Anda di halaman 1dari 1

Peristiwa klaim budaya Indonesia oleh Malaysia sudah sering terjadi.

Sesuai yang ada di dalam video


terdapat 8 budaya yang di klaim oleh Malaysia. Diantaranya adalah Wayang Kulit, Angklung, lagu
rasa sayange, Reog Ponorogo, Batik, Rendang, Tari Pendet dan Tari Piring, serta Kuda Lumping. Hal
inilah yang menjadi tantangan bagi rakyat Indonesia agar budaya Indonesia tidak lagi di klaim oleh
negara lain.

 Indonesia yang memiliki banyak sekali budaya dari Sabang sampai Merauke
Indonesia memiliki 34 provinsi yang tersebar kuas dari Sabang sampai
Merauke dan sudah sepantasnya kita melestarikan budaya negara yang kita diami.
Di dalam budaya terdapat unsur seperti bahasa, kepercayaan, pengetahuan, nilai,
norma, simbol dan kesenian. Budaya atau culture tersebut tidak boleh hilang atau
dicuri oleh bangsa atau negara lain. Seperti yang kita tahu budaya merupakan
identitas nasional suatu negara.

 Pelestarian kebudayaan Indonesia harus diajarkan kepada generasi muda


Melestarikan budaya haruslah dilakukan supaya peristiwa hak milik budaya
tidak di klaim oleh negara lain. Hal tersebut juga dilakukan agar budaya tersebut
tidak hilang dan akan terus ada untuk generasi yang akan datang. Melestarikan
kebudayaan dapat diajarkan pada generasi muda sejak dini. Ekstrakurikuler yang ada
di sekolah juga merupakan bentuk melestarikan budaya Indonesia salah satu
ekstrakurikuler yang terkenal adalah Tari Saman. Dengan begitu ekstrakurikuler yang
mengandung budaya Indonesia haruslah diperbanyak.

 Tidak adanya aturan yang jelas yang mengatur perlindungan terhadap kebudayaan
Indonesia

Untuk poin ini merupakan sudut pandang dari pemerintah. Seharusnya


pemerintah harus bisa lebih ketat untuk menjaga warisan budaya yang ada di
Indonesia dengan peraturan pasal yang tertulis sehingga apabila aturan tersebut
dilanggar bisa dikenakan sanksi.

 Pemerintah harus bertindak cepat dalam hal menghakpatenkan budaya

Seperti yang kita ketahui untuk masalah ini pemerintah Indonesia harus
cepat menghakpatenkan budayanya ke UNESCO. Supaya negara lain tidak kalah
cepat menghakpatenkan budaya yang ingin mereka klaim.

Anda mungkin juga menyukai