BAB I
PENDAHULUAN
dari tangan penjajah. Namun saat ini kesakralan semboyan Bhineka Tunggal
Ika mulai luntur akibat konflik Pilkada yang acapkali terjadi karena ego sektoral
sosial, budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih, sehingga apabila
disintegrasi bangsa.
nyaman, terbebas dari gangguan fisik maupun psikis, adanya kepastian hukum,
Polri yang menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai alat Negara untuk
tersebut karena merupakan beban moral sebagai abdi Negara yang telah digaji
kamtibmas dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, hal ini tidak lepas dari
tersebut. Konflik yang dimaksud disini dapat diartikan sebagai terjadinya suatu
ekslusifisme dari sebuah kelompok yang dilatar belakangi oleh masalah Politik,
masalah batas wilayah dan lain sebagainya. Konflik Pilkada yang terjadi di
kerugian yang cukup besar tidak hanya menyangkut korban harta benda,
namun juga nyawa manusia. Dampak inilah yang seharusnya bisa dicegah
sedini mungkin sehingga tidak sampai menimbulkan efek domino yang begitu
Abab Lematang Ilir tidak terlepas dari berbagai masalah sosial. Masalah-
masalah timbul karena di picu oleh berbagai faktor dari berbagai aspek
kehidupan masyarakat baik dari aspek politik, ekonomi dan budaya yang tidak
negatif lain yang ditimbulkan dari berbagai masalah tersebut adalah timbulnya
terhadap konflik Pilkada, walaupun pada akhirnya kerap menuai kritik maupun
yang berujung pada tindakan kekerasan kepada masyarakat. Selain itu Polisi
juga dianggap tidak mampu untuk dapat mengantisipasi adanya suatu kejadian
Lain hal nya jika intelijen mampu berperan maksimal, melakukan deteksi,
menganalisis, memetakan segala aspek asta gatra dan panca gatra, paling
tidak dapat meredam potensi konflik Pilkada dan mengantisipasi sedini mungkin
Kepolisian.
4
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tugas pokok Polri
sistem deteksi dini dan peringatan dini, berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor
22 tahun 2010 pasal 6 huruf (b) : pelaksanaan fungsi intelijen dalam bidang
dini (early warning). Intelijen merupakan bagian penting bagi dinamika kegiatan
organisasi Polri, terlebih lagi dalam era reformasi dan globalisasi dimana
sulit untuk dibaca sehingga diperlukan upaya early warning atau early detection
yang tajam dan akurat guna mengetahui dan memahami keadaan melalui
kamtibmas dapat terpelihara sesuai dengan tugas pokok polri. Deteksi dini
merupakan langkah awal yang bisa menentukan arah langkah kepolisian yang
Intelkam juga dilakukan pada saat maupun pasca terjadinya konflik tersebut.
hal ini sejalan dengan aktivitas intelijen untuk mendahului, menyertai dan
alangkah lebih baik jika intelijen mampu meredam potensi konflik dengan
dan efisien dalam hal waktu, tenaga, pikiran maupun anggaran yang
dikeluarkan.
1.2 Permasalahan
diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran
6
Sat Intelkam dalam pencegahan konflik sosial di wilayah hukum Polres Lombok
Barat
a. Manfaat Akademis
7
dan wawasan yang kongkrit tentang studi konflik bagi aparat penegak
b. Manfaat Praktis
Keseluruhan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab dengan
tujuan penulisan, manfaat yang diharapkan dari penulisan ini yaitu manfaat
8
yang akan diteliti. Pada bagian akhiri dijelaskan tentang kerangka berpikir
penulisan yang merupakan gambaran pola pikir penulis dalam menganalisa dan
sumber data dan informasi yang diperoleh, teknik pengumpulan data dan teknik
umum tentang lokasi penelitian dan objek penelitian, serta uraian tentang peran
Sat Intelkam dalam pencegahan konflik sosial di wilayah hukum Polres Lombok
Barat.
Bab VI Penutup, pada bab ini yang berisikan tentang kesimpulan dan
Saran dari penulis yang berkaitan dengan temuan dalam pelaksanaan penelitan
di lapangan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
terjadinya konflik sosial antara desa Samili dan Desa Dadibau di Kab. Bima.
persamaan dengan penelitian yang diteliti oleh penulis yaitu tentang peran
dari fungsi Intelijen dalam mencegah konflik sosial yang terjadi di masyarakat
memiliki persamaan dengan penelitian yang diteliti oleh penulis dalam hal
pada penelitian terdahulu serta tidak terdapatnya konsep Intelijen Polri dan
konsep Perkap no. 8 Tahun 2013 sebagai pedoman anggota Polri dalam
yang ada. Adapun teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara
1. Konsep Peran
hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah
Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu
peran adalah suatu sikap ataupun perilaku yang diharapkan oleh banyak orang
kedalam langkah dan tindakan dari Sat Intelkam Polres Lombok Barat dalam
terlebih lagi dalam era reformasi dan globalisasi dimana tuntutan masyarakat
sehingga diperlukan upaya early warning atau early detection yang tajam dan
depan, bertujuan untuk mencari latar belakang. Trend perkembangan dari suatu
gejala, kasus, situasi dan kondisi masyarakat (sasaran tugas Polri) berusaha
dijalankan secara terus menerus dan untuk dapat dijadikan dasar bagi
peringatan dini (early warning system). Fungsi inilah yang menjadi ranah
melakukan deteksi aksi, dalam arti tidak hanya mampu menyerap informasi
namun juga bisa melakukan tindak lanjut atas informasi yang didapat guna
langkah pencegahan. Hal demikian juga dikenal dalam model kepolisian ILP
untuk mencegah terjadinya gangguan dengan cara yang efektif. Data yang
terjadinya suatu ancaman sejak awal, artinya kita dapat melakukan upaya
ancaman yang sudah terdeteksi tidak dapat dicegah dengan demikian kita
sedemikian rupa sehingga tidak jatuh korban yang lebih besar (baik korban
jiwa, materiil, dan imateriil). selain itu, dengan upaya penanggulangan yang
dini atas ancaman, maka eskalasi untuk menjadi lebih besar dapat
ditekan/dihindari.
memerlukan suatu langkah early warning system efektif. Untuk itu diperlukan
dapat meredam segala potensi maka keseluruhan sumber daya intelijen yang
Tugas Intelijen dalam hal deteksi dini dan pencegahan dini harus
baku dan dibutuhkan untuk memproduksi produk intelijen dalam rangka detksi
intelijen tersebut harus dilakukan oleh petugas intelijen dalam hal deteksi dini
dan pencegahan dini, agar bisa maksimal penyerapan informasi dan juga
validitas data bisa akurat dan terpercaya sehingga dapat digunakan sebagai
2) Konflik sosial adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi apa yang menjadi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai dengan ancaman
dan/atau kekerasan. (Leopold von Wiese);
Konflik sosial adalah kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih
menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber,
dan/atau tindakan salah satu pihak menghalangi, mencampuri atau dalam
beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil. (Duane Ruth-
Heffelbower).
kedamaian dan harmoni akan menjadi hasil akhir sejarah perang dan
ini akan berakhir di dalam sebuah masyarakat yang tanpa kelas, tanpa
integrasi masyarakat.
selalu menjamin akan tuntasnya konflik tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa
pada dasarnya konflik mempunyai potensi untuk meneras dan melebar hingga
jauh dari poko permasalahan semula, dan untuk itu perlu dihindarkan agar
konflik tidak berpotensi untuk tumbuh menjadi suatu kekuatan yang merusak,
Agar potensi konflik tidak tumbuh menjadi suatu kekuatan yang merusak,
identifikasi dilakukan dan diketahui apa yang menjadi modus ataupun motif
meluas dan berubah menjadi suatu aksi pertikaian atau aksi kekerasan yang
konteks ilmu kepolisian tersebut diatas, maka ada 3 unsur dalam fungsi
kepolisian, yakni :
1. fungsi kepolisian,
3. keteraturan sosial.
tingkatan atau eskalasi masalah sosial yang dihadapi. Tingkatan atau eskalasi
satu garis yang kontinum. Ketiga strategi ini merupakan rangkaian kegiatan
fungsi kepolisian yang proaktif dan akan ditinjau dari dua sisi gunung es.
ini efektif digunakan untuk menjawab secara proaktif terhadap masalah sosial
atau gangguan kamtibmas yang dibedakan atas tiga eskalasi atau tingkatan
satu sama lain. Tidak ada strategi yang paling tepat dalam menghadapi semua
situasi dan tidak ada satu situasi yang dapat dikelola secara efektif hanya
dengan menggunakan satu strategi saja. Tiga strategi ini meliputi strategi pada
Strategi pada fungsi deteksi dini dan preemtif efektif untuk menjawab
ketika masalah sosial masih tersimpan dalam setiap aspek kehidupan manusia,
21
kegiatan proaktif yang utamanya dan efektif dilakukan ketika eskalasi masalah
sosial dinilai pada tingkatan ambang gangguan (AG) atau Police hazard.
Pada sisi kedua gunung es, menunjukkan bahwa ketiga strategi fungsi
dengan merumuskan bergagai aturan main (rule of game) yang dapat diterima,
sesuai kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan tingkat kewenangan semua
5. Teori SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif. Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor
untuk memperoleh data dan informasi yang penting dan berkualitas tinggi.
Makna dan pesan yang paling mendalam dari analisis SWOT adalah apapun
menguntungkan.
Sosial
23
tenteram, damai, dan sejahtera. Memelihara kondisi damai dan harmonis dalam
fungsi pemerintahan, melindungi jiwa, harta benda, serta sarana dan prasarana
antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu
pembangunan nasional.
penanganan konflik sosial melalui keterpaduan, baik antar Aparat Pusat, antar
Dalam Negeri; Menteri Kehutanan; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;
Intelijen Negara; Kepala Badan Informasi Geospasial; Para Gubernur; dan Para
Bupati/Walikota.
dalam penelitian kali ini telah disusun kerangka berpikir untuk membantu
Sat Intelkam Polres Lombok Barat dalam pencegahan konflik serta faktor-faktor
yang hingga sekarang masih terus terjadi, baik konflik antar warga masyarakat
maupun konflik antara warga dengan aparat keamanan. Konflik yang terjadi
25
banyak korban jiwa. untuk itu sangat diperlukan peran dari intelijen sebagai
garda terdepan dalam memberikan early detection atau deteksi dini tentang
sebuah potensi konflik dimasa yang akan datang. Sat Intelkam Polres Lombok
Barat berperan dalam hal pencegahan konflik tersebut sehingga konflik yang
akan terjadi telah diantisipasi terlebih dahulu dan koflik yang telah terjadi dapat
menimbulkan korban yang lebih besar. Dengan adanya hal tersebut ditemukan
berbagai faktor faktor yang mempengaruhi peran Sat Intelkam tersebut dalam
JUDUL
BAB III
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode studi kasus, dimana
Polres Lombok Barat. Sehingga sangat tepat jika pendekatan yang di gunakan
Penelitian ini fokus terhadap tugas peran dan fungsi sat intelkam Polres
bersifat primer dan sekunder. Adapun sumber data dan informasi sebagai
berikut :
- Kasat Intelkam Polres Lombok Barat AKP Hernawan Rizky SIK dalam
Barat dan penanganannya dan peran intel dalam melakukan deteksi dini
Barat.
- Kanit III Sat Intelkam Polres Lombok Barat Aiptu Sutrisno dalam
- Anggota unit III Sat Intelkam Polres Lombok Barat Brigpol Hadlun dalam
yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, laporan penelitian,
a. Wawancara
Menurut Patton (1987) analisis data adalah proses mengatur ukuran data
a. Reduksi Data
Dalam pelaksanaan reduksi data maka peneliti dapat memilih data pokok untuk
dipakai dan membuang data yang dirasa tidak objektif yang diperoleh.
b. Sajian Data
pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif adalah tesk naratif yakni
berbentuk catatan lapangan dan matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-
bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
30
padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang
terjadi.
c. Penarikan Kesimpulan
kesimpulan terhadap hasil dari reduksi dan sajian data. Kesimpulan dapat
kesimpulan dapat diambil untuk mempertegas sajian data yang akan disajikan
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
Kabupaten Lombok Barat, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Sat Intelkam
Polres Lombok Barat yang berkaitan dengan obyek penulisan skripsi ini dan
a. Geografi
Kabupaten Lombok Barat dengan Luas Wilayah 862,62 Km 2 atau 86.262
antara 1150,46- 1160.20 Bujur Timur, dan 80.25 sampai dengan 80.55 Lintang
Selatan batas batas wilayah yaitu Sebelah Utara Kabupaten Lombok Utara
(KLU), sebelah Selatan Samudera Indonesia, sebelah Barat Selat Lombok dan
1. Kecamatan Gunungsari.
2. Kecamatan Batulayar.
3. Kecamatan Lingsar.
4. Kecamatan Narmada.
5. Kecamatan Labuapi.
6. Kecamatan Kediri.
7. Kecamatan Kuripan.
8. Kecamatan Gerung.
9. Kecamatan Lembar.
Posisi geografisnya terletak pada segi tiga emas daerah tujuan wisata
yakni Pulau Bali di sebelah Barat dan Taman wisata Komodo di sebelah
itu Kabupaten Lombok barat terletak pada jalur perhubungan Laut Internasional
dengan tata guna lahan Hutan Negara seluas 79.243,2 Ha (47,47%), Sawah
dan Rawarawa 112,97 Ha (0,07%) serta Kolam, Tebat dan Empang seluas 98
Ha (0,5%).
oleh para penduduk Lombok Barat meliputi beberapa kecamatan antara lain :
antara lain:
a) Kecamatan Sekotong
bagian Utara yang membujur dari barat sampai ke timur hingga ke Gunung
danau terletak di lereng Gunung Rinjani dengan nama Danau Segara Anak.
b. Demografi.
yang terdiri dari berbagai suku diantaranya Suku Sasak, Suku Bali, Suku Jawa,
masing kecamatan tidak merata ini dilihat dari jumlah penduduk masing
menjadi 2 (dua) bagian yaitu wilayah tengah dan selatan. Berikut jumlah
2014 ( Berdasarkan Sensus Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis
Jumlah
No Kecamatan Laki Perempuan
Penduduk
sepenuhnya bisa dikatakan bebas dari 3 buta huruf, namun sebagai kota
kabupaten yang dekat dengan kota Provinsi dan sebagai hasil dari pelaksanaan
walaupun akibat krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia saat ini juga
dengan tingkat pendidikan setaraf SMP, sebagian SLTA dan Perguruan tinggi
umumnya sangat menghargai norma, adat ketimuran terhadap orang lain atau
35
tamunya, dengan ramah dan santun, namun akibat dampak krisis multi dimensi
dikaitkan dengan ras dan agama. Secara turut turut pelaksanaan adat
Islam diantaranya kebiasaan kawin cerai dan kawin lebih dari satu masih cukup
dominan karena hal itu dibenarkan oleh agama walapun perceraian tidak
disenangi oleh Allah Swt, tradisi demikian akibatnya keturunan dari korban
perceraian atau kawin lebih dari satu orang wanita pada umumnya kurang
mereka harus bekerja keras pada usia dini, kondisii demikian akan
tergolong masyarakat yang cukup taat beribadah dan cukup fanatik dengan
pencurian .
pantai dan daerah obyek wisata para penduduk Kabupaten Lombok Barat
bidang pariwisata.
36
c. Idiologi.
diri dengan NKRI seperti Aceh, Maluku dan Irian Jaya, apalagi bila
keras di berbagai propinsi yang ingin menerapkan syariat Islam, hal ini
d. Sosial Politik.
dikembangkan dengan dukungan moril dan etika politik yang bersumber pada
37
nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pemerintah beserta
masyarakat kab. Lobar sudah memperlihatkan hasil hasil yang telah dicapai
dalam bidang Politik sebagai kewajiban warga negara ikut peran sertanya
ini pada tahun 2004 dengan munculnya kaum reformis yang ingin mengubah
dalam berbagai Partai Politik. Berdasarkan PEMILU tahun 2014 bahwa Partai
e. Sosial Ekonomi
menunjukan tanaman yang paling tinggi produksinya pada tahun 2011, yaitu
dari 31.123 Ha yang ditanam, dengan luas panen 30.307 Ha, naik 4,33 %
mencapai 159.474 Ton, naik sebesar 4,51 % dibandingkan tahun 2008 sebesar
152.592 ton, dengan luas panen 29.050 ha. Urutan kedua yaitu tanaman
jagung yaitu produksinya mencapai 11.212 ton, dengan luas areal tanam 3.568
ha dan luas panen 3.432 Ha, kemudian urutan ketiga ubi kayu yaitu
produksinya 5.803 ton dengan luas lahan tanam 388 Ha, berikutnya tanaman
kedelai produksinya sebesar 5.265 ton dengan luas areal panen 3.947 Ha, ubi
jalar produksi 1.008 ton luas areal panen 73 Ha, kemudian disusul dengan
tanaman-tanaman lainnya.
para warga berbondong bondong menjadi tenaga kerja indonesia baik ilegal
maupu legal. Berikut beberapa perusahaan Jasa tenaga kerja (PJTKI) yang
menyalurkan para tenaga kerja Asal Kabupaten Lombok Barat ke Luar Negeri.
Nusa Tenggara Barat yang menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang
Sekotong. Obyek wisata di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari obyek wisata
alam, obyek wisata sejarah / budaya dan obyek wisata minat khusus, dimana
39
pada tahun 2009 terdapat 40 obyek wisata, yang terdiri dari obyek
wisata alam 25, dan obyek wisata budaya/sejarah sebanyak 15 obyek, wisata
minat khusus 1 obyek wisata serta wisata relegi seperti makam keramat dan
(dua) wilayah yaitu wilayah Barat dan Timur serta wilayah Selatan.
pulau Bali sangat menguntungkan, karena Bali selama ini dianggap sebagai
surga wisata bagi tamu asing maupun tamu lokal, sehingga memberikan imbas
f. Sosial Budaya
fanatik dan sebagaian beragama Hindu, Kristen Katholik dan Protestan, Budha.
Secara Historis pada zaman dahulu Suku Bali pernah menjajah Suku sasak
40
Barat tidak lepas dari keberadaan Sosial Budaya masyarakat setempat, berikut
kebudayaan daerah setempat yang mayoritas beragama Islam yang fanatik dan
AGAMA
NO KECAMATAN
ISLAM PROTESTAN KATHOLIK HINDU BUDHA
1 Sekotong 46.584 - 95 5.204 14
2 Lembar 40.662 - - 1.064 1.537
3 Gerung 68.326 32 - 8.094 41
4 Kediri 50.038 - - 2.615 -
5 Kuripan 28.354 - - 1.882 -
6 Labuapi 55.717 72 - 2.615 26
7 Narmada 71.848 92 18 10.112 56
8 Lingsar 50.911 - - 1.327 -
9 Gunungsari 68.959 20 54 1.406 31
10 Batulayar 37.220 123 31 1.873 28
Jumlah 518.619 339 195 36.192 1.733
41
h. Keamanan
1) Umum
namun masih ada daerah yang memiliki kerawanan atau potensi konflik. Berikut
TAHUN TREND
NO JENIS KEJADIAN 2015 2016 %
L S % L S % L S
1 CURAT 4 4 4 7
2 CURANMOR 5 7 3
3 CURAS 3 10 10
4 ANIRAT 10 5 13 6
5 KEBAKARAN 4 4
6 PEMBUNUHAN 2 1 1 2
7 PEMERKOSAAN 1
8 JUDI 6 7 9 12
9 UPAL 1 1
10 NARKOBA
11 SENPI / HANDAK 1 1
12 ILLEGAL LOGING 9 9 3 3
JUMLAH 40 27 53 48
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk data kasus kriminalitas yang
terjadi di jajaran Polres Lombok Barat periode Januari s/d Desember 2015 dan
Januari s/d Desember 2016 telah terjadi peningkatan kasus dari 40 menjadi 53
atau dengan kata lain ada peningkatan sebesar 33%.
42
tugas Polri lainnya dalam daerah hukum Polres, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
warning);
(PPNS);
43
perundang-undangan.
44
menyelenggarakan fungsi:
daerah;
pimpinan;
antara lain dalam bentuk pesta (festival, bazar, konser), pawai, pasar
45
ketangkasan;
politik; dan
bahan peledak.
fungsi intelijen;
c. Unit, terdiri dari paling banyak 7 (tujuh) Unit, yang bertugas melaksanakan
Intelkam adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi Intelijen keamanan Polri
pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres. Lebih lanjut, dalam
terdiri dari setiap unit yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
oleh Kapolres Lombok Barat AKBP I Wayan Jiartana SIK dalam wawancara
ada 6 Unit dalam Sat intelkam Polres Lombok Barat, yang memiliki tugas dan
fungsi masing-masing antara lain : Unit I membidangi permasalahan politik, Unit
II membidangi ekonomi, Unit III membidangi terkait permasalahan sosial
budaya, Unit IV yang membidangi permasalahan keamanan negara, Unit V
terkait dengan Bahan Peledak dan Unit VI terkait dengan Orang Asing. Terkait
penanganan konflik sosial sebenarnya ditangani oleh Unit III karena
permasalahan tersebut terkait dengan permasalahan sosial budaya namun
dalam prakteknya biasa dilaksanakan dengan sistem keroyokan artinya
semua anggota intelijen berkewajiban memonitor setiap potensi konflik yang
ada di wilayah Kab Lombok Barat.
Unit bertugas menyelenggarakan kegiatan operasional intelijen
keamanan guna terlaksananya deteksi dini (early detection), peringatan dini
(early warning), dan deteksi aksi, termasuk pengumpulan biodata tokoh formal
47
Dari data diatas jumlah personel Sat Intelkam Polres Lombok Barat
adalah sebanyak 32 (Tiga Puluh Dua) orang atau 40% total dari 51 (Lima Puluh
Satu) orang sesuai DSPP yang telah ditentukan. Jumlah Inspektur dan Brigadir
dimana baru terisi 83 % atau sebanyak 32 (Tiga Puluh Dua) orang dari 51
(Lima Puluh Satu) orang sesuai DSPP.
48
b. Kualitas
DATA PERSONEL BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
NO PENDIDIKAN KEPOLISIAN JUMLAH KET
1. SEKOLAH INSPEKTUR POLISI (AKPOL) 2
2. SEKOLAH BRIGADIR POLISI 30
3. SEKOLAH BHAYANGKARA POLISI -
JUMLAH 32
menyelenggarakan fungsi:
pimpinan.
terkait tugas dan tanggung jawab Bag Ops Bagops bertugas merencanakan
dan mengendalikan administrasi operasi kepolisian, pengamanan kegiatan
masyarakat dan/atau instansi pemerintah, menyajikan informasi dan
dokumentasi kegiatan Polres serta mengendalikan pengamanan markas.
Khusus dalam penanganan konflik sosial Bag Ops secara rutin dan berkala
membagi tugas, jika terkait pencegahan maka dibebankan kepada personil
Sabhara dan Binmas untuk melaksanakan giat preventif yaitu pelaksanaan
patroli pada titik-titik rawan, kemudian juga pada tempat yang memang telah di
infokan oleh intelijen berpotensi konflik guna meredam konflik terjadi. Namun
jika konflik sudah benar-benar terjadi maka Bag Ops lah yang akan melakukan
manajemen operasional penanganan konflik tersebut secara
berkesinambungan dan menugaskan setiap personil sesuai fungsinya masing-
masing untuk segera menuntaskan konflik agar tidak berkembang luas.
Tentunya hal ini dilakukan dengan koordinasi terlebih dahulu bersama
Kasubsatker yang ada dengan sepengatahuan Kapolres. Biasanya Bag Ops
dalam kegiatan yang difokuskan pada pencegahan akan lebih condong pada
Kapolsek untuk menggerakkan bhabin akan berperan aktif dalam memberikan
informasi terkait potensi konflik yang ada di desanya.
f. Anggaran
DUKUNGAN ANGGARAN SAT .INTELKAM POLRES LOMBOK BARAT
DUKGAR/SUB SATKER
NO JENIS KEGIATAN KET
TAHUN 2014 TAHUN 2015
51
1 Rp 21.150.000 Rp 22.594.000 RM
DATA &WAS ORANG ASING
2 Rp 94.119.000 Rp 94.350.000 RM
GIAT DETEKSI&LIDIK INTELIJEN
3 Rp 1.215.000 Rp 16.875.000 PNBP
GIAT PULBAKET
4 Rp 33.707.000 Rp 10.786.000 PNBP
WAS PELAKU TINDAK PIDANA
5 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000 PNBP
TIB,DATA&WAS SENPI,HANDAK
6 Rp 16.000.000 Rp 113.696.000 RM
BINTUKJAR JARINGAN
7 Rp - Rp 11.850.000 PNBP
BINTUKJAR JARINGAN
8 DUKUNGAN PULSA PDA Rp 2.400.000 Rp 2.400.000 PNBP
9 Rp 1.200.000 Rp 10.000.000 RM
BIAYA ATK
10 Rp Rp 3.586.000 PNBP
BIAYA ATK
11 Rp 2.400.000 Rp 2,400,000 PNBP
HONOR BENDAHARA SKCK
12 Rp 2.400.000 Rp 2,400,000 PNBP
HONOR PELAKSANA SKCK
13 Rp - Rp 3.502.000 RM
HARWAT ALAT SANDI POLRI
Rp Rp
JUMLAH 198.591.000 318.439.000
RM (Rupiah Murni) PNBP(Penerimaan Negara Bukan Pajak)
Sumber : Rendisgar Polres Lombok Barat T.A. 2014 & 2015.
KONDISI JUMLAH
NO JENIS
B RB RR RIIL IDEAL
1. Ranmor
A. R4 - - - - 2
B. R2 - 1 1 2 7
2. Komputer 3 - 3 6 8
3. Laptop - - - - 3
4. Printer 2 - 4 6 8
5. Mesin Sandi - - 1 1 2
6. Alat Penyadap - - - - 3
7. Camera - - 1 1 3
8. Alat Perekam 1 - 1 2 3
52
9. Handy Cam - - - - 3
10 PDA / HTC 1 1 1 3 7
JUMLAH 7 2 12 21 49
adalah alat komunikasi, alat penyadap dll karena jumlahnya yang belum
alat-alat tersebut.
Polres Lombok Barat masih kekurangan anggota seperti data di atas, sehingga
belum bisa meng cover keseluruhan wilayah hukum Polres Lombok Barat. Sat
intelkam Polres sudah melaksanakan tugas deteksi dini dengan baik, dimana
anggota intelijen selain dibagi tugasnya per bidang, juga dibagi tugas
jawab terhadap wilayah jajahannya terkait segala informasi yang mungkin bisa
intelijen lainnya.
yang terjadi adalah anggota intelijen di lapangan belum sinkron dengan bhabin
53
sebagai ujung tombak di desa, Kebijakan Perkap tentang bhabin terkait format
tokoh adat dan kunjungan pejabat-pejabat pusat maupun daerah dalam rangka
unit bidang sosial budaya dalam melakukan lidik, pam dan gal sehingga mampu
nyata pada bidang sosial budaya di wilkum Polres Lombok Barat, namun Kasat
mencegah konfilk nyata terjadi. Dengan demikian intelijen akan dianggap telah
operasional khususnya pada Unit III bidang sosial dan budaya meliputi :
4.2. Deskripsi konflik sosial yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat dan
dampak dari konflik tersebut
Kabupaten Lombok Barat tidak terlepas dari berbagai masalah sosial
yang timbul karena dipicu oleh berbagai faktor dari berbagai aspek kehidupan
masyarakat baik dari aspek politik, ekonomi dan budaya yang tidak jarang
Hal tersebut tentunya dapat merusak juga daya saing kemajuan daerah
itu sendiri. Oleh karena itu harus ada langkah-langkah yang signifikan dari
konflik yang ada. Dibawah ini disampaikan data kejadian konflik sosial dan
potensi konflik diwilayah Kabupaten Lombok Barat pada kurun waktu satu
02 Mei 2015 seitar jam 01.00 wita dini hari 6 (Enam) orang warga Dusun Poen
Desa Batujai Kec. Praya Barat An. SAHRIADI, An. M. RIFAI, An. M. TAHIR, An.
di depan SPBU Desa Beleke Gerung, sepeda motor yang dikendarai An.
SAHRIADI dan An. M. RIFAI bersenggolan dengan 2(Dua) unit sepeda motor
SAHRIADI dan An. M. RIFAI hingga terjatuh dari SPM kemudian ke 4(Empat)
55
rekannya kembali untuk melihatnya dan tiba - tiba di keroyok oleh warga yang
mengakibatkan 5 (Lima) orang luka dan 1 (Satu) orang An. NURFANSAH tidak
luka sedangkan 2 (Dua) orang An. SAHRIADI dan An. M. RIFAI masih dirawat
di RSU Mataram. Pada hari Jumat tanggal 02 Mei 2014 sekitar pukul 14.45
Wita Massa dari Desa Batujai Kec Praya Barat berangkat menggunakan truck
dengan No. Pol DR 8759 SZ, mobil kijang DK 871 AF, SPM sekitar 30 (Tiga
Puluh) unit dengan jumlah massa sekitar 150(Seratus Lima Puluh) orang
lengkap dengan membawa sajam berupa parang, tombak, bambu tajam, pisau,
linggis, batu, dan obor untuk membakar menuju ke Dusun Mendagi Desa
Beleke Kec Gerung Kab. Lobar (Daerah sekitar Patung Sapi Bundaran Giri
Menang) dengan tujuan mencari pelaku pengeroyokan yang terjadi pada dini
hari sekitar pukul 01.00 Wita. Sesampainya di Patung Sapi Kec. Gerung warga
Sutomo Mendagi.
2. Mobilisasi massa oleh oknum DPR yang tersangkut kasus narkoba. Berawal
Pada hari Senin tanggal 19 Mei 2015 sekitar Pukul.23.30. Wita di Room Nomor
SADAR TTL : karang Baru ( Lotim), 19 januari 1970, Laki- Laki, Anggota DPRD
Kab. Lombok Timur, alamat Dsn. Cempaka RT 01, Ds. Suela, Kec. Suela Kab.
(satu) poket kristal putih yang diduga narkotika golongan I jenis sabu berat
bruto 0,39 Gram, 1 (satu) buah potongan pipet plastik, 1 (satu) buah alat hisap
sabu (bong) yang terbuat dari botol minuman air mineral ukuran tanggung,
56
(satu) buah korek api gas. Dampaknya Pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2015
telah berlangsung aksi unjuk rasa (unras) yang dilakukan oleh gabungan
an.SARAFUDIN. Dan jumlah peserta aksi unras sekitar 300(Tiga Ratus) orang
yang terdiri dari 200 (Dua Ratus) orang dari pihak keluarga dan simpatisan dari
sdr SADARUDIN dan 100 (Seratus) orang dari kelompok koalisi pemuda dan
3. Aksi penyegelan Kantor Desa Gili Gede Indah Sabtu tanggal 03 Mei 2015
sekitar pukul 16.30 wita, aksi tersebut dilakukan oleh warga masyarakat Desa
Gili gede Indah secara spontanitas sekitar 20 orang yang dipimpin langsung
oleh Ketua BPD Desa Gili Gede Indah an. H. MUKSIN serta empat (empat)
kepala dusun dari Lima (5) kepala Dusun yang ada di Desa Gili Gede Indah
yakni Kepala dusun Gili Gede an. AHMAD ZAIDUN, Kepala Dusun Gedang
Siang an. KASIHAN, Kepala Dusun Labuhan Cenik an. SUKUR dan Kepala
dusun Tanjungan an. RUSDAN , sedangkan Kepala Dusun yang tidak ikut
dalam aksi tersebut yakni Kepala Dusun Orong Bukal An. MUSDAN. Pada hari
Kamis tanggal 14 agustus 2015 sekitar pukul 13.00 wita Warga Desa Gili Gede
Warga Desa Gili Gede yang datang / hadir antara lain Ketua BPD Desa Gili
57
Siang, Perwakilan Dusun Orong Bukal dan Masyarakat lainnya sekitar 20 orang
4. Pada hari Kamis Tanggal 19 Juni 2015 Sekitar Pukul 08. 30 wita menuju lokasi
tanah sengketa di Dsn. Duduk Ds. Batu Layar Barat Kec. Batu Layar Kab.
Cs, sekitar 20 orang dengan membawa senjata tajam jenis tombak, parang dan
diamankan ke mako polres yakni : KASIRIN 40, Kadus; AHYAR 35, petani;
RAHMAN 27, swasta; SATRIA 30, swasta; SAMSUL ARIFIN 24, swasta;
BUHARI 32, swasta; Pak MIHI 50, petani; EDI 26, security; NASIRUN 50,
pelajar; SAHRAN 29, Security; RADIYAH 50, swasta; SAMIAH 50, tani;
yang semuanya bertempat tinggal di Dsn. Duduk Ds. Batu Layar Barat Kec.
Batu Layar Kab. Lobar. Pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2015 pukul 09.30 wita
ada di tanah sengketa perkara antara Sdr. I Made Krasta Dkk sebagai
pemohon melawan Sdr. Amaq Kodrat Dkk sebagai termohon Eksekusi yang
terletak di Dsn. Duduk Ds. Batu Layar Barat Kec. Batu Layar Kab. Lobar, Pada
Hari Kamis tanggal 26 Juni 2015 akan ada kegiatan Pemagaran Tanah yang
berada di dusun Duduk Desa Desa Batu Layar Barat Kec Batu Layar Kab Lobar
oleh Kerama Pura Giri Nata dan Warga Dusun Tanah Embet Timur Desa Batu
Layar Kec Batu Layar Kab Lobar yang di pimpin oleh Ketua Kerama Pura Giri
58
Nata An. Wayan Catur serta Kadus Tanah Embet Timur, Pemagaran tersebut
5. Penghadangan / penyetopan dum truk oleh kelompok sopir truk PT. CANDRA
Aksi dikoordinir oleh Sdr. SAHRAM, 50 tahun, Karyawan PT. CANDRA ASRI,
Alamat. Kel. Jempong Timur Kec. Ampenan Kota Mataram bersama rekan
rekannya yang berjumlah sekitar 15 orang. Para sopir yang bekerja di PT.
CANDRA ASRI pernah di stop dan diancam dengan ancaman Apabila terus
mengangkut maka akan dilakukan kekerasan oleh kelompok preman dari Dsn.
Karang Bongkot Desa Perampuan Timur yang dikoordinir oleh. Sdr. SULAIMAN
alias EMAN, SAOPI dan MULYADI alamat Dsn. Karang Bongkot Desa
Perampuan Timur Kec. Labuapi Kab. Lobar. Sekitar pukul 12.00 wita pihak
Kepolisian dari Sat. Samapta Res. Lobar dan Sek. Labuapi yang dipimpin oleh
Kapolsek Labuapi An. IPDA L. MUHARLAN dan dari Polsek Ampenan datang
ke TKP dan menghimbau kepada kelompok Sopir PT. CANDRA ASRI untuk
tidak memblokir jalan dan menjelaskan bahwa pihak Kepolisian akan bertindak
pertemuan antara Sahram Cs dengan pihak dari sdr. Sulaiman Alias Eman Cs
untuk mencari solusi yang terbaik akan tetapi karena Sdr. Sulaiman alias Eman
tidak berada di tempat pertemuan tersebut batal dilaksanakan dan para sopir
dari PT. CANDRA ASRI membubarkan diri sekitar pukul 12.45 Wita dan arus
lalu lintas kembali lancar. Pada pukul 17.00 wita warga dari jempong yang
melakukan aksi blokir jalan di wilayah Desa Bajur dengan menggunakan truck
dum sebanyak 1 unit tepatnya di simpang 4 BTN Mavilla Jalan. KH. Ahmad
Dahlan, akibat aksi tersebut arus lalu lintas mengalami kemacetan total,
59
mendengar adanya aksi tersebut warga dari Desa Karang Bongkot An. Muliadi,
35 thn, Islam, swasta. Alamat Desa Karang Bongkot bersama rekan rekannya
terjadilah cekcok antara kedua warga tersebut sehingga menyulut emosi dari
kedua kelompok dan mengeluarkan sajam berupa parang, golok dan jenis
dari karang bongkot mengalami luka-luka pada dahi sebelah kanan An. Muliadi
Dusun Parampuan timur Desa Karang Bongkot mengalami luka sayat dikedua
telapak tangan dan pihak Kepolisian Polsek Labuapi yang tiba di lokasi
melakukan negosiasi dan melerai ke-dua kelompok warga yang bertikai agar
tidak menimbulkan korban dari ke-dua belah pihak. Mengetahui adanya warga
dari Desa Karang Bongkot yang mengalami luka luka maka secara
dengan cara menyandera mobil dum truk milik PT. Candra Asri yang melintas di
unit Dum Truk dan 5 mobil dum truk di bawa ke lapangan Dusun Parampuan
kerusakan pada kaca depan, kaca pintu kiri dan kanan rusak, dua accu hilang,
tape rusak, H 1762 EW kerusakan pada kaca depan, kaca pintu kiri kanan
pecah, tape mengalami kerusakan. H 1780 BQ pecah kaca bagian depan, Kaca
pintu kiri dan kanan pecah, spion mengalami kerusakan, tape mobil hilang,
STNK dan buku KIR diamankan oleh Anggota Sat. Intelkam Polres Lobar, H
1940 EW mengalami kerusakan pada kaca pintu samping kiri dan kanan, H
1889 FW dalam keadaan terbalik kaca depan rusak dan tape hilang. Dan 3 Unit
60
di amankan di BTN Korem dengan No. Pol : B 9656 TDA, H 1783 BQ, H 1820
EW dan 1 Unit di Depan Masjid Perampuan Timur No. Pol : DR 8936 AA dan 1
Unit di Depan Masjid Parampuan Barat dengan No. Pol : H 1819 EW. Pada
Pukul 23.00 wita di adakan mediasi Antara PT.CANDRA ASRI dengan warga
Labuapi, Kaur Trantib Camat Labuapi, Kaur Trantib Desa Karang Bongkot,
CANDRA ASRI tidak adanya kata sepakat, alasan kami seperti ini karena
prihatin dengan kondisi warga masyarakat, para pemuda yang banyak tidak
bekerja dan menjadi pengangguran, kami meminta agar bisa bekerja dan
kesepakatan dengan pihak PT. CANDRA ASRI Bahwa tidak akan masuk ke
lokasi galian C yang terletak di Dsn. Peseng Ds. Taman Ayu karena belum ada
putusan, namun tiba - tiba dari perusahaan datang ke lokasi untuk melakukan
aktifitas dan dari perwakilan PT. CANDRA ASRI dengan perwakilan warga
sepakat untuk membahas masalah ini ke polsek namun tiba tiba dilakukan
Pada hari Jumat tgl 26 mei 2014 pkl 11.00 wita dilaksanakan evakuasi truk dari
PT. CANDRA ASRI yang di sandera di lapangan sepak bola Ds. Karang
Bongkot Dsn. Perampuan timur sebanyak 5 unit truk hadir dalam kesempatan
memperbaiki truck dum yang hilang akinya dengan memasang aki yang baru,
proses tersebut memakan waktu sekitar 30 menit. Adapun truk dum yang
dalmas Polres Lobar dan anggota yang melakukanevakuasi 5 unit truk dum
berhasil dikeluarkan dari lapangan pada pukul 12.00 wita menuju ke barat,
sampai di pujut disusul 1 unit truk yang disandera di samping Masjid Pujut Ds.
Polres Lobar dan 2 unit truk Dalmas Polres Lobar yang menuju Kantor Polres
terhadap 3 unit dum truk yang disandera di BTN Korem, Ds Karang Bongkot
dengan pengawalan dari kendaraan R2 raimas Polres Lobar dan truk Dalmas
Polres Lobar, proses evakuasi berjalan lancar dan selesai pada pkl 15. 30 wita.
Adapun terdapat 2 unit truk yang belum di evakuasi, 1 unit truk berada di Dsn
Krepet, Desa Perampuan Kec Labuapi Kab Lobar, dan 1 unit truk tidak
diketahui keberadaannya. Hingga saat ini situasi pasca evakuasi terhadap dum
truk tersebut dalam keadaan aman dan kondusif. Pada saat pelaksanaan
masyarakat sekitar dengan anggota kepolisian yang saat ini baik menjadi
tercoreng dengan permasalahan yang sedang terjadi dan apabila dari pihak
Kepolisian tetap akan melakukan evakuasi secara paksa terhadap 3 unit truk
penculikan terhadap anggota beserta keluarganya yang saat ini banyak tinggal
62
keterangan pada pukul 16.00 Kades Karang Bongkot An. FADLAH, SIP,
6. Pada hari ini sabtu tanggal 6 desember 2015 pukul 16.30 wita, bertempat di
yang notabene simpatisan pendukung dari salah satu Calon Kades Incumbent
merusak Kotak suara. Adapun barang - barang inventaris kantor desa yang
dirusak yakni : kaca samping kanan berjumlah 8 buah, samping kiri 8 buah,
kaca depan 6 buah, warless salon 2 buah, printer 2 buah, televisi 1 buah, meja
2 buah, kipas angin dua buah, kursi plastik 75 buah, kursi busa besi 50 buah,
meja panitia pilkades 2 buah. Sedangkan Kotak suara yang di rusak dengan
cara dilempar batu / di hantam dan diinjak sebanyak 6 kotak suara, antara lain :
Kotak suara TPS 1, Kotak suara TPS 2, Kotak Suara TPS 6, Kotak Suara TPS
8, Kotak Suara TPS 14, Kotak Suara TPS 16, 6 kotak suara tersebut
63
merusak Rolling Door rumahnya, selain itu massa juga melakukan pemukulan
Dari data yang diperoleh bahwa tiap tahunnya potensi konflik maupun
peningkatan yang cukup signifikan. Dalam kurun waktu satu tahun di tahun
di tahun 2016 terdapat peningkatan menjadi 8 konflik sosial yang terjadi, atau
dengan kata lain di tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar 25% dari tahun
sebelumnya.
menjadi acuan bagi Polres Lombok Barat untuk melakukan upaya pencegahan
agar potensi konflik tidak membias dan merugikan masyarakat banyak. Sedini
mungkin Sat Intelkam harus bisa melakukan deteksi terhadap informasi sekecil
beserta dengan uraian singkat dan kerawanan yang dapat ditimbulkan akibat
1. Pasca penetapan tersangka Bupati Lombok Barat oleh KPK, Bupati Lobar
hukum. Kasus tersebut diduga ada muatan politis. Bupati tetap menjalnkan
tugas dan tanggung jawab sebagai bupati lobar. Pada Hari Rabu 17 Desember
dihadiri +5.000 Orang, terdiri dari PNS Lingkup Lobar, Toga, Toma, Pelajar dan
(Anggota DPRD dari PAN) yang mendapat SMS bernuansa SARA yang berisi
Kpd Masy Lobar..kita tdk boleh diam..Bupati kita telah di Zolimi oleh org yg
namanya Putu Wijaya org bali..ini bentuk penjajahan kembali Bali trhdp
serentak seluruh Indonesia, serta Pro Kontra UU No.Tahun 2014, Tarik Ulur
Hukum. Yang tentunya hal tersebut dapat memicu timbulnya potensi konflik.
bahan bakar minyak (BBM) setiap bulan. Kemungkinan harga BBM untuk
semua jenis akan turun dan naik menyesuaikan harga minyak dunia. Tidak
tidak stabil, Dapat Berdampak Pada Aksi Protes Dari Masyarakat Yang Merasa
Terbebani Oleh Kebijakan Tersebut Serta Memunculkan Aksi Unjuk Rasa Baik
IGARAS di wilkum Lobar dan KLU. Aksi Teror Tempat Wisata,Tempat Hiburan,
maupun berinvestasi, Banyaknya Pegunungan dan Bukit yang masih alami dan
mudah terpengaruh.
Kab Lobar dengan Desa Montong Ajan Kec Praya Barat Daya Kab Loteng,
6. Terkait adanya kegiatan Galian C ilegal milik Lalu Panji Buana di Dsn.Taman
Induk Ds.Taman Ayu Kec.Gerung, saat ini masy sekitar resah, dikarenakan
Galian C antara kelompok Subak Paku Keling dan Pok Subag Tambang Eleh
7. Senpi rakitan berupa senpi kelereng, senpi pipa dan senpi ilegal yang diperjual
belikan secara bebas dan telah memiliki jaringan kuat. Senjata diprediksi akan
pergunakan senjata yang sama, bahkan gunakan senpi rakitan yang lebih
10. Sering terjadi keributan antar pengunjung Caf Warde diakibatkan Miras dan
adanya Pro Kontra dari masyarakat terkait keberadaannya cafe tersebut tidak
memiliki perijinan yang jelas. Diprediksi akan terjadi Aksi Anarkhis dari warga
11. Pembangunan jalur BIL2 dalam rangka pembebasan lahan. Masih ada tanah
warga yang terkena untuk pembangunan jalan jalur BIL 2 hingga saat ini belum
12. Sengketa Tanah Wakaf Masjid Baital Atiq Gerung, Penggugat H.L.muhamad
menang gugatan terhadap tergugat Ali Alkaf ditingkat MA, dan skrg Penggugat
ajukan eksekusi tanah wakaf tersebut, Sengketa Tanah Kebun seluas 8,6 M2 di
antara H.Nurhidayah & Amaq Murtiah. Sengketa Lahan Milik Pemda Lobar di
Milik Ahli waris Amaq Regintem(Alm) dimana sebagian Tanah tsb dilklaim milik
Desa dan Pemkab KLU. Sengketa Masjid di desa Pemenang Timur : Antaar
Duduk Desa Batulayar Barat Kec.Batulayar :Pada hari Senin 01 Des 2014 pada
Batulayar Barat Kec. Batu Layar Kab. Lobar, Bangko - Bangko (Tanah KSDA
akan terjadi Aksi Anarkhis dan Main hakim sendiri apabila Masyarakat dapat
menangkap Pelaku. Para Pelaku lain dan yang tertangkap akan mengundang
potensi konflik yang berulang pada substansi masalah yang sama selain
hidup masyarakat sekitar. Hal ini harus di antisipasi sebagai bentuk upaya
sangat penting untuk dilakukan sebagai langkah awal sebelum bisa masuk
dilihat dari suku yang ada, tipologi persebaran penduduk, mata pencaharian,
struktur sosial dan politiknya masyarakat Lombok Barat masih bersifat
primordial yang walaupun beragama sebab budaya lokal masih dipegang erat,
dijadikan kekuatan-kekuatan sektoral yang mampu melakukan pengerahan
massa demi tercapainya tujuan yang bersifat ego sektoral. Penyelidikan terkait
kejadian konflik pun seringkali ditemukan adanya aktor maupun kelompok yang
memanfaatkan aksi tersebut terjadi. Pengamanan secara terbuka maupun
tertutup terhadap aksi pro kontra terkait konflik yang terjadi. Penggalangan
terhadap tomas, todat dan toga serta keluarga yang terlibat dalam konflik.
Disamping itu pula konflik kerap terjadi akibat adanya gap yang cukup
tajam antara penduduk lokal dan pendatang dari sisi kesejahteraan, mayoritas
pendatang terlihat lebih mapan. Sektor usaha, pariwisata, tambang dan lainnya
lebih dikuasai oleh kaum pendatang. Dominasi pendatang tentu tidak lepas dari
69
terhadap perkembangan jaman. Masih sangat jarang penduduk lokal yang mau
terbuka dan memiliki daya saing, sebab mereka merasa sebagai tuan rumah
memilih untuk mengedepankan ego sektoral dengan meminta jatah dari para
Tingkat pendidikan yang rendah serta gaya hidup sebagai tuan tanah juga
memiliki efek domino terhadap kesenjangan yang ada. Hal inilah yang
potensi konflik yang ada, namun seringkali intelijen baru terjun setelah konflik
keterbatasan sumber daya lainnya. Selain itu pula konflik yang terjadi
Lombok barat.
Lombok Barat yang unggul dalam sektor pariwisata dan juga memiliki Sumber
akan lari dan tidak akan merasa nyaman untuk melakukan pengembangan di
wilayah Kabupaten Lombok Barat. Tidak jarang lokasi yang telah dijadikan aset
setempat yang terus merongrong setiap kali usaha mereka baru mulai berjalan.
terhadap kegiatan dialog, penggalangan terhadap tokoh agama, tokoh adat dan
banyaknya terkait potensi konflik yang ada serta meneruskan / melaporkan info
personil dan sumber daya lain sepertinya menjadi hal yang sangat klasik dan
hadir tanpa ada penyelesaian yang solutif, namun sangat krusial peranannya
Kapolres Lombok Barat AKBP I Wayan Jiartana SIK Intelijen dalam melakukan
mungkin akan dihadapi dimasa datang. Adapun langkah dan tindakan yang
Kegiatan Intelijen yang dilakukan oleh Sat Intelkam Polres Lombok Barat
sebagai deteksi dini dalam rangka pencegahan konflik sosial yang terjadi di
a. Penyelidikan
selanjutnya diolah dan disajikan kepada pimpinan. Hal tersebut sesuai dengan
hasil wawancara terhadap Kasat Intelkam AKP Hernawan Rizky SIK yang
menyatakan bahwa :
pencegahan konflik.
sebagai garda terdepan yang tentunya memiliki akses paling besar untuk
demikian Laporan Informasi yang dibuat tidak sesuai dengan format baku
tahun 2010 tentang produk intelijen. Selain itu Laporan Informasi yang telah
dibuat hanya diperuntukkan bagi kasubsatker dari bhabin yang tidak lain adalah
Kasat Binmas. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan HTCK yang ada, dimana
Sat Intelkam lah sebagai leading sektor untuk memberikan input ataupun
Selama ini Sat Intelkam tidak tahu menahu terkait Laporan Informasi dari
terhadap laporan itu, paling tidak Kasat Intelkam dapat menindak lanjuti dengan
73
b. Pengamanan
Sesuai dengan hasil wawancara terhadap Kanit III Intelkam Aiptu Sutrisno
sebagai berikut :
salah satu peran Intel pasca konflik adalah melakukan pengamanan secara
terbuka dengan sasaran orang dan kegiatan dengan tujuan untuk menghindari
adanya tindakan sabotase yang mengancam keselamatan sasaran dari
pengamanan oleh kelompok-kelompok yang ingin mengacaukan situasi pasca
kejadian konflik di Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan pengamanan Intelijen
juga dilakukan untuk menghindari adanya usaha pihak lain yang berusaha
membuat konflik tersebut menjadi meluas.
Ranah kegiatan pengamanan tidak terbatas pada area yang telah terjadi
terhadap wilayah yang dianggap memiliki potensi konflik dan patut untuk
koridor yang jelas sebab Kasat Intelkam selaku penanggung jawab telah
sosial.
c. Penggalangan
sebab sub mata anggaran penggalangan hanya dimiliki oleh Satker setingkat
Mabes dan Polda sehingga masih dirasa belum maksimal. Padahal jika
mudah terealisasi sebab sasaran yang terlibat konflik maupun yang tidak
terlibat dapat diredam agar tidak terjadi eskalasi konflik yang bisa mengganggu
kondusifitas daerah.
haruslah didukung dengan Produk intelijen, sebab intelijen tanpa produk sama
dengan nol atau dianggap tidak bekerja. Dari data yang diperoleh, Sat Intelkam
Polres Lombok Barat dalam pembuatan produk khususnya yang terkait dengan
konflik adalah dari total kurun waktu 2 tahun terakhir (2015-2016) dimana telah
terjadi konflik sebanyak 19 kali, Laporan Informasi yang dibuat oleh Intelijen
2015 dan 2 Laporan Informasi pada tahun 2016. Sedangkan untuk Laporan
pasca konflik terjadi secara keseluruhan telah dibuatkan dalam bentuk produk
intelijen. Dengan kata lain bahwa laporan produk yang dibuat Sat Intelkam
untuk disajikan kepada pimpinan lebih banyak berisi tentang informasi konflik
75
yang terjadi, bukan lebih kepada potensi konflik yang ada agar bisa dilakukan
kendala yang dihadapi oleh anggota Polri yang bertugas di Lobar secara
umum adalah adanya kondisi geografis. Minimnya akses darat yang
menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lain dan hanya dapat ditempuh
melalui berjalan kaki tentu menyulitkan dalam anggota dalam melaksanakan
tugasnya, selain juga dilihat dari kultur budaya yang ada khususnya untuk suku-
suku yang berada di pesisir sangat berbeda dengan suku yang ada di
pegunungan, untuk yang dipegunungan cenderung bersifat temperamen dan
selalu menyelesaikan permasalahan dengan berkonflik.
jumlah personel baik kualitas maupun kuatitas personel yang ada masih
kurang sekali, sehingga hal tersebut merupakan sebuah kendala yang sering
dihadapi dalam melaksanakan tugas. dan juga sarana dan prasarana yang
menunjang masih jauh dari yang diharapkan, sehingga apabila kinerja anggota
yang bertugas dilapangan kurang maksimal pimpinan harus dapat maklumi hal
tersebut.
faktor yang menjadi kendala dalam aktivitasnya, baik faktor dari internal
1. Internal
b. Anggaran
- Alsus dan alkom yang kurang memadai seperti sarana komunikasi yang
Lombok Barat.
- Belum adanya pembagian unit yang rinci antar ke enam unit intelkam
2. Eksternal
a. Kondisi Geografis
terpencil tersebut.
Barat khususnya bagi mereka yang baru datang bermukim, pindah dari
b. Sosial budaya
ekonomi lebih mapan dari penduduk lokal. Tentunya hal ini menimbulkan
modal adalah para pendatang. Dominasi pendatang tentu tidak lepas dari
terhadap perkembangan jaman. Masih sangat jarang penduduk lokal yang mau
terbuka dan memiliki daya saing, sebab mereka merasa sebagai tuan rumah
memilih untuk mengedepankan ego sektoral dengan meminta jatah dari para
Tingkat pendidikan yang rendah serta gaya hidup sebagai tuan tanah juga
memiliki efek domino terhadap kesenjangan yang ada. Hal inilah yang
BAB V
PEMBAHASAN
dan studi dokumen diperoleh hasil berupa data dan informasi seperti apa yang
79
dijelaskan pada Bab sebelumya, selanjutnya pada Bab ini penulis akan
5.1 Analisa konflik sosial yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat dan
lakukan oleh Sat Intelkam Polres Lombok Barat agar kerusuhan yang terjadi di
Lombok Barat. Untuk melihat dampak konflik yang terjadi di Kabupaten Lombok
Tahapan Konflik.
merupakan daerah yang rawan konflik, baik konflik antara suku, konflik antar
maupun konflik yang tercipta karena pemerintah tidak mampu untuk meredam
konflik sosial di Lombok Barat dengan menggunakan teori tahapan konflik Neil
Smelser
sosial yang ditandai dengan adanya struktur sosial di masyarakat yang dapat
dengan daerah lain, adanya kebijakan pusat ke daerah dan eksploitasi besar-
kecemburuan sosial yang tinggi antara penduduk asli dan pendatang atas
para investor dikuasai oleh pendatang sebagai pemilik modal, hal ini semakin
kepentingan politik lokal yang terjadi saat Pilkada Kabupaten Lombok Barat
pada Februari Tahun 2015 lalu, dimana para pejabat dan para calon Kepala
pimpinan daerah kepada Tuan Guru atau Kyai justru seringkali menimbulkan
81
Control
dianggap terlalu arogan. Pernyataan sikap tersebut justru berasal dari tokoh-
Lombok Barat tetapi juga berpengaruh juga terhadap kerukunan antar umat
beragama di Indonesia.
atau bahan peledak, orang asing, dan kegiatan sosial atau politik masyarakat
hubungannya dengan tugas dan kewajiban Sat Intelkam Polres Lombok Barat
kegiatan yang dinamakan dengan identifikasi potensi konflik. Dengan kata lain
bentuk produk intelijen yang nantinya akan disajikan ke pimpinan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
intelijen yang secara khusus berisi fakta dan keterangan yang menggambarkan
Lombok Barat. Adapun produk Intelijen yang telah dibuat antara lain Intel
konflik yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat yang dilakukan oleh Sat
Intelkam Polres Lombok Barat untuk mengetahui anatomi serta akar dari
permasalahan yang terjadi. Adapun produk Intelijen yang telah di buat dalam
dengan potensi yang sudah di petakan untuk mencari solusi agar kerusuhan
sosial. Dalam hal ini produk yang telah dihasilkan adalah perkiraan intelijen
konflik sosial yang dilakukan oleh Polres Lombok Barat sebagaimana yang
terjadi pasca konflik yang terjadi dan dituangkan dalam bentuk laporan
dilakukan oleh Sat Intelkam Polres Lombok Barat. Hal ini terlihat tidak adanya
terhadap para pihak yang berkonflik. Hal ini tentu berpotensi menimbulkan
konflik pada masa yang akan datang, dimana justru akan menjadi sumber
masalah baru di kemudian hari sebab hanya meredam sementara dan tidak
Upaya meredam potensi konflik yang dilakukan oleh Sat Intelkam Polres
aktor utama agar segera ditangani oleh Polres Lombok Barat. Banyaknya
tekanan dan intervensi dalam penegakan hukum yang dilakukan oleh Polres
Lombok Barat, apabila tidak dicermati secara bijak oleh pimpinan maka akan
berdampak negatif bukan hanya di wilayah Lombok Barat saja tetapi diluar
Lombok Barat sehingga menimbulkan eskalasi konflik jika cara bertindak yang
suatu mekanisme yang berupa pemberian informasi secara cepat, tepat waktu
Early warning system juga merupakan upaya atau kegiatan mencari dan
untuk tindakan antisipasi agar ancaman dan gangguan tersebut tidak terjadi
benar terjadi. Adanya sistem peringatan dini yang dilakukan Sat Intelkam
Lombok Barat berupa kegiatan deteksi dini tanpa adanya deteksi aksi yang
87
merupakan tindak lanjut dalam pencegahan konflik yang dilakukan oleh Sat
kontijensi.
haruslah didukung dengan Produk intelijen, sebab intelijen tanpa produk sama
dengan nol atau dianggap tidak bekerja. Dari data yang diperoleh, dapat
dianalisa bahwa Sat Intelkam Polres Lombok Barat dalam pembuatan produk
Informasi terkait potensi konflik, justru produk muncul ketika konflik sedang
terjadi ataupun sudah terjadi. Artinya Sat Intelkam belum mampu mendeteksi
potensi konflik yang ada, karena yang dibuat oleh Intelijen hanya ada 7 Laporan
Informasi pada tahun 2016. Padahal total terjadi konflik ada 14 kasus.
Sedangkan untuk Laporan Harian Khusus dan Laporan Informasi khusus terkait
tanggung jawab intelijen untuk melaporkan kepada pimpinan terkait dengan hal
tersebut, semestinya Laporan Informasi dari Bhabin jika dibuat dengan format
dan prosedur yang benar maka sat intelkam akan lebih mumpuni dalam
melakukan deteksi dini terhadap potensi konflik di wilayah mulai dari sumber
konflik, sehingga bisa diredam sebelum membias menjadi konflik yang bisa
perkembangan dari suatu gejala, kasus, situasi dan kondisi masyarakat pasca
kejadian tersebut. Untuk pencegahan konflik Sat Intelkam Polres Lombok Barat
membangun suatu fungsi Sistem deteksi dan peringatan dini (early warning
fungsi Kepolisian Proaktif (Rycko Amelza Dahniel, 2008). Teori ini menjabarkan
strategi deteksi dini dan preemtif, strategi preventif serta strategi represif sesuai
89
Intelkam Polres Lombok Barat harus dikelola dalam 3 (tiga) strategi yang
pencegahan konflik sosial yang dilakukan oleh Sat Intelkam Polres Lombok
a) Strategi preemtif
mengantisipasi hal ini maka perlu dilakukan suatu pendekatan analisis dengan
baik sehingga perlu penataan pola prediksi kerawanan sesuai dengan fakta
b) Strategi preventif
dinilai pada tingkatan ambang gangguan atau Police hazard butuh kehadiran
Peran intelijen dalam hal ini Sat Intelkam Polres Lombok Barat
sangat rahasia dan tidak diketahui oleh sasaran yang diamankan maupun pihak
c) Strategi Represif
91
untuk melancarkan suatu tindakan lidik dan sidik. Kegiatan deteksi dini yang
dilakukan oleh Sat Intelkam Polres Lombok Barat dalam mengantisipasi adanya
konflik sosial yang akan terjadi di wilayah hukum Polres Lombok Barat,
tersebut dengan menggunakan analisis SWOT (Freddy R. 2004). Dalam hal ini
identifikasi situasi diluar dan didalam Sat Intelkam Polres Lombok Barat untuk
sebuah komitmen yang tinggi dalam melakukan tugas-tugas intelijen, hal ini
dapat dilihat baik Kasat Intelkam yang menaruh perhatian penuh terhadap
peristiwa yang terjadi di Lombok Barat dan secara turun langsung kelapangan
pada saat kejadian Di Lombok Barat. Hal tersebut tentu merupakan nilai positif
dilihat dari aspek sumber daya manusia (SDM) baik dari kualitas maupun
kuantitasnya masih rendah (minim). Pada Unit Intelkam Polres Lombok Barat
untuk jabatan Kanit belum terisi semua dan untuk anggota berpangkat Bintara
masih mengalami kekurangan, adapun anggota bintara pada tiap unit sangat
hukum Polres Lombok Barat. Demikian juga sama halnya terhadap kualitas dari
Polri yang handal dan mempunyai keahlian terutama terhadap tugas pokok
Intelijen yakni melakukan deteksi dini. Sedangkan dari aspek Sarana dan
yang sampai saat ini belum teratasi. Kelengkapan Alsus dan Alkom (alat
belum dimiliki sehingga dalam hal sistem pelaporan guna pencegahan konflik
sosial menemui kendala yang sangat berarti. Demikian halnya dengan sarana
Belum lagi kendala pada penyerapan informasi secara terbuka yaitu koordinasi
dengan personil Bhabin di lapangan yang bertugas sebagai garda terdepan dan
tokoh agama dan tokoh pemuda yang melakukan pertemuan dan bersepakat
meluasnya konflik sosial di Lombok Barat. Selain itu juga upaya pemerintah
pusat maupun daerah yang secara kontinyu turut serta menyelesaikan konflik
94
konflik.
Apabila dilihat dari aspek ideologi sebagian besar masyarakat Lombok Barat,
pemahaman terhadap status kultur budaya, ras dan diskriminasi masih melekat
pada oknum dan kelompok tertentu dengan idiologinya yang ingin melakukan
merupakan bahaya laten yang masih akan terus mewarnai situasi Kamtibmas
dan tegas yang menjadi ciri khas warga pribumi tidak terlepas dari pengaruh
berbeda dengan suku- suku yang berada didaerah pantai, dimana pada
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Lombok Barat yang dikenal sebagai kota pariwisata yang seharusnya memiliki
sikap keterbukaan dan inkonservatif, juga tidak ternoda dengan adanya konflik
sosial. Belum lagi kesenjangan ekonomi antara pendatang dan penduduk lokal
dikuasai pendatang sebagai pemilik modal. Sikap antipati, karakter yang keras
konflik sosial. Dari berbagai permasalahan yang terjadi, setiap kejadian yang
internasional bahwa masih terjadi konflik di salah satu destinasi wisata andalan
lokal maupun mancanegara terhadap Indonesia. dan juga kinerja Polri dalam
hukum bagi masyarakat. Disamping itu juga, konflik yang tak kunjung
konflik sosial.
96
sistem deteksi dini (early warning system). Suatu mekanisme yang berupa
pemberian informasi secara cepat, tepat waktu dan efektif, melalui institusi yang
mengurangi resiko yang akan terjadi. Adapun kejadian yang berawal dari
sosial diakibatkan sistem deteksi dini di tempat tersebut tidak berjalan dengan
baik. Apabila tidak dapat diantisipasi terlebih dahulu maka kerusuhan akan
sosial. Terkait hal tersebut, hasil kegiatan intelijen dalam rangka deteksi dini
haruslah didukung dengan Produk intelijen, sebab intelijen tanpa produk sama
Dari data yang diperoleh, Sat Intelkam Polres Lombok Barat dalam
pembuatan produk khususnya yang terkait dengan konflik masih fokus terhadap
intel) yang dalam tugasnya diwajibkan membuat Laporan Informasi namun tidak
tinggi dari seluruh personil Sat Intelkam Polres Lombok Barat dalam melakukan
terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan Intelijen serta sarana dan prasarana
yang masih belum tersedia untuk mendukung pelaksanaan tugas anggota Sat
belum sinkron padahal bhabin sebagai ujung tombak di desa, Kebijakan Perkap
komitmen dari tomas, todat dan toga dalam menciptakan kerukunan kehidupan
yang kuat dan cenderung memiliki tempramen tinggi yang sangat berbeda
6.2 Saran
1. Kabupaten Lombok Barat yang selama ini menjadi destinasi wisata juga
konflik karena belum ada solusi yang komprehensif. Konflik lebih sering
dalam penyelesaian konflik di Lombok Barat. Hal ini harus sesuai dengan apa
penanganan konflik sosial dimana ruang lingkup penanganan konflik terdiri dari
pencegahan konflik di Lombok Barat. fungsi deteksi dini yang dilakukan juga
dalam hal ini Sat Intelkam Polres Lombok Barat untuk tetap melakukan
kegiatan intelijen yaitu penggalangan terhadap Toga, Todat, Tomas dan Tokoh
masyarakat serta persoalan yang berkaitan dengan adat. Serta tetap menjaga
dikemudian hari. Terkait dengan hasil kegiatan intelijen dalam rangka deteksi
dini haruslah didukung dengan Produk intelijen, sebab intelijen tanpa produk
sama dengan nol atau dianggap tidak bekerja. Sat Intelkam Polres Lombok
Barat dalam pembuatan produk khususnya yang terkait dengan konflik harus
kekurangan personel untuk berkoordinasi dengan BAG SDM Polres dalam hal
100
Polres terkait pengusulan alsus, alkom dan sarana transportasi yang diperlukan
dalam mendukung tugas Intelijen di Lombok Barat, juga terkait sub mata
setingkat Polres. Selain itu pula perlu dibuat pembagian tugas yang jelas
diteruskan kepada pimpinan guna mengambil kebijakan lebih lanjut. Selain itu
tentang kebijakan format Laporan Informasi harus direvisi dan harus sama
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
SKRIPSI
Marbun, Daniel. 2013. Peran Intelkam Polri dalam mengantisipasi Konflik Sosial
(Studi di wilyah hukum Polres Lampung). Skripsi. Bandar Lampung.
Universitas Lampung Bandar Lampung.
PERUNDANG-UNDANGAN
MODUL
Dahniel, Rycko, Amelza. 2015. Kajian Birokrasi dalam Ilmu Kepolisian. Tidak
Dipublikasikan.
I. Judul
Barat.
Barat?
2015
Barat.
1. pedoman wawancara
2. Pedoman observasi