Anda di halaman 1dari 17

Tinjauan Teologis Etis Kristen Tentang

Penegakkan HAM di Indonesia


KELOMPOK 9:

• R A L P H M A R T I N T R A V I S TA M P U B O L O N

• FRISCA C.M GINTING

• HOGLA SEMBIRING

• NICO PURBA

• GRACIA E. GINTING
Latar Belakang
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia secara kodrati sebagai
anugerah dari Tuhan, mencangkup hak hidup, hak kemerdekaan/kebebasan dan hak mempunyai sesuatu. Ini
berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari
eksistensi pribadi manusia itu sendiri.
Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) adalah salah satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia. Namun masih banyak pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan
dengan baik, banyak pihak yang masih ragu-ragu akan penegakan hak asasi manusia di Indonesia. Banyak faktor
yang mempengaruhi penegakan HAM di Indonesia, dan faktor penyebab kurang ditegakannya HAM di
Indonesia, termasuk kolerasi penegakan HAM dengan kegiatan keagamaan dan hukum dari agama yang di anut
oleh masyarakat.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang penegakan HAM bagi
seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan sebagai upaya menunjang komitmen penegakan
HAM yang lebih optimal. Namun, seiring dengan kemajuan zaman, pelanggaran HAM kemudian juga seiring
terjadi di sekitar kita. Untuk itulah kami menyusun makalah yang berjudul “Tinjauan Teologis Etis Kristen
Tentang Penegakan HAM di Indonesia”. Sebagai remaja Kristen, kita memiliki kewajiban untuk menghargai
sesama manusia dan turut serta mewujudkan HAM dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Hak Asasi Manusia?
2.Bagaimana tinjauan teologis etis Kristen
tentang Hak Asasi Manusia?
3.Apa kesimpulan dasar dari tinjauan
teologis etis Kristen tentang Hak Asasi
Manusia?
Hak Asasi Manusia
Definisi menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Penyebab terjadinya pelanggaran-pelanggaran atas Hak
Asasi Manusia
1. Dalam masyarakat modern, dimana hubungan-hubungan di antara masyarakat bersifat
impersonal, zakelik (hubungan pamrih), kurang didapati perasaan kasih di antara sesama
masyarakat.
2. Masyarakat Indonesia yang “bobrok” dimana masih terdapat perbedaan-perbedaan yang
tajam antara yang berkecukupan dan yang tidak punya.
3. Banyak anggota-anggota masyarakat, pejabat, pemerintah, atau tentara, yang belum
melihat human dignity sebagai suatu nilai yang harus dijunjung tinggi, terlepas dari siapa
orangnya.
4. Kalaupun para pemimpin atau pejabat-pejabat tinggi negara sudah banyak sadar pentingnya
perlindungan hak-hak asasi manusia, tidak dapat menjamin bahwa bawahannya pun
mempunyai perasaan yang sama.
Tinjauan teologis etis Kristen
tentang Hak Asasi Manusia
Definisi menurut Alkitab (Kej. 1:26-29; 2:17-18)
HAM adalah hak-hak yang paling asasi yang melekat pada diri
manusia yang melekat secara kodrati pada diri manusia sebagai
karunia Allah.
HAM dalam Perspektif
Iman Kristen
a. Kedaulatan Allah yang Universal
Allah berdaulat atas manusia, HAM bersumber dari Allah, melanggar HAM berarti melanggar
ketentuan Allah. Tidak ada satu lembagapun atau satu orang pun termasuk negara berwenang membatalkan
atau mengurangi hak-hak tersebut, kecuali Allah itu sendiri. Dalam kitab Amsal 14 : 31, “…..siapa yang
menindas orang lemah, menghina PenciptaNya.” Pelanggaran HAM merupakan penghinaan terhadap Alllah
sebagai Penindas.
Teolog sekaligus filsuf, Jurgen Moltman mengatakan, kedaulatan Allah di dalam diri manusia mencakup:
· Dimensi individual : martabatnya sebagai manusia
· Dimensi sosial : hidup kebersamaan dengan manusia lain
· Dimensi futurologis : kesempatan untuk memiliki masa depan

b. Citra Allah pada Setiap Manusia “Imago Dei”


Manusia secara unik memantulkan Allah di dalam kehidupannya. Manusia menampilkan Allah yang
bermartabat, adil, benar, Allah yang bebas bertindak, memiliki kasih. Dalam Kejadian 1 : 27, manusia secara
unik memantulkan Allah didalam kehidupannya. Manusia menampilkan Allah yang bermartabat, adil, benar.
Manusia mencerminkannya itu, yaitu setiap orang diciptakan sama bdk Galatia 3 : 28
Konsep Dasar HAM
a) HAM tidak pernah dilepaskan dari konsep dasarnya
Hak tanpa kewajiban adalah kesewenang-wenangan, sedangkan kewajiban tanpa hak adalah perbudakan.
Dalam etika Kristen menjelaskan bahwa “kebebasan” (hak) dan “ketaatan” (kewajiban) bagaikan dua sisi dari
satu mata uang, yaitu “tanggung jawab”. Tidak ada tanggung jawab tanpa ketaatan, tetapi juga tidak ada
tanggung jawab tanpa kebebasan.

b) HAM bersumber pada klaim Allah terhadap manusia


Hak Asasi Manusia bukanlah rumusan ideal manusia tentang dirinya sendiri, melainkan pemahaman tentang
apa yang dikehendaki Allah mengenai manusia. Siapa manusia itu,
apa makna eksistensinya, dan apa tujuan hidupnya, dari perspektif Allah.
Berdasarkan kebenaran di atas, maka harus menolak dua kecenderungan yang agak lazim mengenai sikap
terhadap Hak Asasi Manusia, yaitu:
§ Sikap yang membuat pengalaman sejarah manusia menjadi sumber dan titik-tolak satu-satunya untuk
merumuskan Hak Asasi Manusia.
§ Sikap yang memutlakkan perumusan tertentu seolah-olah ia identik dengan klaim dan kehendak Allah, dan
oleh karena itu diklaim sebagai mutlak dan berlaku universal.
Pandangan Theologis
Kristen
Manusia adalah suatu makhluk di antara makhluk-mahkluk yang lain, dan bahwa diantara
manusia dan Allah (Khaliq) ada hubungan yang istimewa yang secara hakikat membedakan
manusia dari makhluk-mahkluk yang lain.
© Manusia memiliki keistimewaan dalam hal kesegambaran manusia dengan Allah
(Kejadian 1:26-28).
© Manusia disituasikan oleh Khaliq di dalam eksistensi terbuka, artinya eksistensi
manusia adalah bukan eksistensi yang telah selesai melainkan eksistensi yang masih
menuntut penyelesaiannya.
© Khaliq menghendaki eksistensi manusia ditentukan sendiri oleh manusia, direncanakan,
diprogramkan, dibuat, dijadikan oleh manusia, dengan konsekuensi logis.
Dasar Hak Asasi
Manusia
Dasar Hak Asasi Manusia menurut Alkitab
- Martabat manusia sebagai pusat hak-hak asasi manusia maka manusia memiliki hak-hak
yang disebut asasi.
- Bahwa semua dan setiap orang berhak dihargai dan diperlakukan berdasarkan martabat
eksistensinya
(Ams. 14:21 ; 14:31 ; 22:22 ; 22:23).
- Simpati terhadap orang lemah sangat kuat terdengar di dalam Alkitab (Ams 29:7).
- Penghargaan terhadap anak sebagai manusia penuh ketaatan kepada taurat. Perjanjian
keselamatan berlaku pula bagi anak-anak (Ef. 6:4).

Anda mungkin juga menyukai