BOOK REPORT
Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga tugas critical book report ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula saya
ucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari dosen pengampu yang telah membantu dan
memberikan penjelasan tentang tugas critical book report ini.
Dan harapan saya critical book report ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan senang
hati saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya saya dapat membuat
critical book report dengan lebih baik.
Saya juga memohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat kesalahan
pengetikkan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud saya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................60
1.1 kesimpulan........................................................................................................ 12
1.2 Saran................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Buku I
- Judul : Strategi Belajar Mengajar
- Pengrang : Drs. Hamdani, M.A
- Penerbit : CV Pustaka Setia
- ISBN : 978-979-076-161-2
- Cetakan ke : 10
- Tahun Terbit : 2011
- Jumlah Halaman : 344
Buku II
- Judul : Strategi Belajar Mengajar
- Pengarang : Dra. Roestiyah N.K
- Penerbit : Rineka Cipta
- ISBN : 978-979-518-171-2
- Cetakan ke :8
- Tahun Terbit : 2012
- Jumlah Halaman : 169
1.2 Ringkasan Buku I
Pengertian Strategi
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang
atau organisasi untuk sasmpai pada tujuan. Dalam KBBI, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan). Adapun ciri-ciri strategi
menurut Stoner dan Sirait adalah sebagai berikut :
- wawasan waktu
- dampak
- pemusatan upaya
- pola keputusan
- peresapan
Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan, dan
kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta
kemudahan secara optimal.
Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Adapun prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran
adalah kesiapan belajar, perhatian, motivasi, keaktifan siswa, mengalami sendiri, pengulangan,
materi pelajaran yang menantang, balikan dan penguatan, dan perbedaan individual.
Perbedaan Model Pembelajaran
- Model Pengembangan Perangkat Menurut KEMP
- Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick dan Carey
- Model Pengembangan 4-D
- Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif :
- setiap anggota memiliki peran
- terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
- setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman satu
kelompoknya
- guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok
- guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
- Pendekatan Konsep
- Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Ciri-ciri Pembelajaran
Strategi active learning adalah strategi belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan
mutu pendidikan. Menurut Melvin L. Silberman, strategi Actuve Learning merupakan sebuah
kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang kompheresif meliputi berbagai cara untuk
membuat peserta didik menjadi aktif. Prinsip prinsip strategi active learning adalah tingkah laky
mendasar yang selalu tampak dan menggambarkan keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar,baik keterlibatan mental, intelektual maupun emosional yang dalam banyak hal dapat
diisyaratkan langsung dalam bentuk keaktifkan fisik.
1. Prinsip motivasi
2. Prinsip latar konteks
3. Prinsip keterarahan pada titik pusat atau fokus tertentu
4. Prinsip hubungan sosial
5. Prinsip belajar sambil bekerja
6. Prinsip perbedaan perseorangan
7. Prinsip menemukan
8. Prinsip pemecahan masalah
1. Pengalaman
2. Interaksi
3. Komunikasi
4. Refleksi
Pendukung dari komponen pendekatan active learning adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi
2. Efektivitas
3. Kriteria lain
I. KETUNTASAN BELAJAR
KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang dipilih sekolah
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
belajar. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi karena
siswa memproleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Skinner berpandangan bahwa belajar
adalah suatu perilaku.
Peristiwa belajar yang disertai proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik
daripada belajar yang hanya dari pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hal ini,
karena belajar dengan proses pembelajaran melibatkan peran serta guru, bahan belajar, dan
lingkungan kondusif yang sngaja diciptakan.
Metode Pembelajaran
Adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena
penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pengajaran.
a. Ketepatan efektifitas penggunaan metode pembelajaran
Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, guru harus menentukan metode
pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran
terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja, orientasinya pada siswa belajar
secara optimal. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi
sebagai bimbingan agar siswa belajar.
b. Macam – Macam Metode Pembelajaran
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi ( diskusi kelompok ).
4. Demonstrasi dan eksperimen.
5. Tugas belajar dan resitasi.
6. Kerja kelompok .
7. Sosiodrama ( role playing ).
8. Pemecahan masalah.
9. Sistem regu.
10. Karyawisata ( field-trip).
11. Manusia sumber ( resource person ).
12. Survei masyarakat.
13. Simulasi.
14. Studi kasus.
15. Tutorial.
16. Curah gagasan.
17. Studi bebas.
18. Kelompok tanpa pemimpin.
19. Latihan ( drill).
20. Latihan kepekaan.
Model-Model Pembelajaran
1. Metode Role Playing
Adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran yang melalui pengembangan imajinasi
dan penghayatan siswa.
2. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction ( PBI ) menekankan masalah kehidupannya bermakna bagi
siswa dan peran guru dalam menyajikan maslah, mengajukan pertanyaan, dan
memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
3. Cooperative Script
Adalah metode belajar yang mengarahkan siswa untuk bekerja berpasangan dan secara
lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
4. Picture and Picture
Adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis.
5. Numbered Heads Together
Adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok,
kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa.
6. Metode Investigasi Kelompok ( Group Investigation )
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun
cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Deskripsi mengenai langkah-langkah
metode investigasi kelompok.
Seleksi topik
Merencanakan kerja sama
Implementasi
Analisis dan sintesis
Penyajian hasil akhir
Evaluasi
7. Metode Jigsaw
Dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-
komponen lebih kecil. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar
kooperatif, yang terdiri atas empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung
jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan
sebaik-baiknya.
8. Metode Team Games Tournament ( TGT )
Adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperattif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan reinforcement.
9. Model Student Teams- Achievement Divisions ( STAD )
Siswa dikelompokkan secara heterogen, kemudian siswa yang pandai menjelaskan
anggota lain sampai mengerti.
10. Model Examples Non Examples
Adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat
diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
11. Model Lesson Study
Adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang dengan sebutan Jugyokenkyuu.
Lesson study merupakan suatu proses untuk mengembangkan profesionalitas guru-guru
di Jepang dengan jalan menyelidiki atau menguji praktik mengajar mereka agar menjadi
lebih efektif
E-learning memungkinkan siswa untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisikmenghadiri
kelas.
b. pembelajaran dengn perangkat komputer.
Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas,dapat di simpulkan bahwa bahan
ajar merupakan bagian dari sumber belajar.
Di tinjau dari pihak guru, materi pembelajaran harus di ajarkan atau di sampaikan dalam
kegiatan pembelajaran. Di tinjau dari pihak siswa, bahan ajar harus dipelajari sisw dalam rangka
mencapai setandar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan di nilai menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
a. pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktifitas nya dalam proses
pembelajaran
b. pedoman bagi siswa yang mengarahkan semua aktifitas nya. Dalam proses
pembelajaran
- dll
-tantangan
-fantasi
-keingintahuan
2. menyajikan informasi
5. evaluasi
6.memberikan penghargaan
Dari beberapa pendapat dan penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
pelaksanaan suvervisi harus memegang prinsip: 1.demokratis 2. Ilmiah 3,kerja sama
4.konstruktif 5. Terpusat pada guru 6. Didasarkan atas kebutuhan guru 7.sebagai umpan balik
8.propesional.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut.
- Kecerdasan
- Faktor jasmaniah atau faktor fisikologis
- Sikap
- Minat
- Bakat
- Motifasi
b. faktor eksternal
Faktor eksternal adalah terdiri atas dua macam ia itu lingkungan sosial dan lingkungan
nasional. Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah,staf administrasi,
teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa ,alat belajaer dan lain-lain. Adapun lingkungan
nasional adalah gedung sekolah , tempat tinggal, dan waktu belajar.
Menentukan batas minimal keberhasilan belajar siswa berkaitan dengan upaya peningkatan
hasil belajar.
Brain storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas.Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru,kemudian siswa menjawab dan
memberikan pendapat. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk menguras habis, apa yang
dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru ke kelas tersebut.Teknik
brain storming digunakan karena memiliki banyak keunggulan seperti:
Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir dengan baik
Anak yang kurang selalu ketinggalan
Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja
Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan
Siswa tidak segera tau apakah pendapatnya itu betul atau salah
Tidak menjamin hasil pemecahan masalah
Masalah bisa berkembang kearah yang tidak di harapkan
2.INQUIRY
Inquiry adalah istilah dalam bahasa inggris;ini merupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan guru untuk mengajar di depan kelas.
Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
Dapat membentuk dan mengembangkan ‘sel-consept’ pada diri siswa, sehingga dapat
mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,bersikap
obyektif,jujur dan terbuka
Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri
Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik
Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri
Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi
dan mengakomodasi informasi
Otonomi siswa
Kebebasan dan dukungan pada siswa
Sikap keterbukaan
Percaya pada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri
Self-concept
Pengalaman inquiry, terlibat dalam masalah-masalah
3.EKSPERIMEN
Eksperimen dimaksud adalah salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suartu
percobaan tentang sesuatu hal mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaanya
kemudian hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksanaan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan,maka jumlah alat dan
bahan atau materi percobaan harus cukup bagi setiap siswa
Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan,atau
mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan
yang digunakan harus baik dan bersih
Kemudian dalam eksperimen adalah siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan ,maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga mereka
menemukan pembuktisn kebenaran dari teori yang dipelajari itu
Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk
yang jelas sebab mereka disamping memperoleh pengetahahuan pengalaman serta
keterampilan juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen itu
Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,seperti masalah
mengenai kejiwaan beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.kemungkinan
lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan
percobaan karena alatnya belum ada.
4.DEMONSTRASI
Teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen adalah demonstrasi.tetapi siswa tidak
melakukan percobaan.Dengan demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam,sehingga meembentuk pengertian dengan baik dan
sempurna,juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru
selama pelajaran berlangsung.
Bila anda melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai beriktr:
Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan intruksional,agar dapat membveri motivasi
yang kuat pada siswa untuk belajar
Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya
tujuan yang telah anda rumuskan
Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang
berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan yang lain
Apakah anda meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah,kondisi
dan tempatnya.juga anda perlu mengenal baik-baik atau telah mencoba terlebih dahulu
agar demonstrasi itu berhasil
Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan
Apakah tersedia waktu yang cukup,sehingga anda dapat memberikan keterangan bila
perlu, dan siswa bisa bertanya
Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk
mengamati dengan baik dan bertanya
Anda perlu melakukan evaluasi
5.KARYA WISATA
Karena itu teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut:
Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung
apa pekerjaan mereka.Hal mana yang tidk mungkin diperoleh dari sekolah
sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau
keterampilan mereka
Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun
secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan
memperluas pengalaman mereka
Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawb menemukan sumber informasi
yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,sehingga
mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan
teorinya dalam praktek
Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi,yang tidak terpisah-pisah dan
terpadu
Yang dimaksud dengan teknik penyajian kerja lapangan ialah cara mengajar dengan jalan
mengajak siswa kesuatu tempat diluar sekolah, yang bertujuan tidak hanya sekedar mengadakan
observasi atau peninjauan saja,tetapi langsung terjun aktif berpartisipasi ke lapangan kerja, agar
siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada di masyarakat.
Dalam melaksanakan teknik ini agar berhasil dengan efektif maka perlu
mempertimbangkan langkah-langkah ialah:
Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan teknik ini bahwa dengan
jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosisal yang
aktual ada dimasyarakat maka kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan
berperan;masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya.dan
siswa yang lain jadi penonton dengan tugas-tugas tertentu pula
Guru harus memilih masalah yang urgen,sehingga menarik minat anak.Ia mampu
menjelaskan dengan menarik,sehingga siswa terangsang untuk berusaha memecahkan
masalah itu
Agar siswa memahami peristiwanya,maka guru harus bisa menceritakan sambil untuk
mengatur adegan yang pertama
Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan,harap ditanggapi tetapi guru harus
mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.Bila tidak ditunjukkan saja siswa
memiliki kemampuan dan pengetahuan serta penglaman seperti yng diperankan itu
Kalau guru tidak menguasai tujuan intruksional penggunaan teknik ini untuk sesuatu unit
pembelajaran maka sosiodramanya juga tidak akan berhasil.dengan sosiodrama jangan
menjadi kesempatan untuk menumbuhkan sifat prasangkayang buruk,ras dikriminasi,balas
dendam dan sebagainya sehingga mnyimpang dari tujuan semula
Didalam kehidupan manusia sebagai pribadi maupun makluk sosial menemukan banyak
kasus yang dihadapi yang oprlu dipecahkan.Kasus seseorang kadang-kadang berat dan sulit
sehingga untuk pemecahannya memerlukan waktu yang lama. Waktu gruru mengajar cara yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari itu dapat digunakan juga utnuk menyajikan pelajaran
dikelas.Hal itu dapat disebutkan sebagai teknik secara kasus yang diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang ditemui anak digunakan sebagai
pelajaran kemudian kasus tersebut dibahas bersama untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan
keluar
Teknik penyajian ini banyak menguntungkan karena jalan interaksi mengjar belajar akan
lebih lancar.siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab diberikan
oleh beberapa orang guru.Akibtnya gru juga menjdi ringan dengan tugas mengajarnya,
sehingga cukup wktu untuk menyiapkan diri dalam membuat perencanaan.Mata pelajaran
yang disajikan dengan sistem beregu, pelajaran akan lebih dapat dipertanggung
jawbkan,karena ditangani oleh beberapa orang guru.
10. LATIHAN/DRILL
Teknik latihan atau drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar
dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Teknik mengajar latihan ini
biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:
Untuk menciptakan kehidupan interaksi mengajar belajar perlu guru menimbulkan teknik
tanya jawab atau dialog. Ialah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bang,kit
pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan
pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab.
Guru melontarkan teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan, agar siswa dapat mengerti atau
mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari, didengar maupun dibaca, sehingga mereka
memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu. Dalam tanya jawab itu pula guru
bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, apakah
mereka paham apa yang sedang dibacanya itu. Guru dengan tanya jawab itu bisa mengetahui
juga apakah siswa mendengarkan dengan baik atau tidak.
tetapi teknik tanya jawab tidak bisa digunakan, atau kurang mengenai sasaran bila guru akan
mengungkap maksud seperti:
Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki
hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan
tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.
Sejak dulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa ialah secara lisan
atau ceramah. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan
keterampilan tertentu , agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian
murid. Biasanya guru menggunakan teknik ceramah bila memiliki tujuan agar siswa
mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.
Apabila guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa, biasanya
cenderung untuk menggunakan teknik ceramah pula; kurang perhatian pada penggunaan teknik-
teknik lain, karena akan tidak mengembangkan kepandaian berbicara si guru. Walau demikian
situasi yang menunjang pelaksanaan teknik berceramah itu, guru perlu memperhatikan keadaan-
keadaan seperti ini. Pertama apabila disekolah telah tersedia bahan bacaan/buku-buku yang berisi
bahan atau masalah yang akan dipelajari itu. Kedua bila jumlah siswa tidak terlalu banyak,
sehingga memungkinkan guru dapat menggunakan teknik-teknik penyajian yang lain yang
efektif. Ketiga apalagi bila guru bukan seorang pembicara yang baik, tidak mampu menarik
perhatian siswa. Dengan demikian guru harus lebihhati-hati dalam menggunakan teknik
ceramah.
Model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
melakukan sebuah kegiatan .menurut welker , pengembangan instruksional adalahcara yang
sisematis dalam mengidentifikasi , mengembangkan , dan mengevaluasi seperangkat materi dan
strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu . ada dua proses
pengembangan , pertaam pendekatan secara emipiris yang menggunakan dasar dasar teori .
kedua pendekatan model , penyusunan rancangan pengajaran dipilihkan cara – cara tertentu ,
kondisi tertentu , dan perubahan tertentu .
Beberapa model yang kami anggap mewakili model-model lainnya dan sesuai dengan kebutuhan
perencanaan instruksional saat ini , yaitu sebagai berikut :
Beberapa pertimbnagan yang dapat dilakukan guru dalam memilih metode pengajaran secara
tepat dan akurat harus berdasarkan penatapan sebagai berikut
1. Tujuan instruksional
2. Pengetahuan awal siswa
3. Bidang studi atau pokok bahasn
4. Alokasi waktu dan sarana penunjang
5. Jumlah siswa
6. Pengalaman dan kewibawaan pengajar
Metode – metode Instruksional
1. Fungsi
Ada dua fungsi RPP dalam proses pengembangannya, yakni fungsi perencanaan dan
fungsi pelaksanaan. Fungsi perencanaan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya
dapat mendorong guru untuk lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan
yang matang. Fungsi pelaksanaan bertujuan mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan
apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan
kajian oleh siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai
fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sekolah dan
daerah.
2. Prinsip Pengembangan
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas.
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa.
c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pembelajaran harus menunjang dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
d. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksanaan program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan di luar kelas agar tidak mengganggu
jam-jam pelajaran.
Dalam kaitannya dengan RPP, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan yakni:
a. Persiapan pada tindakan mendatang dengan melibatkan orang lain, seperti pengawas dan
komite sekolah.
b. Persiapan masa mendatang yang dihadapkan pada berbagai masalah, tantangan, dan
hambatan yang tidak jelas.
c. Rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan erat hubungannya
dengan cara sesuatu dapat dikerjakan.
Oleh karena itu, RPP yang baik dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi.
3. Langkah-langkah Pengembangan
a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi mata pelajaran
Kompetensi mata pelajaran adalah bagian dari kompetensi lulusan, yaitu batas dan
arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu.
d. Merencanakan penilaian
Penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan siswa selama
proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi.
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah
,perantara, atau pengantar . selain itu kata media juga bersal dari kata latin yang merupakan
bentuk jamak yaitu medium . dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
Menurut pakar-pakar media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku,kaset,video camera, slide,foto
televise dan computer.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya dan
mendapatkan informasi. Secara garis besar media pembelajaran terbagi atas:
1. media audio
2. media visual
4. alat
5. bahan
6. teknik
7. latar
8. orang
Dalam proses pembelajaran , media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan
pada kegiatan interaksi anatara siswa dan lingkungan , fungsi media dapat diketahui berdasarkan
kelebihan media dan hamabatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
1. media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra
penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para guru untuk membantu
menyampaikan isi atau materi pelajaran. Adapun media yang tidak dapat di proyeksikan adalkah
gambar yang disajikan secara fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat
yang akan disampaikan kepada siswa.
2. media audio
Media audio adalah media yang mengandung pean dalam bentuk auditif ( hanya dapat di
dengar) yang dapat merangsang pikiran,perasaan , perhatian, dan kemampuan para siswa untuk
mempelajari bahan ajar.
Sesuai dengan media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media
pandang dengar . audio visual akan menjadikan penyahian bahan ajar kepada siswa semakin
lengkap dan optimal.
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran.
1. media grafis
dianatar media pendidikan, gambar dan foto adalah media yang paling umum dipakai.
Keduanya bahsa yang paling umum yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.
Beberapa kelebihan media gambar:
- sifatnya konkret; gambar lebih real menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan
media verbal semata.
b. Sketsa
sktesa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian
pokoknya tabpda detail. Guru hendaknya dapat menuangkannya ide-idenya kedalam bentuk
sketsa.
Sketsa dapat dibuat secara cepat,sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk
tujuan tersebut.
c. Diagram
sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan symbol,diagram atau
skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menyyederhanakan hal
yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
- penyusunannya sesuai dengan pola membaca yang umum, yaitu dari kiri ke kanan dan
dari atas kebawah.
- walaupun sulit dimengerti karena sifatnya yang padat diagram dapat memperjelas arti.
d. Bagan (chart)
fungsi bagan yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit apabila hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.
e. grafik
grafik adalah gambar yang menggunakan titik-titik garis atau gambar untuk
melengkapinya symbol-simbol verbal sering digunakan didalam grafik.
Fungsi grafik adalah menggambarkan data kuantitatif secara teliti berbeda dengan bagan ,
grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematrikan dan menggunakan data-data
komperatif.
2. teks
Media ini membantu siswa untuk memfokus pada materi karena mereka cukup
mendengarkan tanpa melakukan aktivitas lain yang menuntut konsentrasi. Media teks sangat
cocok apabila digunakan untuk media motivasi.
3. audio
4. grafik
Media grafik mampu menunjukkan objek dengan ide, menjelaskan konsep yang sulit ,
menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkret dengan jelas suatu langkah procedural.
5.Animasi.
Media animasi mampu menunjukan suatu proses abstrak sehingga siswa dapat melihat
pengaruh perubahan suatu variable terhadap proses tersebut.
6. Video
Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor.
Akan tetapi karena video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena siswa
harus mampu mengingat detail dari scare ke scrane. Penggunaan multimedia dalam pendidikan
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
- Ciri fiksatif : ciri ini menggambarkan kemampuan media dalam merekam suatu pristiwa atau
objek.
- Ciri manipulasi : media harus mampu memanipulasi atau mengubah suatu objek.
- Ciri distributive: media harus menggunakan objek atau kejadian ditransformasikan melalui
ruang dan secara kebersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa.
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran , antara lain landasan
filosofi psikologis teknologis dan empiris.
a. Landasan Filosofis
b. Landasan Psikologis
a. media atau sumber belajar yang dirancang atau dikembangkan sebagai komponen.
b. media atau sumber belajar yang dimanfaatkan meda atau sumber belajar yang tidak didesain
khusus untuk keperluan.
kurikulum disusun dengan mempertimbangkan sumber sumber belajar dan media siswa
memperoleh pengalaman belajar secara nyata, bermakna ,luas dan mendalam.
1. Media pendidikan adalah bentuk yang dipakai menyebarkan ide-ide pendidikan sehingga
sampai pada penerima
2. Media pendidikan adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi
pendidikan
4. Media pendidikan adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan pesan pendidikan.
5. Media pendidikan adalah saluran yang memeprluan kemampuan manusia untuk merasakan,
mendengar dan melihat arti penting pendidikan dalam jarak ruang,waktu tertentu.
a. Papan tulis, papan flanel, dan papan buletin merupakan peralatan tradisional yang sangat
diperlukan dan cocok untuk semua atau jenjang sekolah.
b. Media gambar menyalurkan pesan dari sumber kepada menerima dengan mengandalkan
indra penglihatan. Misalnya, gambar, sketsa, diagram, bagan, grafik,dsb.
c. Media audio, yaitu media yang berhubungan dengan pendengaran. Pesan yang di
tuangkan dalam bentuk audiotif. Misalnya, radio dan tape recorder.
d. Media proyeksimerupakan proyektor sebagai perangkat lunak.
e. Media tiga dimensiadalah media yang menggambarkan benda yang sesungguhnya dalam
bentuk tertentu atau tiga dimensi.
2. Media Pengajaran Geografi
Mengingat daya jangkau dan pandangan terbatas, penunjukkan serta peragaan dilakukan
dengan pengajaran geografi. Media pengajaran Geografi antara lain sebagai berikut:
a. Peta adalah konsep dan hakikat dasar pada geografi dan pengajaran geografi. Oleh
karena itu, mengajarkan dan mempelajari geografi tanpa peta, tidak akan membentuk
citra dan konsep yang baik pada diri anak didik yang dapat meningkatkan kognitif,
afektif, dan psikomotor.
b. Atlas adalah kumpulan bermacam-macam peta yang membentuk simbol-simbol, tulisan
dan bahasa dengan penafsiran yang sama
c. Globe merupakan bentuk dan model mini dari bola bumi. Globe dapat membina dan
mengembangkan citra tentang konsep, waktu, iklim,dsb.
d. Gambar dan potret, fungsinya dalam pengajaran geografi, yaitu meningkatkan citra dan
konsep kepada siswa.
e. Slide, flim, dan VTR merupakan media pengajaran modern yang dapat meningkatkan
citra dan konsep geografi pada siswa.
3. Media Gambar Medium (Jamak,Media) adalah sebuah Saluran Komunikasi
Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan
gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari.fungsinya memberikan
variasi dan fakta yang kemungkinan akan dilupakan atau diabaikan. Media gambar erupakan
media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan murah harganya.
Bab VI : Tujuan dan Fungsi Evaluasi dan Umpan Balik Pengajaran
Untuk menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi programsebelumnya dapat
dijadikan acuan.Pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan yang ber-sifat hierarki.
Artinya, ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dan dalampelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Mengapa evaluasi hasil belajar pembelaiaran perlu dilakukan? Karena dengan evaluasi akan
diketahui apakah proses belajar mengajar telah mencapai sasaran yang dikehendaki ataukah
belum. Secara terperinci, alasan-alasan perlunya evaluasi pembelajaran sebagai berikut:
b. Taraf penguasaan pembelajaran terhadap materi pelajaran yang diberikan akan diketahui
setelah diadakan evaluasi.
d. Tingkat kesukaran dan kemudahan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa akan
diketahui setelah diadakan evaluasi.
e. Termanfaatkan sarana dan fasilitas pendidikan akan diketahui setelah adanya evaluasi.
f. Remidi-remidi apa saja yang dapat diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan juga
akan diketahui setelah melihat hasil.
g. Tujuan pengajaran yang telah dirumuskan akan diketahui tingkat pencapaiannya setelah
diadakan evaluasi.
h. Siswa dapat dikelompokkan ke dalam kelompok juga akan diketahui setelah evaluasi.
i. Siswa yang perlu mendapat prioritas dalam bimbingan penyuluhan, dan tidak menjadi prioritas
akan diketahui setelah evaluasi.
Jelaslah bahwa evaluasi sangat penting dilakukan sebaik mungkin, sangat penting bagi
pencapaian tujuan pendidikan.
1. Pengertian Evaluasi
a. Menurut Norman E. Grounloud, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektivitas dari
pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.
b. Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown, evaluasi pendidikan adalah proses untuk
menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses
pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.
c. Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, dan informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.d. Gronlund menyatakan bahwa
evaluasi merupakan proses yangsistematis tentang mengumpulkan, menganalisis, dan
menafsirkaninformasi untuk menentukan tujuan pembelajaran.
2. Dalam pelaksanaan evaluasi, dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang
keputusan yang akan diambilAsumsi-asumsi ataupun prasangka, bukan merupakan landasan
untuk mengambil keputusan dalam evaluasi;
3. kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, pendekatan goal oriented merupakan
pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
Evaluasi sebagai suatu istilah teknis dalam dunia pendidikan masih dipercaya merupakan
fenomena baru. Usaha evaluasi yang sistematis, seperti yang dikembangkan pada saat ini belum
berlangsung lama, belum berusia satu abad penuh (100 tahun). Usaha tersebut pertama kali
dilakukan oleh Rice pada akhir abad ke-19. la melakukan penelitian mengenai hasil belajar siswa
menurut model yang kita kenal, seperti saat kini. Istilah tersebut menjadi semakin terkenal pada
pertengahan kedua abad ke-20. Tyler yang pada mulanya masih mempergunakan istilah
pengukuran (measurement) kemudian mempergunakan istilah evaluasi. Sejak saat itu, istilah
evaluasi menguasai buku-buku teks pendidikan. Sejalan dengan popularitas pemakaian istilah
tersebut, berkembang pula bermacam-macam pengertian terhadap kata evaluasi. Tidak jarang
pengertian yang dianut oleh setiap penulis terhadap istilah tersebut bertentangan satu dengan
lainnya(Renzuli, 1974: 49; Jenkins, 1976: 6).Dalam sebuah buku yang berjudul Teknik Evaluasi
Pendidikan karya M.Chabib Thoha mengatakan bahwa evaluasi berasal dari kata evaluation yang
berarti suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu
mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah, evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolok ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran
adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang
dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau
kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan
dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
a. Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma tujuan maupun dari
norma kelompok;
b. Menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan ke arah pencapaian tujuan
pengajaran yang diharapkan.
Ada beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi, yang intinya masihmencakup evaluasi, yaitu
diantaranya:
a. Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses kegiatan untuk menentukan luas atau
kuantitas sesuatu untuk mendapatkan informasi atau data berupa skor mengenai prestasi yang
telah dicapai siswa pada periode tertentu dengan menggunakan berbagai teknik dan alat ukur
yang relevan;
b. Tes secara harfiah diartikan alat ukur berupa sederetan pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur kemampuan, tingkah laku, potensi, prestasi sebagai hasil pembelajaran;
c. Assessment adalah proses pengumpulan data dan pengolahan data tersebut menjadi bentuk
yang dapat dijelaskan.
Definisi pengukuran yang dikemukakan oleh para ahli sangat beragam, di antaranya sebagai
berikut.
c. Menurut Lien, pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpulkan dengan menggunakan alat
ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
d. Dalam dunia pendidikan, pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah
proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk
menaksir hasil yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu.
Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan pendapat mereka
serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan siswa.
e. Menurut Mardapi (2004: 14), pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka
terhadap suatu objek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat dalam objek yang diukur
ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk dinilai. Aspek-aspek yang terdapat
dalam diri manusia, seperti kognitif, afektif, dan psikomotor diubah menjadi angka. Oleh karena
itu, kesalahan dalam mengangkakan aspek-aspek ini harus sekecil mungkin. Kesalahan yang
mungkin muncul dalam melakukan pengukuran, khususnya di bidang ilmu-ilmu sosial dapat
berasal dari alat ukur, cara mengukur, dan objek yang diukur.
e. Menurut Oriondo, pengukuran (measurement) adalah the process by which information about
the attributes or characteristics of thing are determinied and differentiated.
f. Menurut Guilford, pengukuran adalah assigning numbers to, or quantifying, things according
to a set of rules. Pengukuran dapat juga dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap
individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu.
h. Allen & Yen mendefinisikan, pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang
sistematik untuk menyatakan keadaan individu.
Dengan demikian, esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka
tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini
bisa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang
lebihluas daripada tes. Kita dapat mengukur karakteristik suatu objek tanpa menggunakan tes,
misalnya dengan pengamatan, skala rating, atau cara lainuntuk memperoleh informasi dalam
bentuk kuantitatif.
Jika pengertian evaluasi dan pengukuran tersebut ditarik pada seting belajar dan
pembelajaran, dapat dikemukakan pengertian sebagai berikut:
a. Pengukuran adalah suatu upaya atau aktivitas untuk mengetahui pembelajaran sebagaimana
adanya, meliputi hasil belajar, proses belajar pembelajaran, mereka yang terlibat dalam belajar
(siswa dana.guru).
b.Penilaian atau evaluasi adalah suatu aktivitas yang bermaksud menentukan nilai belajar (baik-
tidaknya, berhasil-tidaknya, memadai-tidaknya), belajar yang meliputi hasil belajar, proses
belajar, dan mereka yang terlibat dalam belajar.
Dengan demikian, pengukuran merupakan salah satu kegiatan yang berada di dalam
evaluasi maka orang yang mengevaluasi adalah orang yangjuga melakukan aktivitas pengukuran.
Pengukuran dapat juga diartikan sebagai kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakikatnya,
kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas Sudijono,
1996: 3). Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau mengukur jarak
kota A dengan kota B, yang sedang dilakukan adalah menguantifikasi keadaan seseorang atau
tempat ke dalam angka. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat
kuantitatif. Tujuan pengukuran, sebagai-mana dikemukakan Anas Sudijono (1996: 4), terdiri atas
tiga macam, yaitu:
(1) pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu, seperti orang mengukur jarak dua
buah kota;
(2) pengukuran untuk menguji sesuatu,seperti menguji daya tahan lampu pijar;
Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai,seperti kemajuan belajar
dan sebagainya.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan
salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan
tes. Selain dengan tes, terkadangjuga dipergunakan nontes. Jika tes dapat memberikan informasi
tentangkarakteristik kognitif dan psikomotor, nontes dapat memberikan informasi tentang
karakteristik afektif objek.
b.Boyer & Ewel, mendefinisikan penilaian sebagai proses yang menyediakan informasi tentang
individu siswa, kurikulum atauprogram, institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
sistem institusi. "Processes that provide information about individual students, about curricula or
programs, about institutions, or about entire systems of institutions."
Setiap satuan pendidikan, selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga
melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagaiupaya terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
(b) bahanpenyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu,penilaian dapat dilakukan
melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan
tugas-tugas lain, seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan, dan produk. Hasil
pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada
semester dua, penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
kenaikan kelas, dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain, seperti PR, proyek, pengamatan, dan
produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada
semester dua.
1) Tujuan umum:
Tujuan khusus:
d) mengajar;
f) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk
melakukan usaha perbaikan.
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, guru harus memerhatikan prinsip-prinsip penilaian
berikut.
a.Valid (sahih)
Penilaian hasil belajar harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi
(standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid,
berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk
mengukur kompetensi.
b.Objektif
Penilaian hasil belajar siswa hendaknya tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai, perbedaan
latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.
c. Transparan (terbuka)
Penilaian hasil belajar bersifat terbuka. Artinya, prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui oleh semua pihak yang
berkepentingan.
d.Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender.
e.Terpadu
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran.
Penilaian hasil belajar mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.
g.Bermakna
Penilaian hasil belajar hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat
ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, siswa, orangtua, serta masyarakat.
h. Sistematis Penilaian hasil belajar dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
i.Akuntabel
Penilaian hasil belajar dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya.
j. Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
5. Jenis-jenis Evaluasi
C.Evaluasi penempatan, yaitu evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
E. Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar
siswa.
a. Evaluasi konteks, yaitu evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program, baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan.
b. Evaluasi input, yaitu evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input, baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung, dan faktor hambatan
yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d.Evaluasi hasil atau produk, yaitu evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang
dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.
e. Evaluasi outcom atau lulusan, yaitu evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa
lebih lanjut, yaitu evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
a. Evaluasi program pembelajaran, yaitu evaluasi yang mencakup tujuan pembelajaran, isi
program pembelajaran, strategi belajar mengajar,dan aspek-aspek program pembelajaran yang
lain.
b. Evaluasi proses pembelajaran, yaitu evaluasi yang mencakup ke-sesuaian antara proses
pembelajaran dan garis-garis besar program pembelajaran yang ditetapkan, kemampuan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun
khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
a.evaluasi input;
c. evaluasi transformasi;
e. evaluasi output;
a. evaluasi internal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru
b.evaluasi eksternal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat.
Tujuan evaluasi adalah melihat dan mengetahui proses yang terjadidalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki tiga hal penting, yaitu input, transformasi, dan
output. Input adalah siswa yang telah dinilai Kemampuannya dan siap menjalani proses
pembelajaran.
Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran, yaitu guru, media,
dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang,
dan sistem administrasi. Adapun output adalah pencapaian yang dihasil kan dari proses
pembelajaran.
Evaluasi Formatif
Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telahberhasil dan siapa
saja yang dianggap belum berhasil, untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah memberikan remedial bagi para siswa yang belum berhasil,
yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu
pokok bahasan tertentu. Adapun bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik
berikutnya, bahkan bagi mereka yang memililki kemampuan lebih akan diberikan pengayaan,
yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.
Dengan demikian, evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan ketika program
sedang dilaksanakan dari awal sampai akhir program.
Selanjutnya, fungsi evaluasi formatif menurut Wirawan," adalah sebagai alat kontrol
pelaksanaan program.
d. Koreksi apa yang perlu dilakukan agar pelaksanaan program tetapberada di traknya?.
Evaluasi Sumatif adaiah evaluasi yang ditujukan untuk keperluan penentuan angka
kemajuan atau hasil belajar siswa. Jenis evaluasi ini dilaksanakan setelah guru menyelesaikan
pengajaran yang diprogramkan untuk satu semester. Kawasan bahannya sama dengan kawasan
bahan yang terkandung di dalam satuan program semester.
Evaluasi sumatif dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang di dalamnya
tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif
sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa
atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai
pembahasan suatu bidang studi. Dalam evaluasisumatif ditentukan hal-hal berikut.
1. Evaluasi Formatif
a. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki
program.
c. Fokus evaluasi berkisar pada kebutuhan yang dirumuskan oleh karyawan atau orang-orang
program.
d. Evaluator sering merupakan bagian dari program dan kerja sama dengan orang-orang
program.
e. Strategi pengumpulan informasi mungkin juga dipakai, tetapi penekanan pada usaha
memberikan informasi yang berguna secepatnya bagi perbaikan program.
2. Evaluasi sumatif
a. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menilai manfaat suatu program sehingga dari hasil
evaluasi dapat ditentukan program tertentu akan diteruskan atau dihentikan.
b.Fokus evaluasi berkisar pada variabel yang dianggap penting bagi sponsor program maupun
pihak pembuat keputusan.
c.Evaluator luar atau tim review sering dipakai karena evaluator internal dapat mempunyai
kepentingan yang berbeda.
e. Strategi pengumpulan informasi akan memaksimalkan validitas eksternal dan internal yang
mungkin dikumpulkan dalam waktu yang cukup lama 2009
PANEL ialah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang sebuah
topik, hal mana diperlukan tiga penelis atau lebih dan seorang moderator. teknik belajar
mengajar dengan panel digunakan,bila kita akan mengemukakan pendapat yang berbeda. Kita
akui teknik panel ini memiliki keunggulan tersendiri seperti : dapat membangkitkan pikiran
siswa, dapat mengemukakan pandangan yang berbedabeda dan pandangan dari berbagai sudut
,serta dapat mendorong anak untuk melatih menganalisa masalah. tetapi teknik ini juga memiliki
kekurangan seperti : yang pertama bila pembicara meluas dan melarut larut maka akan
tersesat,teknik ini membuat penelis berbicara terlalu banyak.
SIMPOSIUM
Teknik mengajar dengan simposium ialah dengan cara pidato pendek didepan
pengunjung dengan seorang pemimpin, pidato pidato iu mengemukakan aspek yang berbeda dari
topik tertentu. tujuan teknik ini ialah untuk merangsang pemikiran pada kelompok besar manusia
dalam waktu singkat serta turut berpartisipasi dalam usaha pemecahannya.
SIMPOSIUM - FORUM
Ialah teknik mengajar yang kita gunakan waktu mengajarkan pelajaran pada siswa
dengan simposiu yang diikuti dengan partisipasi pengunjung. teknik ini membuka gelanggang
pertemuan secara informal yang dapat memberi kesempatan berbicara praktis mengenai
persoalan yang pragmatis (berguna) kepada setiap orang. Mengingat adanya pendapat yang
berbeda-beda perlu disampaikan pada siswa serta kesediaan siswa untuk mendengarkan kedua
segi masalah,sehingga dari dua pandangan yang berbeda meraka dapat menyerap hasilnya untuk
dirumuskan sebagai hasil perdebatan merupakan kesimpulan/keputusan.
DEBAT
Dalam mengajar bila menggunakan teknik penyajian dengan debat, ialah sebuah teknik
dimana pembicara dari pihak yang pro dan konta menyampaikan pendapat mereka, dapat diikuti
dengan suatu tangkisan atau tidak perlu.
MUSYAWARAH
Teknik lain yang dapat digunakan untuk mengajar dan menyajikan ialah apa yang di
sebut “musyawarah kerja” yang berarti adanya pertemuan khusus yang dihadiri oleh orang orang
yang bergerak atau mempunyai profesi dalam bidang kerja sejenis.
SEMINAR
seminar dimaksudkan sebagai diskusi atau kegiatan pembahasan yang bersifat ilmiah
tentang halhal yang bertalian dengan kehidupan sehari-hari. terkadang kita perlu menggunakan
teknik ini di samping untuk selingan dapat juga memperoleh keuntungannya.. pembahasan di
dalam seminar sudah terarah dan bersifat ilmiah, sehingga memungkinkan adanya pedoman-
pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan. namun pada akhir seminar perlu adanya
kesimpulan atau keputusan yang merupakan hasil kebulatan pendapat para peserta.
perkembangan zaman dapat ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
canggih. karena itu dalam proses belajar mengajar perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar
dengan menggunakan komputer. dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara mencari
informasi baru,menyeleksinya, dan kemudian mengolahnya, sehingga terdapat jawaban terhadap
suatu pertanyaan.
komputer dapat diprogram untuk menggunakan potensi mengajar tiga cara ialah :
1. Tuition
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang
memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian.
2. simulation
Bentuk kedua mengajarkan dengan komputer ialah untuk simulasi pada suatu keadaan
khusus, atau sistem dimana siswa dapat berinteraksi.
3. data – crunching
Dalam hal ini komputer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas, atau
manipulasi data dengan kecepatan yang tinggi.
tetapi bila anda menggunakan komputer lebih baik dalam mengajar, maka perlu anda sendiri
menanyakan beberapa hal.
Metode ini bila dilaksanakan, harus dipimpin oleh seorang guru yang telah memiliki
pengetahuan yang luas, sehigga betul-betul mampu memimpin siswa untuk memecahkan
masalah,dengan cara meninjau.
1. Metode Seminar
Metode Seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh ebberapa orang dalam
suatu sidang, yang berusaha membahas atau mengupas masalah-masalah tertentu.
Seminar merupakan pembahasan yang bersifat ilmiah, topik pembicaraan adalah hal-hal
yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Seminar adalah kegiatan pembahasan
yang mencari pedoman-pedoman atau pemecahan masalah.
2. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh
siswa mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran.
Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa ke suatu
tempat di luar sekolah dengan tujuan tidak hanya observasi atau peninjauan, tetapi langsung
terjun aktif ke lapangan .
Sumbang saran merupakan suatu cara mengajar dengan mengutarakan suatu maslaah ke
depan kelas kemudian siswa menjawab mengemukakan pendapat sehingga masalah tersebut
berkembang menjadi masalah baru.
Metode unit teavhing merupakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada
siswa secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai belajar secara unit.
Metode penemuan merupakan proses mental untuk mendorong siswa mampu mengasimilasikan
suatu proses atau prinsip-prinsip.
7. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara
perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri.
Metode ini merupakan suatu metode mengajar siswa untuk mendramatisasikan tingkah
laku atau ungkapa gerak gerik wajah.
9. Metode Kasus
Metode Kasus meupakan metode penyajian pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang
di temui siswa sebagai bahan pengajaran, kemudian kasus tersebut dibahas bersama untuk
mendapatan jalan keluarnya.
1. Metode Ceramah
Metode ini merupakan cara konvensional, yaitu dengan menyampaikan informasi secara lisan
kepada siswa. Metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling praktis dan ekonomis,
namun terdapat beberapa kekurangan di dalamnya.
Kekurangan:
Kelebihan:
Metode diskusi adalah suatu metode pengajaran yang mengedepankan aktivitas diskusi siswa
dalam belajar memecahkan masalah. Metode ini dilakukan dengan membentuk kelompok diskusi
untuk membahas suatu masalah.
Kelebihan:
Kekurangan:
3. Metode Demonstrasi
Ini adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara bentuk praktikum sehingga siswa
melihat langsung apa yang sedang dipelajari. Metode ini biasanya lebih menarik dan membuat
siswa lebih fokus terhadap materi pelajaran.
Kelebihan:
Kekurangan:
Mirip dengan metode ceramah pada umumnya, namun disertai dengan metode lain dalam
penyampaian materi pelajaran. Misalnya;
Metode ini mengharuskan para siswa membuat suatu resume mengenai materi yang sudah
disampaikan oleh pengajar. Resume tersebut dituliskan di dalam kertas dengan menggunakan
kata-kata sendiri dari para murid.
Kelebihan:
Kekurangan:
Beberapa siswa mencontek resume milik temannya, atau dikerjakan oleh orang lain.
Sulit untuk mengevaluasi apakah siswa benar-benar memahami resume yang telah
dibuatnya.
6. Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan dengan kegiatan praktikum atau percobaan lab sehingga siswa
dapat melihat materi pelajaran secara langsung.
Kelebihan:
Kekurangan:
Ini adalah metode belajar dengan memanfaatkan lingkungan atau tempat-tempat tertentu yang
memiliki sumber ilmu bagi siswa. Metode ini harus mendapat pengawasan langsung dari guru.
Kelebihan:
Kekurangan:
8. Metode Latihan
Metode latihan atau training adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara melatih
keterampilan (soft skill) para siswa dengan cara merancang, membuat, atau memanfaatkan
sesuatu.
Kelebihan:
Kekurangan:
9. Metode Perancangan
Pada metode ini, siswa dirangsang untuk mampu membuat suatu proyek yang nantinya akan
diteliti.
Kelebihan:
Kekurangan:
Dalam metode ini, siswa saling beradu argumentasi, baik secara perorangan maupun
berkelompok. Debat tersebut dilakukan secara formal dengan aturan tertentu dimana tujuannya
untuk membahas suatu permasalahan dan cara penyelesaian masalah.
Kelebihan:
Kekurangan:
Metode pembelajaran ini memasangkan siswa dan menuntut siswa untuk menyampaikan intisari
dari materi pelajaran secara lisan. Pada akhir sesi, guru akan memberikan kesimpulan dari pokok
materi pelajaran.
Kelebihan:
Kekurangan:
Metode ini menerapkan cara berpikir yang runtun terhadap suatu permasalahan, bagaimana
terjadinya masalah, dan bagaimana penyelesaiannya. Dengan metode ini, siswa dapat
meningkatkan daya analisis dan berpikir kritis sehingga memahami masalah dari awal hingga
akhir.
Kelebihan:
Kekurangan:
Metode pembelajaran ini dapat mendorong para siswa untuk menyadari apa saja yang telah
diperoleh selama belajar. Dalam metode ini melibatkan intelektual dan mendorong siswa
memahami bahwa apa yang telah dipelajari adalah sesuatu yang berharga.
14. Metode Pembelajaran Discovery
Metode discovery dilakukan dengan cara mengembangkan cara belajar siswa aktif, mandiri, dan
memiliki pemahaman yang lebih baik. Dalam hal ini, siswa mencari jawaban terhadap
pertanyaannya sendiri sehingga mengingatnya lebih baik.
Kelebihan:
Kekurangan:
Metode pembalajaran dengan cara berbagi peran (role playing) dilakukan dengan melibatkan
siswa untuk memerankan suatu karakter atau situasi tertentu. Metode ini dapat melatih
komunikasi siswa dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kelebihan:
Kekurangan:
Buku I
Buku berjudul strategi belajar mengajar yang ditulis oleh Drs. Hamdani, M.A. sangat
lengkap pembahasannya, didalamnya memiliki banyak pembahasan mengenai strategi
pembelajaran. Penjelasan-penjelasan materinya tersusun sistematis dari pembasan dasar
hingga pembasan inti sehingga pembaca benar-benar mengerti dan mampu membuka
wawasan mengenai belajar mengajar. Penataan bahasa juga mudah dimengerti.
Buku II
Buku berjudul strategi belajar mengajar yang ditulis oleh Dra. Roestiyah N.K sangat
bagus untuk mendapatkan pemahaman-pemahaman mengenai kelebihan dan kekurang
dari metode pembelajaran sehingga memudahkan para pengajar untuk memilih metode
pembelajaran apa yang cocok digunakan pada berbagai situasi. Buku ini menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti pembaca sehingga apa yang diinginkan penulis dapat
tersampaikan. Pemaparan materi tersusun secara sistematis sehingga membantu pembaca
memahaminya. Buku ini juga memaparkan contoh implementasi besrta penerapannya.
Buku I
Buku ini terlalu fokus pada penjelasan teorinya saja tidak memberikan contoh-contoh
pendekatan materinya. Dalam buku ini juga masih ada kata-kata yang sulit dipahami.
Buku II
Dalam buku ini hanya fokus pada sedikit materi dibandingkan pada buku pertama.
Didalam buku ini masih ditemukan arti membingungkan bagi pembaca untuk
memahaminya. Buku ini juga terlalu banyak memaparkan teori sehingga pembaca
bingung dan cenderung malas untuk mencari arti sebenarnya yang ingin disampaikan
oleh penulis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buku pertama lebih banyak sub pembahasan dari pada buku kedua. Namun, pada
dasarnya buku pertama dan buku kedua sama-sama membahas mengenai strategi belajar
mengajar. Meski didalamnya memiliki perbedaan-perbedan yang sangat menonjol.
3.2 Saran
Untuk menambah wawasan lebih baik pembaca mencari informasi lebih banyak lagi dan
membandingkan buku lainnya agar mendapatkan pemahaman-pemahaman yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA