Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI

DIALOG PUBLIK
TEMA : STRATEGI PENCEGAHAN RADIKALISME DI KALANGAN MASYARAKAT
DITJEN KESBANGPOL KEMENTERIAN DALAM NEGERI – LPPD PEMALANG

Pemalang, 6 Oktober 2012

Acara : Dialog Publik

Tema : Strategi Pencegahan Radikalisme Di Kalangan Masyarakat


Peserta :

1. Tokoh Masyarakat
2. Tokoh Pemuda
3. Tokoh Wanita
4. Ormas Keagamaan
5. Perangkat Desa

Susunan Acara:

- Pembukaan

- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

- Sambutan Ketua LLPD Pemalang : Ulil Albab

- Kepala Kesbangpol dan Linmas Kab Pemalang : Nur Aziz Muhaimin,


SH (Kasi Poldagri Kantor Kesbangpol dan Linmas Kab Pemalang)

- Pidato Kunci (Keynote Speaker) : Dirjen Kesbangpol Kementerian


Dalam Negeri yang diwakili oleh Bapak Alfian Alwi, SH (Kepala Seksi
Wilayah II Subdit Penanganan Konflik Pemerintahan Direktorat
Kewaspadaan Nasional Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam
Negeri)

- Pembacaan Do’a : Ustad Dimyati

Sambutan Ketua LPPD Pemalang oleh Saudara Ulil Albab

Inti dari sambutan Ketua LPPD Pemalang bahwa pemikiran dan tindakan radikalisme
perlu ada upaya pencegahan. Melalui dialog publik kali ini, diharapkan ada solusi
konkret yang diharapkan dapat bisa mengeliminir kekerasan dan radikalisme di
masyarakat baik dalam bentuk pikiran maupun perbuatan. LPPD sebagai bagian dari
masyarakat merasa ikut bertanggungjawab dala upaya pencegahan terhadap
radikalisme dan terorisme di lingkungan masyarakat

Sambutan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat


Kabupaten Pemalang yang diwakili oleh Kasi Poldagri Bapak Nur Aziz Muhaimin
Bahwa di Pemalang, juga memiliki potensi radikalisasi di kalangan masyarakat.
Kesbangpol dan Linmas Kab Pemalang bersama-sama Ormas dan LSM berusaha
mengantisipasi dan mencegah adanya radikalisme di kalangan masyarakat. Oleh
karena itu melalui Permendagri Nomor 13 Tahun 2012, pemerintah berusaha
mefasilitasi keberadaan ormas, sehingga kegiatan-kegiatan ormas dan Lembaga
Swadaya Masyarakat bisa saling membantu. Di Pemalang juga telah terbentuk Forum
Komunikasi Ormas dan LSM.

Keynote Speaker oleh: Dirjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri

Sambutan Dirjen Kesbangpol Republik Indonesia diwakili oleh Bapak Alfian Alwi, SH
(Bagian Konflik Pemerintahan Direktorat Kewaspadaan Nasional Ditjen Kesbangpol
Kementerian Dalam Negeri)

Pada sambutan ini Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam
Negeri disampaikan oleh : Bapak Alfian Alwi, SH (Kepala Seksi Wilayah II Subdit
Penanganan Konflik Pemerintahan Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri)
menyampaikan bahwa masalah yang serius yang dihadapi bangsa Indonesia adalah
perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi berubah menjadi desentralisasi yang
disalahtafsirkan bahwa putera daerah mutlak harus menjadi pemimpin di daerahnya.
Hal ini seringkali menjadi pro dan kontra terkait dengan kebijakan yang diambil sehingga
tidak jarang menimbulkan aksi unjuk rasa yang berakhir dengan radikalisasi dan
kekerasan, khususnya pada Pemilukada. Untuk itu perlu diantisipasi dengan langkah-
langkah pencegahan yang komprehensif oleh pemerintah dan aparat keamanan. Juga
dibutuhkan peran serta seluruh elemen masyarakat dalam menangani aksi-aksi radikal
di Indonesia. Di sisi lain, juga ditekankan bahwa dalam rangka memelihara stabilitas
keamanan nasional hendaknya berpedoman pada empat pilar kebangsaan sebagai
fondasi kita semua.

Pelaksanaan Dialog Publik:

Moderator : Slamet Efendi

Pemateri I : Bapak AKP Imam Khanafi, S.Ag. (Kasat Binmas Polres

Pemalang)

Pada sesi ini nara sumber menyampaikan bahwa masalah radikalisme adalah tindakan
yang seringkali dilakukan dengan cara memaksa dan kekerasan. Pada era reformasi ini
tindakan radikalisme seringkali muncul ketika ada unjuk rasa berujung pada pemaksaan
kehendak dan dengan cara-cara kekerasan. Padahal cara-cara seperti itu sangat
bertentangan dengan watak manusia Indonesia yang santun. Tugas polisi sebagai
aparat penegak hukum yaitu menegakan hukum dan undang-undang. Sebagai aparat
penegak hukum polisi sebenarnya sudah melakukan tindakan pencegahan (preventif),
ajakan (persuasif) dan patroli sebelum terjadi peristiwa kriminal. Hal tersebut dilakukan
semata-mata karena polisi sendiri disamping aparat penegak hukum, juga sebagai
pengayom masyarakat. Oleh karena itu sebelum terjadi hal-hal yang mencurigakan dan
mengarah pada kekerasan, masyarakat diminta agar selalu berkoordinasi dengan
aparat polisi setempat seperti polsek. Saat ini kesan sosok polisi dianggap masih sangat
menakutkan dan kurang baik di mata masyarakat. Padahal polisi sendiri adalah
pengayom masyarakat. Aparat keamanan dalam upaya pencegahan kekerasan di
lingkungan masyarakat harus bermitra dengan seluruh komponen masyarakat.
Tanggungjawab masalah keamanan tentunya bukan hanya menjadi tugas kepolisian
semata. Namun masyarakat harus berperan aktif dengan cara melaporkan apabila
terjadi kekerasan.

Para tokoh masyarakat, pemuda, perempuan dan tokoh agama harus melakukan
upaya-upaya pemahaman dan penyadaran terhadap bahaya radikalisme di
lingkungannya masing-masing.

Forum kemitraan antara kepolisian dengan masyarakat yang disebut dengan polisi
masyarakat yang selama ini sudah terjalin perlu direalisasikan dengan tindakan-
tindakan nyata. Polisi masyarakat (Polmas) adalah sebuah institusi masyarakat dari,
oleh dan untuk masyarakat yang manfaatnya sangat besar dalam upaya pemeliharaan
keamanan dan ketertiban. Hal ini sangat membantu pihak keamanan dalam upaya
mencegah tindak kekerasan di masyarakat.

Pemateri II : Nur Aziz Muhaimin, SH (Kasi Poldagri Kantor Kesbangpol dan Linmas
Kabupaten Pemalang)

Pemateri kedua menyampaikan bahwa sebentar lagi di Kabupaten Pemalang akan


diselenggarakan Pemilihan Kepala Desa secara serentak. Dari 211 desa yang ada di
Kabupaten Pemalang, pada tahun 2012, 165 desa akan melaksanakan pemilihan
kepala desa secara serentak, yang terbagi dalam dua tahap. Tahap satu dilaksanakan
pada bulan Nopember dan tahap kedua pada bulan Desember 2012. Tentunya hajat
politik di tingkat desa tidak lepas dari gesekan-gesekan antar kelompok. Oleh karena itu
masyarakat diminta untuk menjaga keamanan, ketertiban dan keharmonisan, meskipun
ada perbedaan pilihan calon kepala desanya.

Keberadaan ormas di Kabupaten Pemalang telah banyak membantu pemerintah dalam


bidang keamanan dan ketertiban. Oleh karena itu melalui Permendagri Nomor 13 Tahun
2012, pemerintah berusaha mefasilitasi keberadaan ormas tersebut. Masyarakat
dihimbau apabila ingin mendirikan ormas dan lembaga swadaya masyarakat agar
mendaftarkan diri di Kantor Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Pemalang agar bisa
mendapatkan Surat Keterangan Terdaftar dan difasilitasi keberadaannya. Pendaftaran
ormas dan LSM tidak dipungut biaya apapun. Yang penting harus memenuhi semua
persyaratan sebagaimana diatur oleh Permendagri Tahun 2012

Ringkasan Moderator :

Pada era reformasi ini tindakan radikalisme seringkali muncul ketika ada unjuk rasa
berujung pada pemaksaan kehendak dan dengan cara-cara kekerasan. Radikalisme
adalah tindakan yang seringkali dilakukan dengan cara memaksa dan kekerasan.
Radikalisme bisa terjadi dalam situasi apapun dan dimanapun serta dapat dilakukan
oleh siapapun. Strategi pencegahan radikalisme perlu dilakukan dengan cara preventif
dan persuasif dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Pencegahan
radikalisme sejak dini merupakan solusi yang sangat efektif agar tidak terjadi kekerasan
yang dapat merusak system kehidupan social. Pencegahan radikalisme harus dilakukan
secara bersama-sama antara aparat kepolisian dengan seluruh komponen masyarakat.
Apabila terjadi hal-hal yang mengarah pada tindakan kekerasan, masyarakat perlu
segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian terdekat. Hal ini dilakukan agar
pencegahannya bisa dilakukan sejak awal.

Sesi Tanya Jawab :

1. Khosibah (Calon Kepala Desa)


Langkah-langkah apa agar pemuda dan remaja tidak terjadi radikalisasi di
kalangan anak muda dan remaja?
2. Timbul (Ketua Polmas)
Pada dasarnya apa yang terjadi sekarang ini karena kita seringkali meninggalkan
sejarah. Bung Karno sudah sejak dahulu mengingatkan kita agar jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah atau Jas Merah
3. Widodo (Tokoh Pemuda)
Sejak kapan kantor Kesbangpol Linmas Kab Pemalang berdiri? Apa yang sudah
dilakukan oleh kantor bapak?

Jawaban AKP imam Khanafi, S. Ag :


Anak-anak muda biasanya pemikirannya masih labil dan masih mencari jati
dirinya, maka kita sebagai orang tua harus pandai-pandai mengarahkan pada hal-
hal yang positif. Apalagi teknologi informasi berkembang sangat pesat. Sekali lagi
kita harus mengontrol perilakunya dengan bijak, agar tidak masuk doktrinasi dari
luar yang mengarah pada kekerasan. Kita sudah banyak menyaksikan anak-anak
muda yang menjadi korban kekerasan akibat doktrinasi atas nama agama yang
menyesatkan. Jadi yang repot nantinya para orang tua
Saya setuju dengan pernyataan pak Timbul, tentang jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah.

Jawaban Nur Aziz Muhaimin :


Kantor Kesbangpol dan Linmas berdiri sejak diberlakukannya UU Otonomi Daerah.
Dulu namanya Kantor Sospol dan sebagaian tupoksinya berasal dari penanganan
bencana. Sudah banyak hal-hal yang dilakukan oleh Kesbangpol dan Linmas
Pemalang, misalnya membentuk Forum Komunikasi Umat Beragama. Tujuannya
ialah bagamana mefasilitasi dan menjembatani komunikasi umat beragama dalam
berinteraksi dengan pemerintah supaya harmonis dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara

Rekomendasi
1. Forum Dialog Publik dengan tema radikalisme perlu dilaksanakan secara
berkelanjutan dengan melibatkan elemen masyarakat yang lebih luas lagi.
Tujuannya adalah agar pemahaman bahaya radikalisme bisa tersosialisasi
dengan baik.

2. Kelompok sasaran dari Forum Dialog Publik tentang radikalisme perlu


dilakukan kepada generasi muda terutama kalangan pelajar dan mahasiswa.

3. Pemilihan Kepala Desa secara serentak di Kabupaten Pemalang, pada tahun


2012, masyarakat diminta untuk menjaga keamanan, ketertiban dan
keharmonisan, meskipun ada perbedaan pilihan calon kepala desanya.

4. Forum kemitraan antara kepolisian dengan masyarakat yang disebut dengan


polisi masyarakat yang selama ini sudah terjalin perlu direalisasikan dengan
tindakan-tindakan nyata. Polisi masyarakat (Polmas) adalah sebuah institusi
masyarakat dari, oleh dan untuk masyarakat yang manfaatnya sangat besar
dalam upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban. Hal ini sangat membantu
pihak keamanan dalam upaya mencegah tindak kekerasan di masyarakat

5. Para tokoh masyarakat, pemuda, perempuan dan tokoh agama harus


melakukan upaya-upaya pemahaman dan penyadaran terhadap bahaya
radikalisme di lingkungannya masing-masing.

6. Para orang tua diminta untuk mengontrol perilaku putra putrinya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
bisa ada ada upaya pencegahan

Anda mungkin juga menyukai