Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

MEMBANDINGKAN PUISI ’’DOA’’ KARYA CHAIRIL ANWAR

& PUISI ’’PADAMU JUA’’ KARYA AMIR HAMZAH

MENGGUNAKAN KAJIAN INTERTEKSTUAL

Oleh:

MAI SARAH

1614015039

SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2019
Daftar Isi

Daftar Isi…………………………………………………………………………. i

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………..

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………

1.5 Sistematika Penulisan …………………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI ..............………………………………………….

2.1 Kajian Pustaka ………………………………………………………..

2.2 Landasan Teori ……………………………………………………….

2.2.1 Intertekstual……………………………………………..

2.2.2 Puisi ………………………………………………

2.2.3 Sastra Bandingan …………………………………

2.3 Kerangka Berpikir …………………………………

BAB III METODE PENEITIAN …………………………………………

3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………..

3.2 Pendekatan Penelitian ……………………………………………

3.3 Data dan Sumber Data ………………………………………….

3.4 Tehnik Pengumpulan Data ……………………………………..

3.5 Tehnik Analisis Data …………………………………………….

3.6 Penyajian Data …………………………………………………..

Daftar Pustaka ……………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karya sastra tidak hadir dalam kekosongan budaya namun karya

sastra hadir karena adanya seorang pengarang yang menuliskannya. Karya sastra

diciptakan untuk menanggapi gejala-gejala yang terjadi pada masyarakat

sekelilingnya, bahkan seorang pengarang tidak terlepas dari pikiran atau

pandangan dunia pada zamannya atau sebelumnya. Semua itu tercantum dalam

karyanya. Dengan demikian karya sastra tidak terlepas dari kondisi sosial

budayanya dan hubungan kesejarahan sastranya.

Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan

melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena

kehidupan dalam lingkungan sosial. Suatu fenomena kehidupan beragam yang

mengandung aspekm sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan, keagamaan,

moral, maupun jender. Melalui daya imajinatif sastrawan yang telah menghadapi

berbagai realitas kehidupan, maka sastrawan itu akan menyeleksi, merenungkan,

mengkaji, mengolah , dan mengungkapkannya ke dalam karya sastra yang lazim

bermediumkan bahasa (Al-Ma’ruf, 2009: 1).

Karya sastra terus berkembang dari masa ke masa, dan perubahan

tersebut sekaligus memberikan ciri sesuai dengan masa perkembangannya. Hal

tersebut sesuai dengan sifat kebudayaan yang terus berkembang saling

mempengaruhi. Demikian pula halnya dengan kesusastraan, tidak bisa lepas dari
kehidupan pujangga sebagai anggota individu suatu kelompok masyarakat. Karya

sastra sebagai cetusan jiwa pengarang senantiasa mencerminkan sikap kehidupan

sosial masyarakat pada masa sesudah, sebelum, atau saat karya sastra itu

diciptakan, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan jiwa pengarang itu

sendiri. Karya sastra merupakan salah satu gambaran kehidupan masyarakat pada

suatu masa maka dengan karya sastra itu kita dapat melakukan penelitian-

penelitian (Yandianto, 2000: 1-2).

Sebuah karya sastra baik puisi maupun prosa mempunyai hubungan

sejarah antara karya sezaman yang mendahuluinya atau yang kemudian.

Hubungan sejarah ini baik berupa persamaan atau pertentangan. Dengan hal

demikian ini sebaiknya membicarakan karya sastra itu dalam hubungannya

dengan karya sezaman sebelum atau sesudahnya (Pradopo, 1995).

Prinsip interteks yaitu karya sastra baru bermakna penuh dalam hubungannya

dengan karya sastra lain, baik dalam hal persamaan maupun pertentangan. Kajian

sastra perbandingan pada akhirnya harus masuk ke dalam wilayah hipogram.

Hipogram adalah modal utama dalam sastra yang akan melahirkan karya

berikutnya (Riffaterre dalam Nurgiyantoro, 1995).

Kajian intertekstual puisi adalah kajian yang membandingkan, menjajarkan,

dan mengontraskan puisi-puisi secara teks. Hubungan intertekstualpuisi

ditunjukkan oleh adanya pengaruh suatu puisi terhadap puisi yang lain, yang bisa

berupa kesejajaran dan atau bahkan kekontrasan.


Oleh karena itu, sebuah teks tidak bisa dilepaskan sama sekali dengan teks

lain. Karena pada dasarnya sebuah teks adalah kutipan dan penyerapan dari teks-

teks lain. Teks dalam pengertian umum adalah dunia semesta ini, bukan hanya

teks tertulis atau teks lisan. Adat istiadat, kebudayaan, film, drama secara

pengertian umum adalah teks. Oleh karena itu, karya satra tidak lepas dari hal-hal

yang menjadi latar penciptaan tersebut baik secara umum maupun secara khusus

(Pradopo, 2001:82).

Puisi yang akan saya bandingkan ialah puisi ‘’Doa’’ karya Chairil Anwar dan

puisi ‘’Padamu Jua’’ karya Amir Hamzah memiliki tema yang sama, yaitu tema

ketuhanan. Tema ketuhanan itu terletak pada struktur kedua puisi tersebut yang

mengandung nilai-nilai pengharapan dan penyerahan diri kepada tuhan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa hubungan intertekstual puisi Doa karya Chairil Anwar dan puisi Padamu

jua karya Amir Hamzah?

2. Makna apa sajakah yang terkandung dalam puisi Doa karya Chairil Anwar

dan puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui adanya hubungan intertekstual puisi-puisi karya Chairil Anwar

dengan puisi-puisi karya Amir hamzah


2. Memahami makna puisi Doa karya Chairil Anwar dan puisi Padamu Jua

karya Amir Hamzah

1.4. Manfaat Penelitian

 Secara Teoritis penelitian ini bermaksud agar dapat memberikan

kontribusi bagi bidang kajian sastra. Dengan demikian, penelitian

ini nantinya berperan untuk memperkaya perkembangan sastra

ataupun terhadap apresiasi sastra itu sendiri.

 Secara Praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan untuk

dapat menciptakan karya sastra yang lebih baik lagi.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : DASAR TEORI

Dalam bab ini menguraikan tentang dasar teori yang berkaitan dengan objek

penelitian dan definisi konepsional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan tentang definisi operasional, jenis penelitian,

teknik pengumpulan data dan jadal kegiatan.


BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini membahas kesimpulan dan saran-saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan penelitian terdahulu sangat diperlukan dengan hasil-hasil

peneliti yang telah ada sebelumnya, agar penelitian ini mampu dilakukan dengan

maksimal. Berikut penelitian terdahulu yang dapat penulis temukan, yaitu:

Atik Hendriyanti (2009) dalam skripsinya yang berjudul ‘’ Kajian

Intertektual dan Nilai Pendidikan Novel Canting Karya Arswendo Atmowiloto

Dengan Para Priyayi Karya Umar Kayam . Dalam skripsinya penulis

merumuskan lima rumusan masalah yaitu: (1) Bagaimanakah struktur novel

Canting karya Arswendo Atmowiloto? (2) Bagaimanakah struktur novel Para

Priyayi Karya Umar Kayam ? (3) Bagaimanakah persamaan antara novel Canting

Karya Arswendo Atmowiloto dan Para Priyayi karya Umar Kayam? (4)

Bagaimanakah perbedaan antara novel Canting Karya Arswendo Atmowiloto dan

Para Priyayi karya Umar Kayam ? (5) Bagaimanakah nilai pendidikan novel

Canting Karya Arswendo Atmowiloto dan Para Priyayi karya Umar Kayam ?.
Annisa Rahayuni (2013) dalam skripsinya yang berjudul ‘’ Semangat

Feminis Dalam Novel Saman Karya Ayu Utami Dan Novel Nayla Karya Djenar

Maesa Ayu Kajian Intertekstual’’. Dalam skripsinya penulis merumuskan tiga

rumusan masalah yaitu: (1) Bagaimana bentuk semangat feminis dalam novel

Saman karya Ayu Utami dan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ?

(2) Faktor apa yang melatarbelakangi semangat feminis dalam novel Saman karya

Ayu Utami dan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ? (3) Bagaimana hubungan

intertekstual antara novel Saman karya Ayu Utami dan novel Nayla karya Djenar

Maesa Ayu ?.

Krisanita Purbadiana (2007) dalam skripsinya yang berjudul “ Hubungan

Intertekstual Puisi ‘’La Ronde’’ karya Sitor Situmorang dan puisi ‘’Gadis

Malam Di Tembok Kota’’ karya Joko Pinurbo ”. Dalam skripsinya penulis

merumuskan dua rumusan masalah yaitu: (1) Bagaimana signifikasi puisi ‘’La

Ronde’’ karya Sitor Situmorang dan puisi ‘’Gadis Malam Di Tembok Kota’’ karya

Joko Pinurbo ? (2) Bagaimana hubungan intertekstual antara puisi ‘’La Ronde’’

karya Sitor Simulorang dan puisi ‘’Gadis Malam Di Tembok Kota’’ karya Joko

Pinurbo ?

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Intertektstual

Intertektstual pada awalnya diperkenalkan oleh Julia Kristeva seorang peneliti

dari prancis mengungkapkan bahwa jumlah pengetahuan yang dapat membuat

suatu teks sehingga memiliki arti, atau intertekstualitas merupakan hal yang tak
bisa dihindari, sebab setiap teks bergantung, menyerap, atau merubah rupa dari

teks sebelumnya (Culler, 1981: 104).

Teori intertekstualitas memandang teks berada di dalam ruang satu teks yang

ditentukan, teks merupakan bermacam-macam tindak ujaran, teks diambil dari

teks-teks lain, serta teks bersifat tumpang-tindih dan aling menetralkan satu sama

lain (Kristeva, 1980: 36-37).

Intertekstual berangkat dari asumsi bahwa kapan pun karya tulis, ia tidak

mungkin lahir dari situasi kekosongan budaya. Penulisan suatu karya sastra tak

mungkin dilepaskan dari unsur kesejarahannya dan pemahaman terhadapnya pun

haruslah mempertimbangkan unsur kesejarahan itu. Makna keseluruhan sebuah

karya secara penuh baru dapat digali dan diungkap secara tuntas dalam kaitannya

dengan unsur kesejarahan tersebut. Karena itu, teks sastra dibaca dan harus dibaca

dengan latar belakang teks-teks lain. Tidak ada sebuah teks pun yang sungguh-

sungguh mandiri, dalam arti bahwa penciptaan dan pembacaannya tidak dapat

dilakukan tanpa adanya teks-teks lain. Teks yang menjadi latar penciptaan karya

baru disebut hipogram, dan teks baru yang menyerap dan mentransformasikan

hipogram disebut teks transformasi (Riffaterre, 1978: 11-23).

Menurut Laurent Jenny sebagai ‘’outside of intertextuality, the literary work

would be quite simply impertceptible, in the same way as an utterance in an is yet

unknown language’’. Yang artinya bahwa ketika suatu teks benar-benar tidak

bergantung kepada teks lain, maka teks tersebut menjadi tidak bersignifikansi

(Culler, 1981: 104).


Tujuan interteks itu sendiri adalah untuk memberikan makna secara lebih

penuh terhadap (karya sastra). Penulisan atau pemunculan sebuah karya sering ada

kaitannya dengan unsur kesejarahannya, sehingga pemberian makna itu akan lebih

lengkap jika dikaitkan dengan unsur kesejarahan itu (Teeuw, 1983: 62-5).

Prinsip intertekstualitas yang utama adalah prinsip memahami dan memberikan

makna karya yang bersangkutan secara hipogram berdasarkan persepsi,

pemahaman, pengetahuan, dan pengalamannya membaca teks-teks lain

sebelumnya.

Bagi teori interteks ini penulis ataupun teks tidak terputus dari dunia budaya

yang lebih besar. Sebuah teks bermakna penuh bukan hanya karena mempunyai

struktur suatu kerangka yang menentukan dan mendukung bentuk tetapi juga

karena teks itu berhubungan dengan teks lain.

2.2.2 Puisi

Puisi adalah hubungan dengan struktur fisiknya saja atau struktur batinnya saja,

namun ada juga yang memberikan batasan yang meliputi keduanya.

Untuk lebih memperluas pandangan kita tentang pengertian puisi, penulis

mengemukakan beberapa pengertian tentang puisi berdasarkan etimologinya.

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani pioetas,

yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahsa latin dari kata poeta,

yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam

perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni


sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan

irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.

Puisi bisa dibuat oleh pengarang dengan tiga sasaran yaitu pertama, untuk

dirinya sendiri sebagai sarana pengungkapan perasaan dan pendapat-pendapat

pengarang terhadap sesuatu. Kedua, untuk redaksi maksudnya setelah puisi itu

dibuat maka redakturlah yang memiliki kewajiban menyebarluaskan puisi tersebut

kepada masyarakat. Ketiga, untuk penikmat dan kritikus, bagi mereka puisi

digunakan sebagai objek pengamatan ataupun hanya sekedar bahan bacaan.

2.2.3 Sastra Bandingan

Sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak

menghasilkan teori tersendiri. Boleh dikatakan teori apa pun bisa dimanfaatkan

dalam penelitian sastra bandingan, sesuai dengan objek dan tujuan penelitiannya.

Dalam beberapa tulisan, sastra bandingan juga disebut sebagai studi atau kajian.

Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandingan adalah yang

utama. Perbandingan sebenarnya merupakan salah satu metode yang juga selalu

dilaksanakan dalam penelitian seperti halnya memerikan dan menguraikan, tetapi

dalam sastra bandingan metode itu merupakan langkah utama. Dengan demikian

uraian yang dilaksanakan dalam sastra bandingan berlandaskan azas banding-

membandingkan. Pertanyaan yang kemudian bias muncul adalah apa saja yang

bias dibanding-bandingkan (Remak, 1990: 1).

Pada dasarnya sastra bandingan itu melandaskan diri pada 3 hal yaitu: (1)

Afinitas, yaitu keterkaitan unsur-unsur intrinsic (unsur dalaman) karya sastra,


misalnya unsur struktur, gaya, tema, mood (suasana yang terkandung dalam karya

sastra) yang dijadikan bahan penulisan karya sastra (Hutomo, 1993: 11-12).

(2) menyatakan bahwa konsep yang digunakan dalam mengkaji sastra

bandingan itu mengacu pada dua hal. Pertama, sastra bandingan mengkaji

perbandingan antara karya sastra pengarang satu dengan pengarang lain yang

hidup di dua Negara yang berbeda. Kedua, sastra bandingan mengkaji

perbandingan antara karya sastra dengan karya seni yang lain, seperti seni lukis,

seni music, dan seni yang lainnya. Bahkan pada konsep kedua ini sastra dapat

diperbandingkan dengan bidang ilmu dan kepercayaan yang lain atau di luar sastra

(Hosilos, 2001: 28). (3) Sohaimi memberikan pandangan yang cukup penting

untuk diperhatikan. Ia menyatakan bahwa ‘sastra bandingan’ lebih berpijak pada

penelitian antar disiplin dengan teori dan pendekatan yang jelas (Endraswara,

2011 : 103).

2.2.4 Makna Puisi

Makna puisi adalah unsur yang tersembunyi di balik bangun struktur puisi itu

dengan istilah lapis makna. Unsur makna dapat dipahami dengan syarat

memahami bentuknya terlebih dahulu (Aminuddin, 1987: 149).

Secara umum unsur makna terdiri atas sense, subject matter, feeling, tone, totality

of meaning, dan theme (Richards, dalam Aminudin, 1985: 150-151).


2.3 Kerangka Berpikir

PUISI

SASTRA BANDINGAN

PERSAMAAN PERBEDAAN

HASIL / TEMUAN
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis metode pada dasarnya adalah cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan, oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan

masalah, maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

rumusan masalah yang telah dirumuskan. Penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari studi pustaka.

3.2 Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data yang

pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan sekedar data

yang terlihat, terucap yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap

tersebut (Sugiarto, 2015: 9).

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak

diperoleh melalui prosuder statistic atau bentuk hitungan lainnya dan bertujuan

mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari

latar alami dengan memanfaatkan peneliti sebagai kunci (Sugiarto, 2015: 8).

3.3 Data dan Sumber Data

Data merupakan bagian yang penting dalam penelitian. Oleh karena itu,

berbagai hal yang merupakan bagian dari keseluruhan proses pengumpulan data
harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti. Adapun data dalam penelitian ini

berupa data lunak yang berwujud kata, kalimat, ungkapan yang terdapat dalam

puisi Doa karya Chairil Anwar dan Padamu Jua karya Amir Hamzah.

Sumber data adalah tempat data itu diambil atau diperoleh. Adapun

sumber data dalam penelitian ini adalah puisi Doa karya Chairil Anwar dan

Padamu Jua karya Amir Hamzah.

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang meneliti perbedaan puisi Doa

karya Chairil Anwar dan Padamu Jua karya Amir Hamzah penelitian kualitatif.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah menggunakan teknik studi

pustaka yang menitik beratkan pada bahan dari sumber tertulis berupa buku-buku

yang diperoleh berdasarkan teknik baca dan catat.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik yang

bersifat kualitatif yaitu data diuraikan dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk

angka dan data yang terkumpul meggunakan teknik baca dan catat.

3.6 Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi atau uraian.

Yaitu dengan menguraikan perbandingan puisi Doa karya Chairil Anwar dan

Padamu Jua karya Amir Hamzah.


DAFTAR PUSTAKA

Ratna , Nyoman Kutha. 2007.Teori, Metode, dan Teknik Penulisan Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitan Sastra Bandingan.

Jakarta: Pusat Bahasa.

Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Prof. Dr. mursal Esten. 1995. Memahami Puisi. Bandung: percetakan

angkasa.

Jabrohim. 2015. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suwardi Endraswara. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Widyatama.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta:

Girimukti Pustaka.

Rachmad Djoko Pradopo. 2014(cetakan ke-14). Pengkajian Puisi.Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.


Dr. Maman Suryaman & Wiyatmi, M. Hum. 2012. Puisi Indonesia.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Merambah Matahari: Sastra dalam

Perbandingan. Surabaya: Gaya Masa.

Atik Hendriyati, 2009. Kajian Intertekstual Dan Nilai Pendidikan Novel

Canting Karya Arswendo Atmowiloto Dengan Para Priyayi Karya Umar

Kayam. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Annisa Rahayuni, 2013. Semangat Feminis Dalam Novel Saman Karya Ayu

Utami Dan Novel Nayla Kvrya Djenar Maesa Ayu Kajian Intertekstual.

Skripsi. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Semarang.

Krisanita Purbadiana, 2007. Hubungan Intertekstualitas Puisi La Ronde

Karya Sitor Situmorang Dan Puisi Gadis Malam Di Tembok Kota Karya Joko

Pinurbo. Skripsi. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai