Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KLAUSA (PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI)

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Erwin Salpa Riansi, M.Pd.

Disusun Oleh:

 Afrida Maharani (2222200066)


 Lia Sa’adatul Ulfah (2222200078)

KELAS: 3-C

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah
sintaksis bahasa Indonesia yang berjudul ‘Klausa (Pengertian dan Ciri-Ciri)’ tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bapak Erwin
Salpa Riansi, M.Pd., selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
salah satu materi yang dikaji dalam Sintaksis Bahasa Indonesia, yaitu mengenai klausa bagi
kami dan bagi para pembaca.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Erwin Salpa Riansi, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Sintaksis Bahsa Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahun dan wawasan sesuai dengan bidang
diskusi yang kami tekuni. Serta kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian ilmu pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis dan susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Serang, 3 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Klausa............................................................................................................3

B. Ciri-Ciri Klausa...............................................................................................................5

BAB III PENUTUP....................................................................................................................6

A. Kesimpulan.....................................................................................................................6

B. Saran................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia
baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu hakikat bahasa adalah bahwa bahasa itu
bersifat sistemik, artinya bahasa itu terdiri atas beberapa subsistem. Adapun yang
termasuk dalam subsistem bahasa yang mendasar antara lain fonologi, gramatika, dan
leksikon.
Gramatika sebagai salah satu subsistem bahasa yang mencakup morfologi dan
sintaksis. Jelaslah bahwa sintaksis sebagai subsistem bahasa yang mengkaji hubungan
antar kata dan satuan-satuannya yang lebih besar, lalu membentuk suatu konstruksi
yang disebut sebagai “kalimat”. Hubungan antara satuan-satuan ini tentu
memperlihatkan adanya semacam hierarki atau tata urut tingkat. Subsistem sintaksis
membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu kedalam satuan-satuan yang
lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat,
dan wacana (Chaer, 2009: 3)
Dilihat dari segi bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai salah satu
konstruksi sintaksis yang terdiri dari dua kata atau lebih. Hubungan struktural antara
kata dan kata, atau kelompok kata dengan kelompok kata yang lain berbeda-beda.
Antara “kalimat” dan “kata” terdapat dua satuan sintaksis, yaitu “klausa” dan “frase”.
Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, atau lebih, yang
mengandung unsur predikasi. Sedangkan frase merupakan satuan sintaksis yang
terdiri atas dua kata, atau lebih, yang tidak mengandung unsur predikasi (Hasan Alwi,
2003: 312). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa klausa
berkedudukan sebagai bagian dari suatu kalimat, sehingga klausa tidak dapat
dipisahkan dari kalimat.
Dalam berbahasa, kita diharuskan menggunakan bahasa yang baik dan benar,
baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis. Selain itu, kita dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam membuat susunan kalimat yang baik dan benar pula. Maka
pengetahuan tentang definisi serta ciri-ciri klausa menjadi sangat penting untuk

1
dipelajari, karena sebuah kalimat merupakan satuan sintaksis yang terdiri dari satu
atau lebih dari dua klausa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada dalam makalah ini antara lain:
1.) Apa pengertian klausa?
2.) Apa saja ciri-ciri klausa?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang dimaksud dalam makalah ini antara lain:
1.) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia.
2.) Untuk mengetahui pengertian/definisi klausa.
3.) Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri klausa.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dalam makalah ini antara lain:
1.) Dapat mengetahui pengertian/definisi klausa.
2.) Dapat mengetahui apa saja ciri-ciri klausa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Klausa
Pemahaman akan klausa sebagai salah satu satuan sintaksis memberikan dasar
yang mendalam tentang seluk beluk kalimat. Sebagai satuan sintaksis, klausa berbeda
sengan satuan-satuan sintaksis lainnya, baik strukturnya, hubungannya, maupun
jenisnya. Hal ini perlu dipahami lebih lanjut dalam rangka mendalami seluk beluk
kalimat.
Untuk menambah penahaman terkait klausa, berikut terdapat beberapa
pengertian klausa menurut para ahli:
1.) Menurut Chaer (2009: 43) klausa merupakan satuan yang berada di atas satuan
frase dan di bawah satuan kalimat, berupa runtutan kata berkontruksi predikat.
2.) Menurut Arifin (2008: 34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan
kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat.
3.) Kridalaksana dalam (Putrayasa, 2007: 11) mengatakan klausa adalah satuan
gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S)
dan predikat (P).
4.) Barasanji (2006: 27) mengatakan klausa merupakan salah satu alas gramatika
yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu berdasarkan struktur internalnya dan
berdasarkan distribusi eksternalnya.
5.) Menurut Kridalaksana (1993: 110) klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki
tataran di atas frasa dan di bawah kalimat, berupa kelompok kata yang sekurang-
kurangnya terdiri dari subjek dan predikat, dan berpotensi untuk menjadi kalimat.

Telah dijelaskan bahwa klausa adalah salah satu satuan sintaksis. Sebagai
suatu satuan gramatikal, klausa disusun oleh kata atau frasa, dan yang memiliki satu
predikat. Pada umumnya klausa menjadi konstituen kalimat. Sekurang-kurangnya
klausa memiliki satu subjek dan satu predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi
kalimat. Klausa di sini dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiiri dari subjek (S)

3
dan predikat (P) baik disertai objek (O), pelengkap (PEL) dan ket (KET) maupun
tidak. O, PEL, dan KET ini bersifat manasuka, artinya boleh ada boleh juga tidak ada.

Unsur inti klausa adalah S dan P sebagaimana telah dijelaskan tadi. Namun, S
sering dihilangkan. Misalnya dalam kalimat luas sebagi akibat penggabungan klausa
dan dalam kalimat jawaban. Misalnya:

1.) Tengah Karmila menangis menghadapi tembok, Bapak Daud masuk diantar suster
Meta.
2.) Sedang bermain-main. (sebagai jawaban pertanyaan Anak-anak itu sedang apa?)

Kalimat 1 di atas terdiri dari empat klausa, yaitu (1) Karmila menangis; (2)
menghadapi tembok; (3) Bapak Daud masuk; dan (4) diantar Suster Meta. Klausa 1
terdiri dari unsur S dan P; klausa 2 terdiri atas unsur P diikuti O; klausa 3 terdiri atas
untur S dan P; dan klausa 4 terdiri dari P diikuti KET. Akibat penggabungan klausa 1
dengan klausa 2, S pada klausa 2 dihilangkan, demikian pula akibat penggabungan
klausa 3 dengan klausa 4, S pada klausa 4 dihilangkan. Lengkapnya, klausa-klausa
tersebut adalah sebagai berikut: (1) Karmila menangis; (2) Karmila menghadapi
tembok; (3) Bapak Daud masuk; dan (4) Bapak Daud diantar Suster Meta.

Kalimat 2 terdiri dari satu klausa, yaitu sedang bermain-main, yang hanya
terdiri dari P. S-nya dihilangkan karena merupakan jawaban dari suatu pertanyaan.
Lengkapnya klausa tersebut berbunyi anak-anak itu sedang bermain-main.

Klausa memiliki potensi menjadi kalimat. Hal ini disebabkan di dalam


konstruksi kalimat sudah terdapat unsur inti kalimat, yaitu fungsi subjek dan predikat
yang harus hadir dalam konstruksi klausa. Perhatikan contoh berikut:

3.) Ali membaca buku itu...


Ali sebagai subjek dan membaca sebagai predikat, terdiri dari sebuah klausa.
4.) Ali dan Ani membaca buku itu...
Ali dan Ani sebagai subjek dan membaca sebagai predikat, terdiri dari sebuah
klausa.
5.) Ali mahasiswa...
Ali sebagai subjek dan mahasiswa sebagai predikat, terdiri dari sebuah klausa.
6.) Ali pemberani...
Ali sebagai subjek dan pemberani sebagai predikat, terdiri dari sebuah klausa.

4
7.) Ali melihat Ani datang...
Ali dan Ani sebagai subjek serta melihat dan datang sebagai predikat, terdiri dari
sebuah klausa.

Klausa-klausa di atas, dapat berpotensi menjadi kalimat jika ke dalam klausa


itu diberikan intonasi final, atau jika dalam tulisan, kalimat itu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan titik.

Di dalam klausa terdapat unsur-unsur yang dibedakan atas unsur inti dan unsur
bukan inti. Unsur inti diantaranya:

1.) Subjek, adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau frasa nominal yang
menandai apa yang ditanyakan oleh pembicara.
2.) Predikat, adalah bagian klausa yang menandai apa yang ditanyakan oleh
pembicara tentang subjek.

Sedangkan unsur bukan inti diantaranya:

1.) Objek, adalah unsur klausa yang dibedakan atas objek langsung dan objek tak
langsung. Contoh objek langsung: mereka menyampuli surat. Contoh objek tak
langsung: ibu membuat baju untuk susi, di mana baju merupakan objek tak
langsung dan Susi merupakan objek langsung.
2.) Pelengkap, adalah nomina, frasa nominal, adjektiva, atau frasa adjektival yang
merupakan bagian predikat verbal yang menjadikannya predikat lengkap.
3.) Keterangan, adalah bagian bukan inti klausa yang berfungsi untuk mrluaskan atau
membatasi makna subjek atau predikat.

B. Ciri-Ciri Klausa
Ciri-ciri yang dimiliki sebuah klausa sudah terkandung dari beberapa rumusan
makna atau pengertian klausa yang dikemukakan oleh para ahli linguistik di atas.
Ciri-ciri yang dimaksud antara lain:
1.) Merupakan kelompok kata yang memiliki hubungan fungsi (S/P/O/K);
2.) Memiliki unsur predikat;
3.) Satu klausa memiliki 1 predikat;
4.) Tidak mempunyai intonasi akhir serta juga tanda baca (jika ditambahkan unsur
ini, maka klausa akan menjadi kalimat);

5
5.) Klausa merupakan bagian dari kalimat plural; dan
6.) Memiliki subjek secara tertulis atau tidak secara tertulis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Klausa merupakan salah satu bagian dari sintaksis di mana pemahaman akan
satuan sintaksis memberikan dasar yang mendalam tentang seluk beluk kalimat.
Sebagai suatu satuan gramatikal, klausa disusun oleh kata atau frasa, dan yang
memiliki satu predikat. Klausa juga memiliki unsur-undur, yaitu ussur inti atau unsur
yang harus ada dan unsur bukan inti atau unsur yang boleh ada, boleh juga tidak ada.
Selain itu klausa juga memiliki ciri-cirinya tersendiri yang dapat membedakan antara
klausa dengan satuan sintaksis lainnya.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap para pembaca dapat lebih
memahami tentang salah satu kajian dalam sintaksis, yaitu klausa. Sebab, pemahaman
akan klausa sangat penting dalam memberikan dasar tentang seluk beluk kalimat.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan untuk para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Awwaabiin, S. (2021, April 28). Klausa: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Contoh
Lengkapnya. Retrieved from penerbitdeepublish.com:
https://penerbitdeepublish.com/klausa/ (Diakses pada hari Jum’at, 03 September 2021
pukul 22.25 WIB)
Darwin. (2017). Struktur Klausa Bahasa Dondo. Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 2. No 2.
Halaman 25-38.

H.P, A. (2012). Sintaksis Bahasa Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Ibeng, P. (2021, September 1). Pengertian Klausa, Ciri, Klasifikasi, Jenis beserta Contoh.
Retrieved from Pendidikan.co.id: https://pendidikan.co.id/pengertian-klausa-ciri-
klasifikasi-jenis-beserta-contoh/ (Diakses pada hari Jum’at, 03 September 2021 pukul
22.23 WIB)
Ramlan. (2005). Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Sumarni, R. (2017, Maret 9). Klausa dalam Bahasa Indonesia – Pengertian, Ciri, Jenis, dan
Contohnya. Retrieved from Dosenbahasa.com: https://dosenbahasa.com/klausa-
dalam-bahasa-indonesia (Diakses pada hari Jum’at, 03 September 2021 pukul 22.20
WIB)

Anda mungkin juga menyukai