DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Hakikat Analisis Komponen Makna......................................................................3
B. Analisis Komponen Makna Kata............................................................................3
C. Manfaat Analisis Komponen Makna......................................................................8
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Secara umum makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Semantik sebagai tugas kelompok. Secara khusus, makalah ini bertujuan
untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang analisis komponen
semantik. Sehingga ilmu semantik mampu diterapkan tidak hanya dalam
pembelajaran tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis dengan cara seperti ini sebenarnya bukan hal baru, R. Jacobson
dan Morris Halle dalam laporan penelitian mereka tentang bunyi bahasa yang
berjudul Preliminaries to Speech Analysis: The Distinctive Features and
Their Correlates telah menggunakan cara analisis seperti itu. Dalam laporan
itu mereka mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa dengan menyebutkan ciri-ciri
pembeda di antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lain. Bunyi-bunyi yang
memiliki sesuatu ciri diberi tanda plus (+) dan yang tidak memiliki ciri itu
diberi tanda minus (-). Konsep analisis dua-dua ini lazim disebut analisis biner
oleh para ahli kemudian diterapkan juga untuk membedakan makna suatu kata
dengan kata yang lain.
Berkaitan dengan analisis komponen makna terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yakni:
3
(2) Langkah analisis komponen makna
Berdasarkan hal tersebut di atas pembeda makna akan terjadi karena beberapa
hal berikut ini.
4
2) Mendaftar semua ciri spesifik yang dimiliki oleh rujukannya. Misalnya,
untuk kata ayah terdapat cirri spesifik antara: [+insan], [+jantan], [+kawin],
dan [+anak].
2) Tiap kata atau leksem berbeda pengertiannya untuk setiap disiplin ilmu.
Kata seperti ini disebut istilah. Misalnya istilah kompetensi ada pada bidang
linguistik, psikologi, dan pendidikan. Meskipun istilah itu memiliki medan
yang sama, tetapi pasti ada perbedaan sesuai dengan disiplin ilmu tersebut.
5
6) Leksem-leksem yang bersifat umum sulit untuk dideskripsikan.
Misalnya: binatang, burung, ikan, manusia.
1). Ada pasangan kata yang salah satu daripadanya lebih bersifat netral atau
umum sedangkan yang lain lebih bersifat khusus. Misalnya pasangan
kata mahasiswa dan mahasiswi. Kata mahasiswa lebih bersifat umum dan
netral karena dapat termasuk pria dan wanita sedangkan kata mahasiswi lebih
bersifat khusus karena hanya mengenai wanita. Unsur leksikal yang bersifat
umum seperti kata tersebut dikenal sebagai amggota yang tidak bertanda dari
pasangan itu. Dalam diagram anggota yang tidak bertanda ini diberi tanda 0
atau ±.
2). Ada kata atau unsur leksikal yang sukar dicari pasangannya karena
memang mungkin tidak ada, tetapi ada juga yang mempunyai pasangan lebih
dari satu. Contoh yang sukar dicari pasangannya antara lain kata-kata yang
berkenaan dengan warna.
3) Seringkali kita sukar mengatur ciri-ciri semantik itu secara bertingkat, mana
yang lebih bersifat umum dan mana yang lebih bersifat khusus. Umpamanya
ciri [jantan] dan [dewasa] mana yang lebih bersifat umum. Keduanya dapat
ditempatkan sebagai unsur yang lebih tinggi dalam diagram yang berlainan.
Ciri-ciri semantik ini dikenal sebagai ciri-ciri penggolongan silang.
1) Penamaan (Penyebutan)
6
Proses penamaan berkaitan dengan acuannya. Penamaan bersifat konvensional
dan arbitrer. Konvensional berdasarkan kebiasaan masyarakat pemakainya
sedangkan arbitrer berdasarkan kemauan masyarakatnya. Misalnya,
leksem rumahmengacu ke ‘benda yang beratap, berdinding, berpintu,
berjendela, dan biasa digunakan manusia untuk beristirahat’.
Ada beberapa cara dalam proses penamaan, antara lain: (1) peniruan bunyi, (2)
penyebutan bagian, (3) penyebutan sifat khas, (4) penyebutan apelativa, (5)
penyebutan tempat asal, (6) penyebutan bahan, (7) penyebutan keserupaan, (8)
penyebutan pemendekan, (9) penyebutan penemuan baru, dan (10) penyebutan
pengistilahan.
2) Parafrasis
(a) berdarmawisata
(b) berjalan-jalan
(c) bertamasya
(e) pesiar
3) Pengklasifikasian
7
taksonomi merupakan suatu proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan
pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia. Klasifikasi dibedakan
atas klasifikasi dikotomis yaitu klasifikasi yang terdiri atas dua anggota kelas
atau subkelas saja dan klasifikasi kompleks yaitu klasifikasi yang memiliki
lebih dari dua subkelas(Parera 2004).
4) Pendefinisian
Misalnya kata ayah dan ibu dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidak
adanya ciri jantan.
8
Ciri Pembeda Ayah Ibu
1. manusia + +
2. dewasa + +
3. kawin + +
4. jantan + –
1. menyusui + + +
2. berkuku satu + + +
3. dipiara + + +
4. kendaraaan + – –
9
3) Dapat menggolong-golongkan kata atau unsur leksikal seperti dalam
teori medan makna.
Benda Benda
+bernyawa -bernyawa
+hewan -hewan
+reptil -reptil
+manusia -manusia
kadal kucing
orang monyet
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen makna ialah makna yang dimiliki setiap kata yang terdiri atas
sejumlah komponen yang berbentuk keseluruhan makana kata
itu. Kesesuaian semantik dan gramatis seorang penutur suatu bahasa dapat
memahami dan menggunakan bahasanya bukanlah karena dia menguasi
sebuah kalimat yang ada dalam bahsanya itu, melainkan karna adanya unsur
kesesuaian atau kecocokan ciri-ciri semantik dengan unsur leksikal yang satu
dengan unsur leksikal lainnya. Sebuah kata dapat menimbulkan beberapa
kemungkinan hubungan makna. Pengkelompokkan ide ini sesuai
pula berkata dan frase dengan kata-kata mutakhir, kamus ini telah
mengkategorikan ide-ide dalam 1042 kelompok. Seorang bahasawan atau
penutur suatu bahasa dapat memahami dan menggunakan bahasanya
bukanlah karena dia menguasai semua kalimat yang ada dalam bahsanya itu,
melainkan karena adanya kesesuaian ciri-ciri semantik antara unsur leksikal
yang satu dengan unsur leksikal lainnya.
B. Saran
Semantik dapat dikatakan cabang ilmu yang sulit karena berbagai macam
aspek makna dan dari segi mana makna itu akan dilihat. Dengan
mempelajari analisis komponen makna semantik semoga kita dapat
menerapkannya dalam ilmu yang lain seperti yang sudah diuraikan
11
DAFTAR PUSTAKA