Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

SOSIOLOGI & ILMU POLITIK

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Ketua : FEBY RISNAULY SITORUS (0216101526)


Wakil : AHMAT IRFAN MALIK (0216101525)
Editor : FADEL MUHAMMAD (0216101552)
Anggota : AGNES BISSILISIN (0216101548)
FARHAN MAJID (0216101546)
FEMY LATIFAH (0216101530)
MUHAMMAD ABBY (0216101539)
MUHAMMAD NORMAN (0216101550)
NURUL (0216101556)
HASNA SALSABILA (0216101544)
RIRI REFTINI P (0216101536)
REVO VIRGOANSYAH K (0216101528)
SYARIF FUDIN LAPA (0216101547)
TSANINISA FATIMAH R (0216101534)

UNIVERSITAS WIDYATAMA
2016

DISKUSI KELOMPOK
Dengan memperhatikan terus munculnya sikap dan intoleran, radikal dan teror yang
sebagian besar pelakunya generasi muda. Jelaskan 2 fungsi manakah dari fungsi fungsi
sistem sosial yang di anggap tidak berjalan secara maksimal!
JAWABAN

Sistem sosial adalah suatu sistem dari sekumpulan tindakan yang dibentuk dari adanya
interaksi sosial antara individu yang selalu tumbuh dan berkembang. Terbentuknya sistem
sosial ini bukannya terbentuk dengan sendirinya begitu saja melainkan lahir karena adanya
satu penilaian umum yang menjadi kesepakatan masyarakat. Biasanya penilaian umum ini
memiliki satu standar penilaian yang lebih dikenal sebagai norma sosial.

1. FUNGSI PEMELIHARAAN POLA


Sistem fungsi pemeliharaan pola harus melengkapi , memlihara , dan memperbarui
motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi
tersebut .Mengacu pada keharusan mempertahankan stabilitas pola-pola budaya yang sudah
terlembaga sebagai bagian dari pola kehidupan masyarakat.
ALASAN : Karena sering terjadi kesalah pahaman, pengertian terhadap nilai-nilai sosial
yang menjadi sistem kepercayaan, berupa keyakinan-keyakinan agama, dan ideologi.
CONTOH :
Kerusuhan pecah di Tanjung Balai Sumatera Utara,yang diduga akibat provokasi yang
dilakukan oleh oknum tertentu melalui media sosial. Emosi massa yang sudah tidak
terbendung lagi akhirnya membakar salah satu tempat ibadah di sekitar lokasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa ini berawal dari seorang warga Jalan
Karya Kel. TB, Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan,Kota Tanjung Balai yang
menegur pengurus rumah ibadah untuk mengecilkan suara mikrofon.
Malamnya, pengurus rumah ibadah itu menemui warga yang protes. Namun tanpa
disangka, suasana memanas dan polisi terpaksa mengamankan pasangan-pasangan
suami istri itu ke Mapolsek Tanjung Balai Selatan demi keamanan.
Setibanya di Polsek, lalu dilakukan pertemuan dengan sejumlah pemuka agama, tokoh
masyarakat, dan camat setempat. Pada saat yang bersamaan, massa mulai banyak
berkumpul yang dipimpin oleh kelompok elemen mahasiswa.

Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, Negara Indonesia bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsadan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Karena itu negara perlu
melakukan tindakan tegas terhadap segala bentuk ancaman yang mengganggu rasa
aman warga negara dan mengganggu kedaulatan negara termasuk ancaman tindak
pidana terorisme dan aktivitas yang mendukung terjadinya aksi terorisme.
Terorisme merupakan ancaman nyata dan setiap saat dapat membahayakan keamanan
bangsa dan negara. Terorisme merupakan kejahatan yang bersifat lintas negara,
terorganisasi dan mempunyai jaringan luas, sehingga mengancam perdamaian dan
keamanan nasional maupun internasional, oleh karena itu memerlukan penanganan
secara terpusat, terpadu dan terkoordinasi. Memiliki sejarahnya, Badan Nasional
Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme (BNPT) dibentuk berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Beleid itu kemudian diubah Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (Perpres tentang BNPT). BNPT merupakan sebuah
Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penanggulangan terorisme. BNPT
dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Presiden melalui
koordinasi Menteri Koordinator Bidang Politik, Pembentukan BNPT merupakan
upaya penguatan yang bersifat institusional atas unit kerja yang dibentuk di bawah
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkopulhukam), Desk
Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT) (Kep-26/Menko/Polhukam/11/2002).
Unit kerja ini sendiri dibentuk sebagai tindak lanjut atas lahirnya Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2002 yang merespon
terjadinya bom Bali.

Kerusuhan Sampit dengan korban ratusan jiwa nyatanya hanya berawal dari
perkelahian siswa SMK di Baamang. Perkelahian itu melibatkan anak warga Dayak
serta Madura. Perkelahian siswa tersebut, yang lalu menyebabkan perseteruan antar
keluarga, antar etnis, sampai pembantaian hingga pengusiran puluhan ribu warga
Madura.
Prof H.K.M.A Usop, mantan Rektor Universitas Palangkaraya yang kini
sebagai Ketua Presedium Lembaga Musyawarah Dayak Daerah Kalimantan Tengah
(KPLMDDKT), mengakui kalau banyak pelanggaran, tindakan kriminal yang
merugikan harta dan nyawa orang Dayak. Sebetulnya, setiap kali terjadi bentrok
selalu diakhiri perdamaian. Tapi, setiap kali pula warga Madura melanggarnya. Begitu
seterusnya. "Paling tidak sudah ada 15 kali perdamaian. Tapi, hasilnya sama selalu
dilanggar warga Madura," kata Usop saat pertemuan tokoh masyarakat Dayak dengan
DPRD Kalteng. Bahkan, saat pembuatan jalan Palangkaraya-Kasongan terjadi bentrok
Dayak-Madura, tepatnya di Bukit Batu tahun 1983. Setelah bentrokan reda, dibuatlah
perdamaian antara tokoh Dayak dengan tokoh Madura. Ada satu poin penting dalam
perjanjian itu. Yakni, Warga Madura dengan sukarela akan meninggalkan Kalimantan
Tengah jika melakukan pertumpahan darah terhadap warga dayak. Tapi, berkali-kali
ada pertumpahan darah warga Madura jangankan pergi tapi makin banyak
berdatangan ke Kalimantan. "Dokumen itu yang kini sedang kami cari," tambha
Usop.

Menurut Dr Thamrin Amal Tomagola, sosiolog dari Universitas Indonesia, ada


empat faktor utama akar konflik di Kalimantan, yaitu;
1. Terjadinya proses pembatasan peran terhadap kelompok (Marginalisasi) suku
Dayak. Pendidikan yang minim dan sedikitnya warga Dayak yang bisa menikmati
pendidikan mengakibatkan sedikitnya warga Dayak yang duduk di pemerintahan
daerah. Pemerintahan daerah lebih banyak di pegang oleh warga pendatang.
2. Penempatan transmigran di pedalaman Kalimantan yang mengakibatkan
perubahan terhadap hutan. Hutan bagi masyarakat Dayak adalah tempat tinggal
dan hidup mereka. Ketika transmigran ditempatkan di pedalaman Kalimantan,
dan mereka melakukan penebangan hutan, kehidupan masyarakat Dayak
terganggu. Sejak tahun 1995 para transmigran di tempatkan di pedalaman
Kalimantan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu menempatkan
transmigran di pesisir. Para pendatang baru inilah, yang dikenal keras dan
pembuat masalah, tidak seperti pendatang-pendatang sebelumnya. Selain soal
transmigrasi, pemerintah juga telah memberikan keleluasaan bagi para pengusaha
untuk membuka hutan melalui Hak Pengusaha Hutan (HPH).
3. Masyarakat Dayak kehilangan pijakan, terganggunya harmoni kehidupan
masyarakat Dayak mengakibatkan masyarakat Dayak kehilangan pijakan.
Kekuatan adat menjadi berkurang. Kebijakan-kebijakan pemerintah telang
menghilangkan/mengurangi identitas mereka sebagai masyarakat adat.
4. Hukum yang tidak dijalankan dengan baik mengakibatkan banyaknya terjadi
tindak kekerasan dan kriminal yang dibiarkan. Proses pembiaran ini berakibat
pada lemahnya hukum dimata masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan
caranya sendiri untuk menyelesaikan berbagai persoalan, diantaranya dengan
menggunakan kekerasan.

2. FUNGSI ADAPTASI
Fungsi adaptasi yaitu,pola-pola tindakan masyarakat yang menjadi ciri dari
berlakunya sebuah sistem sosial dalam perkembangannya akan terus mengalami
perubahan.perubahan pola tindakan dapat berdampak pada perubahan sistem sosial yang
berpengaruh pada pola berprilaku baru. Perubahan sistem sosial inilah yang dapat membantu
masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan jaman.
ALASAN : Perubahan pola tindakan yang terjadi seiring bertambahnya usia lingkungan
sekitar menimbulkan pengaruh pada pola perilaku baru.
CONTOH :
Kasus Awkarin yang memposting foto yang tidak senonoh/ vulgar dan melanggar nilai
norma. Awkarin akan terkena Undang undang no 11 tahun 2008. Pasal 34 tentang
Penyalahgunaan alat dan perangkat.

Anda mungkin juga menyukai