Anda di halaman 1dari 29

TINJAUAN TEOLOGIS ETIS KRISTEN

TENTANG
PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA

KELOMPOK IX

1. ELISA Br. PASARIBU (150600165)


2. ELKANA LUMBAN GAOL (150600109)
3. EMA CHRISTIN NATALIA TAMBA (150600041)
4. PRETTY IMAN VISTA HIA (150600145)
5. SANGGRY MUTIARA PARDEDE (150600019)
6. YOHANA NOVALIA (150600127)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Hak adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undang
undang,aturan dan sebagainya1. Hak berasal dari bahasa arab yaitu haqq yang memiliki
beberapa makna diantaranya ketetapan atau kewajiban . Hak merupakan unsur normatif yang
melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak
persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antar individu atau antar
instansi.
Manusia adalah satusatunya makhluk ciptaan Tuhan yang dianugrahkan sebuah hak
istimewa yang disebut Hak Asasi Manusia (HAM), hak ini telah diperoleh serta dibawanya
sejak dalam kandungan sampai kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Hak ini tidak
dapat dicabut atau dirampas oleh siapapun sebab hak ini melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan
dilindungi. Hakikat HAM sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi
manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan
kepentingan umum. Menurut John Locke2,HAM adalah hak- hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.
Hak Asasi Manusia (HAM) bersifat mendasar dan umum (universal) artinya hak ini
dimiliki tanpa membedakan atas dasar bangsa,ras,suku,agama,warna kulit,gender dan
sebagainya.
Di Indonesia sendiri, HAM telah diatur secara konstitusional. Hal ini dapat dilihat dalam
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 26/2000 tentang Peradilan
HAM. Pengaplikasian undang-undang ini membuat penegakkan HAM di Indonesia harusnya
lebih baik. Dengan adanya UU ini, diharapkan HAM menjadi seperangkat hak yang pada
hakikatnya membuat setiap orang berhak mendapat kehormatan, perlindungan harkat dan
martabat.
Meskipun telah ada hukum yang mengatur mengenai pelaksanaan HAM, tetapi dalam
praktek pelaksanaannya HAM di Indonesia masih belum tuntas. Hal ini ditandai dengan
masih banyaknya pelanggaran-pelanggaran HAM yang disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang disebabkan oleh pelaku itu sendiri ,seperti
keadaan psikologis pelaku,sifat egois dan kurangnya tingkat kesadaran pelaku mengenai
pelanggaran HAM. Sedangkan faktor eksteral adalah faktor yang disebabkan oleh
keluarga,teman,saudara,dan lingkungan dimana si pelaku tinggal dan pemerintah, seperti
perangkat hukum yang tidak tegas, kesenjangan ekonomi ,kesalahan penggunaan teknologi,
belum meratanya pemahaman tentang HAM dan adanya pihak yang membantu dan
mempermudah pelanggaran HAM.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia


2 Achmad Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan : Pancasila, Demokrasi dan Pencegahan Korupsi,
Prenadamedia Group, Jakarta, 2015, hlm. 165

2
Beberapa contoh pelanggaran HAM yang marak terjadi di Indonesia antara lain tragedi
tanjung priok, perang sampit, kasus bom bali, pembunuhan, penganiayaan dan kasus-kasus
lain yang secara hukum mengurangi, menghalangi dan membatasi hak asasi manusia.
Berdasarkan pemaparan di atas, kami tertarik membuat makalah ini dengan memberi
judul Tinjauan Teologis Etis Kristen tentang Pelaksanaan HAM di Indonesia. Dalam
makalah ini kami akan menjelaskan sejauh mana pelaksanaan HAM di Indonesia, dengan
menitikberatkan pandangan Kristen tentang pelaksanaan HAM tersebut.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa tindakan mahasiswa dalam menyikapi pelaksanaan HAM di Indonesia?


2. Bagaimana tinjauan teologis etis kristen tentang pelaksanaan HAM di Indonesia?
3. Apa yang menjadi kesimpulan dan saran yang didapatkan pada topik
pelaksanaan HAM?

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kumpulan Kliping
1. Kronologi Tragedi Tanjung Priok Berdarah 1984 oleh Saksi Mata Ust. Abdul
Qadir Djaelani
Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat keamanan sebagai
salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok. Karenanya, ia ditangkap dan dimasukkan ke
dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia
mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok. Berikut adalah petikan kesaksian Abdul Qadir
Djaelani terhadap peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi
pembelaannya berjudul Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam
Indonesia.
Tanjung Priok, Sabtu, 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala as-Saadah
di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram pengumuman yang
tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan). Pengumuman tadi hanya berupa
undangan pengajian remaja Islam (masjid) di Jalan Sindang. Tanjung Priok, Ahad, 9
September 1984 Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Saadah menjadi
pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk menawarkan
penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin. Tanjung Priok, Senin, 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan dengan salah seorang petugas
Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut yang akhirnya
dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang kebetulan lewat. Usul mereka
supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, diterima. Sementara usaha penegahan
sedang.berlangsung, orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya
dengan permasalahan itu, membakar sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta
bantuan oleh Koramil, mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut
tertangkap 4 orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Saadah.
Tanjung Priok, Selasa, 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan empat orang
jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. Peran Amir Biki ini tidak
perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang pimpinan Posko 66, dialah orang yang
dipercaya semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika ada masalah antara
penguasa (militer) dan masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.
Tanjung Priok, Rabu, 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan Sindang
Raya, yang sudah direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-Saadah, terus
berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, yang memang bukan mubalig
dan memang tidak pernah mau naik mimbar. Akan tetapi, dengan latar belakang rangkaian
kejadian di hari-hari sebelumnya, jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan
memberi petunjuk. Pada kesempatan pidato itu, Amir Biki berkata antara lain, Mari kita
buktikan solidaritas islamiyah.
Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim. Mereka tidak bersalah. Kita protes
pekerjaan oknum-oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu. Kita berhak membela

4
kebenaran meskipun kita menanggung risiko. Kalau mereka tidak dibebaskan maka kita harus
memprotesnya. Selanjutnya, Amir Biki berkata, Kita tidak boleh merusak apa pun! Kalau
adayang merusak di tengah-tengah perjalanan,berarti itu bukan golongan kita (yang dimaksud
bukan dan jamaah kita). Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua: sebagian
menuju Polres dan sebagian menuju Kodim.
Setelah sampai di depan Polres, kira-kia 200 meter jaraknya, di situ sudah dihadang oleh
pasukan ABRI berpakaian perang dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di tangan.
Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu, terdengar militer itu berteriak, Mundur-
mundur! Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan pekik, Allahu
Akbar! Allahu Akbar! Saat itu militer mundur dua langkah, lalu memuntahkan senjata-
senjata otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada di hadapan mereka,
selama kurang lebih tiga puluh menit. Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit
histeris; beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada. Malahan ada anggota militer yang
berteriak, Bangsat! Pelurunya habis. Anjing-anjing ini masih banyak! Lebih sadis lagi,
mereka yang belum mati ditendang-tendang dan kalau masih bergerak maka ditembak lagi
sampai mati.
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk besar beroda sepuluh buah dalam
kecepatan tinggi yang penuh dengan pasukan. Dari atas mobil truk besar itu dimuntahkan
peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan
bersembunyi di pinggir-pinggir jalan. Lebih mengerikan lagi, truk besar tadi berjalan di atas
jamaah pengajian yang sedang tiarap di jalan raya, melindas mereka yang sudah tertembak
atau yang belum tertembak, tetapi belum sempat menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh
mobil truk tersebut. Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk digilas mobil truk besar
terdengarjelas oleh para jamaah umat Islam yang tiarap di got-got/selokan-selokan di sisi
jalan.
Setelah itu, truk-truk besar itu berhenti dan turunlah militer-militer itu untuk mengambil
mayat-mayat yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk, bagaikan
melempar karung goni saja. Dua buah mobil truk besar itu penuh oleh mayat-mayat atau
orang-orang yang terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni.
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat jamaah pengajian itu pergi, tidak lama
kemudian datanglah mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang bertugas
menyiram dan membersihkan darah-darah di jalan raya and di sisinya, sampai bersih.
Sementara itu, rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin langsung oleh
Amir Biki. Kira-kirajarak 15 meter dari kantor Kodim, jamaah pengajian dihadang oleh
militer untuk tidak meneruskan perjalanan, dan yang boleh meneruskan perjalanan hanya 3
orang pimpinan jamaah pengajian itu, di antaranya Amir Biki. Begitu jaraknya kira-kira 7
meter dari kantor Kodim, 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru
yang keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya. Ketiga orang pimpinan
jamaah itu jatuh tersungkur menggelepar-gelepar. Melihat kejadian itu, jamaah pengajian
yang menunggu di belakang sambil duduk, menjadi panik dan mereka berdiri mau melarikan
diri, tetapi disambut oleh tembakan peluru otomatis. Puluhan orang jamaah pengajian jatuh
tersungkur menjadi syahid. Menurut ingatan saudara Yusron, di saat ia dan mayat-mayat itu
dilemparkan ke dalam truk militer yang beroda 10 itu, kira-kira 30-40 mayat berada di
dalamnya, yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu RSPAD).
Sesampainya di rumah sakit, mayat-mayat itu langsung dibawa ke kamar mayat, termasuk di
dalamnya saudara Yusron. Dalam keadaan bertumpuk-tumpuk dengan mayat-mayat itu di

5
kamar mayat, saudara Yusron berteriak-teriak minta tolong. Petugas rumah sakit datang dan
mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat lain.
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di Tanjung Priok tidak boleh terjadi
apabila PanglimaABRI/Panglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani benar-benar mau
berusaha untuk mencegahnya, apalagi pihak Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar
kepada media massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian sedini dan seawal
mungkin. Ini karena pada tanggal 11 September 1984, sewaktu saya diperiksa oleh
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, saya sempat berbincang-bincang dengan
Kolonel Polisi Ritonga, Kepala Intel Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa
jamaah pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang rekannya yang ditahan,
disebabkan membakar motor petugas. Bahkan, menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya, di
saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984, menyatakan bahwa pada tanggal 12
September 1984, kira-kira pukul 10.00 pagi. Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas Intel
Jaya.
Sumber: Buku Tanjung Priok Berdarah, Tanggungjawab Siapa: Kumpulan Fakta dan Data,
Yogyakarta: Gema Insani Press via http://olgariki.multiply.com
https://27victory.wordpress.com/2010/04/15/kronologi-tragedi-tanjung-priok-berdarah-1984-
oleh-saksi-mata-ust-abdul-qadir-djaelani/

2. Bom Bali I Renggut 202 Nyawa

Liputan6.com, Denpasar - 12 Oktober 2002, atau tepat 12 tahun silam, aksi teror melanda
Indonesia, tepatnya di Pulau Dewata, Bali. Tiga lokasi di Bali dibom saat hiruk pikuk pada
Sabtu malam atau malamMinggu.

Semarak malam akhir pekan yang dipenuhi tawa dan canda dari para turis serta warga lokal
mendadak sirna. Dua bom pertama meledak di Paddy's Pub dan Sari Club di Jalan Legian,
Kuta, Bali, sedangkan ledakan selanjutnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat,
Jalan Hayam Wuruk 188, Denpasar.

Menurut sumber dari Museum.polri.go.id yang dikutip Liputan6.com, Minggu (12/10/2014),


korban tewas mencapai 202 orang. Sebanyak 164 orang di antaranya warga asing dari 24
negara, 38 orang lainnya warga Indonesia 209 orang mengalami luka-luka. Dampak
kerusakan hingga radius satu kilometer dari pusat ledakan.

Peristiwa yang disebut Bom Bali I ini dianggap sebagai aksi terorisme terparah dalam sejarah
Indonesia. [Baca juga: Malam Mencekam di Legian]

Kejadian bermula pada pukul 20.45 Wita. Salah satu pelaku, Ali Imron menyiapkan satu bom
kotak dengan berat sekitar 6 kilogram yang telah dipasang sistem remote ponsel, di rumah
kontrakan. Artinya bom itu diledakkan dari jarak jauh menggunakan ponsel.

Bom tersebut dibawa Ali Imron menggunakan sepeda motor Yamaha, dan diletakkan di
trotoar sebelah kanan kantor Konsulat Amerika Serikat. Selanjutnya, dia pergi menuju Sari
Club dan Paddy's Pub untuk memantau situasi serta lalu lintas di sekitar. Ali selanjutnya
kembali ke rumah kontrakan.

Sekitar pukul 22.30 Wita, Ali Imron bersama dua pelaku bom bunuh diri, yakni Jimi dan
Iqbal pergi menuju Legian dengan menggunakan mobil Mitshubishi L 300. Idris, pelaku lain,

6
mengikuti mereka dengan menggunakan motor Yamaha.

Sesampainya di Legian, Ali Imron mengintruksikan Jimi untuk menggabungkan kabel-kabel


dari detonator ke kotak switch bom mobil L 300. Jimi akan melancarkan bom bunuh diri
menggunakan mobil L 300 di Sari Club.

Pada saat yang bersamaan, Ali Imron menyuruh Iqbal untuk memakai bom rompi. Iqbal juga
akan beraksi sebagai 'pengantin' (sebutan untuk pelaku bom bunuh diri) di Paddy's Pub.

Setelah persiapan rampung, Iqbal turun dari mobil dan masuk ke dalam Paddy's Pub. Duar!
Bom meledak dari restoran tempat nongkrong tersebut.

Sementara itu, Ali Imron turun dari mobil L 300 kemudian dijemput Idris untuk menuju Jalan
Imam Bonjol. Sedangkan Jimi langsung memacu mobil menuju Sari Club, lalu meledakkan
bom di dalam mobil yang ia kendarai. Bom kedua pun meledak dari mobil tersebut. Ratusan
orang tewas akibat dua bom tersebut.

Di tengah perjalanan, Ali Imron menekan tombol remote control yang sudah dipasang pada
ponselnya. Duar! Bom kotak meledak yang telah ia taruh sebelumnya meledak di depan
konsulat Amerika Serikat. Ini merupakan bom yang ketiga dan tak mengakibatkan korban
jiwa.

Sejak itu, eksodus besar-besaran terjadi di Pulau Dewata. Bandara Ngurah Rai sesak
didatangi banyak warga asing, terutama tim investigasi dari Biro Investigasi Amerika Serikat
(FBI).
http://news.liputan6.com/read/2117622/12-10-2002-bom-ba li-i-renggut-202-nyawa

3. Kasus Pembunuhan Angeline

Kematian angeline, gadis cantik yang telah membusuk di halaman belakang rumahnya pada
rabu 10 juni meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat. Ucapan bela sungkawa pun
terus mengalir untuknya. Sebelumnya, gadis malang tersebut dilaporkan hilang pada sabtu 16
mei oleh margareth ibu angkatnya. Siapa sangka, angeline kemudian ditemukan tidak
bernyawa dan kondisinya sangat mengenaskan.

Polisi sedang menetapkan agus, mantan pekerja di rumah angeline sebagai tersangka. Agus
mengaku telah membunuh dan memperkosa angeline. Meskipun begitu, polisi terus
melakukan penyidikan karena banyaknya kejanggalan yang ditemukan dalam kasus ini. ada
teori yang mengungkapkan kalau ibu angkat angeline margareth terlibat dalam kasus

7
pembunuhan ini. namun kebenerannya harus terus diusut dan diselidiki. Apa saja kejanggalan
yang ada pada kasus angeline? Berikut ini informasinya
Keluarga Tidak Langsung Melapor Polisi

Menurut berita yang dimuat oleh CNN Indonesia disebutkan kalau kematian angeline
sesungguhnya telah diperkirakan oleh siti Sapura pendamping hukum pusat pelayanan
terpadu pemberdayaan perempuan dan anak Denpasar yang sejak awal memantau kasus
hilangnya angeline.

Siti mengatakan kalau anak selalu menjadi korban perlakuan orang tua yang seharusnya
melindunginya. Sejak awal ia telah berfikir negative, Angeline sengaja dihilangkan. Ada
sesuatu yang direncanakan rapi, kejanggalan pertama yang melintas di fikiran bu siti itu
adalah kenapa keluarga angkat angeline tidak melaporkan hilangnya anak itu ke polisi lebih
dulu sebelum menyebar kabar di media social dengan hadiah 40 juta rupiah bagi yang
menemukan angeline.

Ketua komisi perlindungan anak Indonesia aris juga mencurigai hal yang sama. Ia
menyebutkan sungguh aneh bila keluarga tidak langsung melaporkan ke polisi pada hari
pertama hilangnya angeline. Ia mempertanyakan mengapa keluarga justru membuat
pengumuman pada laman akun facebook berjudul find angeline - balis missing child.
Ibu Angkat Angeline, Margareth, Dinyatakan Psikopat

Bocah berusia 8 tahun yang hilang sejak 16 mei lalu ditemukan dikubur dihalaman belakang
rumah ibu angkatnya pada rabu 10 juni. Dalam kasus pembunuhan tersebut, margareth dan
dua kakak angeline diperiksa polisi. Dan mantan pekerja di rumah ibu angkatnya, agus
ditetapkan sebagai tersangka.

Margareth juga di tes kejiwaan oleh psikiater yang ditunjuk polresta Denpasar yaitu lely
setiawati pada kamis 11 juni lalu. Hasilnya, margareth adalah seorang psikopat. Seseorang
yang karena kelainan jiwa menunjukkan perilaku yang menyimpang. Hal ini mungkin
menjelaskan hasil otopsi pada bocah cantik berusia 8 tahun itu ditemukan banyak luka lebam
di daerah pinggang ke bawah. Ada juga luka lebam di samping dada kanan, leher samping
kanan, dahi samping kanan, batang hidung, dan pipi kiri atas.

Kepala instalansi forensic RSU bengsalah Denpasar, dokter dudut rustayadi S.PS juga
mengatakan adanya bekas jeratan tali di leher angeline. Dalam kamar margareth juga
ditemukan darah yang hingga kini diperiksa asalnya.
http://www.asliindonesia.net/2015/06/7-kejanggalan-kasus-pembunuhan-angeline.html
4. Peristiwa Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang pernah menangani
kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, tanggal 8 Desember 1965. Munir
pernah menangani kasus pelanggaran HAM di Indonesia seperti kasus pembunuhan
Marsinah, kasus Timor-Timur dan masih banyak lagi. Munir meninggal pada tanggal 7
September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan
menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang
mengabarkan bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan

8
diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan
Arsenikum di makanan atau minumannya saat di dalam pesawat. Kasus ini sampai sekarang
masih belum ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty Internasional dan
tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot Garuda
Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka
dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir
dan meninggal di pesawat.

Sumber: Kamtoboys Cancers

5. Kasus-kasus TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri


Ada beberapa kasus pelanggaran HAM yang menimpa beberapa TKI yang bekerja di luar
negeri. Telah terjadi banyak penganiayaan, seperti dipukul, disetrika, diestrum listrik,
pelecehan seksual, pemerkosaan, bahkan pembunuhan terhadap para tenaga kerja Indonesia,
meskipun sudah ada Undang-Undang dari Pemerintah yang mengatur tentang perlindungan
atas TKI yang bekerja di luar negeri.
http://imranchelsea07.blogspot.co.id/2013/04/contoh-kasus-kasus-pelanggaran-ham-di.html

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
2.2 Rangkuman Kliping
Dalam keadaan masyarakat Indonesia yang majemuk saat ini, HAM menjadi suatu
hak dasar yang penting. Sebagai hak dasar, HAM harus dimiliki dan dipenuhi oleh setiap
manusia. Oleh karena itu, HAM harus dilindungi.
Di Indonesia sendiri, pemenuhan dan pelaksanaan HAM masih sangat minim
dilakukan. Pemerintah Indonesia sendiri pun dalam penanganan kasus pelanggaran HAM
masih belum cukup tugas dalam menangani para pelaku pelanggaran HAM, sehingga sampai
saat ini masih banyak ditemukan korban-korban pelanggaran HAM.
Pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kasus-kasus yang ada pada kliping di atas,
dapat diketahui masih banyak pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi. Adapun contoh-
contoh kasus pelanggarannya adalah pembunuhan, penyiksaan, kekerasan dan penganiayaan.
Pada artikel 1, didapatkan informasi bahwa adanya tragedi pembunuhan yang terjadi
di daerah Tanjung Priok. Pada kasus ini, bentuk pelanggaran HAM yang terjadi adalah
pembunuhan massal yang dilakukan oleh sekelompok oknum yang melakukannya secara
brutal. Faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya kasus tanjung priok ini adalah karena
tindakan perampasan brosur yang mengkritik pemerintah secara tidak baik di salah satu
mesjid di kawasan tanjung priok dan penyerangan massa kepada aparat. Sementarai itu, pada
artikel 2 terjadi pembunuhan berencana oleh terorisme dengan memakai bom untuk
melancarkan aksinya . Peristiwa yang sangat fenomenal di Indonesia ini merenggut banyak
sekali korban bahkan bukan hanya warga negara Indonesia tapi juga warga mancanegara.
Factor yang menjadi penyebab peristiwa bom Bali adalah karena adanya kebencian akibat
ulah negara adidaya yang semena-mena terhadap umat islam di Indonesia. Demikian halnya
pada artikel 3, kasus pembunuhan Angeline yang baru-baru ini terjadi sangat disoroti karena
setelah ditelusuri, pelakunya adalah ibu angkatnya sendiri. Kasus ini bahkan secara langsung
ditangani oleh Komnas Perlindungan HAM dan dibantu oleh pihak kepolisian. Satu lagi
kasus pembunuhan yang sangat disoroti di Indonesia adalah kasus pembunuhan Munir, yang
merupakan seorang aktivis HAM. Banyak yang menduga bahwa pembunuhan Munir
dilakukan oleh pihak-pihak yang kurang setuju dengan apa yang dilakukan oleh Munir.
Hingga saat ini, motif ataupun penyebab pembunuhan Munir belum jelas, namun banyak
yang menyimpulkan bahwa Munir dibunuh dengan diberi racun berupa Arsenikum pada
makanan dan minumannya.
Sementara, pada artikel 5, artikel 6, artikel 7, artikel 8, serta artikel 9 dan 10 kasus
pelanggaran HAM yang terjadi adalah kasus penyiksaan dan penganiayaan. Para TKI di luar
negeri yang tujuannya untuk bekerja malah dianiaya dan disiksa oleh majikannya di luar
negeri (artikel 5) . Sedangkan pada artikel 6, kasus kekerasan terjadi pada para pekerja/ supir
Go-Jek. Demikian halnya pada artikel 7, artikel 8, artikel 9, artikel 10semuanya membahas
tentang tindakan kekerasan dan penganiayaan yang bahkan dilakukan oleh keluarganya
sendiri.
Dari kasus-kasus yang telah disebutkan, didapatkan bahwa pelanggaran-pelanggaran
HAM ini secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, yakni iri hati, emosi yang tidak
terkontrol, egoisme dan dendam. Karena itu, perlunya kesadaran oleh semua pihak bahwa
setiap manusia memiliki hak asasi sehingga kasus-kasus pelanggaran HAM ini dapat
diminimalisasikan, atau mungkin dapat dihapuskan.
Namun, di balik semua pelanggaran-pelanggaran HAM yang sering terjadi di
Indonesia, masih banyak juga pihak-pihak yang masih memikirkan bahwa hak-hak manusia

21
harus diperjuangkan. Pada artikel 11 hingga artikel 15, dapat kita lihat bukti adanya pihak-
pihak yang masih memperjuangkan HAM yakni adanya pemberian bantuan kepada para
korban bencana alam, pemberian bantuan kepada anak-anak yang ditelantarkan oleh orang
tua, dan perlindungan kepada masyarakat yang merasa terancam.
Penuntasan berbagai bentuk kasus pelanggaran hak asasi manusia merupakan
kewajiban semua orang. Namun tentunya penanganan kasus pelanggaran HAM ini secara
intens harus dituntaskan dan ditangani oleh pihak kepolisian dan tentunya pihak KOMNAS
PERLINDUNGAN HAM. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikankeyakinan kepada
masyarakat tentang tidak adanya kemungkinan untuk menutupi keterlibatan aparatur
pemerintah serta menjamin tidak adanya praktik-praktik impunity bagi mereka yangterlibat.
Langkah ini juga menjadi penting dalam rangka terus membangun suatu kepercayaan publik
terhadap kesungguhan pemerintah untuk melindungi, menegakkan, memajukan
danmemenuhi hak asasi manusia.Tapi, yang jelas penegakan HAM tidak akan terlaksana
tanpa adanya partisipasi dan dukunganmasyarakat kepada pemerintah, dan juga
keseriusan pemerintah dalam menegakan HAM, karena itu merupakan hak dasar
setiap orang.

22
BAB III
3.1. TINJAUAN TEOLOGIS ETIS KRISTEN TENTANG
PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA
Perspektif Kristen tentang Hak Asasi Manusia dapat dilihat melalui dua sisi yaitu:
1). Mengkaji dari sudut iman serta teologi kristiani, apa, mengapa dan bagaimana Hak Asasi
Manusia yang berlaku universal bagi setiap orang di semua tempat
2). Meletakkan upaya tersebut di dalam rangka upaya bersama seluruh umat manusia untuk
mengusahakan yang terbaik bagi setiap orang dan semua orang sesuai dengan hak-hak
asasinya sebagai manusia
Dalam etika Kristen (menurut Dietrich Bonhoeffer dalam bukunya ETHICS) menjelaskan
bahwa kebebasan (hak) dan ketaatan (kewajiban) adalah dua sisi dari satu mata uang,
yaitu tanggung jawab. Tidak ada tanggung jawab tanpa ketaatan, tetapi juga tidak ada
tanggung jawab tanpa kebebasan.

Ketika hak dipahami hanya sebagai klaim atas orang lain, dan tidak juga sebagai tanggung
jawab moral di pihak kita, maka perjuangan Hak Asasi Manusia telah disalahtafsirkan
sebagai tidak lebih dari sebuah pergulatan kekuasaan, dan dengan demikian istilah hak asasi
manusia lalu menjadi sebuah slogan yang indah untuk suatu perang ideology atau suatu
eufemisme untuk perjuangan bersenjata. Ia menjadi agitasi yang menyulut permusuhan
letimbang sebuah advokasi yang positif dan konstruktif.Hak Asasi Manusia adalah nilai-nilai
moral universal yang melampaui klaim-klaim particular atau parochial; ia adalah hak-hak
moral yang dimiliki oleh setiap orang semata-mata oleh karena ia adalah manusia, dan ia
hanya terwujud di dalam saling keterkaitan dengan tanggung jawab moral. Hak Asasi
Manusia sebagai nilai-nilai moral universal tidak pernah berdiri sendiri, melainkan selalu
terkait dengan hak-hak yang sah dari orang lain dan kewajiban kita untuk menghormati hak-
hak orang lain itu (Amsal 14:21;14:31; 22:22; 22:23).

HAM bersumber pada klaim Allah terhadap manusia.


Oleh karena itu, walaupun ia tidak terlepas dari pengalaman historis manusia, ia tidak
bersumber pada pengalaman manusia, melainkan pada tindakan Allah dalam sejarah manusia.
Artinya: Hak Asasi Manusia bukanlah rumusan ideal manusia tentang dirinya sendiri,
melainkan pemahaman tentang apa yang dikehendaki Allah mengenai manusia siapa
manusia itu, apa makna eksistensinya, dan apa tujuan hidupnya, dari perspektif Allah.

Dua Tema Besar yang Menjadi Sumber Teologi Kristen Tentang HAM
1. Kedaulatan Allah yang Universal : dikatakan Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang
paling asasi yang dilekatkan dan diletakkan oleh Sang Maha Pencipta pada setiap manusia
dan semua manusia, semata-mata oleh karena ia adalah manusia. Hak-hak asasi ini terkait
amat erat dengan hakikatnya sebagai manusia sebagai-mana yang dikehendaki oleh Allah,
pada waktu Ia menciptakan manusia. Artinya: tanpa hak-hak asasi ini ia bukanlah manusia
seperti yang dikehendaki oleh Sang Penciptanya. Apabila pemahaman kita tentang Hak Asasi
Manusia bersumber pada kedaulatan Allah yang universal atas manusia, maka implikasinya,
adalah bahwa tak ada satu orang pun atau satu lembaga pun, termasuk negara, yang
berwenang untuk membatalkan atau mengurangi hak-hak tersebut, tanpa berhadapan dengan
Allah sendiri. Tidak ada orang atau badan apa pun yang berhak untuk menetapkan apakah
Hak Asasi Manusia itu lain daripada yang ditetapkan oleh Allah.

23
Oleh karena itu, Hak Asasi Manusia merupakan sebuah pengertian yang holistik: hak
manusia untuk bebas; haknya untuk berkomunitas; haknya untuk mengelola; membangun dan
memanfaatkan alam ciptaan ( Kejadian 1 : 26-28); haknya untuk mempunyai masa depan
yang lebih baik dan lebih sejahtera
Citra Allah Pada Setiap Manusia ImagoDei(Kej 1:27)
Setiap orang mempunyai hak asasi untuk hidup bermartabat, hak untuk hidup berkomunitas,
hak untuk mengelola alam ciptaan dan hak untuk membangun masa depan yang lebih baik
(dengan segala kewajiban asasi yang terkait). Ini berlaku pada setiap orang dan semua orang,
oleh karena setiap orang dan semua orang adalah penyandang citra Allah.
Sebagai citra Allah, manusia tidak cuma makhluk ciptaan seperti makhluk-makhluk
ciptaan yang lain, melainkan setiap orang adalah suatu pribadi yang utuh, pribadi di hadapan
Allah dan bertanggung jawab kepada Allah. Oleh karena setiap orang adalah citra Allah,
maka setiap orang mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban asasi yang sama, tidak ada
yang lebih dan tidak ada yang kurang (Galatia 3:28) . Perbedaan-perbedaan antar manusia
yang bersifat kondisional dan eksternal tidak sedikit pun mengurangi atau menambah
kesamaannya. Setiap orang dan semua orang diciptakan sama berharganya di hadapan Allah
apa pun latar belakang rasial, warna kulit, tingkat budaya dan status sosial-ekonominya.
Ini mengimplikasikan kewajiban setiap orang dan semua orang untuk mewujudkan
kemanusiaannya yang penuh sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai citra Allah.
Tanggung jawabnya yang penuh sebagai diri sendiri, tanggung jawabnya yang penuh untuk
menghargai dan menjalin hubungan kebersamaan yang timbal balik dengan sesama citra
Allah, tanggung jawabnya yang penuh untuk memelihara dan mengelola alam ciptaan bagi
kesejahteraan bersama seluruh alam ciptaan, tanggung jawabnya yang penuh untuk
membangun masa depan yang terbaik bagi generasi-generasi yang akan datang. Dan oleh
karena itu juga kewajiban untuk melawan segala bentuk dehumanisasi, yaitu segala bentuk
perlakuan yang tidak memperlihatkan manusia baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok sebagai citra Allah, yang menghalangi manusia untuk menghadirkan diri secara
penuh dan otentik sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai citra Allah.
Kekuasaan yang dipakai Allah untuk menegakkan Hak Asasi Manusia di dalam sejarah mesti
dipahami secara hakiki sebagai timbal-balik dan persuasif. Kedaulatan Allah di dalam sejarah
adalah kuasa kasih yang penuh kesabaran, penuh kemurahan hati dan persuasif, (kuasa) yang
memampukannya. Allah menjalankan kedaulatanNya atas kita secara persuasif lebih dari
koersif, secara timbal-balik daripada secara sepihak, secara rekonsiliatif daripada melalui
konfrontasi yang menimbulkan pertentangan, dengan kuasa cinta bukan cinta kuasa
Dari gambaran diatas,Yesus adalah Sang Penyelamat. Yesus menjadi saudara kita. Dalam
Yesus Allah sendiri menjadi solider dengan kita manusia. Maka apa yang kita lakukan
terhadap saudara kita yang lemah, miskin, terlantar, dan tertindas, kita lakukan terhadap
Yesus. Dan apa yang tidak kita lakukan terhadap saudara kita yang lemah, miskin, terlantar,
dan tertindas, tidak kita lakukan terhadap Yesus.
Kita dipanggil untuk mewujudkan kerajaan kebaikan Allah dalam masyarakat. Suatu
masyarakat di mana manusia dapat hidup sesuai dengan martabatnya sebagai anak Allah dan
saudara Kristus, sebagai manusia utuh sebagaimana direncanakan Allah. Maka kita dipanggil
untuk mewujudkan kehidupan bersama dalam masyarakat yang baik dan berdasarkan cinta
kasih dan keadilan. Dalam bahasa modern hal itu berarti: menjamin agar hak segenap saudara
kita sebagai manusia dihormati, agar ia dapat hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya.
Itulah sebabnya orang-orang Kristen harus berada di barisan terdepan perjuangan demi hak-
hak asasi manusia. Hak-hak asasi manusia semua saudara, tanpa membedakan dari suku atau

24
agama manapun. Tidak cukup kita bicara tentang sorga, kita dipanggil untuk, sejauh dalam
kemampuan kita, membangun kehidupan bersama, dalam kebersamaan dengan semua
saudara dalam masyarakat yang secita-cita, di mana kita semua, dan terutama mereka yang
lemah dan terlantar, dapat hidup dengan baik dan terjamin.
3.2. PERAN MAHASISWA DALAM PERLINDUNGAN HAM DI INDONESIA

Oleh karena banyaknya kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar kita,
maka sangat diperlukan upaya-upaya dalam menegakkan HAM dari berbagai kalangan,
termasuk dari para pelajar.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh para pelajar dalam menegakkan hak asasi
manusia antara lain sebagai berikut :
Pertama, mengecam tindakan-tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia. Misalnya dalam bentuk tulisan yang dipublikasikan melalui majalah sekolah, surat
kabar, dan bisa dikirim ke lembaga pemerintah atau pihak-pihak terkait. Bisa juga ditulis
dalam bentuk poster dan demonstrasi secara tertib.
Kedua, mendukung upaya lembaga yang berwenang untuk menindak secara tegas
pelaku pelanggaran HAM. Misalnya mendukung upaya negara untuk menindak tegas para
pelakunya dengan menggelar peradilan HAM dan mendukung upaya penyelesaian melalui
lembaga peradilan HAM internasional, apabila peradilan HAM yang dilakukan suatu negara
mengalami jalan buntu.
Ketiga, mendukung dan ikut serta dalam setiap upaya yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Bantuan kemanusiaan itu bisa
berbentuk makanan, pakaian, obat-obatan atau tenaga medis. Partisipasi bisa berwujud dalam
usaha menggalang pengumpulan dan penyaluran berbagai bantuan kemanusiaan.
Keempat, mendukung upaya terwujudnya jaminan restitusi, kompensasi, dan
rehabilitasi bagi para korban. Restitusi merupakan ganti rugi yang dibebankan bagi para
pelaku baik untuk korban atau keluarganya. Jika restitusi dianggap tidak mencukupi, maka
harus diberikan kompensasi, yaitu kewajiban negara untuk memberikan ganti rugi bagi para
korban atau keluarganya. Di samping restitusi dan kompensasi, korban juga berhak mendapat
rehabilitasi. Rehabilitasi bisa bersifat psikologis, medis, dan fisik. Rehabilitasi psikologis,
misalnya berupa pembinaan kesehatan mental untuk terbebas dari trauma, stres, dan
gangguan mental yang lain. Rehabilitasi medis yaitu berupa jaminan pelayanan kesehatan.
Sedangkan rehabilitasi fisik dapat berupa pembangunan kembali sarana dan prasarana, seperti
perumahan, air minum, perbaikan jalan, dan lain-lain.
Selain keempat cara tersebut, kita juga dapat melakukan cara yang lain, seperti
melaporkan setiap pelanggaran HAM kepada aparat yang berwenang. Serta dengan
menyebarluaskan pemahaman HAM kepada masyarakat luas.

25
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1. Kesimpulan
HAM adalah hak- hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai
sesuatu yang bersifat kodrati. Hak ini telah diperoleh serta dibawa sejak dalam kandungan
sampai kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Hak ini tidak dapat dicabut atau dirampas
oleh siapapun sebab hak ini melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental
sebagai anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi.
Di era globalisasi yang maju ini , banyak ataupun sebagian pihak memandang remeh
HAM atau memandang HAM itu sudah tidak diperlukan lagi ,serta kemudian seenaknya atau
semenah menahnya melanggar hak orang lain . Pelangaran HAM juga telah menjadi adapt (
kebiasaan ) bagi beberapa pihak serta pelanggaran HAM juga menjadi berita yang banyak
dicari para media massa . Untuk menjamin Hak Asasi Manusia bagi tiap tiap inividu secara
pribadi dan kelompok berbagai macam cara dilakukan oleh pemerintah, lembaga
pemerintahan dan lembaga swadaya masyarakat sehingga secara berangsur angsur
pelaksanaan dan perlindungan hak asasi dapat berlangsung dengan baik.
Faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM ada dua yaitu faktor internal dan
eksternal.Faktor internal adalah faktor yang disebabkan oleh pelaku itu sendiri ,seperti
keadaan psikologis pelaku,sifat egois dan kurangnya tingkat kesadaran pelaku mengenai
pelanggaran HAM. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang disebabkan oleh
keluarga,teman,saudara,dan lingkungan dimana si pelaku tinggal dan pemerintah, seperti
perangkat hukum yang tidak tegas, kesenjangan ekonomi ,kesalahan penggunaan teknologi,
belum meratanya pemahaman tentang HAM dan adanya pihak yang membantu dan
mempermudah pelanggaran HAM.
Dalam pandangan kekristenan, hukum kasih,yang mengandung peritah untuk mengasihi
sesame manusia,diberikan dalam satu nafas dengan perintah untuk mengasihi Allah. Kasih
merupakan Bahasa khas Alkitab,baik perjanjian lama maupun perjanjian baru, yang berarti
menghargai dan memperlakukan manusia berdasarkan martabat eksistensial manusia yang
dibahasakan dengan: Allah mengasihi manusia. Dari sini kita dapat memahami bahwa
hukum kasih didasarkan pada fakta bahwa Allah telah mengasihi manusia, fakta bahwa
manusia adalah objek kasih Allah,sehingga didalam hukum kasih, mengasihi sesama, adalah
mengasihi dengan berorientasi kepada Allah. Sehingga ketika kita menyikapi suatu kejadian
atau masalah, jika kita melandaskan kasih dalam penangannannya maka bentuk-bentuk
kekerasan, penganiayaan ataupun segala sesuatu yang merujuk pada bentuk pelanggaran
HAM tidak akan terjadi. Sementara itu, adanya kerjasama dari berbagai pihak, baik
pemerintah maupun masyarakat tentunya akan sangat mempengaruhi baik buruknya
pelaksanaan HAM, sehingga kasus-kasus pelanggaran HAM dapat dikurangi bahkan
dihapuskan.

26
4.2. Saran
1. Saran Kepada Pemerintah

Para pemimpin, penguasa,dan alat Negara harus memiliki rasa keseimbangan Antara
hak-hak dan kewajibannya.
Memberikan penerangan yang luas dan terus-menerus kepada lapisan masyarakat
agar rakyat benar-benar merasakan bahwa hak-hak asasi manusia,serta kewajiban-
kewajiban yang bernilai.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan sanksi dan hukuman yang tegas pada para
pelanggar HAM sehingga undang-undang yang telah ada tidak berlalu begitu saja
dan dapat menimbulkan efek jera bagi para pelakunya.

2. Saran Kepada Masyarakat


Masyarakat diharapkan agar dapat memahami bahwa HAM adalah bentuk hak yang
fundamental bagi setiap orang sehingga harus saling menghargai.
Masyarakat memiliki bentuk tenggang rasa kepada sesama, sehingga segala bentuk
perbedaan di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi penghalang untuk
bermasyarakat.
Menanamkan nilai-nilai kasih terutama kepada anak-anak sehingga pola pikir untuk
saling mengasihi dan menghormati sesama dapat terbentuk sejak dini.

3. Saran Kepada Gereja


Menghimpun umat Kristiani untuk menghargai setiap manusia, terutama kepada
umat yang menganut kepercayaan lain sehingga kasus-kasus kekerasan atas nama
agama tidak terjadi lagi.
Memperdalam hukum Kasih menjadi hukum yang terutama bagi setiap manusia.

27
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Ani Sri. 2014. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta : PT
Bumi Aksara
Sinulingga, Risnawaty. 2014. Pendidikan Agama Kristen untuk Perguruan Tinggi. Medan :
Pustaka Bangsa Press
Ubaedillah, Achmad. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan : Pancasila, Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi. Jakarta : Prenadamedia Group
https://27victory.wordpress.com/2010/04/15/kronologi-tragedi-tanjung-priok-berdarah-1984-
oleh-saksi-mata-ust-abdul-qadir-djaelani/
https://hepikampus.wordpress.com/2010/01/15/latar-belakang-hak-asasi-ham-kehidupan-
ham-pancasila-ham-dalam-uud-1945/
dhimasnaufal7.blogspot.co.id/2014/09/faktor-inter-dan-eksternal-penyebab.html?m=1
https://muhammadsyaifudin99.wordpress.com/2012/03/24/pelaksanaan-ham-di-indonesia/
http://news.liputan6.com/read/2117622/12-10-2002-bom-ba li-i-renggut-202-nyawa
http://www.asliindonesia.net/2015/06/7-kejanggalan-kasus-pembunuhan-angeline.html
http://imranchelsea07.blogspot.co.id/2013/04/contoh-kasus-kasus-pelanggaran-ham-di.html
http://sayhellohelloo.blogspot.co.id/2014/02/materi-ringkas-ham-menurut-iman-kristen.html
http://saveournature.blog.com/pelaksanaan-ham-di-indonesia-dalam-kerangka-internasional/
http://yordaniamega.blogspot.co.id/2014/04/makalah-hak-asasi-manusia-menurut-iman.html
http://ayuainun207.blogspot.co.id/2014/12/makalah-tentang-peran-mahasiswa-dalam.html

Tebing tinggi. 2015. Seorang Ayah Aniaya Anak Tiri Pakai Martil. SIB, 30 Agustus 2015
Bekasi. 2015. 5 Penganiaya Pengemudi Go-Jek Ditangkap. SIB, 26 Agustus 2015
Lubuk Pakam. 2015. Binik Muda Orang Kaya Ditangguhkan Polres. Pos Metro 24, 2
September 2015
Banda Aceh. 2015. Saya Bujuk Anak Saya Pulang, Tapi Ditembak. Mandiri Pos, 1 September
2015
Tanjungmorawa. 2015. Deliserdang Rawan Kecelakaan Anak. Analisa, 27 Agustus 2015
Tanjungbalai. 2015. Wakil Wali Kota Tanjungbalai Bantu Korban Kebakaran. SIB, 20
Agustus 2015
Kabanjahe. 2015. Banyak Pihak Mulai Lupa, AGP Tetap Lanjutkan Pengobatan Gratis
Pengungsi Sinabung. SIB, 28 Agustus 2015
Medan. 2015. 435 Juta Pengguna Narkoba di Dunia. Analisa, 5 Agustus 2015

28
Lubukpakam. 2015. Kapolres Deliserdang Bantu Empat Anak Diduga Ditelantarkan
Anaknya. SIB, 27 Agustus 2015
Kabanjahe. 2015. Anggota DPR Junimart Girsang Bantu Pengungsi Erupsi Sinabung. SIB,
30 Agustus 2015

29

Anda mungkin juga menyukai