Disusun Oleh:
Kelompok 6
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan topik Jenis Klausa
Berdasarkan Fungsi pada mata kuliah Sintaksis. Untuk itu, kami sangat bersyukur dan
berterima kasih kepada dosen pengampu bapak Dr. Wisman Hadi, M.Hum. yang memberikan
kesempatan kepada kami untuk memaparkan materi ini.
Kemungkinan tulisan ini masih tidak sempurna tentulah ada dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, diharapkan segala bentuk
saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Demikianlah kata
pengantar dari penulis, saya ucapkan terima kasih.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dan dunia bunyi.
Lalu,sebagai penghubung diantara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh tiga buah
komponen,yaitu komponen leksikon, komponen gramatika, dan komponen fonologi
(Chaer, 2009). Sistem gramatika biasanya dibagi atas subsistem morfologi dan subsistem
sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke
dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata,
frase, klausa,kalimat, dan wacana (Chaer, 2009).
Dilihat dari segi bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai salah satu
konstruksisintaksis yang terdiri dari dua kata atau lebih. Klausa merupakan satuan
sintaksis yang terdiriatas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi.
Berdasarkan uraian tersebutmaka dapat dikatakan bahwa klausa berkedudukan sebagai
bagian dari suatu kalimat, dan oleh karena itu klausa tidak dapat dipisahkan dari kalimat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klausa
Menurut buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi keempat, klausa merupakan
konstruksi sintaktis yang terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa objek,
pelengkap, atau keterangan. Sementara itu, frasa merupakan satuan sintaktis yang terdiri
atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur predikatif.
1. Rusmaji
Menurut Rusmaji, klausa merupakan unsur kalimat, sebab sebagian besar kalimat itu
terdiri dari dua unsur klausa.
2. H. Alwi
Menurut Alwi, klausa adalah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih dan
mengandung unsur predikatif.
3. Chaer
Menurut Chaer, klausa merupakan satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya
adalah didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan
itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer, 2009).
4. Arifin
Menurut pendapat Arifin (2008), klausa adalah satuan gramatikal yang berupa
gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau
gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.
Secara mudah, klausa disimpulkan secara sederhana sebagai subjek dan predikat
dengan atau tanpa objek, pelengkap, dan keterangan yang berpotensi menjadi kalimat.
2
2.2 Fungsi dalam Sintaksis
Fungsi sintaktis adalah slot atau gatra yang diisi oleh kata atau satuan lain dalam
hubungannya dengan unsur lain dalam kalimat. Fungsi itu bersifat sintaktis, artinya
berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaktis utama dalam
bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
a. Predikat
Predikat biasanya berupa kata kerja, bisa ditambahkan kata tidak, menjawab
pertanyaan mengapa atau bagaimana, tidak bisa didahului kata “yang”, dan bisa diikuti
oleh objek maupun keterangan.
b. Subjek
Subjek adalah suatu pokok pembicaraan, pokok bahasan, atau pelaku, orang, tempat,
hingga benda yang diamati. Ciri-ciri subjek yaitu merupakan jawaban atas pertanyaan apa
atau siapa, berupa kata benda atau frasa benda, tidak diawali dengan preposisi, dan tidak
bisa ditambahkan dengan kata “tidak” atau “bukan”.
c. Objek
Objek merupakan elemen berupa kata benda yang dikenai subjek. Fungsi objek adalah
untuk memperjelas makna di dalam kalimat, sebagai pelengkap dan membentuk kesatuan
pikiran, dan sebagai dasar pembentuk kalimat yang predikatnya transitif.
Objek dibagi menjadi dua, yaitu objek penderita dan objek penyerta. Perbedaan
keduanya adalah sebagai berikut.
1. Objek penderita adalah objek yang bisa berubah menjadi subjek ketika kalimatnya
dijadikan pasif. Biasanya, objek penderita berupa kata benda atau kata yang
dibendakan, contohnya “Galih melempar batu.” Batu merupakan kata benda.
2. Objek penyerta adalah objek yang terletak di belakang objek penderita, contohnya
“Galih melemparkan batu berukuran besar.” Nah, kata “berukuran besar” merupakan
penyerta dari objek “batu.”
d. Keterangan
3
Keterangan merupakan pelengkap yang bisa menjadi informasi tambahan di dalam
suatu kalimat. Keterangan bisa berupa tempat, waktu, suasana, akibat, syarat, dan
sebagainya. Letaknya juga bisa di tengah, di akhir, atau di awal kalimat.
e. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur yang bisa melengkapi subjek, predikat, maupun objek.
Namun, pelengkap tidak dapat menggantikan kedudukan subjek jika kalimatnya dijadikan
pasif.
a. Klausa Subjek
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan
predikat, dan ada juga yang berpotensi menjadi kalimat yang utuh. Klausa subjek
merupakan klausa yang memiliki kedudukan sebagai subjek dalam sebuah kalimat.
Pada jenis-jenis kalimat aktif, klausa subjek biasanya berada di awal kalimat. Namun,
apabila kalimat aktifnya diubah ke dalam bentuk kalimat pasif, maka klausa ini akan
menjadi klausa objek dan diletakkan di tengah-tengah kalimat.
6. Karyawan sepabrik itu sedang berdemo di depan pabrik tempat mereka bekerja.
b. Klausa Objek
4
Klausa objek merupakan klausa yang menjadi objek dalam sebuah kalimat. Dalam
klausa ini, terletak setelah predikat atau di tengah-tengah kalimat. Klausa objek terbagi
lagi menjadi dua jenis, yaitu objek langsung dan objek tidak langsung. Objek langsung
adalah objek yang dikenai langsung perbuatan yang tercantum pada predikat dengan
prefiks (awalan) me-. Sedangkan, objek tidak langsung merupakan objek yang menerima
perbuatan dari predikat dengan konfiks (awalan akhiran) me-an.
1. Ibu membelikan tas baru untuk David yang berulang tahun hari ini.
4. Ayah membuatkan kandang untuk kucing berbulu belang itu dari kayu bekas.
5
c. Klausa Keterangan
Klausa keterangan ialah klausa yang berkedudukan sebagai keterangan dalam kalimat.
Klausa ini bisa diletakkan di mana saja, baik itu di depan, di tengah, maupun di akhir
kalimat.
1. Karena sakit, Doni tidak masuk sekolah (klausa keterangan di awal kalimat).
2. Kami berlatih sandiwara dengan Kak Andi sebagai sutradaranya (klausa keterangan di
akhir kalimat).
3. Karena tinggi badannya yang tidak ideal, Puput tidak lolos tes pramugari (klausa
keterangan di awal kalimat).
4. Para siswa meninggalkan sekolah setelah bel pulang dibunyikan petugas tata usaha
(klausa keterangan di akhir kalimat).
5. Karena mabuk berat, Agung tidak dapat mengontrol laju kendaraannya (klausa
keterangan di awal kalimat).
6. Aku dan teman-temanku bermain futsal dengan aku sebagai kipernya (klausa di akhir
kalimat).
7. Pak Panji tidak bekerja di perusahan itu lagi karena dia sudah diberhentikan dari
perusahaan tersebut (klausa keterangan di akhir kalimat).
8. Pandu dan Satria mengendarai mobil dengan Pandu sebagai pengemudinya (klausa
keterangan di akhir kalimat).
9. Para siswa pulang lebih cepat karena para guru harus studi keluar kota (klausa
keterangan di akhir kalimat).
10. Karena pingsan, Suci dilarikan ke rumah sakit terdekat (klausa keterangan di awal
kalimat).
d. Klausa Pelengkap
6
Klausa pelengkap merupakan klausa yang berkedudukan sebagai pelengkap dalam
kalimat. Adapun yang dimaksud pelengkap atau komplemen dalam hal ini adalah
bagian frasa yang membuatnya menjadi predikat lengkap dalam klausa.
1. Nazar menjadi pencetak gol paling banyak pada kejuaraan sepak bola tahun ini.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis fungsi, kategori, dan peran merupakan kajian sintaksis yang menelaah unsur-
unsur yang terdapat dalam sebuah kalimat, kategori kata yang menduduki setiap fungsi
kalimat, dan peran semantisnya. Klausa disimpulkan secara sederhana sebagai subjek
dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap, dan keterangan yang berpotensi
menjadi kalimat. Peran klausa dalam fungsi sintaksis sangat Klausa memiliki beberapa
ragam berdasarkan fungsi, diantaranya adalah klausa subjek, klausa objek, klausa
keterangan, dan klausa pelengkap.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Kami berharap dengan dibuatnya makalah
ini dapat memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis klausa berdasarkan fungsinya.
Jurnalistik. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Untuk
kesempurnaan makalah ini, kami selaku pemakalah bersedia menerima kritik dan saran
yang dapat membangun semangat untuk membuat makalah yang lebih baik lagi nantinya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Firman. 2016. Klasifikasi dan Analisis Klausa Bahasa Culambatu. KANDAI. Vol 12 (2): 187-
204.
Moeliono, A, M. dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.