Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KUNJUNGAN KE MUSEUM

TUGU PAHLAWAN SURABAYA

Disusun Oleh:
Kevin Rafly Wisnu Wibowo (1671010048)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS HUKUM

2017

Page 1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam laporan ini akan dibahas mengenai
hal –hal apasaja yang kami dapat setelah melakukan kunjungan ke Museum Tugu
Pahlawan Surabaya.

Laporan ini dibuat dengan melaksanakan kunjungan ke Museum Tugu Pahlawan


Surabaya. Laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan laporan ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan
ini. Oleh karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang membangun untuk penyempurnaan laporan kedepannya.

Penyusun juga berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan diri penyusun sendiri.

Page 2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………… 1

Kata Pengantar ………………………………………………………………… 2

Daftar Isi ………………………………………………………………………. 3

Bab I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ……………………………………………….……………... 4


2. Rumusan Masalah …………………………………………………...……… 4
2. Tujuan ………………………………………………………,……………… 4
2. Manfaat ………………………………..……………………,……………… 4

Bab II PEMBAHASAN

1. Sejarah Museum Tugu Pahlawan Surabaya …………..………..…………… 5


2. Wilayah Museum Tugu Pahlawan Sura……………………………………... 6
3. Koleksi Museum Tugu Pahlawan Surabaya.…………………………....…… 7

Bab III PENUTUP

1. Kesimpulan ………………………………………………………………… 16
2. Saran….. ……………………………………..…………………………….. 17
2. Daftar Pustaka.………………………………..…………………………….. 18
2. Lampiran ……………………………………..…………………………….. 18

Page 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan kunjungan museum merupakan kegiatan wajib guna memenuhi


tugas mata kuliah Bela Negara. Dipilihnya objek Museum Tugu Pahlawan Surabaya
karena untuk mengetahui lebih jelas gambaran perjuangan arek-arek Suroboyo
berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali
Indonesia.Di sana kita semua dapat mengetahui secara gamblang bagaimana
perjuangan arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama
Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia, di sana kita disuguhkan berbagai
bukti sejarah. Mulai peralatan perang, transportasi, dan replika bangunan yang
digunakan pada saat itu. Di museum kita juga disuguhkan rekaman suara pidato
Bung Tomo.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan mengunjungi Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?
2. Bagaimana sejarah Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?
3. Dimana letak Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?
4. Apa saja yang ada dalam Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah Bela Negara.
2. Untuk mengetahui sejarah Museum Tugu Pahlawan Surabaya.
3. Untuk mengetahui letak Museum Tugu Pahlawan Surabaya.
4. Untuk mengetahui apa saja yang ada dalam Museum Tugu Pahlawan
Surabaya.

D. Manfaat
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Penulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat
tentang perjuangan arek-arek Suroboyoberjuang melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia
2. Menambah wawasan mahasiswa.
3. Menggali potensi mahasiswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah
nilai sosial dan rasa ingin tahu perjuangan arek-arek Suroboyoberjuang
melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah
kembali Indonesia.
4. Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme.

Page 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tugu Pahlawan

Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota
Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik.
Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10
lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung
makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya
bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Tugu
Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10
November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyoberjuang melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10
November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang
gugur dalam perang kemerdekaan.Monumen ini berada di tengah-tengah kota di
Jalan Pahlawan Surabaya, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu
Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektare, dan secara administratif berada di
wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.

Tugu Pahlawan saat sedang dibangun. Ada dua pendapat mengenai siapa
yang menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan
Pahlawan Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai
oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar
Surabaya. Kemudian ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang
dimaksud, untuk selanjutnya diajukan kepada PresidenSoekarno. Sedangkan
menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri.
Ide ini mendapat perhatian khusus dari Walikota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk
perencanaan dan gambarnya diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko, yang telah
mengalahkan beberapa arsitektur lainnya dalam sayembara untuk pemilihan arsitek
untuk membangun monumen ini.
Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan ditangani
Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering
Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja. Monumen yang
dibangun selama sepuluh bulan ini, diresmikan oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 10 November 1952. Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter
terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang
di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu
Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid. Pada tahun 1991-1996 dilakukan pembenahan

Page 5
kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Perjuangan 10 November Surabaya yang
dipimpin oleh arsitek Ir. Sugeng Gunadi, MLA dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

B. Wilayah Museum Tugu Pahlawan Surabaya


Museum 10 November berada di dalam kompleks Tugu Pahlawan Surabaya,
tepatnya di sebelah utara Tugu Pahlawan. Gedung museum tersebut memiliki 3 atap
bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat yang berjajar.
Bangunan atap yang terbesar berada di tengah. Bentuk ketiga bangunan prisma
tersebut tersusun atas 3 bagian yang bertingkat ke atas yang masing-masing
berbentuk prisma juga. Bagian paling bawah terbesar, bagian tengah lebih kecil, dan
puncaknya paling kecil. Dua tingkat paling atas terbuat dari susunan kaca. Di dalam
prisma tersebut, terdapat Museum 10 November.
Letak Museum 10 November cukup unik. Ketiga bangunan prisma tampak
tertanam dan menyembul dari bawah tanah karena museum tersebut lantai dasarnya
dibuat turun di bawah tanah sehingga lantai dua dan atapnya tampak berada di
permukaan tanah.
Pintu masuk museum mengarah turun ke bawah tanah. Di pintu masuk,
pengunjung membeli tiket. Kemudian, di dalam ruang pintu masuk terdapat prasasti
peresmian museum yang tertulis bahwa Museum 10 November baru diresmikan
pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Padahal, museum tersebut dibangun mulai 10 November 1991 dan baru difungsikan
pada 10 November 1998.
Memasuki museum, terdapat gambar pertempuran di Viaduct yang berada di
belakang kawasan Tugu Pahlawan. Gambar tersebut terpampang di tembok
sepanjang jalan masuk yang turun ke bawah. Di lantai dasar, terdapat foto-foto
pertempuran 10 November di Surabaya. Memasuki gedung utama museum, terdapat
maket Tugu Pahlawan dengan skala 1:400 yang diletakkan di depan pintu masuk ke
gedung utama museum. Di tengah-tengah gedung utama museum, terdapat patung
Gugur Bunga Bangsa untuk menghormati para pejuang yang telah gugur untuk
merebut kebebasan kota Surabaya dari tangan Sekutu. Di dalam patung tersebut,
ada 10 patung para pejuang.
Selanjutnya di sekeliling patung tersebut, terdapat replika pembacaan pidato
Bung Tomo beserta rekamannya, koleksi mata uang Indonesia Kuno mulai mata
uang Rp. 1 sampai Rp. 25 dengan tahun pembuatan berkisar antara tahun 1951
sampai 1963, senjata (pistol) Mauser Parabellum milik Hario Kecik yang dibuat di
Jerman, 3 buah bambu runcing dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter, peninggalan
Mayjend Sungkono (Komandan BKR divisi Surabaya) yang berupa mulai dari baju
seragam, senjata, hingga piagam dan penghargaan yang pernah diraih oleh Mayjend

Page 6
Sungkono. Di lantai dasar gedung tersebut, juga terdapat koleksi foto Surabaya
Tempo Dulu, ruang pemutaran film (Film tentang pertempuran 10 November di
Surabaya), dan barang-barang menarik lainnya.
Selanjutnya naik ke lantai 2, terdapat barang-barang peninggalan Batalion
Untung Suropati. Di ruang utama banyak dipajang barang-barang pribadi milik
Bung Tomo seperti bendera Iboe Tentara Pemberontakan Poesat Jawa Timur, pisau
belati dan senapan Bung Tomo, radio Bung Tomo, bahkan tulisan tangan Bung
Tomo dengan pensil yang masih tampak jelas
Di sisi lain tampak berbagai macam senapan laras pendek dan laras panjang
yang digunakan para pejuang. Senapan itu ada juga yang merupakan hasil rampasan
dari penjajah. Di salah satu sudut ruangan, terdapat diorama statis yang disertai
suara musik dan pidato perjuangan serta lampu berwarna yang membuat suasana
diorama menjadi tampak hidup. Diorama yang terdapat di dalam Museum 10
November, diantaranya adalah gedung markas Kempetai yang diserbu tanggal 1
Oktober 1945, Hotel Yamato (sekarang dikenal dengan nama Hotel Majapahit),
Gedung Nasional Indonesia, dan masih banyak lagi.
C. Koleksi Museum Tugu Pahlawan Surabaya

1. Pernak- pernik 10 November 1945

Benda-benda ini adalah sisa warisan dalam pertempuran 10 November 1945


yang terjadi di kota Surabaya.

Page 7
1. Buku strategi dan cara menembak.
Buku-buku yang digunakan oleh pelatih dari pertempuran untuk memberikan
informasi tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam perang dan
membuat menembak dengan baik.
2. Mata uang dai nippon teikokusheihu dan perangko.
Mata uang ini telah beredar dan digunakan oleh warga sebelum dan sesudah
pertempuran 10 November 1945.
3. Alat-alat kesehatan.
Peralatan ini telah digunakan oleh dokter Mr Agusti yang pernah peduli
korban perang dari jalan Pahlawan Surabaya sampai Mojosari, Mojokerto.
Setelah berhenti perang, ia masih melanjutkan perjuangannya saat agresi
militer Belanda 2, peralatan medis ini terdiri dari perban, kapas,
thermometer, jarum suntik dan penyangga tulang.

2. Pidato Bung Tomo

Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara


penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang
memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa
bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Page 8
Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan
bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di
Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.


Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.


Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara
Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!


Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk
kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang
untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk
menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Page 9
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah
benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.


Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.


Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!


Merdeka!!!
3. Divisi Dapur Umum

Bentuk perjuangan pada masa pertempuran 10 November 1945 tidak hanya


dilakukan di garis depan dengan cara mengangkat senjata maju ke medan
pertempuran melawan musuh. Perjuangan juga dilakukan dengan mendirikan dapur
umum oleh para wanita remaja maupun dewasa, yang bertugas untuk menyiapkan
makanan dan minuman bagi para pejuang.

Page
10
Di wilayah Surabaya, markas dapur umum pertama kali didirikan di jalan
Jagalan dan bertambah di rumah salah seorang anggotanya yang bernama Dr.
Angka Nitisatro, di jalan Ambengan No. 20. Namun kemudian berkembang hingga
sebanyak 51 dapur umum mulai wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dapur
umum dipelopori dan diketuai oleh Ibu S. Dariah yang lebih dikenal dengan sebutan
Bu Dar Mortir. Prinsip semangat Bu Dar dalam menyiapkan dapur umum untuk
pejuang adalah “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh semangat bila perut
mereka kenyang.” Dahulu, masyarakat Surabaya menyebut konsumsi makanan dan
minuman untuk pejuang dengan istilah “Jaminan” makan. Setiap hari, Dapur Umum
menyiapkan jaminan sebanyak 500-1000 bungkus nasi. Dalam menyiapkannya,
rutin dilakukan mulai pada saat sebelum matahari terbit dengan memasak nasi,
menggoreng ikan, memasak sayur, membungkus nasi dengan daun pisang dan
menyediakan nasi bungkus dalam keranjang. Setelah itu, siap untuk diambil oleh
para pemuda pejuang untuk didistribusikan kepada para pejuang yang ada di garis
depan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Mayor Sungkono,
bahkan dengan angkutan kereta api.
4. Sepeda Kuno

Sepeda ini merupakan peninggalan pada masa pendudukan Belanda di


Indonesia. Pada masa pertempuran 10 November 1945 pernah digunakan pejuang
Arek-arek Surabaya sebagai sarana transportasi.
Merk : Sepeda Gazelle
Buatan : Belanda
Tahun Pembuatan : 1916
Bahan : Besi
Nomer Rangka : 546405
Hibah dari : Bapak Hariadi Suparto

Page
11
5. Bayonet

Bayonet adalah pisau atau lebih dikenal dengan sangkur yang digunakan oleh
tentara. Dan bayonet ini merupakan hibah dari warga kota Surabya yang tidak mau
disebutkan namanya, sisa peninggalan tentara Jepang saat menduduki kota
Surabaya pada tahun 1945, buatan perusahaan Toyota Jepangantara tahun 1938-
1940.Hibah dari : -
6. Parang

Teman seperjuangan bapak Sadji yang bernama bapak Manan (Alm.)


memberikan parang kepada bapak Sdji untuk disimpan sebagai kenang-kenangan.
Pada masa pertempuran di Surabaya tahun 1945, parang ini pernah digunakan untuk
melumpuhkan Tentara Gurkha di daerah jalan Gadukan.

Page
12
Hibah dari : Bapak Sadji (LVRI Surabaya)
7. Helm Tentara Dua Lapis

Helm ini adalah hasil rampasan dari tentara Belanda, dan pernah digunakan
oleh bapak Kasmin untuk bertempur dengan tentara Belanda di daerah Jombang.
Karena helm inilah nyawa bapak Kasmin bisa diselamatkansaat bertempur. Helm
yang saat itu digunakan oleh bapak Kasmin menangkal dua peluru yang menembus
helm itu, sehingga helm ini terdapat bekas lubang peluru.
Hibah dari : Bapak Kasmin (LVRI Surabaya)
8. Tas Medis

Untuk keperluan mobilitas perjuangan kemerdekaan era 1945 di Surabaya,


tas medis ini dugunakan oleh seorang dokter yang bernama dr. Agusini, lulusan

Page
13
Fakultas Keedokteran Nippon Daigaku (sekarang Universitas Indonesia) saat turut
serta di medan pertempuran di garis belakang sebagai seorang paramedic yang
bertugas merawat korban pertempuran.
Hibah dari : Dr. dr. Hariadi, Doc, Msc-Surabaya Medikal Bag
9. Replika Surat Ultimatum Sekutu

Selebaran ini adalah surat ultimatum yang dibuat oleh pihak sekutu pada
tanggal 9 November 1945 dan disebarkan melalui udara dengan menggunakan
pesawat terbang. Surat ultimatum ini ditujukan kepada masyarakat Surabya sebagai
bentuk ancaman agar masyarakat Surabaya menyerah tanpa syarat kepada pihak
Sekutu. Adapun salah satu penyebab ultimatum ini dibuat karena Brigjend. AWS,
Mallaby terbunuh di depan Gedung Internatio pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar
pukul 20.30 WIB.
10. Revolver Vicker 9,9 Mm

Perusahaan pabrikan pertama kali membuat Revolver Vicker adalah DWM


(Deutsche Waffen Munitionfabieken) yang dirancang oleh G. Luger pada tahun
1908. Kemudian pada tahun 1919 British Armory Vicker mengambil alih dan
menerima kontrak dari DWM dengan pembuatan sejumlah 6000 senjata. Biasanya,
senjata Revolver Vicker digunakan oleh pasukan Sekutu setingkat pimpinan Brigjen

Page
14
AWS Mallaby. Pada akhirnya, senjata ini dikuasai oleh pemuda pejuang Arek-arek
Surabaya. Yang unik dari senjata ini adalah saat ditembakkan, selongsong peluru
tidak terlempar ke samping akan tetapi terlempar ke atas menuju ke belakang
penembaknya.
11. Handycam Kuno

Handycam ini pernah digunakan untuk kegiatan jurnalistik pada masa


pertempuran 10 November 1945.
Merk : Filmo, 16 mm Camera
Tipe : 70 DL, Bell & Hollwell chicago
Tahun Pembuatan : 1923
Buatan : USA
Bahan : Besi
Hibah dari : Bapak Hariadi Suparto

Page
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota
Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik.
Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10
lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung
makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya
bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Museum 10 November berada di dalam kompleks Tugu Pahlawan Surabaya,
tepatnya di sebelah utara Tugu Pahlawan. Gedung museum tersebut memiliki 3 atap
bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat yang berjajar.
Letak Museum 10 November cukup unik. Ketiga bangunan prisma tampak tertanam
dan menyembul dari bawah tanah karena museum tersebut lantai dasarnya dibuat
turun di bawah tanah sehingga lantai dua dan atapnya tampak berada di permukaan
tanah.
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10
November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyoberjuang melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10
November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang
gugur dalam perang kemerdekaan.
Dengan berkunjung ke Museum Tugu Pahlawan Surabaya ini kami mendapat
pengetahuan dan informasi tentang perjuangan arek-arek Suroboyo melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Semuanya berguna untuk bisa menjadi bekal dikemudian hari.

B. Saran
Pertama, seharusnya para peserta kegiatan kunjungan wisata diberi
pengarahan dan dibimbing pada saat kegiatan kunjungan wisata maupun dalam
penyusunan laporan. Kedua, sebaiknya dalam pembuatan buku panduan wisata,
dalam isinya disertakan gambaran atau cerita singkat tentang tempat-tempat wisata
yang akan dikunjungi.

Page
16
Daftar Pustaka

 https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Pahlawan
diakses pada 5 Novemner 2017

 https://manusialembah.blogspot.co.id/2015/08/menelusuri-jejak-sejarah-di-
museum-tugu.html
diakses pada 5 Novemner 2017

 https://maulanusantara.wordpress.com/2011/11/03/teks-pidato-bung-tomo/
diakses pada 5 Novemner 2017

Page
17
LAMPIRAN

Dokumentasi

Page
18

Anda mungkin juga menyukai