Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRUKTUR KALIMAT

(KATA, FRASA, KLAUSA DAN DIKSI)

DI SUSUN OLEH

NAMA : JIM MUALIMIN

NIM : 1714020

JURUSAN TEKNIK KIMIA S-1

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

ISI (STRUKTUR KALIMAT)... 1

KATA

PENGERTIAN KATA...1

JENIS KATA..1

FRASA

PENGERTIAN FRASA.2

CIRI-CIRI FRASA.2

CONTOH FRASA..2

JENIS FRASA3

KLAUSA

PENGERTIAN KLAUSA..3

CIRI-CIRI KLAUSA..3

JENIS-JENIS KLAUSA.3

DIKSI

PENGERTIAN DIKSI....6

JENIS-JENIS DIKSI...6

MACAM-MACAM DIKSI.....7

DAFTAR PUSTAKA....8

iii
ISI STRUKTUR KALIMAT

I. KATA
A. PENGERTIAN KATA
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan
dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata
diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil
dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata
yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih
kecil.
B. JENIS KATA
a.) Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk
suatu benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun
konkret.dalam bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa
jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2
jenis, yaitu :
b.) Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan.
Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kata kerja transitif dan
kata kerja intransitif.
c.) Kata Sifat (Adjektifa)
Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah
kata benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu
menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok.
d.) Kata Ganti (Pronomina)
Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang
dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, kata
ganti orang, kata ganti kepemilikan, kata ganti penunjuk, kata ganti
penghubung, kata ganti tanya, kata ganti tak tentu.
1
e.) Kata Keterangan ( Adverbia)
Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata
kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan
pada seluruh kalimat. Kata keterangan dibagi menjadi lima, yaitu kata
keterangan tempat, kata keterangan waktu, kata keterangan syarat, kata
keterangan alat dan kata keterangan sebab.
f.) Kata Bilangan ( Numeralia)
Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah,
kumpulan, urutan sesuatu yang dibendakan.

II. FRASA
A. PNGERTIAN FRASA
Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua
kelompok kata atau lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna
yang berubah-ubah menyesuaikan dengan konteks). Singkatnya frasa
adalah gabungan dari dua kata atau lebih namun tidak dapat membentuk
kalimat sempurna karena tidak memiliki predikat.

B. CIRI-CIRI FRASA
Adapun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut: Dalam frasa harus terdiri
setidaknya minmal dua kata atau lebih.

1. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.


2. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
3. Frasa bersifat nonpredikatif.
C. CONTOH FRASA
Maka kita dapat membuat contoh frasa sebagai berikut:
Nasi goreng, Sedang Tidur, Sedang makan, Banting tulang, Tidur siang,
Dengan tangan kanan.
2
D. JENIS FRASA
a.) Frasa verbal, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja dalam unsur
pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti kedudukan
kata kerja dalam kalimat.
b.) Frasa Nominal, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata
benda.
c.) Frasa preposisional, yaitu frasa yang menggunakan kata depan dalam
unsur pembentukannya.

III. KLAUSA
A. PENGERTIAN KLAUSA
Klausa adalah gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek
dan predikat. Klausa terkadang dilengkapi dengan objek, pelengkap, atau
keterangan. Dari pengertian singkat ini dapat ditarik kesimpulan sederhana
bahwa klausa lebih lengkap daripada frasa. Akan tetapi klausa belumlah
menjadi sebuah kalimat karena tidak mempunyai intonasi akhir.
B. CIRI KLAUSA

Untuk membedakannya dari frasa dan kalimat, klausa dapat dikenali dari
beberapa ciri berikut:

Memiliki satu predikat


Tidak memiliki intonasi akhir
Jika ditambah intonasi akhir maka akan menjadi sebuah kalimat
Klausa merupakan bagian dari kalimat plural

C. JENIS-JENIS KLAUSA
Klausa dibedakan berdasarkan kategorinya masing-masing. Pembagian
klausa didasarkan pada beberapa kelompok yaitu berdasarkan struktur,
berdasarkan unsur yang menjadi predikat, dan berdasarkan fungsinya.

3
Klausa Berdasarkan Struktur
Berdasarkan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas
dan klausa terikat. Kategori ini berkaitan dengan kemungkinan klausa
untuk menjadi sebuah kalimat.
1. Klausa Bebas
Klausa bebas adalah klausa yang berpotensi menjadi sebuah kalimat
karena memiliki subjek dan predikat. Jenis klausa ini disebut juga sebagai
klausa utama atau induk kalimat. Ciri khusus dalam klausa bebas adalah
tidak adanya pemakaian konjungsi.
2. Klausa Terikat
Klausa terikat tidak memiliki susunan yang lengkap seperti klausa bebas,
sehingga klausa jenis ini tidak berpotensi untuk menjadi kalimat. Jenis
klausa ini disebut juga sebagai klausa bawahan atau anak kalimat. Berbeda
dengan klausa bebas yang tidak menggunakan konjungsi, klausa terikat
dapat diidentifikasi dari adanya penggunaan konjungsi di depannya.
Klausa Berdasarkan Unsur yang Menjadi Predikat
Pengelompokan yang kedua adalah berdasarkan unsur yang berperan
menjad predikat. Berdasarkan unsur ini, klausa dibagi menjadi klausa
verbal, klausa nominal, klausa adjektival, klausa adverbial, dan klausa
preposisional.
1. Klausa Verbal
Sesuai dengan namanya, klausa verbal merupakan klausa yang memuat
predikat berupa kata kerja (verba). Lebih lanjut, klausa verba terbagi
menjadi klausa transitif dan klausa intransitive.
2. Klausa Nominal
Jenis klausa yang kedua berdasarkan unsur yang menjadi predikat adalah
klausa nominal. Klausa nominal merupakan klausa dimana predikatnya
merupakan kata benda atau frasa nomina. Contoh klausa nominal:
3. Klausa Adjektival
Unsur wajib dalam klausa adjektival adalah subjek dan predikat. Dalam
jenis klausa ini, predikat berkedudukan sebagai kata keadaan. Penyusunan
4
klausa adjektival secara umum terdiri dari subjek yang berkategorikan nomina dan
predikat yang berkategorikan adjektif. Contoh:

4. Klausa Preposisional
Klausa preposisional adalah klausa dimana predikatnya merupakan suatu
frasa preposisional. Predikat dalam jenis klausa yang satu ini berkategori
sebagai kata depan. Contoh:

Klausa Berdasarkan Fungsi


Jenis-jenis klausa berdasarkan fungsi dibedakan menjadi 4 jenis. Keempat
jenis klausa tersebut adalah klausa yang menduduki fungsi subjek, objek,
keterangan dan pelengkap.
1. Klausa Subjek
Dalam sebuah klausa, subjek berkedudukan sebagai sebuah frasa nominal.
Secara umum, kedudukan subjek mendahului predikat.
2. Klausa Objek
Pada klausa, objek berwujud frasa nominal dan melengkapi verba transitif.
Terdapat dua macam objek, yaitu objek langsung dan objek tak langsung.
Objek langsung adalah objek yang dikenai perbuatan secara langsung
dalam predikat verbal. Sedangkan objek tak langsung adalah objek yang
menjadi penerima perbuatan dalam predikat verbal.
3. Klausa Keterangan
Keterangan berfungsi membatasi atau memperluas makna subjek ataupun
predikat. Terdapat beberapa jenis keterangan, misalnya keterangan sebab,
keterangan alat, keterangan cara, keterangan tempat, keterangan subjek,
keterangan waktu, dll.
4. Klausa Pelengkap
Klausa pelengkap berbentuk nomina, frasa nominal, adjektiva, atau frasa
adjektiva dari predikat verbal. Terkadang pelengkap sering disalahsartikan
sebagai objek.

5
IV. DIKSI
A. PENGERTIAN DIKSI
Diksi diartikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai pilihan kata
yang tepat dan sesuai penggunannya guna mengungkapkan ide sehingga
didapatkan efek sesuai yang diharapkan. Sedangkan menurut Wikipedia,
diksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk merangkai kalimat.
Penggunaan dikti ditujukan untuk membuat kalimat lebih terkesan atraktif.
Diksi Difungsikan agar pembaca atau pendengarnya dapat memahami apa
yang ingin disampaikan penyair atau penulis. Digunakan untuk mencapai
target komunikasi yang efisien dan efektif. Mengekspresikan ide atau
gagasan yang dituangkan dalam bentuk verbal.

B. JENIS JENIS DIKSI


Diksi sendiri memiliki macam-macam diantaranya sebagai berikut:
Sinonim adalah diksi yang dipilih karena memiliki persamaan makna.
Diksi ini dipilih karena untuk memberikan kesan yang lebih baik atau
halus. Misalnya mati yang diganti wafat.
Antonim yaitu diksi yang maknanya berlawanan dengan ungkapan
lainnya. Misalnya buruk lawan katanya baik.
Polisemi ialah satuan kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Misalnya kepala yang dapat diartikan sebagai bagian tubuh atas namun
juga dapat berarti sebuah jabatan misalnya kepala bagian marketing.
Hiponim ialah diksi yang maknanya sudah meliputi makna kata lainnya.
Misalnya kata salmon yang sudah mencakup makna kata ikan di
dalamnya.
Homonim adalah diksi yang ejaan dan pengucapannya sama namun
maknanya berbeda, misalnya bisa yang berarti racun ular dan bisa yang
berarti mampu.
Homofon yaitu diksi yang pengucapannya sama, namun penulisan dan
maknanya berbeda. Misalnya Bang Ijuk dan Bank Rakyat Indonesia.
6
Homograf adalah diksi yang memiliki persamaan dalam ejaan, namun
pengucapan dan maknanya berbeda. Misalnya buah apel dan apel pagi.

C. MACAM-MACAM MAKNA DIKSI


Diksi sendiri memiliki dua makna yakni makna sebenarnya atau denotasi
dan makna konotasi. Berikut adalah penjabarannya:
Makna denotasi ialah makna sebenarnya yang sesuai dengan apa yang
tersurat di dalam kamus. Misalnya Adik makan nasi. Makan berarti
memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Makna konotasi adalah makna yang tersurat dan merujuk pada hal
lainnya atau bisa disebut dengan makna kiasan. Contoh makna konotasi
adalah Saat mendengar ucapannya, aku seperti makan hati. Makan di sini
tidak dapat diartikan sendiri dan sesuai dengan kamus, melainkan harus
digabung dengan kata hati, yang berarti sedang geram dan kecewa.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5768666/Pengertian_Kata
materi4belajar.blogspot.co.id
dosenbahasa.com
gamepos.id

Anda mungkin juga menyukai