Oleh :
Pembimbing
Pembahas I Pembahas II
Mengetahui
Koordinator program studi Pendidikan Matematika
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
I PENDAHULUAN 1
iii
I. PENDAHULUAN
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
pembelajaran yang ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru
Oleh karena itu menjadi seorang guru tidak hanya berkaitan dengan mengajar atau
pada setiap jenjang pendidikan termasuk sekolah menengah pertama, tetapi tidak
1
2
dalam mata pelajaran matematika. Selama ini terkesan masih banyak guru
matematika yang menjelaskan materi hanya dengan ceramah dan jarang mengajak
siswa untuk aktif dalam mengembangkan materi sehingga hanya terjadi guru
mentransfer ilmu ke siswa namun tanpa adanya timbal balik didalam prosesnya.
menggunakan model, strategi, dan media pembelajaran yang tepat, sehingga target
tersebut, model pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu desain, pola atau
di kelas. Hal itu dilakukan untuk menciptakan suasana yang menunjang agar
siswa merasa bebas untuk merespon secara alami dan teratur, dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Karena itu, pengkajian pemilihan model
pembelajaran yang tepat menjadi hal yang perlu dilakukan, agar sesuai dengan
2
3
guru. Oleh sebab itu, guru diharapkan selektif dalam menentukan dan
pelajaran tertentu.
Kegiatan belajar mengajar hendaknya tidak hanya berfokus pada guru, tetapi
juga harus melibatkan siswa aktif. Salah satu model yang cocok dalam
masalah tersebut. selain itu siswa tidak akan merasa jenuh, dan bosan dengan
3
4
pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran merupakan alat bantu berupa fisik
maupun nonfisik yang digunakan sebagai perantara antara pengajar dan peserta
sehingga penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif
pembelajaran lebih cepat dipahami siswa dan menarik minat siswa untuk belajar
lebih lanjut. Pendapat lain dikemukakan oleh Briggs (Sadiman et al., 2008) bahwa
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan sehingga merangsang siswa untuk
bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
didik untuk memahami materi yang diajarkan karena memiliki komunikasi dua
arah. Media pembelajaran terdiri atas berbagai macam jenis. Salah satu jenis
4
5
media Audio Visual Aids (AVA) atau media yang dapat dilihat atau didengar.
Media audio motion visual (media audio visual gerak) yakni media yang
mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini
paling lengkap. Informasi yang disajikan melalui media ini berbentuk dokumen
yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar
lebar melalui projector dapat didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya
didik bila digunakan dengan cara yang konsisten dengan teori pembelajaran
dimensi adalah materi luas dan permukaan bangun ruang sisi datar pada kelas
VIII.
peneliti dengan guru matematika di SMP Katolik Palu menunjukkan bahwa materi
matematika yang masih banyak dirasakan sulit dan susah untuk dipahami oleh
siswa salah satunya ialah materi bangun ruang. Guru menjelaskan hal ini terjadi
bangun ruang tersebut, yang mana pada materi ini banyak menggunakan alat
5
6
apa yang dijelaskan oleh guru yang berakibatkan pada rendahnya hasil belajar
siswa. Sudah banyak cara yang dilakukan guru dalam menangani masalah ini
siswa aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan
reflektif.
Namun hal ini juga belum sepenuhnya berhasil dikarenakan guru masih
mengajar dengan media yang digunakan guru yang belum beragam (masih
suara, gambar bergerak, maupun objek tiga dimensi. Oleh karena itu, calon
6
7
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar siswa
pembelajaran pada materi bangun ruang siswa kelas VII SMP Katolik Palu.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dan salah satu acuan bagi guru dalam
c. Bagi Sekolah
pembelajaran Matematika.
d. Bagi Peneliti
2. Video Pembelajaran adalah gambar gerak yang terdapat seragkaian alur dan
pembelajaran.
3. Hasil belajar adalah pencapaian optimal yang diperoleh siswa dari serangkaian
kegiatan pembelajaran dalam hal ini meliputi pengetahuan siswa pada materi
4. Bangun Ruang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi
datar (kubus dan balok) yang doajarkan pada siswa kelas VII SMP.
10
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu seperti
penelitian yang dilakukan oleh Eka Damayanti, Susiswo, dan Cholis Sa’dijah
(2022).
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diselesaikan dalam dua siklus
siklus I ke siklus II dengan rata-rata hasil belajar dari 73,28 ke 80,16 dan
Sa’dijah mempunyai revelansi dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu pada
11
Pembelajaran.
dimensi tiga dengan bantuan video pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari enam pertemuan. Instrumen
pengumpulan data menggunakan LKPD, tes tertulis dan observasi guru dan
belajar pada materi dimensi tiga dengan menerapkan model discovery learning
mempunyai revelansi dengan penelitian yang calon peneliti lakukan yaitu pada
pembelajaran.
Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Tema 9 Di Kelas
12
siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan, yaitu terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, tindakan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah semua peserta
didik kelas V SD Negeri 3 Sokawera yang berjumlah 27 peserta didik dari 13 laki-
dan non tes. Indikator dalam penelitian ini terjadi peningkatan motivasi belajar
peserta didik sekurangkurangnya 70% dari seluruh peserta didik mencapai kriteria
baik yang dibuktikan dengan lembar observasi motivasi belajar peserta didik dan
dan prestasi belajar peserta didik. Hasil motivasi belajar peserta didik dibuktikan
dengan hasil nilai rata-rata dari siklus I yaitu 6,5 dan meningkat pada siklus II
yaitu menjadi 7,00. Rata-rata presentase observasi motivasi belajar peserta didik
dari siklus I adalah 81,48% dengan kriteria sangat baik, dan pada siklus II yaitu
menjadi 77,7 dengan kriteria sangat baik. Hasil prestasi belajar peserta didik
dibuktikkan dengan hasil nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 76,42 dengan
presentase ketuntasan sebesar 68,51%, sedangkan nilai rata-rata kelas pada siklus
13
media video dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik kelas
V SD Negeri 3 Sokawera.
dengan penelitian yang calon peneliti lakukan yaitu pada focus Penerapan Model
peru bahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik. Penilaian hasil dan proses
belajar saling berkaitan satu sama lain. Agus Suprijono (2009:5) juga
tidak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
membagi 3 macam hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita masing-masing jenis hasil
belajar dapat di isi dengan bahan ajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif yang berkenaan dengan
hasil belajar, ranah efektif yang berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotor
penilaian hasil belajar. Yang paling sering dinilai oleh guru adalah ranah kognitif,
pengajaran.
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
pembelajaran. Dari penelitian ini yang diharapkan ialah peningkatan hasil belajar
suatu rencana atau pola, yang dapat diterapkan dalam membentuk kurikulum
belajar, guna mencapai tujuan tertentu serta berfungsi sebagai pedoman bagi para
pembelajaran.
pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat diterapkan atau
pembelajaran.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek
proses dan aspek produk. Aspek proses yakni aspek dimana mengacu apakah
peserta didik serta mampu mendorong peserta didik agar aktif dalam belajar dan
berpikir kreatif. Aspek produk yakni aspek yang mengacu pada pembelajaran,
atau kompetensi yang telah ditentukan. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
yang sesuai dan efisen dalam mencapai tujuan pendidikan. Model pembelajaran
a) Berdasarkan pada teori pendidikan serta teori belajar dari para ahli tertentu.
Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan
berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi
pelajaran mengarang.
pembelajaran, (b) adanya prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem sosial, dan (d)
tersebut meliputi: (a) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan
pengalaman langsung siswa dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil
a. Arends
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar secara
402).
b. Rusman
dengan cara mengatur proses belajar dengan sedemikian rupa sehingga siswa
Menurut Syah (2017, hlm. 243) langkah atau tahapan dan prosedur
lalu ditafsirkan;
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan
c. Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan
dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer
untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru pula.
sebagai berikut:
masalah.
22
sendiri.
a) Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
bagi peserta didik yang kurang memiliki kemampuan kognitif yang rendah
b) Model ini tidak cukup efisien untuk digunakan dalam mengajar pada
jumlah peserta didik yang banyak hal ini karena waktu yang dibutuhkan
c) Harapan dalam model ini dapat terganggu apabila peserta didik dan
perhatian.
mendasar pada diri peserta didik, daya ingat peserta didik akan lebih baik, serta
Learning ini juga akan dapat membantu tercapainya tujuan pengajaran yang
dasar, harus pandai merangsang peserta didik, tujuan yang diinginkan harus
pengalaman baru kepada sebilangan pelajar. Media video dan televisi dapat
membawa pelajar ke mana-mana saja, terutama sekali jika tempat atau peristiwa
yang ditayangkan itu terlalu jauh untuk dilawati, atau berbahaya. Dengan
penayangan video, pelajar dapat merasa seolah-olah mereka berada atau turut
elektrik dapat ditunjukkan kepada pelajar melalui video. Kiranya dapat membantu
media berbentuk simulasi adalah perisian yang memberi gambaran situasi sesuatu
bertindak balas terhadap keadaan tersebut. Pengaruh media video akan lebih cepat
dan emosi manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar, fokus dan mempengaruhi
emosi dan psikologi anak didik sangat diperlukan. Karena dengan hal tersebut
peserta didik akan lebih mudah memehami pelajarannya. Tentunya media video
pemebelajaran.
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan kegiatan belajar, dan
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan
akan diperoleh peserta didik. Pada kelas eksperimen yang mana memanfaatkan
25
kegiatan praktikum peserta didik lebih terarah (Retno, dalam Dimyati, 2006: 9).
sekedar menyampaikan materi sesuai dengan kurikulum. Akan tetapi ada hal lain
yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi minat peserta didik dalam
belajar. Hal tersebut berupa pengalaman atau situasi lingkungan sekitar, kemudian
dibawakan ke dalam materi pelajaran yang disampaikan melalui video. Selain itu
juga dalam pelajaran peraktek peserta didik akan lebih mudah melakukan apa
yang dilihatnya dalam video daripada materi yang disampaikan melalui buku atau
gambar. Kegiatan seperti ini akan memudahkan peserta didik dan guru dalam
media yang cocok untuk berbagai ilmu pembelajaran, seperti kelas, kelompok
kecil, bahkan satu peserta didik seorang diri sekalipun. Hal itu, tidak dapat
dilepaskan dari kondisi para peserta didik saat ini yang tumbuh berkembang
menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video dengan durasi yang hanya
beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat
1. Kubus
26
Bangun kubus adalah bangun ruang sisi datar yang semua sisinya berbentuk
persegi dan semua rusuknya sama panjang. Ingat ya, sifat kubus yang paling
utama adalah, semua sisinya persegi dan semua rusuknya sama panjang.
b. Sifat-Sifat Kubus
Ternyata, kubus itu punya beberapa sifat-sifat tersendiri juga lho. Sifatnya
bukan seperti sifat manusia. Kalau sifat manusia kan ada yang baik hati, rajin, dan
sebagainya. Nah, kalau kubus itu berbeda lagi. Sifat kubus terdiri dari 8 macam,
yakni:
2. Semua sisi dari bangun kubus memiliki ukuran serta dimensi yang sama,
4. Setiap sisi garis bangun kubus berhadapan dengan empat sisi lainnya dan
sama besarnya,
c. Jaring-jaring Kubus
Seperti halnya bangun ruang yang lain, kubus juga memiliki jaring-jaring atau
pola pembelahan, yang bila disatukan akan membentuk bangun ruang. Untuk
jaring-jaring kubus, kamu mari kita lihat pada gambar dibawah ini.
27
1. Rumus Kubus
a. Volume Kubus
s
V =s =s × s × s
2
L p=6 × s × s=6 × s
2. Contoh Soal
a. Sebuah dadu berbentuk kubus dengan panjang rusuk 12 cm. Volume dari
kertas kado. Jika kotak kado Yanti berbentuk kubus dengan sisi sepanjang
8 cm, maka luas kertas kado yang diperlukan Yanti adalah sebesar
2 2
L p=6 × s × s=6 × s =6 × 8 =38
28
2. Balok
Balok merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang sisi sejajar
yang berbentuk persegi atau persegi panjang dengan setidaknya terdapat satu
a. Sifat-sifat Balok
1. Memiliki total 12 rusuk, yang terdiri dari 4 rusuk panjang, 4 rusuk lebar,
dan 4 rusuk tinggi.
2. Sisi balok berbentuk persegi panjang atau persegi panjang dan persegi.
3. Memiliki 6 sisi, yang terdiri dari 3 pasang, yaitu sisi depan-belakang, sisi
atas-bawah, dan sisi kiri-kanan.
5. Memiliki 12 diagonal sisi yang terdiri dari 3 diagonal yang sama panjang
untuk setiap pasangan sisi.
b. Jaring-Jaring Balok
apabila bentuk tersebut dilipat dan membentuk sebuah balok. Jaring balok
mempunyai banyak variasi, sebab bentuk sisinya terdiri atas bangun datar
persegi panjang. Dengan cara memotong model balok pada rusuk-rusuk tertentu
c. Rumus Balok
Lp=2×( ( p ×l ) + ( p ×t ) + ( l× t ) )
4. Volume Balok
V = p × l×t
d. Contoh Soal
Sebuah balok memiliki panjang 20 cm, lebar 14 cm, dan tinggi 10 cm.
Lp=2× ( ( p × l ) + ( p × t )+ (l ×t ) )
¿ 2 ×620
2
¿ 1240 cm
30 cm dan panjang 40 cm. Lalu akuarium itu diisi dengan air hingga
30
tersebut?
V = p × l×t
¿ 40 × 30× 30
3
¿ 36000 cm
31
paling sulit oleh kebanyakan siswa, membuat siswa kurang aktif dalam
pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Guru dalam
proses belajar mengajar selalu bertujuan agar materi yang disampaikan dapat
siswa pada belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari
yang digunakan sebagai perantara antara pengajar dan peserta untuk memahami
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Video sebagai media pembelajaran sudah
pemahaman peserta didik bila digunakan dengan cara yang konsisten dengan teori
video yang membutuhkan visualisasi objek tiga dimensi salah satunya materi luas
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang di SMP Katolik Palu.
Masalah Penggunan
Model dan Media Rencana Tindakan Tindakan
Pembelajaran yang PTK
masih bersifat Penggunaa
Konvensional
Penyelesaian
masalah adanya
peningkatan hasil
belajar siswa dalam
matematika
Materi Bangun Ruang dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP
Katolik Palu”
III. METODE PENELITIAN
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas (PTK)
objektif dan analisis matematis (statistik) terhadap sampel data yang diperoleh
melalui kuesioner, jejak pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk
penelitian. Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan guru dengan tujuan agar
lebih mudah dan teliti dalam kegiatan observasi . Menurut Sugiyono (2018, hlm.
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak
analisis data bersifat jumlah atau banyaknya (kuantitatif) atau statistik, dengan
deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan subyek yang dapat
atau bidang kehidupan manusia, yakni manusia dan semua yang dipengaruhi
olehnya dimana dalam penelitian ini siswa kelas VII SMP Katolik Palu menjadi
subjek peneilitiannya.
Dalam proses penelitian ini peneliti melihat hasil belajar siswa yang
kuantitatif, hal ini dikarenakan data yang hendak peneliti ambil berbentuk data
statistik atau angka. Setelah itu, peneliti akan melakukan wawancara yang akan
deskriptif untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang diperoleh
pada materi bangun ruang siswa kelas VIII SMP Katolik Palu.
Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini
gambar berikut:
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart (1992: 11)
sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Discovery Learning.
2. Tindakan (Acting)
berikut:
a. Observasi (Observing)
b. Refleksi (Reflecting)
38
atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak
Katolik Santo Paulus Palu, yang berlokasi Jl. Danau Poso,No 8, Kec. Palu Barat.,
Kota Palu.
Penelitian ini dilakukan di SMP Katolik Santo Paulus Palu Kecamatan Palu
Barat Kota Palu dengan subjek tindakannya adalah peserta didik kelasa VIIA
Tahun 2022/2023 pada mata pelajaran matematika dengan jumlah peserta didik
kemampuan beragam.
1) Observasi
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya sesuatu kegiatan
yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
Metode ini digunakan untuk melihat, mengamati dan mencatat kondisi siswa
yang diamati dalam observasi adalah observasi psikomotorik siswa dan observasi
2) Tes
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar
Pendapat diatas tersebut dapat diketahui bahwa metode ini diperlukan untuk
adalah jenis Posttest dimana tes ini dilakukan pada akhir pembelajaran. Tes atau
soal yang diujikan pada penelitian berupa tes essay (uraian) materi bangun ruang.
3) Dokumentasi
Katolik Palu. Adapun data yang diambil melalui metode ini adalah foto kegiatan
yang digunakan dalam pembelajaran peserta didik serta data lain-lain yang terkait
tentang dokumen.
Data yang dikumpulkan tidak akan bermakna tanpa dianalisis yakni diolah
merupakan langkah penting dalam PTK. Menganalisis data adalah suatu proses
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang
Data PTK sesuai dengan ciri dan karakteristik serta bentuk hipotesis PTK,
analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru
dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa, analisis data PTK
dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak
42
proposisi.
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik
ketuntasan belajar.
a) Menghitung rata-rata
x=
∑ x Keterangan :
N
x :Rata-rata nilai
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar
2) Secara klasikal dinyatakan tuntas apabila nilai siswa yang sudah tuntas
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal, M., Hotimah, Nurhaedah, AP, N., & Khaerunnisa. (2020). Peningkatan
Kompetensi Guru Sekolah Dasar dalam Mengembangkan Bahan Ajar
Digital di Kabupaten Gowa. Jurnal Publikasi Pendidikan, 10(3), 266–
270. http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend
Fatchan, A. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Skripsi, Tesis dan
Disertasi. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.
45
Tim Gakko Tosho. (2021) .Matematika SMP Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan,Badan Penelitian dan Pengembangan
46