Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN SENI RUPA ANAK

Disusun oleh :
Kelompok 14

1. SITI KHOMAIRROH (06131181823004)


2. ANIK SUNDARI (06131181823012)
3. NURLAILA (06131181823014)
4. RIZKI MAWADDAH (06131281823077)

DOSEN PENGAMPU:
Dra. ASNIMAR, M. Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia
dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Adapun
judul karya tulis ini yakni “Makalah Cara Menilai Seni Rupa Anak”. Penulis
menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan untuk
kemajuan masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga penulis tugas karya
tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan
untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan.
Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai
alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki
keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni
antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan
daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan
kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan
aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan
menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni.
Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan
dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan
seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi
ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara
belajar induktif dan deduktif secara seimbang.

Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru


digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup
lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak
pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui
permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.
Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar,
menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi
seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan
penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.

2. Rumusan masalah
1. Apa sajakah aspek yang terdapat didalam karya seni rupa ?
2. Bagaimana cara menilai seni rupa anak?
3. Apa sajakah aspek penilaian yang ada didalam apresiasi seni rupa?
4. Bagaimana konsep seni rupa jika ditinjau dari aspek fisik, isi,estetika dan nilai?

3. Tujuan penulisan
1. Mengetahui aspek- aspek apa saja yang terdapat didalam seni rupa
2. Mengetahui cara menilai seni rupa anak
3. Mengetahui aspek-aspek penilaian dalam apresiasi seni rupa
4. Mengetahui konsep seni rupa jika ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan nilai
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek-aspek Karya Seni Rupa


a. Wujud
Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangkan yang ada di dalamnya
disebut isi. Apa yang dapat kita respons secara indriawi dari sebuah karya seni
rupa adalah aspek wujud fisiknya. Feldman membedakan wujud visual menjadi
bentuk dan struktur estetis. Bentuk adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena
unsur ruang dan volume. Sedang struktur estetis adalah konfigurasi suatu karya
seni rupa sebagai keseluruhan hubungan dari unsur-unsur visual (titik, garis,
bidang, warna, tekstur, cahaya, volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur
visual dengan unsur lain (gerak, bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan
pengaturan tertentu sehingga tercipta suatu keutuhan atau harmoni.
b. Isi
Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam karya seni
rupa. Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif.
Makna denotatif bersifat objektif dan dipahami melalui pengamatan dan
pikiran/rasio, sedangkan makna konotatif lebih besifat subjektif dan lebih
berkaitan dengan perasaan serta makna simbolik/tersirat.

B. Cara Menilai Seni Rupa Anak


Seni merupakan harus dikuasi seorang pendidik yaitu guru, pendidikan seni
ini adalah pendidikan yang merupakan mengkombinasikan penggunaan otak kiri
dengan otak kanna. Hal ini terlihat dari seorang anak akan mengimajinasikan
sesuatu dan menuangkanya pada gambar ataupun yang lainnya. Selain itu,
pendidikan seni dapat menciptkan suasa yang menarik dan menyenangkan. Ada
bebrapa tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan seni yaitu lain pendewasaan
diri, pematangan kemampuan, pematangan ketrampilan, dan pematangan
kesiapan.
Dalam pembelajaran seni khusunya di sekolah dasar ciptkanlah
pembelajaran yang menyenangkan, sebagai seorang guru buatlah teknik gambar
yang menarik yidak hanya menggunakan pensil, dan pewarna saja, guru dapat
menerapakan teknik melukis seperti teknik air brush, teknik mozaik, teknik batik
sederhana,teknik tiup, teknik tarik benang dan lain sebagainya. Beberapa teknik
ini akan menciptakan kreativitas siswa dan imajinasi siswa dalam mengkreasikan
suatu hal pada kertas gambarnya.
Penilain guru terhadap hasil karya, khususnya di sekoalah dasar, guru
hendaknya memperhatikan aspek tingkat perkembangan kognitif peserta didik,
guru hendaklah membuka topeknya sebagai guru dan mengguankan topek siswa
dalam menilai hasil karya seni anak didiknya. Hasil karya seni anak, dapat
memperlihatkan kepribadian anak itu, misalnya saja ia menggambar pohon yang
besar dengan tambang yang besar yang mengikat anjing yang kecil. Seorang guru
tidak sepantasnya menyalahkan gambar anak tersebut, guru hendaknya melakukan
pendekatan terlebih dahulu mengapa anak tersebut menggambar hal tersebut.

C. Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa


Evaluasi lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan
mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi
adalah langkah yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak selama
pembelajaran.
untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
Fungsi evaluasi adalah untuk melihat perkembangan/kemajuan anak dan
memberikan dorongan semangat belajar agar hasil selanjutnya dapat lebih baik.
Perlu diingat, dalam pemberian evaluasi, selalu harus diperhitungkan
akibat yang mungkin terjadi, terlebih evaluasi terhadap hasil belajar di kelas.
Dalam hal ini, nilai yang dihasilkan adalah cermin perubahan tingkah laku anak
selama menerima pelajaran di kelas. Dari belum mampu menggambar menjadi
mampu menggambar. Dari belum lengkap menjadi lebih lengkap. Dari bentuk-
bentuk global berkembang menuju ke detail. Dari belum tepat memberi alasan,
kemudian mampu mengurai maksud dari gambar/karya yang dibuat. Begitupun
perkembangan penguasaan teknik, alat, bahan, serta kemampuan kreatif untuk
mengolah ide.
Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh para guru, bahwa penilaian
sama dengan vonis hakim terhadap yang diwujudkan dalam nilai sebagai putusan
yang tak bisa ditawar. Terlebih bagi para orang tua yang belum memahami
hakekat nilai atau penilaian; akan mudah berpendapat, bahwa nilai jelek dari guru
adalah searti dengan : anak saya tidak berbakat, tidak mampu menggambar, atau
menggambar hanya untuk anak yang berbakat. Akan lebih parah, apabila guru
juga berpandangan seperti itu.
Oleh karena itu, memberi nilai / skor terhadap hasil karya anak, haruslah
meilhat situasi dan kondisi anak. Apakah nilai akan membuat anak bangga
[reinforcement]. apakah nilai akan membuat anak menjadi merosot minatnya,
bahkan membenci kegiatan oleh seni rupa.
Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai evaluasi yang mampu
menggugah semangat anak untuk terus berkarya. Namun, perlu diingat, bahwa
tidak selamanya nilai tinggi yang diberikan akan secara otomatis dapat memberi
semangat anak untuk terus berkarya. Alih-alih, justru memberi konotasi keliru
terhadap persepsi anak, apabila terlalu mudah mendapat nilai bagus, walau
kenyataannya hasil karyanya tidak bagus.
Ada dua bentuk evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi Tes
Diperlukan soal dan ketentuan kriteria penilaian.
2. Evaluasi Non-tes
Tidak memerlukan soal, misalnya penilaian terhadap hasil karya lomba gambar
atau hasil karya seni rupa yang lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
faktor kejiwaan, situasi anak pada waktu berkarya [kadar minat, situasi di rumah
yang terbawa di kelas, suasana kelas, dan sebagainya] sebagai faktor indogen
yang mempengaruhi keinginan berkarya. Di samping itu, faktor eksternal juga
perlu diantisipasi, misalnya campur tangan guru, bahan/materi yang kurang
diminati, dan tema yang tidak menggugah minat.
Teknik evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi atau teknik ranking yang biasanya
digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih karya-karya yang dianggap memenuhi
persyaratan, lantas dibuat perbandingan, kemudian ditentukan urutan dengan
memberi skor/nilai pada setiap karya. Sedangkan teknik penilaian langsung,
biasanya berkaitan dengan pelajaran di kelas, yang merupakan umpan balik dari
hasil pelajaran yang telah diberikan. Penilaian dapat berupa huruf atau angka.
Untuk memperoleh penilaian yang mendekati sempurna, diperlukan pertimbangan
dengan menambahkan penilaian berdasarkan proses berkarya. Penilaian ini, biasa
disebut penilaian pendekatan proses. Perlu diketahui, bahwa dilema yang muncul
dalam mengevaluasi karya seni adalah adanya sifat subyektif. Maka dengan
menambahkan hasil pengamatan dengan perilaku dalam proses berkarya,
mengamati situasi kejiwaan, minat dan tipologi anak, akan didapat peluang untuk
menilai secara lebih objektif.
Selain itu, terdapat penilaian produk, yang pada prinsipnya penilaian yang
mengacu pada hasil karya anak. Penilaian produk didasarkan pada kriteria untuk
memperoleh hasil penilaian yang lebih objektif.

D. Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa


Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa Untuk mengadakan
penilaian terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa aspek yang
bisa dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian. Dari aspek atau ukuran
penilaian yang akan dibahas nanti, tidak mutlak semua harus digunakan, karena
tidak semua karya seni rupa cocok dengan ukuran penilaian tersebut. Aspek-aspek
atau ukuran penilaian itu adalah :
a) Aspek Ide atau Gagasan
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari
imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan
melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan
memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan
ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi
itulah yang disebut kreativitas.
b) Aspek Penguasaan Teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit
dan punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan berdampak
pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik juga harus
menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan dalam
pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan. Itulah
sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian sebuah
karya seni.
c) Aspek Penguasaan Bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya
sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih
banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan
karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan
berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan
dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.
d) Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu
mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga perlu
mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi
utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu
dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan,
segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam penggunaannya.
e) Aspek Wujud (Form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip
komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan
(balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity). Prinsip itulah yang
menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud atau form.
f) Aspek Gaya atau Corak
Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi
individual seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan
tercermin karya-karya yang keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun
dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya atau corak seseorang dalam
menciptakan karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian pada sebuah
apresiasi.
g) Aspek Kreativitas

Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan


karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam
penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau
memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada
penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian
dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.

h) Aspek Tempat

Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian
dari seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan
dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus berbeda
dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan
suatu rumah makan besar.
i) Aspek selera dan agama
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan
oleh orang banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama
yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus dipertimbangkan hal-hal yang
sedang menjadi tren di masyarakat, misalnya dari segi model/bentuk, warna,
ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama, hal-hal yang menjadi bahan
pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya seni yang diciptakan, motif
Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama Hindu. Hal-hal seperti itu
penting karena jika tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan
mendapat tempat dihati masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui
permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang Cara Penilaian Seni Rupa
Anak yang cukup singkat, Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu
pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu
pendidikan seni rupa perlu ditananmkan pada anak sejak usia dini, agar bakat
yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas yang
dimiliki anak.
DAFTAR PUSTAKA

Pamadhi Hadjar,2009 Pendidikan Seni di SD. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka

Conny R Semiawan, 1992. Pengembangan Kurikulum Berdiferensiasi: Jakarta:


Gramedia

Anda mungkin juga menyukai