Di Susun Oleh:
KELOMPOK I
Nama Mahasiswa:
1. Nurul Afriza Siregar (NIM.2181141007)
2. Junita Damanik (NIM.2183141010)
3. Syifa Faadhillah (NIM.2183141016)
4. Madina Auliya (NIM.2181141004)
5. Ajeng Saskia Arisandi (NIM.2181141014)
6. Uswatun Khairiyah (NIM.2181141009)
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada Kami, sehingga mampu menyelesaikan
tugas “Mini Riset”. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Kami yaitu “Strategi
Belajar Mengajar”.
Tugas Mini Riset ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua khusunya dalam hal Model dan Metode Pembelajaran Seni. Kami menyadari bahwa tugas Mini
Riset ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, Kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas,
karena keterbatasan ilmu dan pemahaman Kami yang belum seberapa. Karena itu kami sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini.
Kami berharap semoga tugas Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Kami khususnya.
Atas perhatiannya Kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah hal yang penting dalam sistem pendidikan. Pendidikan tidak dapat lepas dari seorang
guru. Guru juga sebagai ujung tombak pendidikan, yang mengantarkan peserta didiknya kedepan pintu
kesuksesan. Guru adalah hal yang mampu mempengaruhi peserta didiknya untuk melakukan hal yang
baik. Guru adalah orang yang cerdas, orang yang mampu memberi motivasi kepada peserta didiknya.
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan-kemampuan yang khusus dibidangnya.
Di dunia pendidikan guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pengembang
kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar
yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberi ruang pada siswa untuk berpikir aktif,
kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengolaborasikan kemampuannya.
Seorang guru membutuhkan model dan metode pembelajaran dalam menjalani proses belajar
mengajarnya. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial (Trianto, 2007:1).
Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku
peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya
belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat
menjadi SOLAT (Style of Learning and Teaching) (Nanang, 2012:41).
Pemahaman – pemahaman mengenai model pembelajaran sangat penting bagi seorang guru.
Namun masih banyak guru di Indonesia yang kurang pemahamannya akan model pembelajaran.
Kebanyakan dari mereka hanya mampu menerapkan model pembelajarannya namun tidak mengerti
sebenarnya model apa yang sedang mereka gunakan itu. Karena keterbatasan pengetahuan yang kurang
akan model pembelajaran tentunya akan menyulitkan seorang guru untuk memilih model pembelajaran.
Di Indonesia ini juga masih ada guru yang mengajar tidak sesuai bidang kelulusannya. Hal tersebut
pastinya mempengaruhi cara mengajar yang berbeda dengan guru yang mengajar mata pelajaran yang
sesuai kelulusannya.
Sebagai seorang guru tentu harus menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk
menghantarkan siswanya ke gerbang pemahaman yang lebih mumpuni. Bagaimana dengan
pembelajaran seni budaya? Didalam pelajaran seni budaya terdiri beberapa aspek yaitu seni musik, seni
rupa dan seni tari. Nah model pembelajaran apa yang dapat digunakan dalam pembelajaran seni tari?
LANDASAN TEORI
Menurut Morgan (1987) belajar adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Menurut Bruner dalam Romberg (1999) bahwa belajar adalah proses aktif siswa dalam
mengkonstruk (membangun) pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Menurut Pavlov bahwa belajar terjadi proses pengkondisian (conditioning). Stimulus yang
dikondisikan untuk mendapat respon yang terkondisi. Pengkondisian ini dilakukan seiring dengan
pembentukan perilaku yang diinginkan.
Menurut Sudjana belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai suatu prose yang diarahkan kepada tujuan dan
proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu.
Menurut Watson belajar didefinisikan sebagai suatu proses conditioning reflect (respon) melalui
pergantian dari satu stimulus kepada stimulus yang lain.
B. Model Pembelajaran
Guru adalah tenaga pendidik yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswanya.
Seorang guru harus memiliki kemampuan pedagogik atau kemampuan dalam belajar mengajar. Untuk
melakukan proses belajar mengajar tentunya seorang guru harus memiliki model dan metode
pembelajaran. Dalam penentuan model dan metode pembelajaran seorang guru juga dapat memahami
karekteristik atau minat dan bakat siswanya terlebih dahulu. Dari kemampuan pedagogik yang harus
dimiliki guru juga sangat berpengaruh dengan motivasi belajar siswa.
Guru
Model/Metode
METODE SURVEY
Subject penelitian pada mini riset kali ini ialah guru seni budaya SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan.
Pelaksanaan penelitian (Mini Riset) ini menggunakan teknik pengambilan data sebagi berikut :
1. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula oleh responden. Dalam teknik ini kami membuat sejumlah pertanyaan tentang model
pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar, bagaiamana melaksanakan pembelajaran, media apa
yang biasa digunakan dalam pembelajaran, bagaimana mengevaluasi hasil belajar, dan bagaimana
perkembangan peserta didiknya.
2. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan
gagasan yang sudah diketahui sebelumnya untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.
Dalam teknik ini kami melakukan pengamatan bagaimana proses belajar mengajar guru seni budaya di
SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan.
3. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, agenda atau lain sebagainya. Pada sebuah penelitian,
teknik dokumentasi digunakan sebagai sumber data pendukung. Dokumen yang dimaksud bisa berupa
foto-foto yang berkaitan dengan penelitian dan ke semua dokumentasi ini akan dikumpulkan untuk
dianalisis demi kelengkapan data penelitian. Dalam teknik ini, kami mengambil gambar atau potret
tentang keadaan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam proses
belajar mengajar.
BAB IV
Penanya : “Ada berapa guru seni budaya di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan ini?”.
Narasumber : “Guru seni budaya seluruhnya ada tiga. Tapi yang dua seni musik dan satu seni tari
yaitu Ibu. Setiap guru membawa paralel, Ibu membawa kelas satu, yang dua lainnya
Narasumber : “Sebenarnya kalau model pembelajaran berganti – ganti sih banyak sekali. Sesekali Ibu
menggukan model pembelajaran discovery untuk diakhir, kemudian yang sekarang ini
adalah PBL dengan metode ceramah dan metode – metode yang lain Ibu kumpulkan
menjadi satu, karena tidak bisa hanya satu metode pembelajaran yang dilakukan untuk
sebuah pembelajaran”.
Penanya :”Apakah dari model PBL itu ada hasil pembelajaran dari siswa?”.
Narasumber :”Ya... Tentu ada. Hasil mereka disimpulkan dan didemonstrasikan oleh mereka agar
Narasumber :”Kalau untuk project sih tidak sampai dipertunjukkan seperti event besar ya, karena
pembelajarannya ada empat cabang yaitu ada cabang seni rupa, seni musik dan seni
teater”.
Penanya :“Untuk dibidang seni tari sendiri, tari apa yang sudah Ibu ajarkan kepada mereka?”
Narasumber :”Kalau mereka diajarkan tari itu di eskul, dikelas mereka hanya bisa memahami kayak
kulit – kulitnya aj. Jdi kalau untuk lebih memantapkan Ibu ajarkan di eskul.
Penanya :”Jadi di sekolah ini ada eskul tari juga. Baik bu... terima kasih atas waktunya. Mohon
maaf jika kami sangat merepotkan Ibu!. Assalmu’alaikum bu!”.
2. Observasi
Pada saat melakukan observasi, guru seni tari di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan menggunakan
model pembelajaran Problem Base Learning (PBL) dengan metode demonstrasi dan diskusi.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data diatas, telah diketahui bahwa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan terdapat tiga
orang guru seni budaya diantaranya ada dua orang guru seni musik dan satu orang guru seni tari. Setiap
guru membawa paralel, guru seni tari mengajar di kelas VII, satu guru seni musik mengajar di kelas
VIII dan satu guru seni musik mengajar di kelas IX.
Terkhusus pada guru seni tari, setiap proses belajar mengajarnya guru membawakannya
menggunakan model pembelajaran yang berbeda - beda dengan berbagai metode pembelajaran yang
menjadi satu kesatuan. Misalnya model pembelajaran Problem Base Learning. Bahan ajarnya diambil
dari Buku Seni Budaya SMP/MTS Kelas VII 2016. Guru seni tari di SMP Negeri 1 Percut melakukan
proses belajar mengajar sangat baik dengan model pembelajaran yang dibawanya. Terlihat dari siswa-
siswanya mudah memahami materi pembelajarannya. Dari hasil pembelajaran, siswa
mendemonstrasikannya ke depan sehingga siswa yang lain juga ikut memahami materi
pembelajarannya. Artinya guru seni tari paham mengenai model – model pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil mini riset yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam membawa pelajaran seni
tari guru bisa menggunakan model pembelajaran yang berbeda – beda setiap pertemuannya. Seorang
guru harus paham mengenai model – model pembelajaran. Untuk membawakan model pembelajaran
dalam suatu proses belajar mengajar, model yang digunakan harus tepat agar siswa mudah memahami
materinya.
5.2 Saran
Dari mini riset yang telah kami lakukan, kami menyarankan kepada seluruh guru agar mampu
memahami model – model pembelajaran dan membawakannya secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin & Esa Nurwahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214121410483.pdf
LAMPIRAN
Dokumentasi
1. Observasi
3. Foto bersama