Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS NOVEL “PABRIK” KARYA PUTU WIJAYA

Dosen pengampu :
Dra. Sunarti Mustamar., M.Hum.

Disusun oleh:
Nama : Mazia Ulfa
Nim : 210110201077
UNIVERSITAS JEMBER 2021/2022

Judul : Pabrik
Penulis: Putu Wijaya
Penerbit: basa basi
Tahun terbit pertama : 1973
Jumlah halaman: 148

Sinopsis:
 novel pabrik menceritakan tentang kehidupan masyarakart yang hidup di
lingkungan pabrik. Pabrik didirikan di tanah bekas perkampungan yang
terbakar itu dipimpi oleh seorang bernama Tirtoatmojo sang pemilik pabrik.
Penghuni bekas perkampungan itu di bujuk untuk pindah ke kampung
dekat dengan kompleks pelacuran dengan janji akan diberikan saham oleh
Tirtoatmojo. Mereka juga bekerja sebagai buruh biasa.
Seorang pekerja pabrik bernama Dargo marah karena tak kunjung
mendapat saham yang dijanjikan Tirtoatmojo bahkan kini setelah pabrik
mulai besar namun Tirtoatmojo seperti melupakan janjinya. Karena marah
Dargo nekat membakar pabrik namun untungnya hanya kerusakan kecil
yang terjadi namun tetap saja Dringgo harus menanggung perbuatannya di
dalam penjara.
Karena kebakaran yang terjadi di pabrik Tirtoatmojo jatuh sakit sehingga
Joni selaku anak tiri Tirtoatmojo kemudian mengambil alih kepemimpinan
pabrik, awalnya pabrik terlihat seperti lebih baik setelah kepemimpinan
Joni namun ternyata itu tak berlangsung lama sebab Joni ternyata lebih
keras walaupun caraya lebih lembut.
Pendapatan karyawan bertambah baik setelah di pimpin Joni namun
pendapatan mereka mengalir ke perjudian dan pelacuran. Peraturan-
peraturan muncul membuat para karyawan semakin marah dan rencana-
rencana pemberontakan yang sudah ada sejak kepemimpinan Tirto Kembali
memanas. Rencana-rencana yang dulu dicetuskan oleh Dringgo kini
mengalir kepada Robin,Eko dan Zubaedi. Ditambah dendam orang orang
yang merasa tersingkir seperti orang kepercayaan Tirtoatmojo dulu.
Kemusnahan pabrik justru terjadi di tanggan Dringgo setelah ia keluar dari
penjara, Dringgo membakar habis pabrik setelah mengetahui kematian
anaknya karena Illys pemimpin barik tak mau membawa anaknya berobat
ke dokter dan juga di tambah hasutan Robin membuat Dringgo
menghanguskan pabrik.

Tema mayor:
 Tema mayor merupakan makna pokok yang menjadi dasar dari suatu cerita.
Makna pokok tersirat dalam sebagian besar dari keseluruhan cerita
Tema mayor dalam novel pabrik:
 perlawanan karyawan pabrik yang menuntut keadilan dan janji kepada
pemilik pabrik.
Tema minor:
 ema minor yang merupakan makna tambahan dalam suatu cerita. Fungsi
dari tema minor yaitu untuk menyokong dan menonjolkan tema mayor.
Selain itu tema minor berfungsi untuk menghidupkan suasana cerita atau
menjadi latar belakang suatu cerita.
Tema minor dalam novel pabrik:
 1. Karyawan yang selalu merasa tidak adil
2. pemimpin pabrik yang terlalu keras dan tidak terbuka.
3. tak ada rasa saling percaya satu sama lain

Latar :
 Pada dasarnya latar adalah tempat dimana suatu peristiwa terjadi. Adapun
latar meliputi lingkup geografis, lingkup waktu, bahkan berkaitan dengan
kebiasaan, adat istiadat, sejarah, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Secara umum, latar dalam fiksi dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar
waktu, dan latar suasana. Ketiga latar ini saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
1. Latar tempat dalam novel Pabrik karya Putu Wijaya:
 Kantin, terbukti dengan kutipan cerita di bawah:
- Kantin memiliki sebuah kamar judi, dapur dan sebuah kamar laagi yang
digunakan
Sebagai tempat tinggan Dargo. Bagain kantin itu sudah banyak yang rusak.
 Rumah muginah, dibuktikan dengan kutipan cerita di bawah:
- Di rumah mugihan, salah seorang buruh pabrik Tirtoatmojo diadakan
pertemuan.
 Pabrik, dibuktikan dengan kutipan cerita di bawah:
- Tirtoatmojo berjalan mengelilingi pabrik sambil memegang erat pistol
ditangannya.
 Tempat pelacuran, dibuktikan dengan kutipan cerita di bawah:
- tamu-tamu ke tempat pelacuran semakin banyak.
 Rumah susi, hal ini dibuktikan dengan kutipan cerita di bawah:
- Jegug masuk ke rumah Susi. Sebentar kemudian dia keluar lagi.
 Rumah Tirtoatmojo dan Joni, dibuktikan dengan kutipan cerita di bawah:
- joni mengumpulkan orang-orang itu di ruanng dalam. Itulah pertama
kalinya mereka
Masuk ke rumah tua Tirtoatmojo itu.

2. Latar waktu dalam novel Pabrik karya Putu Wijaya:


 Siang hari, terbukti dengan kutipan cerita di bawah:
- Dringgo tidak main-main dia menaburkan bensin dan membakar pabrik, di
baah langit yang garang itu api segera mengepul melahap bangunan itu.
 Malam hari, dibuktikan dengan kutipan cerita berikut:
- emangnya lu mau main bola malam begini? Dasar bayi merah!

3. Latar suasana dalam novel Pabrik karya Putu Wijaya:


 Tegang, dibuktikan dengan kutipan cerita berikut:
- “kami memperjuangkan hak-hak kami sebagai manusia, kami mati atau
pabrik ini yang
lenyap!”
paman memandang Dringgo dengan jijik
“kamu sudah di pecat, tak perlu ikut campu masalah pabrik”
“bangsat!” Dringgo meloncat hendak memukul paman, namun ia terlebih
dahulu kena
tendang. Dringgo terjatuh, ia cepat berdiri dan meraih sebuah besi.
Teman-temannya
cepat memegang.
“Bangsat! Kubakar jahanam ini!” ia berlari ke luar
 Sedih, ini dibuktikan dengan kutipan di bawah:
- di rumah Tirtoatmojo, dokter memeriksa kedua tua itu dengan teliti. Ia
menggeleng-gelengkan kepala. “tidak ada harapan lagi,” katanya pada Joni.
Anak mud aitu menangis mendengar hal tersebut. Ia duduk di samping
papanya, sementara babu siyem duduk pula di samping babu tua. Joni
memegang tangan Tirtoatmojo. Orang tua itu bernafas dengan susah
payah. Ia tersegal-segal. Joni mengikuti setiap tarikan nafasnya. Seisi rumah
ikut terbawa dalam napas yang semakin lemah itu.

Tokoh dan penokohan:


 tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga
peristiwa tersebut menjadi suatu cerita, sedangkan penokohan adalah cara
pengarang menampilkan tokoh.

1. Tokoh Tirtoatmojo:
Tirtoatmojo memiliki watak yang keras dan disiplin dan juga sangat memikirkan
hal jauh kedepan. Karena wataknya yang terlihat keras Tirtoatmojo selalu
dianggap tidak memperhatikan kesejahteraan buruh pabrik padahal semua yang
dilakukanya untuk membuat pabrik semakin berkembang dan para buruh hidup
sejahtera.
2. tokoh Joni:
Joni merupakan anak tiri Tirtoatmojo ia memiliki watak yang tidak pantang
menyerah, hal ini bisa dibuktikan dengan Joni yang berusha meraih mimpinya
menjadi penyair walaupun papa nya melarang cita-citanya itu dan berakhir harus
di usir dari rumahnya dan hidup luntang-lantung di jalan. Joni akhirnya Kembali ke
rumahnya karena merasa mempunyai tanggung jawab di pabrk karena papanya
sudah terlalu tua untuk mengurus pabrik itu.
3. tokoh Dargo:
Dargo adalah penjaga kantin milik tuan Tirtoatmojo, ia dikenal sebagai orang yang
penurut untuk itu Tirtoatmojo menyukainya bahkan menjanjikan akan
memodalkan usaha nya jika Dargo ingin berhenti kerja di kantin. Dargo juga keras
kepala ini dibuktikan dengan ia yang terus mengurusi Maret walaupun tau dia
bisa mati jika ketahuan Tirtoatmojo.
4. Tokoh paman:
Paman merupakan orang kepercayaan Tirtoatmojo dan selalu terlihat di belakang
Tirtoatmojo dimanapun keberadaan tuan besar itu. Paman juga pandai berkelahi
untuk itu ia disegani buruh pabrik. Watak Paman digambarkan mudah
terpengaruh dan emosian hal ini digambarkan ketika kematian Tirtoatmojo dan ia
ditangkap polisi karena kesalah fahaman hal ini membuatnya marah dengan Joni
bahkan mengancam akan melemparkan granat ke rumahnya.
5. Tokoh Susi:
tokoh Susi merupakan mantan istri Tirtoatmojo yang telah di ceraikannya. Susi
digambarkan sebagai peremuan cantik walaupun setelah di cerikan Tirtoatmojo ia
di angga gila karena kerjaanya hanya mabuk-mabukan. Susi juga berwatak baik
hal ini dibuktikan dengan ia yang sanggung merawat Maret setelah di usir dari
kantin oleh Tirtoatmojo.
6. Tokoh Dringgo:
Dringgo memiliki watak yang cepat emosi dan terpancing hal ini dapat dibuktikan
dengan ia yang membakar pabrik tanpa piker Panjang karena terhasut omongan
orang-orang.

ALUR:
 Alur merupakan seluruh peristiwa yang dipaparkan dalam sebuah cerita
yang terdiri dari aksi. Aksi-aksi tersebut dapat berupa tindakan dari para
tokoh, perasaan dari para tokoh, kedaaan tokoh, maupun peristiwa.

Alur dalam novel pabrik karya Putu Wijaya:


Dalam novel Pabrik karya Putu Wijaya menggunakan alur maju atau alur
progresif adalah jalan cerita yang menyajikan urutan dimulai dari awal
perkenal menuju tahap penyelesaian secara berurutan atau sistematis. Alur
maju menyajikan tahapan cerita sesuai dengan perjalan waktu yaitu berawal
dari masa lampau menuju ke masa depan.
Hal ini dapat dilihat dari awal cerita bagaimana Tirtoatmojo membangun
pabrik agar semakin besar bahkan sampai ia meninggal dan pabrik di wariskan
ke Joni sampai kemudia pabrik hancur terbakar.

JENIS KONFLIK:
 Konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik yang ada dalam novel Pabrik karya Putu Wijaya:


1. konflik antara manusia dengan masyarakat
Kelompok itu sudah mempersenjatai dirinya denga napa aja yang dapat
mereka pegang. Ilyas terus mencoba melindungi. Hati paman kecut juga
melihat tekad semua orang ini. ia berdoa dalah hati. Ia merasa inilah
perkelahiannya yang terakhir. Sudah lama ia menduga bahwa suatu saat ia
harus menghadapi banyaknya tangan yang mendendam padanya.
2. konflik manusia dengan dirinya sendiri (batin)
“ Mulai sekarang aku tidak akan percaya yang namnya cinta lagi. Cinta adalah
permainan. Cinta adalah siksaan, cinta penuh pengorbanan dan kepalsuan,
cinta penuh mala petaka dan air mata,jauhilah dia. Cinta adalah perempuan
yang tidak setia.” Katanya sambil memaki-maki dalam hati.
3. konflik manusia dengan manusia
“aku pulang saja, pusing” katanya sambil berdiri, Budi menahannya
“ aku pusing.” Budi menariknya
“aku pusing, pusing, pu..”
Plak budi menamparnya. Susi jadi naik pitam. Ia mengeluarkan pisau dari balik
roknya. Budi mundur, tak berani mendekat. Susi tak main-main
“jangan main-main biar perempuan aku bisa robek perutmu”

GAYA BAHASA:
 gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah
karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis
sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik
secara lisan maupun tertulis.

Gaya bahasa dalam novel Pabrik karya Putu Wijaya:


Dalam novel ini Putu Wijaya menggunakan gaya bahasa yang cenderung
mudah difahami. Ketika tokoh nya saling mengobrol ada banyak bahasa
melayu yang digunakan dan logatnya pun seperti logat melayu. Ada beberapa
bahasa juga yang asing di teling dan membuat kita harus mengulang membaca
untuk memhami maksudnya. ungkapan-ungkapan yang dipakai juga bisa
dikatakan cenderung kasar seperti “tempat pelacuran, lonte,dll” namun itu
bisa dimengerti mengingat buku ini terbit pertama kali pada tahun 70-an.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN:
 kelebihan: pada novel ini yaitu, mengangkat tema yang sedang marak
terjadi saat ini yaitu banyaknya buruh yang tidak mendapatkan
kesejahteraan sehingga berimbas ke masalah rumah tangga. Para tokoh
juga digambarkan dengan misterius membuat pembaca penasaran
bagaimana akhir cerita dari tokoh-tokoh tersebut. Penulis juga menyelipkan
kisah cinta di dalam novel ini walaupun bisa dikatakan sangat minim namun
ini membuat pembaca tidak cepat bosan.
 Kekurangan: pada novel ini tempat kejadian tidak digambarkan dengan
jelas. Bahasa yang digunakan juga ada yang lumayan susah untuk
dimengerti karena para tokohnya ketika berdialog banyak yang
menggunakan campuran bahasa melayu dan Indonesia. Ungkapan yang
digunakan juga terbilang kasar.

Anda mungkin juga menyukai