Disusun Oleh:
Kevin Rafly Wisnu Wibowo (1671010048)
FAKULTAS HUKUM
2017
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam laporan ini akan dibahas mengenai
hal –hal apasaja yang kami dapat setelah melakukan kunjungan ke Museum Tugu
Pahlawan Surabaya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan
ini. Oleh karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang membangun untuk penyempurnaan laporan kedepannya.
Penyusun juga berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan diri penyusun sendiri.
Page 2
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
Bab II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan ………………………………………………………………… 16
2. Saran….. ……………………………………..…………………………….. 17
2. Daftar Pustaka.………………………………..…………………………….. 18
2. Lampiran ……………………………………..…………………………….. 18
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan mengunjungi Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?
2. Bagaimana sejarah Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?
3. Dimana letak Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?
4. Apa saja yang ada dalam Museum Tugu Pahlawan Surabaya ?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah Bela Negara.
2. Untuk mengetahui sejarah Museum Tugu Pahlawan Surabaya.
3. Untuk mengetahui letak Museum Tugu Pahlawan Surabaya.
4. Untuk mengetahui apa saja yang ada dalam Museum Tugu Pahlawan
Surabaya.
D. Manfaat
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Penulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat
tentang perjuangan arek-arek Suroboyoberjuang melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia
2. Menambah wawasan mahasiswa.
3. Menggali potensi mahasiswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah
nilai sosial dan rasa ingin tahu perjuangan arek-arek Suroboyoberjuang
melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah
kembali Indonesia.
4. Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme.
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota
Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik.
Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10
lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung
makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya
bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Tugu
Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10
November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyoberjuang melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10
November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang
gugur dalam perang kemerdekaan.Monumen ini berada di tengah-tengah kota di
Jalan Pahlawan Surabaya, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu
Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektare, dan secara administratif berada di
wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.
Tugu Pahlawan saat sedang dibangun. Ada dua pendapat mengenai siapa
yang menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan
Pahlawan Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai
oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar
Surabaya. Kemudian ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang
dimaksud, untuk selanjutnya diajukan kepada PresidenSoekarno. Sedangkan
menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri.
Ide ini mendapat perhatian khusus dari Walikota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk
perencanaan dan gambarnya diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko, yang telah
mengalahkan beberapa arsitektur lainnya dalam sayembara untuk pemilihan arsitek
untuk membangun monumen ini.
Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan ditangani
Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering
Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja. Monumen yang
dibangun selama sepuluh bulan ini, diresmikan oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 10 November 1952. Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter
terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang
di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu
Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid. Pada tahun 1991-1996 dilakukan pembenahan
Page 5
kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Perjuangan 10 November Surabaya yang
dipimpin oleh arsitek Ir. Sugeng Gunadi, MLA dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Page 6
Sungkono. Di lantai dasar gedung tersebut, juga terdapat koleksi foto Surabaya
Tempo Dulu, ruang pemutaran film (Film tentang pertempuran 10 November di
Surabaya), dan barang-barang menarik lainnya.
Selanjutnya naik ke lantai 2, terdapat barang-barang peninggalan Batalion
Untung Suropati. Di ruang utama banyak dipajang barang-barang pribadi milik
Bung Tomo seperti bendera Iboe Tentara Pemberontakan Poesat Jawa Timur, pisau
belati dan senapan Bung Tomo, radio Bung Tomo, bahkan tulisan tangan Bung
Tomo dengan pensil yang masih tampak jelas
Di sisi lain tampak berbagai macam senapan laras pendek dan laras panjang
yang digunakan para pejuang. Senapan itu ada juga yang merupakan hasil rampasan
dari penjajah. Di salah satu sudut ruangan, terdapat diorama statis yang disertai
suara musik dan pidato perjuangan serta lampu berwarna yang membuat suasana
diorama menjadi tampak hidup. Diorama yang terdapat di dalam Museum 10
November, diantaranya adalah gedung markas Kempetai yang diserbu tanggal 1
Oktober 1945, Hotel Yamato (sekarang dikenal dengan nama Hotel Majapahit),
Gedung Nasional Indonesia, dan masih banyak lagi.
C. Koleksi Museum Tugu Pahlawan Surabaya
Page 7
1. Buku strategi dan cara menembak.
Buku-buku yang digunakan oleh pelatih dari pertempuran untuk memberikan
informasi tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam perang dan
membuat menembak dengan baik.
2. Mata uang dai nippon teikokusheihu dan perangko.
Mata uang ini telah beredar dan digunakan oleh warga sebelum dan sesudah
pertempuran 10 November 1945.
3. Alat-alat kesehatan.
Peralatan ini telah digunakan oleh dokter Mr Agusti yang pernah peduli
korban perang dari jalan Pahlawan Surabaya sampai Mojosari, Mojokerto.
Setelah berhenti perang, ia masih melanjutkan perjuangannya saat agresi
militer Belanda 2, peralatan medis ini terdiri dari perban, kapas,
thermometer, jarum suntik dan penyangga tulang.
Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!
Page 8
Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan
bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di
Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Page 9
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah
benar-benar orang yang ingin merdeka.
Page
10
Di wilayah Surabaya, markas dapur umum pertama kali didirikan di jalan
Jagalan dan bertambah di rumah salah seorang anggotanya yang bernama Dr.
Angka Nitisatro, di jalan Ambengan No. 20. Namun kemudian berkembang hingga
sebanyak 51 dapur umum mulai wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dapur
umum dipelopori dan diketuai oleh Ibu S. Dariah yang lebih dikenal dengan sebutan
Bu Dar Mortir. Prinsip semangat Bu Dar dalam menyiapkan dapur umum untuk
pejuang adalah “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh semangat bila perut
mereka kenyang.” Dahulu, masyarakat Surabaya menyebut konsumsi makanan dan
minuman untuk pejuang dengan istilah “Jaminan” makan. Setiap hari, Dapur Umum
menyiapkan jaminan sebanyak 500-1000 bungkus nasi. Dalam menyiapkannya,
rutin dilakukan mulai pada saat sebelum matahari terbit dengan memasak nasi,
menggoreng ikan, memasak sayur, membungkus nasi dengan daun pisang dan
menyediakan nasi bungkus dalam keranjang. Setelah itu, siap untuk diambil oleh
para pemuda pejuang untuk didistribusikan kepada para pejuang yang ada di garis
depan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Mayor Sungkono,
bahkan dengan angkutan kereta api.
4. Sepeda Kuno
Page
11
5. Bayonet
Bayonet adalah pisau atau lebih dikenal dengan sangkur yang digunakan oleh
tentara. Dan bayonet ini merupakan hibah dari warga kota Surabya yang tidak mau
disebutkan namanya, sisa peninggalan tentara Jepang saat menduduki kota
Surabaya pada tahun 1945, buatan perusahaan Toyota Jepangantara tahun 1938-
1940.Hibah dari : -
6. Parang
Page
12
Hibah dari : Bapak Sadji (LVRI Surabaya)
7. Helm Tentara Dua Lapis
Helm ini adalah hasil rampasan dari tentara Belanda, dan pernah digunakan
oleh bapak Kasmin untuk bertempur dengan tentara Belanda di daerah Jombang.
Karena helm inilah nyawa bapak Kasmin bisa diselamatkansaat bertempur. Helm
yang saat itu digunakan oleh bapak Kasmin menangkal dua peluru yang menembus
helm itu, sehingga helm ini terdapat bekas lubang peluru.
Hibah dari : Bapak Kasmin (LVRI Surabaya)
8. Tas Medis
Page
13
Fakultas Keedokteran Nippon Daigaku (sekarang Universitas Indonesia) saat turut
serta di medan pertempuran di garis belakang sebagai seorang paramedic yang
bertugas merawat korban pertempuran.
Hibah dari : Dr. dr. Hariadi, Doc, Msc-Surabaya Medikal Bag
9. Replika Surat Ultimatum Sekutu
Selebaran ini adalah surat ultimatum yang dibuat oleh pihak sekutu pada
tanggal 9 November 1945 dan disebarkan melalui udara dengan menggunakan
pesawat terbang. Surat ultimatum ini ditujukan kepada masyarakat Surabya sebagai
bentuk ancaman agar masyarakat Surabaya menyerah tanpa syarat kepada pihak
Sekutu. Adapun salah satu penyebab ultimatum ini dibuat karena Brigjend. AWS,
Mallaby terbunuh di depan Gedung Internatio pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar
pukul 20.30 WIB.
10. Revolver Vicker 9,9 Mm
Page
14
AWS Mallaby. Pada akhirnya, senjata ini dikuasai oleh pemuda pejuang Arek-arek
Surabaya. Yang unik dari senjata ini adalah saat ditembakkan, selongsong peluru
tidak terlempar ke samping akan tetapi terlempar ke atas menuju ke belakang
penembaknya.
11. Handycam Kuno
Page
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota
Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik.
Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10
lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung
makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya
bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Museum 10 November berada di dalam kompleks Tugu Pahlawan Surabaya,
tepatnya di sebelah utara Tugu Pahlawan. Gedung museum tersebut memiliki 3 atap
bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat yang berjajar.
Letak Museum 10 November cukup unik. Ketiga bangunan prisma tampak tertanam
dan menyembul dari bawah tanah karena museum tersebut lantai dasarnya dibuat
turun di bawah tanah sehingga lantai dua dan atapnya tampak berada di permukaan
tanah.
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10
November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyoberjuang melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10
November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang
gugur dalam perang kemerdekaan.
Dengan berkunjung ke Museum Tugu Pahlawan Surabaya ini kami mendapat
pengetahuan dan informasi tentang perjuangan arek-arek Suroboyo melawan
pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Semuanya berguna untuk bisa menjadi bekal dikemudian hari.
B. Saran
Pertama, seharusnya para peserta kegiatan kunjungan wisata diberi
pengarahan dan dibimbing pada saat kegiatan kunjungan wisata maupun dalam
penyusunan laporan. Kedua, sebaiknya dalam pembuatan buku panduan wisata,
dalam isinya disertakan gambaran atau cerita singkat tentang tempat-tempat wisata
yang akan dikunjungi.
Page
16
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Pahlawan
diakses pada 5 Novemner 2017
https://manusialembah.blogspot.co.id/2015/08/menelusuri-jejak-sejarah-di-
museum-tugu.html
diakses pada 5 Novemner 2017
https://maulanusantara.wordpress.com/2011/11/03/teks-pidato-bung-tomo/
diakses pada 5 Novemner 2017
Page
17
LAMPIRAN
Dokumentasi
Page
18