungan masyarakat juga

ketertiban dari para pelanggar hukum termasuk aksi kejahatan.

Keamanan, ketertiban masyarakat merupakan suatu situasi yang

dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan dan semua

kegiatan masyarakat. Situasi kamtibmas sangat diharapkan oleh seluruh

masyarakat untuk dapat diwujudkan, sehingga menimbulkan perasaan

tentram dan  damai  bagi setiap masyarakat dan dapat meningkatkan

motivasi dan semangat dalam bekerja, karena tidak ada rasa takut akibat

kemungkinan adanya gangguan yang akan menimpa.

Kamtibmas merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat dan

pemerintah, termasuk di dalamnya adalah kepolisian sebagai aparat

penegak hukum. Dalam pelaksanaannya, kepolisian melakukan upaya-

upaya/tindakan yang diwujudkan dalam kegiatan berupa operasi

kepolisian, baik yang sifatnya rutin maupun yang bersifat khusus.

Peranan kepolisian di masyarakat adalah mitra yang saling

membutuhkan, kita sepakat bahwa polisi atau petugas kepolisian di negeri

ini mempunyai fungsi dalam struktur kehidupan masyarakat sebagai

pengayom masyarakat, penegak hukum, yaitu mempunyai tanggung

jawab khusus untuk memelihara ketertiban masyarakat dan menangani

kejahatan, baik dalam bentuk tindakan terhadap pelaku kejahatan maupun

dalam bentuk upaya pencegahan kejahatan agar para anggota

masyarakat dapat hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan tenteram.
Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan polisi adalah berkenaan dengan

masalah-masalah sosial, yaitu berkenaan dengan sesuatu gejala yang

ada dalam kehidupan sosial yang dirasakan sebagai beban atau

gangguan yang merugikan para anggota masyarakat tersebut.

Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat setempat yaitu tempat

dimana gejala-gejala sosial tersebut terwujud. Ringkasnya, peranan polisi

dalam menegakkan hukum dan melindungi masyarakat dari berbagai

gangguan rasa tidak aman dan kejahatan adalah kenyataan yang tidak

dapat dipungkiri. Baik melindungiwarga masyarakat maupun melindungi

berbagai lembaga dan pranata sosial, kebudayaan dan ekonomi yang

produktif.

Penegakan hukum adalah upaya untuk tegaknya atau berfungsinya

norma norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam

lalulintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara, untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu, apabila

diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk

menggunakan daya paksa.

Hukum berfungsi sesuai perlindungan kepentingan manusia. Agar

kepentingan manusia terlindungi hukum harus dilaksanakan.

Pelaksanakan hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi

dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang

telah dilanggar itu harus ditegakkan.


Melalui penegakan hukum inilah hukum itu menjadi kenyataan.

Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan,

yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan

Saat ini diwilayah hukum Polsek Ujung Pandang banyaknya

laporan yang masuk terkait gangguang Kamtibmas terutama perkelahian

kelompok yang rata-rata dilakukan oleh remaja, dimana perkelahian

tersebut sangat meresahkan dan menggangu masyarakat. Untuk

mengetahui bagaimana langkah aparat kepolisian dalam menangani

pelaku ganguang Kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung Pandang

Kota Makasar adalah sebagai berikut:

Wawancara dengan Bapak Iptu Pandhu Kusuma, Kepala Unit

Reskrim Polsek Ujung Pandang Tanggal 25 juli 2020 mengatakan:

penanganan terhadap pelaku gangguang kamtoibmas kami melakukan

langkah tindakan Represif dengan upaya antara lain melakukan

penangkapan terhadap pelaku, melakukan penyitaan barang bukti dan

melakukan proses penyelidikan dan penyidikan.

Setelah kami menerima laporan dari masyarakat bahwa telah

terjadi masalah gangguang kamtibmas, hal yang tak jauh berbeda seperti

yang di ungkapkan oleh Bapak Aiptu Suparlan, KA SPKT Polsek Ujung

Pandang wawancara Tanggal 25 Juli 2022 mengatakan; terkait dengan

gangguang Kamtibmas terutama yang akhir-akhir ini terjadi adalah

penyerangan kelompok gang motor yang dimana pelakunya rata-rata

anak remaja, begitu kami menerima laporan kami langsung menuju ke


tempat kejadian perkara dan melakukan tindakan represif dengan

melakukan menangkapan dan penyitaan barang bukti dan langkah

selanjutnya kami akan proses.

Selain langkah penegakkan hukum terhadap pelaku gangguang

kamtibmas, aparat kepolisian Polsek ujung Pandang bersama Para Tokoh

Masyarakat juga melakukan tindakan Pre-Emtif yaitu merupakan tindakan

aparat kepolisian Polsek Ujung pandang untuk mengedepankan himbauan

dan pendekatan kepada masyarakat dengan tujuan menghindari dan

pencegahan agar tidak terjadinya gangguang kamtibmas diwilayah Polsek

Ujung pandang, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis

adalah sebagai berikut:

Wawancara pada Tanggal 26 Juli 2022 dengan Bapak Aiptu

Mustang Rachman, Bhabinkamtibmas Polsek Ujung Pandang

mengatakan: untuk mencegah terjadinya gangguang kamtibmas di

wilayah hukum Polsek Ujung Pandang kami dari aparat kepolisian

melakukan koordinasi dengan beberapa Para Tokoh Masyarakat dengan

memberikan himbauan kepada masyarakat guna untuk mencegah

terjadinya gangguang kamtibmas terutama yang akhir-akhir ini terjadi

perkelahian kelompok anatar lorong dan juga beberapa kejadian di

Wilayah Polsek Ujung Pandang adalah penyerangan kelompok gang

motor.

Hal yang tak jauh berbeda seperti yang di ungkapkan oleh Bapak

A. Chaeruddin, Tokoh Masyrakat Jalan Sungai Limboto wawancara


Tanggal 27 Juli 2022 mengatakan: untuk mencegah terjadinya gangguang

kamtibmas di wilayah tempat tinggal kami, bersama Para Tokoh

Masyarakat melakukan koordinasi kepada aparat kepolisian yang dimana

tujuannya untuk mencegah pelaku gangguang sangat meresahkan dan

mengganggu aktifitas kami dan upaya ini akan kami tetap lakukan.

Keamanan dan ketertiban masayarakat meurut Pasal 1 Ayat 5

Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia adalah

“Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi


dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya
proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan
nasional yangditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan
tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang
mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi
dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-
bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat”.

Dan Pasal 13 Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:


a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. menegakkan hukum; dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.

Dari kedua pasal tersebut diatas berdasarkan hasil penelitian

dilapangan dan rumusan masalah dalam penelitian ini penegakkan hukum

terhadap pelaku ganguang kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung

Pandang Kota Makassar adalah terjadinya kesenjangan antara Fakta

yang terjadi (Das Sein) di masyarakat terutama di wilayah Hukum Polsek


Ujung Pandang sering terjadi gangguang kamtimbas terutama perkelahian

kelompok dan atau penyerangan kelompok gang motor terhadap

pemukiman di wilayah hukum polsek ujung pandang. Dan yang

seharusnya (Das Sollen) terjadinya situasi yang aman di dalam

masyarakat berkehidupan berbangasa dan bernegara menurut Pasal 1

Ayat 5 Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu

kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat

terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka

tercapainya tujuan nasional yangditandai oleh terjaminnya keamanan,

ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang

mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan

kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi

segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya

yang dapat meresahkan masyarakat.

Dari hasil penelitian ini seperti yang telah diuraikan diatas bahwa

langkah Aparat penegakkan hukum terhadap pelaku gangguang

kamtibmas di wilayah Polsek Ujung Pandang melakukan tindakan

Represif kepada para pelaku gangguang kamtibmas dengan melakukan

penangkapan serta penyitaan barang bukti dan melakukan proses hukum

yang lebih lanjut. Selain melakukan tindaka Represif aparat Kepolisian

Polsek Ujung Pandang juga melakukan tindakan Pre-Emtif yaitu bentuk

pencegahan terjadinya gangguang kamtibmas di dalam masyarakat


dengan bersama para Tokoh Masyarakat di wilayah hukum Polsek Ujung

Pandang melakukan koordinasi dalam upaya pencegahan agar

terciptanya rasa aman dan ketertiban di dalam masyarakat.

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum Terhadap


Pelaku Ganguang Kamtibmas Di Wilayah Hukum Polsek Ujung
Pandang Kota Makassar.

Penegakan hukum dapat diartikan pada penyelenggaraan hukum

oleh petugas penegakan hukum dan setiap orang yang mempunyai

kepentingan dan sesuai kewenangannya masing-masing menurut aturan

hukum yang berlaku. Dengan demikian penegakan hukum merupakan

suatu sistem yang menyangkut suatu penyerasian antara lain dan kaidah

serta perilaku nyata manusia. Kaidah-kaidah tersebut kemudian menjadi

pedoman atau patokan bagi perilaku atau tindakan yang dianggap pantas

atau seharusnya, perilaku atau sikap tindak itu bertujuan untuk

menciptakan, memelihara, mempertahankan kedamaian. Penegakan

Hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide kepastian

hukum, kemanfaatan sosial dan keadilan menjadi kenyataan. Proses

perwujudan ketiga ide inilah yang merupakan hakekat dari penegakan

hukum.

Gangguan terhadap penegakan hukum mungkin terjadi, apabila

ada ketidakserasian antara nilai-nilai, kaidah-kaidah dan pola perilaku.

Ganguan tersebut timbul apabila terjadi ketidakserasian antara nilai-nilai

yang berpasangan, yang menjelma dalam kaidah-kaidah yang


simpangsiur dan pola perilaku yang tidak terarah yang menggangu

kedamaian pergaulan hidup.

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa ada beberapa faktor

penghambat dalam penegakkan hukum, yaitu:

a. Faktor Perundang-undangan Adanya beberapa asas dalam

Undang-Undang yang tujuannya agar Undang-Undang ersebut

mempunyai dampak positif. Artinya, agar Undang-Undang tersebut

mencapai tujuannya secara efektif dalam kehidupan masyarakat.

b. Faktor penegak hukum Penegak hukum mempunyai kedudukan

dan peranan. Penegak hukum merupakan salah satu pilar

terpenting dalam proses penegakkan hukum, sering melakukan

berbagai tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum

sehingga menimbulkan berbagai masalah.

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakkan hokum

penegakkan hukum tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa

adanya faktor sarana atau fasilitas. Sarana atau fasilitas tersebut

antara lain tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil,

organisasi yang baik, peralatan yang memadai dan keuangan yang

cukup.

d. Faktor masyarakat Penegakkan hukum berasal dari masyarakat.

Bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam masyarakat, oleh

karena itu dipandang dari sudut tertentu masyarakat dapat

mempengaruhi penegakkan hukum.


e. Faktor kebudayaan Kebudayaan hukum masyarakat merupakan

suatu proses internalisasi nilai-nilai dalam rangka memahami

hukum dan berupaya untuk menerapkannya secara baik demi

kepentingan bersama. Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-

nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang

merupakan konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

dan apa yang dianggap buruk.2

Untuk mengetahui apakah faktor-faktor mempengaruhi penegakkan

hukum terhadap pelaku gangguang kamtibmas di wilayah hukum Polsek

ujung Pandang dari hasil penelitian yang duilakukan oleh penulis dari hasil

wawancara kepada para responden menyatakan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Budaya Hukum

Budaya hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari

hukum yang berlaku, nilai-nilai mana yang merupakan konsepsi-konsepsi

yang abstrak mengenai apa yang dianggap baik sehingga diikuti dan apa

yang diangap buruk maka dihindari. Di hal ini bagaimana budaya hukum

sebagai salah satu faktor mempengaruhi penegakkan hukum terhadap

pelaku gangguang kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung Pandang,

berdasarkan wawancara Tanggal 25 Juli 2022 dengan Bapak Aiptu

Ismail mengatakan: bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi adalah

budaya hukum yang ada dan berkembang di masyarakat yang dimana

saat ini perkembangan moderenisasi terutama dikalangan remaja dengan

2
Soerjono Soekanto,1983, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Rajawali Press, Jakarta, Hlm.47.
sangat mudahnya terkontaminasi dengan budaya-budaya luar dengan

faham kebebasan yang tidak sesuai dengan adat istiadat kita sebagai

bangsa Indonesia terutama adat istiadat kita sebagai orang bugis

makassar, dan banyaknya remaja-remaja kita terlibat seperti narkoba,

minuman keras sehingga dapat memicu perkelahian dan mengakibatkan

gannguang kamtibmas yang dimana seharusnya kita jaga.

Hal yang tak jauh berbeda seperti yang diungkapkan oleh Bapak

Ahmad salah satu Tokoh Masyarakat di Jalan Gunung Latimojong

wawancara Tanggal 27 Juli 2022 mengatakan: Bahwa saat ini dengan

pengaruh moderenisasi banyak kalangan remaja-remaja kita sudah tidak

menghargai adat istiadat kita sebagai orang bugis makassar terutama

dalam sikatutui, sikamasean dan sipanggalikki itu semua pudar, banyak

diantara mereka karena pengaruh alkohol dan saling mempengaruhi

sehingga memicu perkelahian kelompok dan mengakibatkan gannguang

kamtibmas.

Dengan adanya pengaruh moderenisasi dan pergaulan di kalangan

remaja seperti yang di ungkapkan oleh pelaku Gangguang Kamtibmas

inisial I alias E wawancara Tanggal 28 Juli 2022 mengatakan; karana mau

ulang tahun dan untuk membeli minuman keras untuk dapat di minum

bersama teman-teman di pesta ulang tahunnya terpaksa melakukan

pencurian agar bisa membeli minuman. Dan selain minum minuman keras

juga karena ajakan teman dan rasa gensi saya sering melakukan

perkelahian dengan kelompok remaja lain.


Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk

mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang

dari sudut tertentu, maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan

hukum tersebut. Di dalam masyarakat sendiri dimana hukum tersebut

diberlakukan dan diterapkan. Yang dimaksud disini adalah kesadarannya

untuk mematuhi suatu perundang-undangan. Karena penegakan hukum

ditujukan untuk mencapai kedamaian dan keadilan masyaraka, maka dari

itu masyarakat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam proses

penegakan hukum.

Budaya hukum tersebut menentukan bagaimana hukum digunakan,

dihindari, atau disalahgunakan. Secara sederhana, tingkat kepatuhan

masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu kriteria berfungsinya

hukum yang ada di masyarakat. Kebudayaan mempunyai fungsi yang

sangat besar bagi manusia dan masyarakat.

Empat fungsi penting yang memerlukan perhatian dalam

penegakan hukum, yaitu:

a. Pembuatan Hukum (the legislation of law atau law and rule making)

b. Sosialisasi, penyebarluasan dan bahkan pembudayaan hukum

(socialization and promulgation of law)

c. Penegakan Hukum (the enforcement of law)

d. Administrasi Hukum (the administration of law) yang efektif dan

efisien yang dijalankan oleh pemerintah (eksekutif) yang

bertanggungjawab (accountable).
2. Faktor Kesadaran Hukum

Kesadaran hukum adalah merupakan kesadaran atau nilai-nilai

yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada tentang

hukum yang diharapkan ada. Pengertian akan lebih lengkap jika

ditambahakan unsur nilai-nilai masyarakat tentang fungsi apa yang

hendaknya dijalankan oleh hukum dalam masyarakat.

Mengeanai kesadaran hukum salah satu faktor yang

mempengaruhi penegakkan hukum terhadap pelaku gangguang

kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung Pandang, berdasarkan

Wawancara pada Tanggal 26 Juli 2022 dengan Bapak Aiptu Mustang

Rachman, Bhabinkamtibmas Polsek Ujung Pandang mengatakan: saat ini

kesadaran hukum masyarakat sangat rendah sehingga menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi penegakkan hukum, yang dimana masyarakat

terutama kalangan remaja banyak terjadi pelanggaran dan seakan-akan

mereka sangat cuek dan bila terjadi sesuatu akibat dampak perbuatannya

barulah mereka sadar. Dan paling aneh saat ini banyak diantara para

pelaku gangguang kamtibmas setelah menjalani masa hukuman akibat

pelanggaran hukum yang dilakukan banyak diantaranya kembali

melakukan hal yang sama sehingga terkesan biasa-biasa saja tak

mempunyai rasa jerah.

Hal yang tak jauh berbeda tidak adanya efek jerah seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Mali, salah satu tokoh masyarakat di Jalan

sungai Pareman Wawancara Tanggal 27 Juli 2022, mengatakan: bahwa


saat ini banyak pelaku gangguang Kamtibmas tidak merasa jerah atas

perbuatan pelanggaran yang dilakukan dan kembali berulah seakan-akan

menunjukkan rasa yang sangat hebat yang dampaknya sangat

mengganngu ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Tidak ada efek jerah hal yang tidak berbeda seperti yang

diungkapkan oleh inisial M G, pelaku gangguang kamtibmas wawancara

Tanggal 29 Juli 2022 mengatakan; bahwa karena menunjukkan gensi dan

tak selalu mau tampil lebih hebat serta solidaritas pertemanan, saya

menujukkan kehebatan saya, walaupu saya telah menjalani hukuman.

Apabila dalam suatu masyarakat mempunyai perilaku nyata yang

tidak diatur sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hukum, maka

tingkat kepatuhan atau kesadaran hukum tersebut patut untuk

dipertanyakan. Perilaku masyarakat dibentuk oleh hukum, bahwa hukum

pasti diterima dan dipatuhi oleh masyarakat. Sehingga dimana ada

hukum, di sana ada kepatuhan.

Dari hasil penelitian dilapangan melalui wawancara para responden

mengenai Faktor- faktor yang mempengaruhi penegakkan hukum

terhapap pelaku ganguang kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung

Pandang Kota Makassar dapat disimpimpulkan bahwa ada 2 (dua) faktor

yang mempengaruhi yaitu faktor budaya hukum yang dimana saat ini

banyak kalangan remaja karena pengaruh moderenisasi sudah tidak lagi

mentaati budaya hukum adat istiadat sehingga mereka banyak terlibat

menjadi pelaku gangguang kamtibmas. Dan faktor kesadaran hukum yang


dimana banyaknya pelaku gangguang kamtibmas terutama kalangan

remaja tidak mempunyai efek jerah akibat perbuatan pelanggaran yang

dilakukan dan kembali berulah sehingga tidak terjadinya kesadaran

terhadap hukum.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penegakkan hukum terhadap pelaku ganguang kamtibmas di

wilayah hukum Polsek Ujung Pandang Kota Makassar adalah

melakukan tindakan Represif kepada para pelaku gangguang

kamtibmas dengan melakukan penangkapan serta penyitaan

barang bukti dan melakukan proses hukum yang lebih lanjut dan

tindakan Pre-Emtif yaitu bentuk pencegahan terjadinya gangguang

kamtibmas di dalam masyarakat dengan bersama para Tokoh

Masyarakat melakukan koordinasi dalam upaya pencegahan agar

terciptanya rasa aman dan ketertiban di dalam masyarakat.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi penegakkan hukum terhapap

pelaku ganguang kamtibmas di wilayah hukum Polsek Ujung

Pandang Kota Makassar adalah faktor budaya hukum yang dimana

saat ini banyak kalangan remaja karena pengaruh moderenisasi

sudah tidak lagi mentaati budaya hukum adat istiadat sehingga

mereka banyak terlibat menjadi pelaku gangguang kamtibmas. Dan


faktor kesadaran hukum yang dimana banyaknya pelaku

gangguang kamtibmas terutama kalangan remaja tidak mempunyai

efek jerah akibat perbuatan pelanggaran yang dilakukan dan

kembali berulah sehingga tidak terjadinya kesadaran terhadap

hukum.

B. Saran

1. Aparat Kepolisian Polsek Ujung Pandang untuk agar selalu

mengadakan pertemuan dan koordinasi dengan Para tokoh

Masyarakat untuk mencegah terjadinya gangguang kamtibmas

terutama perkelahian kelompok remaja.

2. Aparat Kepolisian Polsek Ujung Pandang melakukan penyuluhan

hukum mengenai masalah gangguang kamtibmas dan kenakalan

remaja

3. Masyarakat agar selalu membangun koordinasi dengan aparat

kepolisian dan membangun pengamanan swakarsa dengan

siskamlin untuk mencegah terjadinya gangguang Kamtibmas.

Anda mungkin juga menyukai