PROPOSAL PENELITIAN
(Proposal Ini Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Metodologi Penelitian)
Oleh:
Siti Khomairroh
06131181823004
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
A. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan sistem pendidikan yang berlaku di
Indonesia saat ini. Sistem ini diberlakukan serentak oleh pemerintah di seluruh
sekolah yang ada di Indonesia pada tahun 2018. Proses pembelajaran adalah
merupakan suatu sistem. Kurikulum 2013 sangat berbeda jauh dengan
kurikulum sebelumnya dalam berbagai aspek. Perbedaan Kurikulum 2013
dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2006 sangat terlihat jelas pada
pendidikan Sekolah Dasar. Sebelumnya pengajaran sekolah dasar dibagi
menjadi beberapa mata pelajaran. Dalam kurikulum 2013, pengajaran sekolah
dasar dibagi menjadi beberapa tema. Setiap tema mengandung beberapa
pelajaran seperti matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia, namun demikian
untuk kelas tinggi yakni kelas empat, lima dan enam pada muatan matematika
dipisahkan secara tersendiri.
Pelajaran matematika di sekolah dasar terdiri dari beberapa pokok
bahasan yang salah satunya adalah pecahan. Pecahan merupakan salah satu
pokok bahasan yang dianggap sulit dipahami dengan cepat oleh peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya mengajar berpedoman pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, berdasarkan teori-teori pembelajaran,
menggunakan metode pembelajaran yang menunjang dalam pelaksanaan
tersebut. Hal ini diharapkan agar tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
dapat mudah untuk diterima dan dipahami oleh peserta didik sehingga
berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar peserta didik .
Salah satu teori belajar yang dikembangkan pada pandangan kognitif
tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis dapat diterapkan pada
pembelajaran pokok bahasan yaitu discovery learning (belajar penemuan) yang
dikemukakan oleh Jerome Bruner. Menurut Bruner, (dalam Nursyam 2006)
bahwa: agar proses mempelajari proses mempelajari suatu pengetahuan atau
kemampuan berlangsung secara optimal, dalam arti pengetahuan atau
kemampuan tersebut dapat diinternalisasi dalam struktur kognitif orang yang
bersangkutan, pengetahuan atau kemampuan tersebut perlu dipelajari secara
bertahap dimulai dengan mempelajari pengetahuan secara aktif dengan
menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan benda nyata. Kemudian
pengetahuan itu diwujudkan dalam bentuk gambar yang menggambarkan situasi
konkrit dan akhirmya pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk-bentuk
abstrak. Proses pembelajaran yang meliputi tahap-tahap belajar teori Bruner
seperti di atas memungkinkan peserta didik dapat memahami konsep yang
diajarkan dan guru dapat mengetahui strategi belajar dan cara berfikir peserta
didik serta dapat mempermudah pengembangan berbagai konsep dan prosedur
dalam matematika khususnya dalam memahami konsep pecahan. Menyadari
pentingnya mengajarkan materi pecahan pada jenjang Tingkat Dasar yang
berfungsi sebagai pondasi awal peserta didik dalam bidang matematika, maka
pembelajaran ini harus didasari dengan konsep, sehingga diharapkan denga
menggunakan teori belajar Bruner Discovery Learning dapat mempengaruhi
hasil belajar peserta didik
Hal ini sejalan dengan penelitian Rijal.S tahun 2016 yang berjudul
“Efektivitas Pembelajaran Matematika Siswa Melalui Penerapan Teori Belajar
Bruner” dan Widyaningrum tahun 2011 yang berjudul “Tahapan J. Bruner
dalam Pembelajaran Matematika pada Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Bulat di Sekolah Dasar” yang keduanya menyatakan pengguanaan teori belajar
Bruner dapat mengefektifkan peserta didik dalam muatan pelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian berjudul “Pengaruh Penerapan Teori Belajar Bruner Melalui
Metode Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV
Sdn 2 Indralaya Pada Materi Pecahan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi, yaitu antara lain:
1.2.1 Materi pecahan yang masih dianggap sulit dipahami bagi peserta didik
kelas IV SDN 2 Indralaya.
1.2.2 Guru sering kali kurang efektif dalam mengaplikasikan teori belajar yang
ada sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru.
C. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan metode penelitian eksperimen yaitu pre-eksperimental design. Penelitian ini
menggunakan satu sampel yaitu kelas eksperiment itu sendiri. Pada kelas eksperiment
diberi perlakuan berupa penggunaan teori belajar Bruner melalui metode Discovery
Learning dalam proses kegiatan belajar mengajar pada materi bilangan pecahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan suatu perlakuan terhadap sampel.
O1 × O2
Dimana:
O1=¿ Pretest (sebelum dilakukan treatment atau perlakuan)
O2=¿ Post-test (sesudah dilakukan treatment atau perlakuan)
×=¿ Treatment (perlakuan)
3.4.2 Sampel
Menurut Notoadmodjo (2010), sampel dalam penelitian diartikan sebagai subjek
ataupun objek yang mewakili semua populasi yang sedang dilakukan penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi sampelnya kelas IV B sebagai kelas eksperimen dengan
pembelajaran materi bilangan pecahan menggunakan teori belajar Bruner Discovery
Learning. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
teknik Random Sampling karena tidak ada kelas unggulan di SDN 2 Indralaya sehingga
setiap anggota populasinya dianggap homogen.
Selanjutnya nilai yang telah didapat digolongkan sesuai table dibawah ini:
Tabel 3.2 Kualifikasi atau Penggolongan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi
Pecahan
Dengan:
⟨g⟩ : gain skore
⟨ S posttest ⟩ : Nilai postest
⟨ S pretest ⟩ : Nilai pretest
nilai max s kore : nilai maksimal yang mampu diperoleh dalam hal ini adalah 100
Selanjutnya skore gain yang telah diperoleh dikategorikan sesuai table dibawah ini:
Tabel 3.3 Kategori Gain Termolisasi
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan statistik inferensial. Yaitu dilakukan uji
normalitas yaitu dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan taraf significant 0,05
dengan SPSS untuk mengetahui dsts tersebut berdidtribusi normal atau tidak. Dengan
hipotesis pengujian :
H 0 : data didapat dari populasi yang berdistribusi normal
H a : data didapat dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Apabila Asymp. Sig>0,05 maka H 0 diterima yang artinya data berasal dari populasi
yang berdistibusi normal.
Apabila Asymp. Sig <0,05 maka H 0 ditolak yang artinya data berasal dari populasi yang
tidak berdistibusi normal.
Selanjutnya melakukan Uji Hipotesis dengan uji-t untuk mengetahui perbandingan nilai
pada pretest dan posttest.
Dengan hipotesis statistic:
H 0 : μ1 ≥ μ2 tidak terdapat pengaruh penggunaan teori belajar Bruner melalui metode
Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 2
Indralaya
H a : μ1 < μ2 terdapat pengaruh penggunaan teori belajar Bruner melalui metode
Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 2
Indralaya
Menggunakan rumus:
Md
√
t hitung = … … … … … … … … … … … (3.3)
2
(∑ d )
∑ d 2− n
n( n−1)
Dimana M d =
∑ d … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(3.4)
n
Dengan :