Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SINTAKSIS BAHASA INDONESIA

KLAUSA BAHASA INDONESIA

OLEH :
KELOMPOK 4
JUAN MARKUS PERANGIN ANGIN 2182111013
MARIA ASTARI SILITONGA 2183111026
DWI SUKARYANTI 2183111032
MAUZI YOPITA SIREGAR 2181111028
TANIA NOVIANTI GINTING 2181111023
ANUGERAH SEPTIAN GABRIEL 2183311021
REGULER B 2018

PROGRAM STUDI S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan
anugerahnya makalah mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia tentang klausa ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Frinawaty Lestarina Barus, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Sintaksis
Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam membuat makalah ini.
2. teman-teman yang memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung dan orang
tua tercinta yang tidak pernah bosannya membimbing penulis.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang maha Esa
selalu memberkati kita dengan anugerahnya setiap saat.

Medan, April 2020

Kelompok 4

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Klausa.................................................................................................... 2
2.2 Ciri-Ciri Klausa........................................................................................................ 2
2.3 Jenis-Jenis Klausa.................................................................................................... 3

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dan dunia bunyi. Lalu,
sebagai penghubung diantara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh tiga buah komponen,
yaitu komponen leksikon, komponen gramatika, dan komponen fonologi (Chaer, 2009:1).
Sistem gramatika biasanya dibagi atas subsistem morfologi dan subsistem sintaksis.
Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu kedalam satuan-
satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa,
kalimat, dan wacana (Chaer, 2009:3).
Dilihat dari segi bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai salah satu konstruksi
sintaksis yang terdiri dari dua kata atau lebih. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri
atas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi. Berdasarkan uraian tersebut
maka dapat dikatakan bahwa klausa berkedudukan sebagai bagian dari suatu kalimat, dan
oleh karena itu klausa tidak dapat dipisahkan dari kalimat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah:
1) Apakah yang dimaksud dengan klausa?
2) Apa ciri-ciri dari klausa?
3) Apa saja jenis-jenis klausa?

1.3 Tujuan
Maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan :
1) Untuk mengetahui apa itu klausa.
2) Untuk mengetahui ciri-ciri klausa.
3) Untuk mengetahu jenis-jenis klausa.

BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian klausa

Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau
konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka
satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer,2009:150).

Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat, baik disertai
objek, pelengkap, dan keterangan maupun tidak (Ramlan melalui Sukini, 2010:41). Sedangkan
Cook melalui Tarigan (2009:76) memberikan batasan bahwa klausa adalah kelompok kata yang
hanya mengandung satu predikat. Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL) (KET). Tanda
kurung menandakan bahwa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada,
boleh juga tidak ada (Sukini, 2010:41-42).

Ramlan melalui Tarigan (2009: 43) menjelaskan bahwa klausa ialah bentuk linguistik
yang terdiri dari subjek dan predikat. Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan
gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.

Istilah klausa dipakai untuk merujuk pada deretan kata yang paling tidak memiliki subjek
dan predikat, tetapi belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Istilah kalimat juga
mengandung unsur paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi sudah dibubuhi intonasi
atau tanda baca tertentu. (Alwi, 2003:39).

2.2 Ciri-Ciri Klausa

Adapun ciri ciri klausa guna membedakannya dari frasa dan kalimat sebagai berikut:

 Mempunyai satu jenis predikat


 Tidak mempunyai intonasi akhir
 Apabila ditambah dengan intonasi akhir maka menjadi sebuah kalimat
 Klausa termasuk bagian dari kalimat plural

2
2.3 Jenis-Jenis Klausa
A. Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya
Menurut strukturnya, klausa bisa dibagi menjadi klausa terikat dan klausa bebas.
Kategori ini berhubungan dengan kemungkinan klausa guna sebagai sebuah kalimat.
1. Klausa Bebas
Klausa bebas dalam kalimat majemuk subordinatif disebut klausa atasan, dan klausa
terikat disebut klausa bawahan (Chaer,2009:161). Disebut klausa bebas jika unsur-unsur
fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Sedangkan klausa
terikat unsur-unsur fungsinya tidak lengkap.
Klausa Bebas adalah klausa yang mampu berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, tidak
menjadi bagian yang terikat pada klausa yang lain (Sukini, 2010:44). Arifin (2008: 34)
mengatakan bahwa klausa bebas adalah klausa yang berpotensi menjadi kalimat lengkap.
Contoh:
a. Mari bernyanyi
b. Universitas PGRI memperhatikan minat mahasiswa
c. Jangan bersuara
d. Ayah membuat layang-layang

2. Klausa Terikat
Klausa terikat adalah klausa yang tidak mampu berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna,
dan menjadi bagian yang terikat dari konstruksi yang lain (Sukini, 2010:44).
Cook melalui Tarigan (2009: 52) menjelaskan bahwa Klausa terikat adalah klausa yang tidak
dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna; hanya mempunyai potensi sebagai kalimat tak
sempurna.Arifin (2008: 34) mengatakan bahwa klausa terikat adalah klausa yang tidak
berpotensi menjadi kalimat lengkap, tetapi hanya berpotensi menjadi kalimat minor.
Dari ketiga pendapat tersebut yang menjadi kesepakatan dalam batasan klausa terikat
adalah potensinya tidak akan menjadi kalimat sempurna dan tidak dapat berdiri sendiri.
Contoh:
a. meskipun telah mengumpulkan makalah...
b. karena hari sudah malam...
c. ...kalau diundang

3
B. Jenis Klausa Berdasrkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, klausa ternyata dapat menduduki fungsi subjek, objek,
keterangan, dan pelengkap (Arifin, 2008: 34).
1. Subjek
Arifin (2008: 35) menjelaskan dan memberi contoh bahwasanya subjek adalah bagian
klausa yang berwujud nomina atau frase nominal yang menandai apa yang dinyatakan oleh
pembicara (penulis). Di dalam bahasa Indonesia, subjek biasanya mendahului predikat.
contoh:
a. berlibur kami sekeluarga
b. berenang itu menyehatkan
Kedua klausa itu disebut klausa inti karena terdiri atas subjek (kami sekeluarga, berenang
itu)serta predikat (berlibur, menyehatkan). Kedua klausa itu dapat menjadi inti kalimat, yang
bagian-bagiannya juga tetap menduduki fungsi subjek dan predikat,
seperti:
a. Kami sekeluarga bulan yang lalu berlibur di Bali.
b. Berenang itu ternyata dapat turut menyehatkan fisik dan mental.

2. Objek
Objek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau frase nominal yang melengkapi
verba transitif. Objek dikenai perbuatan yang disebutkan dalam predikat verbal. Objek dapat
dibagi menjadi objek langsung dan objek tak langsung.
Objek langsung adalah objek yang langsung dikenai perbuatan yang disebutkan dalam
predikat verbal; objek tak langsung adalah objek yang menjadi penerima atau diuntungkan oleh
perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.
Contoh:
a. bibi sedang menanak nasi
b. ibu membawa minuman
Nasi pada contoh diatas merupakan objek bagi verba menanak dan minuman menjadi
objek bagi verba membawa.
Contoh objek taklangsung:
a. bibi sedang menanakkan nasi untuk kita semua

4
b. ibu membawakan minuman untuk Ayah
Kita semua objek taklangsung bagi verba menanakkan, sedangkan untuk Ayah objek
taklangsung bagi verba membawakan.

3. Klausa Keterangan
Arifin (2008: 36-37) menjelaskan dan memberi contoh bahwasanya klausa keterangan
adalah klausa yang menjadi bagian luar inti, yang berfungsi meluaskan atau membatasi makna
subjek atau makna predikat.
Contoh:
- Karena sakit, ayah tidak bekerja  (keterangan sebab)
- Montir pengangkat mobil dengan traktor (keterangan alat)
- Ibu mendidikku dengan baik (keterangan cara)

4. Klausa Pelengkap
Klausa pelengkap adalah klausa yang terdiri atas nomina, frasa nominal, adjektiva, atau
frase adjektival yang merupakan bagian dari predikat verbal.
Contoh:
- Dia dianggap sudah mati
- Adikku menjadi seorang tentara

C. Jenis Klausa Berdasarkan Fungsi Predikatnya


Berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat, klausa diklasifikasikan atas klausa verbal,
dan klausa nonverbal (Cook melalui Tarigan, 2009:76). Sedangkan menurut Arifin (2008: 38),
berdasarkan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa verbal dan klausa nonverbal.
Menurut Chaer (2009: 151), berdasarkan kategori pengisi fungsi P dapat dibedakan adaanya:
klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektifal, klausa preposisional, klausa numeral.
Dalam pembahasan ini klasifikasi klausa berdasarkan kategori pengisi fungsi predikat
terdiri dari klausa verbal dan klausa nonverbal. Klausa verbal terbagi menjadi klausa transitif
dan klausa intransitif. Klausa transitif berdasarkan hubungan aktor aksi,diklasifikasikan
menjadi klausa aktif, klausa pasif, klausa medial dan klausa resiprokal. Klausa nonverbal terdiri
atas klausa nominal, adjektival, numeral, dan preposisional.

5
1. Klausa Verbal
Klausa Verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata kerja (Sukini, 2010:46).
Klausa Verbal adalah klausa yang berpredikat verbal (Tarigan, 2009:77). Arifin (2008: 38)
mengatakan bahwa klausa verbal adalah klausa yang predikatnya verba.
Jadi klausa verbal memiliki predikat yang berupa kata kerja.
Contoh:
a. petani mengerjakan sawahnya dengan tekun
b. dengan rajin, bapak guru memeriksa karangan murid
c. mereka memancing di sungai

2. Klausa Numeral
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berkategori kata bilangan. Chaer (2009:
160) mengatakan bahwa klausa numeral adalah klausa yang fungsi P nya diisi oleh frase
numeral.
Contoh:
a. roda truk itu enam
b. kerbau petani itu dua ekor
c. gajinya dua juta sebulan

3. Klausa Adjektiva
Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berkategori kata keadaan. Elson dan
Pickett melalui Tarigan (2009: 51) mengatakan bahwa klausa statif adalah klausa yang
berpredikat ajektif atau yang dapat disamakan dengan ajektif.
Chaer (2009: 158) mengatakan bahwa klausa ajektifal memiliki fungsi wajib S dan P.
Klausa ajektifal dapat disusun dari fungsi S yang berkategori N dan fungsi P yang
berkategori A.
Contoh:
a. harga buku sangat mahal
b. udaranya panas sekali
c. anak itu pintar
d. neneknya kaya

6
4. Klausa Preposisional
Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berkategori kata depan. Chaer
(2009: 159) mengatakan bahwa klausa preposisional adalah klausa yang fungsi P nya diisi
oleh frase preposisional.
Contoh:
a. pegawai itu ke kantor setiap hari
b. kakak di kampus
c. ibu dan ayah ke pasar
d. mereka dari Medan

5. Klausa Nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata benda. Elson dan
Pickett melalui Tarigan (2009: 51) mengatakan bahwa klausa ekuasional adalah klausa
yang berpredikat nomina.
Contoh:
a. saudaranya guru
b. yang dibeli orang itu sepeda
c. nenekku dukun
d. pamannya pedagang

D. Jenis Klausa dengan Berdasarkan Kata Negatifnya


1. Klausa Positif
Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negasi/pengingkaran pada fungsi
Predikat.
Contoh:
a. mereka diliputi oleh perasaan senang
b. mertua itu sudah dianggap sebagai ibunya
c. pak ketua hadir hari ini
d. Lili seorang penari
e. orang tuanya masih ada
f. yang dicari hanya dia

7
2. Klausa Negatif
Klausa negatif ialah klausa yang predikatnya memiliki unsur negasi. Unsur negasi
adalah unsur yang mengandung pengingkaran, seperti kata tidak, tak, bukan, tiada,
belum, dan jangan.
Contoh:
a. orang tuanya sudah tiada
b. yang dicari bukan dia
c. pak ketua tidak hadir hari ini
d. tak seorangpun yang mau
e. mertua itu masih belum dianggap sebagai ibunya

E. Jenis Klausa Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya


1. Klausa Lengkap
Klausa lengkap ialah klausa yang memiliki unsur Subjek (S) dan Predikat (P). Apabila
subjeknya di awal disebut Klausa Lengkap Susun biasa, Namuhn apabila Subjeknya berada
di belakang Predikat maka disebut dengan Klausa Lengkap Susun Balik.
Contohnya :
a. Mereka sedang bekerja
b. Nenek memasak
c. Budi sekolah hari ini

2. Klausa Tidak Lengkap


Klausa tidak lengkap yakni merupakan jenis klausa yang hanya memiliki unsur Predikat
(P) artinya tidak memiliki Subjek (S).
Contohnya :
a. terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya
b. sudah pergi dari tadi pagi
c. sedang membuat makanan

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.
Klausa memiliki ciri-ciri:
a. merupakan deretan kata yang merupakan satuan gramatik,
b. meliliki hanya satu predikat,
c. mengandung unsur S P (O) (PEL) (KET),
d. belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu.
Berdasarkan kelengkapan unsur intinya, klausa diklasifikasikan atas klausa lengkap, dan
klausa tak lengkap , berdasarkan struktur internalnya klausa dibedakan atas klausa berstruktur
runtut dan klausa berstruktur inversi, berdasarkan distribusinya, klausa diklasifikasikan atas
klausa bebas, dan klausa terikat, berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat, klausa
diklasifikasikan atas klausa positif, dan klausa negatif, berdasarkan kategori pengisi fungsi
predikat, klausa diklasifikasikan atas klausa verbal, dan klausa nonverbal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin,Zaenal, Juniah H.M.2008. Sintaksis Bahasa Indonesia.Jakarta: Grasindo.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung:Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2009.Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis. Bandung:Angkasa.

10

Anda mungkin juga menyukai