Anda di halaman 1dari 11

Makalah :

NILAI PENDIDIKAN DALAM SASTRA ANAK

DISUSUN OLEH KEL 5 :

NAMA : HERTY H SIREGAR (2183311009)

DEWI MEIZAR MUSTIKA (21833111067)

ABELTHA G BR GINTING (2183311006)

MATKUL : PENGAJARAN SASTRA ANAK

D.PENGAMPU : FITRIANI LUBIS, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Nilai Pendidikan Dalam Sastra Anak tepat pada waktunya.

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Mata
kuliah, yang banyak memberikan dukungan, masukan dan bimbingan kepeda penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. oleh karena itu, kami sangat
memerlukan kritik dan saran untuk membangun juga memperbaiki keselahan-kesalahan yang dilakukan.

Medan, April 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................4
1.4 Manfaat .....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................6

2.1 Hakikat Nilai Pendidikan ..........................................................................................5

2.2 Macam-macam Nilai Pendidikan................................................................................6

2.3 Bagaimana upaya yang bisa dilakukan pendidik untuk

menanamkan pendidikan karakter melalui sastra................................................7

2.4 Apa pendidikan karakter sastra itu......................................................................09

BAB III PENUTUP......................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................10


3.2 Saran ........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi masyarakat dewasa ini sangat memprihatinkan. Perkelahian, pembunuhan, kesenjangan


sosial, ketidakadilan, perampokan, korupsi, pelecehan seksual, penipuan, fitnah terjadi di mana-mana. Hal
itu dapat diketahui lewat berbagai media cetak atau elektronik, seperti surat kabar, televisi atau internet.
Bahkan, tidak jarang kondisi seperti itu dapat disaksikan secara langsung di tengah masyarakat.

Keprihatinan terhadap kondisi masyarakat yang demikian itu, menumbuhkan semangat untuk
mengkaji sebab dan mencari pemecahannya. Penelitian dan seminar mengenai masalah tersebut telah
berkali-kali diselenggarakan oleh berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Ujungnya adalah
persamaaan persepsi terhadap pentingnya menggalakkan pendidikan karakter.

Selanjutnya, para guru terutama guru bahasa dan sastra Indonesia ingin menyumbangkan
pemikiran tentang perlunya pendidikan apresiasi sastra terhadap pembentukan karakter siswa. Melalui
sastra diharapkan dapat terwariskan nilai-nilai luhur kearifan lokal guna membendung pengaruh negatif
era globalisasi. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk diketahui tentang sejauhmana “Pengaruh
Apresiasi Sastra terhadap Karakter Siswa”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Hakikat dari Nilai Pendidikan

2. Macam – macam Nilai Pendidikan

3. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan pendidik untuk menanamkan pendidikan karakter
melalui sastra?

4. Apa pendidikan karakter sastra itu?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Hakikat dari Nilai Pendidikan

2. Untuk mengetahui macam-macam Nilai Pendidikan.

4
3. Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan pendidik untuk menanamkan pendidikan karakter
melalui sastra.
4. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter sastra.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Nilai Pendidikan

a. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia
nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi
pada objek yang dikenai nilai. Persahabatan yang dikenai nilai tidak akan berubah esiensinya
manakala ada penghiatan antara dua yang bersahabat. Satra dan tata nilai merupakan fenomena
yang saliing melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang eksistensial. Sastra sebagai
produk kehidupan mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi dan sebagainya baik bertolak dari
pengungkapan kembali maupun yang mempunyai penyodoran konsep baru ( Suyitno,1986:3)
dari pendapat tersebut pengertian nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang bernilai,
berharga, bermutu, akam menunjukkan suatu kualitas dan akan berguna bagai kehidupan
manusia.

b. Pengertian Pendidikan
Secara etimologis pendidikan berasal dari bahasa Yunani “ Paedogogike” yang artinya
aku membingbing anak. Menurut Purwanto menyatakan bahwa pendidikan berarti segala usaha
orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani
dan rohaninya kearah kedewasaan. Hakikat pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak

5
didik, maka seorang pendidik haruslah orang yang dewasa, karena tidak mungkin dapat
mendewasakan anak didik jika pendidiknya sendiri belum dewasa.
c. Nilai pendidikan
Nilai pendidikan adalah sesuatu yang di yakini kebenarannya dan mendorong orang
untuk berbuat positif di dalam kehidupan sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan
dalam karya sastra disini yang dimaksud adalah nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang
atau individu agar menjadi manusia yang baik (Ratna. 2009 : 447). Secara umum nilai
pendidikan adalah untuk membantu peserta didik agar lebih memahami, menyadari, serta
mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkan secara integral dalam kehidupan dan nilai
pendidikan secaar kusus ditujukan untuk :
a) Menerapkan pembentukan nilai pada anak
b) Menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan
c) Membingbing prilaku konsisten dengnan nilai-nilai tersebut
Dengan demikian, tujuan nilai pendidikan meliputi tindakan mendidik yang berlangsung
mulai dari usaha penyadaran nilai sampai pada perwujudan prilaku-prilaku yang bernilai
(UNESCO,1994).
2.2. Macam-macam Nilai pendidikan
Nilai-nilai pendidikan yang dikandung dalam kaarya sastra (Tarigan,2011 :194) yaitu :
1. Nilai Pendidikan Religius
Nilai pendidikan religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam
lubuk hati manusia sebagai human nature. (Rosyadi 1995:90) religi tidak hanya menyangkut
segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruh diri pribadi manusia
secara total dalam integrasinya hubungan keesaan Tuhan.
2. Nilai Pendidikan Moral
Nilai pendidikan moral merupakan pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran dan
pandangan itu yang ingi disampaikan kepada pembaca. Hasbullah (2005:194) menyatakan
bahwa moral merupakan kemampuan seseorang membedakan yang baik dan benar dan yang
buruk.
3. Nilai Pendidikan Sosial
Kata sosial berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat/kepentingan umum. Nilai
pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari prilaku sosial dan tata cara hidup

6
sosial. Nilai sosial yang ada dalam karya sastra dapat dilihat dari cerminan kehidupan
masyarakat yang diiterpretasikan (Rosyadi, 1995:80.

4. Nilai Pendidikan Budaya


Nilai pendidikan budaya menurut Rosyadi (1995:74) merupakan suatu yang dianggap baik
dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang
bail pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi
memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya.

2.3 Upaya yang Bisa Dilakukan Pendidik Melalui Sastra

Sebagai wujud untuk menyampaikan atau menginjeksikan pendidikan karakter dalam sastra
kepada peserta didik ada beberapa upaya yang bias dilakukan oleh pendidik dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia. Pendidik mengungkapkan nilai-nilai dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan
pengintegrasian langsung nilai-nilai karakter yang menjadi bagian terpadu dari mata pelajaran tersebut.

1. Cerpen

Pendidik bisa menggunakan perbandingan cerita pendek berdasarkan kehidupan atau kejadian-
kejadian dalam hidup para peserta didik. Bisa juga menggunakan cerita untuk memunculkan nilai-nilai
karakter dengan menceritakan kisah hidup orang-orang besar. Dengan kisah nyata yang dialami orang-
orang besar dan terkenal bisa menjadikan peserta didik akan terpikat dan mengidolakan serta pastinya
ingin menjadi seperti idolanya tersebut.

2. Puisi (lagu)

Seperti yang kita ketahui, musik / lagu bisa memberikan efek yang sangat dalam bagi
pendengarnya. Bahkan kabar terkini yang telah kita ketahui bersama, bayi dalam kandungan pun bisa
dipengaruhi dengan lagu yang diputar dekat dengan perut ibunya. Dengan dasar ini pendidik bisa
menggunakan lagu-lagu dan musik (musikalisasi puisi) untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
benak peserta didik.

3. Drama

Pendidik bisa juga menggunakan drama sebagai media untuk melukiskan kejadian-kejadian yang
berisikan nilai-nilai karakter. Sehingga secara audio visual serta aplikasi langsung (pementasan drama)

7
menjadikan peserta didik lebih mudah untuk memahami dan menyerap nilai-nilai karakter tersebut. Selain
itu, tugas-tugas yang bisa dikerjakan dirumah dapat mengambil contoh tentang apa yang dilihat peserta
didik di televisi kemudian pendidik akan menjelaskan sekaligus meluruskan nilai-nilai apa saja yang ada
dalam film di televisi tersebut. Ini akan lebih menggoreskan nilai-nilai pendidikan karakter yang didapat
di benak peserta didik.

4. Novel

Menggunakan novel sebagai media untuk mengungkapkan nilai-nilai atau norma-norma dalam
masyarakat melalui diskusi pun bisa digunakan oleh pendidik. Novel banyak memberikan kisah-kisah
yang mampu menjadikan pembacanya berimajinasi dan masuk dalam cerita novel tersebut. Banyak
penikmat novel yang terpengaruh dengan isi yang ada dalam novel, baik itu gaya berbicara, busana
bahkan perilaku tentunya setelah membaca dan memahaminya. Hal ini sangat baik apabila pendidik
mampu memasukkan pendidikan karakter untuk bisa mempengaruhi peserta didiknya.

5. Pantun

Peserta didik diajak membuat berbagai pantun nasehat untuk memunculkan berbagai nilai-nilai
karakter dalam kehidupan peserta didik. Nasehat-nasehat yang dibuat akan menggores diingatannya,
peserta didik akan mengaplikasikannya karena nasehat itu berasal dari dirinya sendiri untuk teman-
temannya.

6. Cerita Lisan

Penggunaan contoh sastra lisan dalam hal ini cerita rakyat merupakan sarana yang baik untuk
memberikan contoh kepada peserta didik. Apalagi cerita yang disampaikan adalah cerita rakyat dari
daerah peserta didik sendiri.

Selain cara-cara di atas masih banyak cara-cara yang lainnya yang bisa digunakan oleh pendidik
atau bahkan dikombinasikan untuk menyampaikan nilai-nilai dalam pendidikan karakter, namun jangan
terlepas dari penyeleksian atau pemilihan bahan ajar yang tepat. Karena dengan memilih bahan ajar yang
tepat, peserta didik akan merasakan kedalaman materi yang membuat mereka menyadari makna
kehidupan. Kesadaran itulah yang akan membuat pembelajaran bukan sekadar mengajarkan materi, tetapi
juga mendidik.

8
2.4 Pendidikan Karakter dan Sastra

1. Pendidikan Karakter

Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi
pekerti. Karakter dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan
atau kebiasaan.

Pengertian karakter menurut para ahli, aadalah sebagai berikut:

a. Menurut Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, maupun negara.

b. Menurut Pritchard (1988: 467) mendefinisikan karakter sebagai sesuatu yang berkaitan dengan
kebiasaan hidup individu yang bersifat menetap dan cenderung positif.

Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (2011:10) telah merumuskan materi


pendidikan karakter yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut: (1) religius, (2) jujur, (3) toleran, (4)
disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat
kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif, (14) cinta
damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, tanggung jawab. Jadi,
pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut.

2. Sastra

Dalam Wikipedia Indonesia, sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang
berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti “instruksi”
atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan”
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu dalam arti kesusastraan,
sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis dan sastra lisan. Maksud dari sastra lisan di sini ialah sastra yang
tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk
mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengaruh sastra dalam pembentukan karakter siswa tidak hanya didasarkan pada nilai yang
terkandung di dalamnya. Pembelajaran sastra yang bersifat apresiatif pun sarat dengan pendidikan
karakter. Kegiatan membaca, mendengarkan, dan menonton karya sastra pada hakikatnya menanamkan
karakter tekun, berpikir kritis, dan berwawasan luas. Pada saat yang bersamaan dikembangkan kepekaan
perasaan sehingga siswa akan cenderung cinta kepada kebaikan dan membela kebenaran.

Pada kegiatan menulis karya sastra, dikembangkan karakter tekun, cermat, taat, dan kejujuran.
Sementara itu, pada kegiatan dokumentatif dikembangkan karakter ketelitian, dan berpikir ke depan
(visioner).

Tingkat apresiasi sastra masyarakat sangat terkait dengan pengajaran sastra di sekolah. Peran
lembaga pendidikan sangat penting untuk menumbuhkan sikap apresiatif terhadap karya sastra sejak dini.
Pengajaran sastra harus berjalan dengan baik, agar kemampuan dan sikap apresiatif siswa terhadap karya
sastra dapat tumbuh secara sehat.

3.2 Saran

Melalui pengajaran sastra, diharapkan dapat berperan dalam membentuk karakter yang positif pada
diri siswa. Namun, pembentukan karakter siswa itu tidak akan maksimal, atau bahkan gagal, jika
pengajaran sastra gagal menumbuhkan minat baca siswa pada karya sastra, dan mereka tetap tidak
memiliki sikap apresiatif terhadap karya sastra.

10
DAFTAR PUSTAKA

Trisnawati Hutagalung,S.Pd.M.Pd Fitriani Lubis, ,S.Pd.M.Pd, Diah Eka sari, ,S.Pd.M.Pd.Pengajaran


Sastra Anak,Medan:Obelia Publisher

http://mettaadnyana.blogspot.com/2014/07/bahasa-indonesia-makalah-pendidikan.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai