Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGENAI

KALIMAT DASAR

BAHASA INDONESIA

Dosen : Randi Ramliyana, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelas X1K

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................1
C TUJUAN .................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................................3
A. PENGERTIAN KALIMAT....................................................................... 3
B. UNSUR-UNSUR KALIMAT ....................................................................4
1. SUBJEK ( DEFINISI DAN CIRI-CIRINYA ) ....................................... 4
2. PREDIKAT ( DEFINISI DAN CIRI-CIRINYA )................................5
3. OBJEK ( DEFINISI DAN CIRI-CIRINYA ) .......................................... 6
4. PELENGKAP ( DEFINISI DAN CIRI-CIRINYA ) ...........................6
5. KETERANGAN ( DEFINISI DAN CIRI-CIRINYA ) .......................7
6. CARA MEMBEDAKAN OBJEK DAN PELENGKAP DALAM
KALIMAT ............................................................................................8
7. CONTOH-CONTOH POLA KALIMAT .............................................. 12

BAB III. PENUTUP ..............................................................................................13


A. KESIMPULAN........................................................................................ 13
C. SARAN .....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
menggunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai
mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata
yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran, atau perasaan. Dan rangkaian kata
yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran, atau perasaan itu disebut kalimat.
Ketika berbicara, sering sekali kita tidak memperhatikan susunan atau
unsur-unsur kalimat dengan benar. Dalam menggunakan kalimat, perlu dipahami
adanya intonasi, jeda, dan tanda baca. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini akan
membahas tentang pengertian kalimat, unsur kalimat, definisi subjek, predikat,
objek, keterangan dan pelengkap beserta ciri-ciri, jenis dan perbedaan antara
objek dan pelengkap.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalimat?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa definisi subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap?
4. Apa ciri-ciri subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap?
5. Apa saja jenis subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap?
6. Perbedaan objek dan pelengkap?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kalimat.
2. Mengetahui unsur-unsur suatu kalimat.
3. Mengetahui definisi subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap
dalam suatu kalimat.
4. Mengetahui ciri-ciri subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap
dalam suatu kalimat.

1
5. Mengetahui jenis subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap dalam
suatu kalimat.
6. Mengetahui perbedaan antara objek dan pelengkap.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk
menyampaikan ide atau gagasan. Dapat dikatakan sebagai stuan bahasa terkecil
karena sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapat stuan kebahasaan
yang jauh lebih besar. Pakar berbeda menyatakan bahwa kalimat adalah satuan
bahasa yang secara relatif berdsiri sendiri, mempunyai intonasi akhir, dan secara
actual dan potensial terdiri atas klausa.
Secara umum dapat disampaikan bahwa satuan-satuan bahasa lebih besar
yang ada di atas tataran kalimat itu adalah paragraf dan wacana. Suatu pernyataan
dapat dikatakan kalimat jika di dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat
predikat dan subjek, baik disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun
tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat tersebut. Untuk menentukan
predikat suatu kalimat, dapat dilakukan pemeriksaan apakah ada verba (kata kerja)
dalam untaian kata itu. Selain verba, predikat suatu kalimat dapat pula berupa
adjektiva dan nomina.
Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan jeda yang
ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini dinamakan relasi
predikatif, yaitu relasi yang memperlihatkan hubungan subjek dan predikat.
Sebaliknya suatu unsur disebut frasa jika unsur itu terdiri dari dua kata atau
lebih—tidak terdapat predikat di dalamnya—dan satu dari kata-kata itu sebagai
inti serta yang lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi
tempat subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi kata yang
menjadi inti dan kata yang menjadi pewatas/penjelas ini dinamakan sebagai
atributif. Contoh kalimat : Anak kecil itu // pandai sekali. Unsur anak kecil itu
(subjek) yang menjadi intinya adalah anak karena dalam unsur itu anak tidak
dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur subjek. Demikian juga, pandai
sekali intinya adalah pandai karena kata pandai tidak dapat ditiadakan dan kata
itu dapat mewakili unsur predikat. Contoh di atas merupakan kalimat karena
terdapat dua unsur yang menjadi syarat dari suatu kalimat. Rangkaian kata anak

3
kecil itu mewakili unsur subjek, sedangkan pandai sekali mewakili unsur predikat.
Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik, tanda seru, atau tanda tanya.

B. Unsur-unsur Kalimat
Di samping berunsur subjek dan predikat, kalimat dapat dibangun dengan
unsur yang lebih kompleks seperti pada contoh berikut :

Ayah // selalu mengirimi // kami // uang // setiap awal bulan


S P O Pel. K
Berdasarkan contoh, dapat diketahui bahwa sebuah unsur kalimat dapat
berupa (S) subjek, (P) predikat, Pel (pelengkap), dan K (keterangan).

1. Subjek
Unsur pembentuk kalimat yang harus disebut pertama adalah subjek. Subjek
adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat.
Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang
dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Ciri-cirinya adalah :
a. Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa
atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang
berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
b. Dapat disertai kata ini atau itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu atau ini. Subjek yang sudah takrif
misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga
pronomina tidak disertai kata ini atau itu.
c. Tidak didahului kata depan/preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang
sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

4
d. Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina,
subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

2. Predikat
Predikat adalah unsur kalimat yang memerikan atau memberitahukan apa,
mengapa, bagaimana atau berapa tentang subjek kalimat. Predikat memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Merupakan jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai
apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa
nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
b. Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara
subjek dan pelengkap tidak jelas.
c. Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang
diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk
predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau
predikat kata merupakan.
d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan
verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga
disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti
ingin, hendak, dan mau.
e. Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata
atau kelompok kata benda, kata atau kelompok kata bilangan

5
3. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau menderita akibat
perbuatan subjek. Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Langsung mengikuti predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului
predikat.
b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur
objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai
dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
c. Tidak didahului kata depan atau preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului
preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan
preposisi.
d. Dapat didahului kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini
dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi predikat dan tidak dikenai
perbuatan subjek. Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Melengkapi makna kata kerja (predikat)
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya
terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap
dan tidak mendahului predikat.

6
b. Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului
preposisi disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian
ini.
c. Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d. Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa
e. Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya.

5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata,
frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk.
Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti
ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri
unsur keterangan.
Ciri-ciri keterangan yaitu:
a. Memberikan informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab,
atau kesalingan
b. Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara
subjek dan predikat)
c. Didahului kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata
penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.

7
6. Cara Membedakan Objek dan Pelengkap dalam Kalimat
Penulisan berbagai jenis jenis karangan dalam Bahasa Indonesia tidak lepas dari
penyusunan kalimat yang sistematis. Kalimat didefinisikan sebagai satuan bahasa
yang terbentuk dari rangkaian kata yang berdiri sendiri dan memiliki makna.
Sebuah rangkaian kata dikatakan sebagai kalimat jika sekurang kurangnya
memiliki subjek dan predikat. Kalimat dengan tipe ini disebut dengan kalimat
tidak sempurna. Namun penyusunan kalimat sering juga
dilengkapi dengan objek dan keterangan atau pelengkap. Inilah yang disebut
kalimat sempurna. Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca dalam artikel contoh
kalimat sempurna dan tidak sempurna dalam Bahasa Indonesia yang telah dibahas
sebelumnya.
Pada kalimat sempurna, terkadang sulit untuk menemukan mana objek dan mana
yang disebut pelengkap. Dalam artikel ini akan dibahas tentang pengertian, ciri
ciri dan perbedaan dari objek dan pelengkap.

 Objek
Objek dalam tata Bahasa Indonesia diartikan sebagai nomina yang melengkapi
verba transitif dalam klausa. Objek juga diartikan sebagai penerima tindakan dari
subjek melalui predikat. Letak objek tepat dibelakang predikat. Objek dalam
kalimat berfungsi sebagai:
1. Membentuk kalimat dasar
Telah dibahas sebelumnya bahwa dalam sebuah kalimat terkadang objek tidak
muncul. Objek muncul apabila predikat bersifat transitif. Biasanya predikat ini
memiliki jenis konfiks me-i atau me-kan. Untuk mengetahui lebih jelas
tentang macam macam imbuhan konfiks dapat dibaca pada artikel sebelumnya.
2. Memperjelas makna kalimat
3. Membentuk kesatuan atau melengkapi kalimat
Untuk penjelasan no 2 dan 3 agar lebih mudah dipahami, perhatikan contoh
kalimat berikut :
 Ani memakan apel
Contoh kalimat diatas adalah salah satu contoh kalimat sempurna. Kata “Ani”
berfungsi sebagai subjek, “memakan sebagai predikat, serta “apel” sebagai objek.

8
Apabila objek dihilangkan dari kalimat, maka maknanya menjadi tidak jelas.
Kalimat tersebut juga tidak memberikan penjelasan apa yang dilakukan oleh Ani.
Berbeda jika ada kata Apel yang melengkapinya.
Contoh lain:
 Sella melempar bola voli
Demikian pula dengan contoh kalimat ini. Kata “Sela” berfungsi sebagai subjek,
“melempar” sebagai predikat, serta “bola voli” sebagai objek. Apabila objek
dihilangkan dari kalimat, maka maknanya menjadi kabur atau tidak jelas. Kalimat
tersebut juga tidak memberikan penjelasan mengenai apa yang dilakukan oleh
Sella. Beda halnya jika ada kata bola voli yang melengkapinya.
Ciri Ciri Objek
Tidak sulit untuk mengetahui apakah satu kata dalam kalimat berfungsi sebagai
objek atau bukan. Objek memiliki beberapa kriteria yang membuatnya mudah
dikenali. Ciri ciri objek antara lain:
1. Letaknya berada mengikuti predikat – dalam susunan kalimat sempurna, letak
objek selalu dibelakang predikat. Objek tidak pernah mendahului predikat dalam
suatu kalimat.
2. Dapat berubah menjadi subjek – objek dalam kalimat sempurna dapat berubah
posisi menjadi subjek dalam kalimat pasifnya. Contohnya dalam kalimat “Ana
memakan apel”. Kata apel disini berfungsi sebagai objek. Jika kalimat ini diubah
dalam bentuk pasif maka menjadi “Apel dimakan oleh Ana”. Disini kata “apel”
tidak lagi menempati fungsi objek namun menjadi subjek dalam kalimat pasif.
3. Objek dapat ditambah dengan kata ganti kepunyaan – Objek dalam suatu kalimat
biasanya berbentuk nomina atau frasa nomina. Sehingga objek dapat ditambahkan
dengan kata ganti kepunyaan. Salah satunya dalam kalimat “Sela meminjam baju
olahragaku”. Kata “baju olahragaku” merupakan objek dalam kalimat tersebut.
Kata ini merupakan frasa nomina yang mendapatkan tambahan kata ganti
kepunyaan -ku.

 Pelengkap
Pelengkap atau sering juga disebut dengan komplemen, secara gramatikal
diartikan sebagai kata atau frasa yang fungsinya untuk melengkapi kalimat.

9
Pelengkap dan objek memiliki banyak kesamaan ciri ciri. Oleh karena itu banyak
yang sulit membedakan keduanya. Namun pelengkap dapat dengan mudah
dibedakan dari objek. Pada kalimat sempurna, objek dapat diubah menjadi subjek
dalam kalimat pasifnya. Sedangkan pelengkap tidak bisa. Inilah perbedaan utama
antara pelengkap dan objek. Pelengkap dalam kalimat berfungsi sebagai:
 membentuk berbagai kalimat seperti kalimat dasar, tunggal, luas dan majemuk
 memberikan penegasan pada makna kalimat
 membentuk kesatuan pikiran
 sebagai sebutan

Ciri Ciri Pelengkap


1. Predikat tidak bisa diubah menjadi subjek
Ciri ciri predikat ini adalah yang membedakannya dengan objek kalimat. Predikat
tidak bisa diubah menjadi subjek meskipun kalimatnya diubah menjadi pasif.
Sebagai contoh:
 Ana membuatkan adiknya gaun pesta
Dalam contoh kalimat diatas kata “adiknya” berperan sebagai objek sedangkan
“gaun pesta” berperan sebagai pelengkap. Kalimat diatas dapat diubah menjadi
bentuk pasif sebagai berikut :
 Adiknya dibuatkan Ana gaun pesta
Dalam kalimat bentuk pasifnya, kata “adiknya” berubah peran menjadi subjek
sedangkan kata “Ana” diubah menjadi objek kalimat. Dapat dilihat bahwa kata
“gaun pesta” yang berperan menjadi pelengkap masih menempati peran yang
sama dalam kalimat pasifnya.
2. Posisinya ada dibelakang predikat
Ciri-ciri predikat yang kedua ini mirip dengan ciri-ciri objek dalam kalimat. Hal
ini cukup menjebak apalagi jika objek dan predikat sama sama berbentuk nomina.
Sebenarnya cara membedakannya cukup mudah. Tinggal melihat nomina mana
yang bisa dijadikan subjek. Jika nomina tersebut bisa menjadi subjek maka kata
tersebut adalah objek dan kata lainnya adalah pelengkap.
3. Unsur frasa dapat berupa nomina, frasa maupun klausa

10
Ciri selanjutnya adalah unsur frasa dapat berupa nomina, frasa, dan klausa.
Berbeda dengan objek yang dapat berbentuk nomina atau frasa nomina. Untuk
memperjelas, perhatikan contoh berikut:
 Ibu sedang belajar menanam pohon mangga
 Dia mengatakan bahwa baju ini punyaku
 Botol ini berisi parfum

Berdasarkan ciri ciri dan contoh diatas, objek dan pelengkap dapat dibedakan
dengan beberapa cara yaitu:
1. Mengecek kata dibelakang predikat.
Apabila kata dibelakang predikat berupa nomina atau frasa nomina maka
kemungkinan besar itu adalah objek. Sebagai contoh:
 Sila memakan buah anggur
 Sila sedang menjual buah anggur berwarna hijau
dalam contoh pertama “buah anggur” merupakan nomina sehingga digolongkan
menjadi objek, sedangkan contoh kedua “buah anggur berwarna hijau” merupakan
klausa sehingga menempati peran sebagai pelengkap.
2. Jika kata dibelakang predikat adalah nomina atau frasa nomina, ubahlah
menjadi kalimat pasif.
Cara kedua untuk membedakan antara objek dan pelengkap adalah dengan cara
membuat kalimat pasif. Contoh:
 Dina sedang memanen buah stroberi di kebun
 Dina sedang belajar memanen buah stroberi
Dari dua kalimat tersebut, contoh pertama dapat dipasifkan menjadi “buah stoberi
dipanen oleh dina” sedangkan kalimat kedua rancu bila dipasifkan.

11
7. Contoh-contoh Pola Kalimat :
a. Kalimat dasar berpola S P
♦ Mereka / sedang berenang
♦ Gambar itu / bagus
♦ Adik / menyapu
b. Kalimat dasar berpola S P O
♦ Mereka / sedang menyusun / karya ilmiah
♦ Adi / ingin makan / soto
c. Kalimat dasar berpola S P Pel
♦ Anaknya / beternak / Ayam
d. Kalimat dasar berpola S P K
♦ Mereka / berasal / dari surabaya
e. Kalimat dasar berpola S P O K
♦ Kami / memasukan / pakaian / ke dalam lemari

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk
menyampaikan ide atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di
dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik
disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe
verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu terdiri dari subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat didasarkan pada adanya
intonasi, tanda baca, jeda, dan keterkaitannya pada konstruksi lain yang lebih
besar, kalimat ditandai juga dengan kemungkinannya untuk diubah susunannya
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan makna.

B. Saran
Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang
tepat, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

13
Daftar Pustaka

Akhadiyah, Subarti dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Berbahasa Indonesia.


Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ali, Lukmsn. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka

Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Hasjim, Nafron. 1998. Komposisi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan

Wagiati. 2002. “Kalimat dalam Bahasa Indonesia”. Dalam www.scholar.com

https://dosenbahasa.com/cara-membedakan-objek-dan-pelengkap

14

Anda mungkin juga menyukai