0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
201 tayangan3 halaman
Buku ini merangkum sembilan artikel tentang pengelolaan seni yang diklasifikasikan ke dalam dua bab, yaitu teori dan praktik pengelolaan seni. Artikel-artikel tersebut membahas tentang pengelolaan pameran, pertunjukan, dan media rekam dari sudut pandang manajemen maupun kuratorial. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengelola seni untuk memahami praktik manajemen seni secara teoritis
Deskripsi Asli:
Judul : Kelola Seni
Penulis : Arinta Agustina Hamd, Citra Aryandari, Indira Maharsi, Irwandi, Kasidi Hadiprayitno, M. Dwi Marianto, Mikke Susanto, Sumaryono, Timbul Raharjo.
Penyunting: Mikke Susanto
Penerbit : Penerbit Ombak (Anggota IKAPI)
Cetakan : I, 2018
Tebal : x + 137 halaman (16 x 24 cm)
ISBN : 978-602-258-481-0
Buku ini merangkum sembilan artikel tentang pengelolaan seni yang diklasifikasikan ke dalam dua bab, yaitu teori dan praktik pengelolaan seni. Artikel-artikel tersebut membahas tentang pengelolaan pameran, pertunjukan, dan media rekam dari sudut pandang manajemen maupun kuratorial. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengelola seni untuk memahami praktik manajemen seni secara teoritis
Buku ini merangkum sembilan artikel tentang pengelolaan seni yang diklasifikasikan ke dalam dua bab, yaitu teori dan praktik pengelolaan seni. Artikel-artikel tersebut membahas tentang pengelolaan pameran, pertunjukan, dan media rekam dari sudut pandang manajemen maupun kuratorial. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengelola seni untuk memahami praktik manajemen seni secara teoritis
Program Studi S1 Tata Kelola Seni Theodora Elgavasi Putrijati - 1410033026
Judul : Kelola Seni
Penulis : Arinta Agustina Hamd, Citra Aryandari, Indira Maharsi, Irwandi, Kasidi Hadiprayitno, M. Dwi Marianto, Mikke Susanto, Sumaryono, Timbul Raharjo. Penyunting : Mikke Susanto Penerbit : Penerbit Ombak (Anggota IKAPI) Cetakan : I, 2018 Tebal : x + 137 halaman (16 x 24 cm) ISBN : 978-602-258-481-0
Seni dalam praktik kerja nyata memerlukan pengelolaan secara matang.
Manajemen seni selalu diiringi oleh perkembangan sistem pengelolaan di dalamnya. Seni rupa, seni pertunjukan dan seni media rekam memiliki cara yang berbeda beda dalam sistem pengelolaanya. Mengelola seni bukan hanya mengelola panggung ataupun galeri, memasang atau menyajikan karya, tetapi juga meliputi strategi dalam mengelola presepsi, imajinasi dan intuisi penonton. Hadirnya jurusan Tata Kelola Seni di ISI Yogyakarta pada tahun 2014 memberikan stimulan baru di lingkup seni. Tata Kelola Seni merupakan dua keilmuan dari bidang manajemen secara ekonomi serta ilmu seni dan budaya. Melalui Jurusan Tata Kelola Seni banyak ilmu yang dapat dipelajari secara teoritis dan dapat dipraktikan ke lapangan. Menghadapi dunia seni saat ini manajemen sangat dibutuhkan untuk mengelola seni secara efisien dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana sebuah gagasan yang diciptakan melalui karya seni. Dalam buku ini penyunting mengklasifikasikan sembilan artikel menjadi dua bab, yakni bab pertama "ranah teoritis" dan bab kedua "ranah empiris". Penyunting mengklasifikasikan sembilan artikel menjadi dua bab agar mudah dalam menggolongkan artikel-artikel sesuai dengan jenisnya. Pada bab pertama bagian "ranah teoritis" berisi tentang kajian yang ditulis oleh M. Dwi Marianto berjudul "Kesadaran sebagai Subjek". Kesadaran sebagai Subjek menjabarkan tentang praktik mengemas suatu pameran/pertunjukan/penayangan atau mengelola suatu perusahaan seni yang memerlukan mentalitas subjek. Subjek dapat diartikan sebagai seseorang yang melakukan perbuatan, atau melakukan aktivitas tertentu. Berikutnya artikel yang berjudul Pengelolaan Seni (Pertunjukan) dan Penguatan Makna Seni oleh Sumaryono. Dalam pembahasan artikel yang ditulis oleh Sumaryono menjelaskan tentang keterlibatan kurator/narasumber dengan sistem kuratorial pertunjukan dan mengupas kuratorial dalam penyelenggaraan pertunjukan. Pembedaan sistem pertunjukan modern/kontemporer dengan tradisional klasik dengan tradisional kerakyatan. Artikel yang dimuat selanjutnya adalah Manajemen Seni Pertunjukan Masa Kini yang ditulis oleh Kasidi Hadiprayitno. Artikel ini membahas tentang manajemen snei pertunjukan secara teoritis dan praktik. Fokus tulisan ini mengurai dua model manajemen yang berkesan bertolak belakang mengenai sistem kemasan manajemen pertunjukan tradisional dengan manajemen pertunjukan modern dengan melihat segi kepentingan dalam rangka pencapaian tujuan. Kemudian pembahasan artikel terakhir dalam bab pertama ini adalah Penetapan Harga Lukisan : Sebuah Kajian Teoritis oleh Mikke Susanto, Lono L. Simatupang dan Timbul Raharjo. Pembahasan dalam artikel ini mengkaji lukisan berharga, asal muasal harga, bisnis seni, nilai seni, harga lukisan, kriteria dan indikator penilaian serta penetapan harga sebagai agenda budaya. Bab kedua dalam buku ini adalah ranah empiris yang berisi artikel tentang Festival Kesenian Yogyakarta: Pengalaman dan Usulan Pengelolaan ditulis oleh Timbul Raharjo; Festivalisasi Jazz di Indonesia: dari Panggung Menuju Peristiwa oleh Citra Aryandari; Fotografi Suherry Arno: Penciptaan, Manajemen, dan Diseminasi Praktik Seni Fotografi dalam Pameran "Melampaui Fotografi" oleh Irwandi; Pelestarian dan Pengembangan Wayang Beber Gelaran Wonosari Yogyakarta oleh Indiria Maharsi; dan yang terakhir artikel berjudul Siti: Ketika Film Indie Bertarung di Pasar Mainstream ditulis oleh Arinta Agustina Hamid. Kumpulan artikel yang dikemas dalam satu buku bertajuk Kelola Seni menjadikan buku ini sebagai jembatan untuk memahami praktik kelola seni di ranah seni rupa, seni pertunjukan serta media rekam. Hal yang menarik dari buku ini yaitu mampu merangkum artikel tentang pengelolaan seni yang dibutuhkan oleh pengelola seni agar mengetahui praktik manajemen secara teoritis. Buku ini bukan saja sebagai kajian teori dan praktik tata kelola seni saja, tetapi dapat menjadikan berita tentang tren pemikiran pengelolaan seni. Buku ini sangat berguna bagi para mahasiswa, pegiat dan pecinta seni, budayawan, serta masyarakat umum yang berkeinginan untuk mengetahui dinamika pengelolaan seni sebagai refrensi dan informasi.