Anda di halaman 1dari 12

2) Prinsip Selang-Seling

Prinsip selang-seling menerapkan dua jenis unsur yang berbeda dan disusun
secara bergantian. Meskipun prinsip ini mengarahkan perhatian, tetapi tidak
selancar prinsip pengulangan, karena ada tempo perhatian yang tertahan oleh
perbedaan unsur yang disusun. Perbedaan unsur biasanya dalam satu jenis
misalnya unsur bentuk. Dalam susunan itu hanya ada bentuk geometris yang
berbeda, seperti segitiga dan bulatan. Prinsip ini lebih kuat bila warna-warna
pada bentuknya juga selang-seling.

Gambar 190. Penerapan prinsip selang-seling

Sumber: Winda Fachri, Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

Gambar 191. Penerapan prinsip selang-seling


Sumber: Budi Saptoto, Poliseni Jogja

Seni Budaya (Rupa) | 189


3) Prinsip Rangkaian
Rangkaian merupakan satu unit susunan unsur yang disusun secara berulang
dalam satu komposisi. Susunan dari unit-unit itu menuntun dan mengarahkan
perhatian kepada suatu klimaks. Unit unsur-unsur itu tidak harus selalu sama,
mungkin dalam satu unit ada beberapa unsur, misalnya satu unit terdiri dari garis
dan bentuk dan gabungan dari unit itu dapat membentuk motif.

Gambar 192. Penerapan prinsip rangkaian

Sumber: Annisa Riszka N, Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

Gambar 193. Penerapan prinsip rangkaian

Sumber: Bintang Merah K., Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

190 | Seni Budaya (Rupa)


4) Prinsip Irama
Di dalam seni rupa dan seni kerajinan irama merupakan susunan kesan gerakan
dari unsur visual. Kesan gerakan itu mungkin mengalir bergelombang, putus-
putus, zig-zag dan sebagainya. Irama akan lebih kuat efeknya bila dilakukan
secara berulang. Irama dalam seni rupa dapat dianalogikan dengan irama dalam
seni musik. Unsur-unsur visual seperti garis, bentuk dan warna dapat diulang,
dikelompokkan, dibesarkan dikecilkan disusun dalam suatu bidang dapat
memberi kesan irama. Irama mempengaruhi ukuran bidang menjadi lebih besar
karena sifatnya yang dinamis. Penerapan garis lengkung lebih mudah untuk
mendapatkan kesan irama, dibandingkan unsur-unsur lainnya. Walaupun irama
dapat juga dicapai dengan unsur bentuk dan ruang. Gerakan irama dapat ke
berbagai arah dapat dimulai dari pinggir maupun tengah. Perhatikan contoh gb.
dan gunakan sebagi acuan dalam latihan.

Gambar 194. Bagan a. Prinsip irama berombak dan b. Irama zigzag

Seni Budaya (Rupa) | 191


Gambar 195. Penerapan prinsip irama berombak

Sumber: Amanda S. Herlly, Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

Gambar 196. Penerapan prinsip irama berombak

Sumber: Budi Saptoto, Poliseni Jogja

192 | Seni Budaya (Rupa)


Gambar 197. Penerapan prinsip irama berombak

Sumber: Winda Fachri, Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

Gambar 198. Penerapan prinsip irama zigzag

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

Seni Budaya (Rupa) | 193


5) Prinsip Gradasi
Tingkatan merupakan ciri khas prinsip gradasi. Tingkatan tersebut adalah satu
perubahan dari sebuah unsur. Karena merupakan tingkatan maka unsur tersebut
sama dalam segala hal kecuali ukuran pada unsur garis, ruang, dan bentuk, dan
value dalam warna. Tanpa kita sadari gradasi ini sering digunakan dalam
kehidupan kita sehari-hari, misalnya tingkatan dalam belajar di sekolah, tingkatan
dalam lapisan masyarakat, dalam kualitas benda produk industri dan sebagainya.
Dalam seni rupa prinsip ini sangat kuat mengarahkan perhatian. Untuk membuat
gradasi di-perlukan lebih dari dua tingkatan. Prinsip ini jika digunakan dalam
tingkatan yang panjang, yang dapat menimbulkan ilusi ruang tiga dimensional.

Gambar 199. Bagan Prinsip gradasi

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

194 | Seni Budaya (Rupa)


Gambar 200. Penerapan prinsip gradasi warna

Sumber: Bintang Merah K., Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

Gambar 201. Penerapan prinsip gradasi warna

Sumber: Budi Saptoto., Poliseni Jogja

Seni Budaya (Rupa) | 195


Gambar 202. Penerapan prinsip gradasi warna

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

6) Prinsip Transisi
Transisi disebut sebagai perubahan dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Dalam
seni rupa dan kerajinan merupakan prinsip yang mengarahkan secara halus
melalui perubahan yang ditampilkan. Tidak ada tingkatan perubahan, tidak ada
perbedaan kondisi dalam proses perubahannya, tidak disadari ada perubahan
karena kehalusannya. Kekuatan prinsip ini justru pada kehalusan perubahannya
sehingga dalam beberapa hal, prinsip termasuk prinsip yang menyatukan hal-hal
yang berbeda. Biasanya transisi dikonotasikan hanya terhadap warna, tetapi
sebenarnya dapat diterapkan kepada setiap unsur.

196 | Seni Budaya (Rupa)


Gambar 203. Bagan Penerapan prinsip transisi garis, transisi ruang dan transisi
tekstur/warna

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

Gambar 204. Penerapan transisi bentuk geometris, segi tiga ke lingkaran

Sumber: Amanda S. Herlly, Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

Seni Budaya (Rupa) | 197


7) Prinsip Radiasi
Perhatikanlah matahari yang baru terbit di ufuk timur, perhatikan pula bunga
yang berhelai daun lancip. Keduanya memiliki sifat pancaran menuju titik pusat.
Prinsip radiasi mengikuti sifat pancaran itu. Dalam menyusun unsur-unsur seni
rupa penampilannya menyampaikan kesan gerakan memancar dari suatu titik
pusat ke segala arah. Titik pusat dapat nampak secara nyata maupun tidak
kelihatan, dan dapat dimulai dari setiap sisi atau dari tengah. Prinsip ini sangat
kuat mengarahkan perhatian jika penerapannya tepat. Misalnya bentuk-bentuk
yang kecil diletakkan dekat dengan titik pusat pancaran dan bentuk-bentuk yang
besar menjauh dari titik pusat. Begitu pula value warna terang dekat titik pusat
dan yang gelap jauh dari titik pusat.

Gambar 205. Bagan a. Prinsip radiasi

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

Gambar 206. Penerapan prinsip radiasi

Sumber: Winda Fachri, Poliseni Jogja, foto: Budi Saptoto

198 | Seni Budaya (Rupa)


Gambar 207. Penerapan prinsip radiasi

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

Gambar 208. Penerapan prinsip radiasi

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

Seni Budaya (Rupa) | 199


b. Prinsip Memusatkan
1) Prinsip Konsentrasi
Prinsip ini merupakan susunan dari perkembangan satu bentuk yang memiliki
satu pusat. Prinsip ini mirip prinsip radiasi. Jika radiasi memancar dari satu titik
pusat, sedangkan konsentrasi membesar dari satu bentuk atau bentuk-bentuk
ber-putar mengarah kepada satu titik. Bentuk-bentuk itu dapat geometris atau
organis. Konsentrasi sangat kuat memfokuskan perhatian, sehingga
penerapannya harus dipertimbangkan dengan matang. Unsur-unsur yang dapat
diterapkan dengan prinsip ini hanya garis, ruang dan bentuk, sedangkan tekstur
dan warna hanya mendukung efektifitasnya.

Gambar 209. Penerapan prinsip konsentrasi

Sumber: Bahan ajar diklat seni rupa, PPPPTK-SB

200 | Seni Budaya (Rupa)

Anda mungkin juga menyukai