DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Dengan seni diharapkan kita sebagai makhluk sosial dapat menggerakkan perasaan kita untuk
peka terhadap apa yang terjadi dan berkembng dimasyarakat. Dalam pembuatan dan penulisan
makalah ini tidak akan cepat selesai apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang
berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dari mulai pencarian literature, pembuatan
sampai dengan terselesianya makalah ini. Penulis menyadari dalam makalah ini mungkin jauh
dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini penulis sangat harapkan. Penulis berharap makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya penyuka seni, untuk mengetahui lebih dalam lagi
tentang sejarah seni jepang. Akhirnya, semoga Allah berkenan menerima amal bakti yang
diabdikan oleh kita semua.
Penulis
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seni Timur adalah istilah yang digunakan di dunia akademis untuk menyebut Senirupa yang
berkembang di negara-negara Asia dan Afrika. Ada bangsa-bangsa di dua benua ini, memberi
pengaruh signifikan terhadap corak kebudayaan (senirupa) bangsa-bangsa di kawasan itu Juga
bagi dunia.
Jepang merupakan Negara yang memiliki brerbagai macam karya Seni Rupa dan berbagai
macam peninggalan sejarah.Hal itu menjadikan Negara Jepang sebagai Negara yang banyak
memiliki karya Seni yang menarik khususnya Seni Rupa. Sehingga menjadi daya tarik bagi
wisatawan untuk berkunjung ke Negara tersebut.Seni Rupa Jepang memiliki watak khas yang
bersumber dari zen Budhisme.
Benda seni paling tua yang masih tersisa adalah beberapa patung tembikar dari Zaman Batu.
Pada masyarakat Jepang kebudayan tradisional selalu terjaga,walaupun banyak pengaruh
budaya dari negara yang lain.
Ada 4 Jenis Seni Rupa di Jepang. Yang pertama adalah Lukisan jepang.Lukisan jepang
memiliki kekurangan dalam hal “shading” (tekhnik membuat bayangan) dan berpusat pada
kerataaan. Kemudian dilukis dengan garis khas. Kedua adalah Seni grafis jepang. Seni grafis
merupakan cabang seni yang pembuatanya menggunakan alat atau tekhnik cetak. Contohnya
adalah poster dan sablon.Ada 10 desain grafis Jepang yang terdapat diberbagai media
yaitu,warna yang cerah, perpaduan bahasa, tata letak huruf, goresan kuas, gradasi, pola bunga
dan tanaman, lingkaran hal simetris, menampilkan hal lucu, intensitas cahaya yang tinggi, serta
kolase dan permainan layer. Yang ketiga adalah Seni Kriya Jepang yaitu seni yang menekankan
keterampilan tangan. Salah satu contohnya adalah ikebana. Ikebana adalah seni merangkai
bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput, dan tanaman. Yang keempat adalah
Seni Patung Jepang. Yaitu cabang seni yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya
diciptakan dengan cara memahat, modeling dan kasting. Bentuk maupun bahan dan tekhnik
yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru.
III
Ada 3 jenis lukisan jepang yaitu,“Yamato-e”(gambar jepang) dilukis dalam bentuk gulungan
yang menceritakan kisah tertentu. Kemudian “Suiboku-ga” (lukisan tinta dan air) yaitu
menampilkan pemandangan dan tokoh yang digambar dengan menggunakan gradasi tinta. Dan
terakhir “Ukiyo-e”(gambar dunia mengambang) yaitu menggambarkan pola kehidupan
masyarakat umum. Seni patung jepang mengalami perkembangan berdasarkan media yang
digunakan mulai dari kayu, gading dan perunggu. Pembuatan seni patung dengan budaya
Jepang dapat dipertahankan hingga saat ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka ada beberapa tujuan rumusan masalah yang akan
diperoleh dari penyusunan makalah ini. Rumusan Masalah tersebut antara lain :
C. TUJUAN
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka ada beberapa tujuan yang akan diperoleh dari
penyusunan makalah ini. Tujuan – tujuan tersebut antara lain :
IV
BAB II
PEMBAHASAN
Seni rupa Jepang meliputi sejumlah besar gaya dan media seni, yakni tembikar kuno, ukiran,
lukisan tinta dan kaligrafi di atas sutra dan kertas, lukisan ukiyo-e dan cetakan blok kayu, kiri-
e, kirigami, origami, dan yang paling terkini manga (kartun dan komik Jepang modern)
bersama dengan jenis lainnya dari karya seni rupa. Seni rupa Jepang memiliki sejarah yang
panjang, bermula dari permulaan pemukiman manusia di Jepang, terkadang pada milenium ke-
10 SM, sampai sekarang.
1
4. Seni Zaman Asuka dan Nara
Pada zaman Asuka (538-710), Agama Buddha masuk ke Jepang sekitar tahun 538 melalui
Baekje yang mendapat dukungan militer dari Jepang. Dengan masuknya agama Budha ini
mulai terdapat patung-patung budha seperti Bodhisattva dan pada zaman Nara penyebaran
agama Budhha semakin luas hingga dibuatlah Daibutsu .
2
9. Seni Zaman Edo
Pada tahun-tahun awal periode Edo,terdapat beberapa ekspresi Jepang terbaik dalam
arsitektur dan lukisan yang diproduksi. Zaman Edo adalah zaman keemasan seni lukis ukiyo-e
dan seni teater kabuki dan bunraku.
Jepang merupakan Negara yang memiliki brerbagai macam karya Seni Rupa dan berbagai
macam peninggalan sejarah.Hal itu menjadikan Negara Jepang sebagai Negara yang banyak
memiliki karya Seni yang menarik khususnya Seni Rupa.Sehingga menjadi daya tarik bagi
wisatawan untuk berkunjung ke Negara tersebut.Seni Rupa Jepang memiliki watak khas yang
bersumber dari zen Budhisme.
Benda seni paling tua yang masih tersisa adalah beberapa patung tembikar dari Zaman
Batu.Pada masyarakat Jepang kebudayan tradisional selalu terjaga,walaupun banyak pengaruh
budaya dari negara yang lain. Ada 4 Jenis Seni Rupa di Jepang, Yaitu :
1. Lukisan Jepang
Dari banyaknya kesenian Jepang, lukisan adalah salah satu jenis kesenian Jepang yang
banyak menarik perhatian karena keindahan dan keunikannya. Secara umum budaya Cina
membawa pengaruh yang besar kepada Negara tetangganya yakni Jepang. Hubungan
diplomatik kedua Negara ini membuat budaya Cina cepat menyebar dan mempengaruhi Jepang
dan Korea. Hampir semua aspek di Jepang seperti kesenian hingga kuliner merupakan budaya
Cina yang diadopsi kemudian mengalami beberapa perubahan sehingga memiliki ciri khas
Jepang.
Salah satu aspek kehidupan Jepang yang erat kaitannya dengan budaya Cina adalah seni
lukisnya. Selain Cina, Jepang juga mengadopsi budaya Barat dimana hal ini terjadi ketika
Amerika menduduki Jepang pada Perang Dunia ke-II. Gaya melukis di Jepang serta coraknya
terlihat mirip dengan kedua budaya yang memiliki hubungan dengan negeri sakura ini.
3
Terlepas dari budaya asing yang mempengaruhinya, Jepang melakukan inovasi hingga
tercipta teknik melukis khas tersendiri. Lukisan Jepang mulai diperkenalkan saat memasuki
abad ke-19 dimana teknik lukisnya sudah terlepas dari budaya Cina dan Barat. Tidak berselang
lama teknik melukis yang baru dari Eropa pun mempengaruhi teknik melukis di Jepang.
Meskipun pengaruh teknik lukisan dari Eropa mempengaruhi teknik lukisan Jepang namun
tetap saja ada perbedaan. Perbedaan jelas dapat dilihat dari efek lukisan yang dihasilkan dimana
efek stereoscopic lebih dominan pada lukisan Eropa. Jepang sendiri memiliki kekurangan
dalam menghasilkan bayangan dimana lukisan di Jepang cenderung merata dalam memberikan
pewarnaan dan garis.
Lukisan di Jepang lebih menekankan pada pigmentasi warna yang merata di seluruh lukisan
serta pemberian garis yang merata. Dalam pembuatannya, warna dicampur dengan
lem sebagai cat untuk mewarnai lukisan yang akan dibuat di atas kertas rami dan washi.
Lukisan di Jepang juga dilukis di atas kain sutra serta tambahan item lain.
Salah satu teknik lukis di Jepang yang terkenal adalah Nihonga yang merupakan adaptasi
teknik lukis dari Barat yang disebut Yoga. Teknik lukis Nihonga adalah teknik yang
menampilkan bentuk-bentuk bayangan atau gradasi warna gelap dan terang. Inilah
yang menjadi awal Jepang mulai diakui dunia dalam menciptakan seni lukis yang unik.
4
Dalam pembuatan lukisan dengan teknik Nihonga, diperlukan material yang baku mulai dari
kertas hingga alat lukis. Teknik Nihonga umumnya dilukis di atas kertas khusus dari Jepang
yang disebut dengan washi atau kain sutra yang disebut eginu. Fokus utama dalam pengerjaan
lukisan dengan teknik Nihonga adalah tema monochrome dan polychrome.
Untuk warna sendiri digunakan tinta dari bahan jelaga yang kemudian dicampurkan dengan
perekat dari tulang ikan. Pewarnaan halus dengan efek bayangan dibutuhkan pewarnaan khusus
dengan tinta dari bahan mineral seperti Azurite, Malachite, dan Kanbari. Bahan mineral ini
kemudian dihaluskan menjadi bubuk dan dicampur dengan perekat (nikawa) sebelum di lukis
di media lukis.
Sekilas hasil lukisan ini akan terlihat seperti lukisan barat dengan teknik underpainting.
Namun di Jepang, untuk menghasilkan gradasi warna cerah dengan under painting maka
digunakan material dari cangkang kerang (gofun). Lukisan dari material tradisional ini terbukti
dapat bertahan hingga bertahun-tahun tanpa pelindung apapun.
5
Ukiyo-e tergolong seni grafis, merupakan salah satu perkembangan teknik melukis di
Jepang pada zaman Edo (1603-1867) dimulai sejak abad 17 sampai dengan abad 19. Saat
ituUkiyo-e berawal dari kelompok ketidakpuasan parapelukis karena adanya pembatasan
subjek dalam aliran seni lukis. Aksi ketidakpuasan tersebut ditandai dengan beralihnya teknik
melukis dengan menggunakan teknik toreh-cukil di atas bilah kayu, bertujuan untuk
mereproduksi atau mencetak ulang karya lukisannya. Tema lukisan Ukiyo-e pada umumnya
bertema tentang kehidupan masyarakat seharihari,situasi alam dan pemandangan. Ukiyo-e saat
itu telah menciptakan sensasi tersendiri, karena bercorak realistis dekoratif,dan berwarna
mencolok. Berawal dari kondisi inilah tren umum perkembangan seni lukis Jepang mulai
terasa.
Dua pelukis Ukiyo-e yang terkenal adalah Katsushika Hokusai dan Utagawa Hiroshige.
Karya Hokusai yang tersohor adalah “The Great Wave off Kanagawa”, sedangkan dari karya
Utagawa berjudul “Sang Penyair Hujan, Salju, dan Kabut”. Lewat teknik lukis cetak blok kayu
yang luar biasa, keduanya berhasil mengangkat nilai lukisan Jepang di berbagai belahan dunia.
Mereka membuktikan bahwa titik tertinggi dari nilai estetika adalah bentangan alam.
6
Di dalam Ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara
tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan orang melihat
rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat
rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.
Pada umumnya, bunga yang drangkai dengan teknik merangkai dari Barat (flower
arrangement) terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang secara tiga dimensi dan tidak
perlu harus dilihat dari bagian depan.
Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, Ikebana berusaha
menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan
keindahan bunga, tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam
Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia.
Merangkai bunga Ikebana tidak hanya sekedar dan semudah menempatkan bunga-bunga ke
dalam vas (container) akan tetapi merupakan bentuk displin seni dimana merupakan rangkaian
yang hidup dan menyatu antara kejiwaan manusia dengan alam sekitarnya, dengan kata lain,
Ikebana adalah sebuah filosofi unuk lebih mendekatkan dengan alam.
Ikebana juga adalah sebuah ekspresi yang kreatif dalam bingkai aturan untuk membuat
rangkaiannya. Materi yang digunakan antara lain ; ranting-ranting, daun-daun, bermacam-
macam bunga dan rerumputan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
kombinasi warna bentuk alamiah dan lain-lain.
• Asal-usul Ikebana
Asal usul Ikebana (生花) adalah dari tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha di
Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di Jepang di
abad ke-6.
7
Menurut penelitian, Ikebana berasal dari tradisi animisme orang zaman kuno yang
menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Di
zaman kuno, manusia merasakan keanehan yang tedapat pada tanaman dan menganggapnya
sebagai suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang langsung mati setelah diburu, bunga atau
bagian tanaman yang sudah sipetik dari alam, bila diperlakukan dengan benar, tetap
mempertahankan kesegaran sama seperti sewaktu masih berada di alam.
Manusia yang senang melihat “keanehan” yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau
bagian tanaman yang sudah dipotong ke dalam vas bunga. Manusia zaman kuno lalu merasa
puas karena menganggap dirinya sudah berhasil mengendalikan peristiwa alam yang
sebelumnya tidak bias dikendalikan oleh manusia.
Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga
berkaitan dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen).
Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius
para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau dan tidak merontokkan daunya dimusim
dingin.
Ikebana dalam bentuk sperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji Kyoto pada
petengahan zaman Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji Kyoto secara turun temurun tinggal di
kamar di pinggiran kolam (ike ), sehingga aliran baru ikebana yang dimulainya disbut aliran
ikenobo.
Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru besar kepala (Sōke)
menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana atau Rikka yang menjadi mapan pada masa
itu. Di pertengahan zaman Edo hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa
dinikmati kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai disenangi
rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū, dan aliran Senkeiryū meahirkan banyak guru
8
besar dan ahli ikebana yang memiliki tekhnik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri
membentuk banyak aliran yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa awal era Meiji
ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya. Ikebana
dianggap mempengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line
arrangement. Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari aliran
Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang masuk ke dalam daftar
Asosiasi Seni Ikebana Jepang.
9
binatang yang dipinjam dari kepercayaan awal, dan patung-patung dewa di wihara-wihara
Buddha dan kuil-kuil Shinto, hingga patung bermuatan politik pada abad ke-20 yang
menggabung estetika dari Barat.
Serta karya-karya modern yang menyampaikan pesan yang kuat dengan bentuk berani dan
warna-warna cerah - memahami patung dan karya seni yang dibuat sepanjang sejarah ini oleh
seniman Jepang dapat memberikan sekilas budaya Jepang yang unik dan mendalam, baik itu
karya tradisional ataupun modern.
• Periode Edo
Karya yang paling mewakili seni pahat dari Periode Edo adalah Kuil “Tosho-gu” di Nikko
yang terkenal. Dibangun atas perintah Shogun ketiga Jepang “Tokugawa Iemitsu“ dan dihiasi
dengan lebih dari 5.000 patung yang berbeda. Sekitar 508 darinya dapat ditemukan di pintu
gerbang nan megah yang dinamakan “Yōmeimon”, dimana naga-naga, tokoh-tokoh yang bijak,
10
dan berbagai binatang dari cerita rakyat yang berbeda serta mitos-mitos yang menceritakan
kisah mereka - detil teknik pewarnaan pada masa itu ditampilkan dengan indah.
Tidak hanya jumlah turis Jepang, tetapi juga wisatawan asing terus meningkat setiap
tahunnya di Museum Tanpa Atap Hakone di Profinsi Kanagawa. Dalam sebuah pameran
diruang terbuka yang unik, museum ini menampilkan patung-patung yang berbeda dan instalasi
yang begitu menarik dalam jumlah yang sangat besar, hingga satu hari tidaklah cukup untuk
melihat pameran sepenuhnya. Banyak dari karya yang ada dirancang dengan tujuan interaktif
pada saat penciptaannya, mendorong anak-anak dan mereka yang masih berjiwa muda untuk
mendaki dan bermain sesuka hatinya.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jepang merupakan Negara yang memiliki berbagai macam karya Seni Rupa dan berbagai
macam peninggalan sejarah. Ada 4 Jenis Seni Rupa di Jepang. Hal itu menjadikan Negara
Jepang sebagai Negara yang banyak memiliki karya Seni yang menarik khususnya Seni Rupa.
Sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Negara tersebut. Seni Rupa
Jepang memiliki watak khas yang bersumber dari zen Budhisme. Benda seni paling tua yang
masih tersisa adalah beberapa patung tembikar dari Zaman Batu. Pada masyarakat Jepang
kebudayan tradisional selalu terjaga, walaupun banyak pengaruh budaya dari negara yang lain.
- Lukisan Jepang yaitu lukisan jepang memiliki kekurangan dalam hal “shading” (tekhnik
membuat bayangan) dan berpusat pada kerataaan. Kemudian dilukis dengan garis khas.
- Seni Grafis Jepang yaitu seni grafis merupakan cabang seni yang pembuatanya
menggunakan alat atau tekhnik cetak. Contohnya adalah poster dan sablon. Ada 10 desain
grafis Jepang yang terdapat diberbagai media yaitu, warna yang cerah,perpaduan bahasa, tata
letak huruf, goresan kuas, gradasi, pola bunga dan tanaman, lingkaran hal simetris,
menampilkan hal lucu, intensitas cahaya yang tinggi, serta kolase dan permainan layer.
- Seni Kriya Jepang yaitu seni yang menekankan keterampilan tangan. Salah satu contohnya
adalah ikebana. Ikebana adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis
bunga, rumput, dan tanaman.
- Seni Patung Jepang yaitu cabang seni yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya
diciptakan dengan cara memahat, modeling dan kasting. Bentuk maupun bahan dan tekhnik
yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru.
12
Ada 3 jenis lukisan jepang yaitu,
“Yamato-e” (gambar jepang) dilukis dalam bentuk gulungan yang menceritakan kisah
tertentu.
“Suiboku-ga” (lukisan tinta dan air) yaitu menampilkan pemandangan dan tokoh yang
digambar dengan menggunakan gradasi tinta.
B. SARAN
Dalam penulisan atau pembuatan makalah ini ada beberapa saran yang dapat dicantumkan
disini. Dalam penciptaan seni musik hendaknya disisipkan nilai – nilai moral, sehingga secara
otomatis terdapat pembelajaran yang bernilai positif bagi perkembangan tiap orang yang
mendengarkannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Priyatno, A. (2015). Seni Rupa Timur.
Burhan, M. A. (2013). Seni Lukis Indonesia Masa Jepang sampai Lekra. Dwi-Quantum.
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4371
https://analisadaily.com/berita/arsip/2015/10/10/178440/senirupa-timur/
https://www.dictio.id/t/seni-rupa-jepang/28112
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/8825
https://www.aimizumizu.com/2012/03/seni-kriya-jepang.html
https://livejapan.com/id/article-a0000315/
https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/detail/3907/
14