Anda di halaman 1dari 2

Kalimat Pleonastis merupakan kalimat yang mengandung sifat berlebih-lebihan,

dimana jika menggunakan dua kata yang berbeda memiliki kesamaan arti sekaligus,
meski sebenarnya tidak perlu, baik untuk penegas arti ataupun hanya sekedar gaya,
itulah pleonasme.Pada dasarnya pleonastis adalah acuan yang mempergunakan kata-
kata lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau
gagasan.

Setidaknya ada empat sebab terjadinya kalimat pleonastis:


1. Dalam satu frase terdapat dua atau lebih kata yang bersinonim, artinya dalam suatu
kalimat terdapat dua atau lebih kata yang memiliki bentuk berbeda namun memiliki
arti yang sama atau mirip.
Contoh:

a) Mulai dari pagi ia memang sibuk.


b) Sejak dari awal saya sudah duduk

Penjelasan:

kata mulai mempunyai arti yang sama dengan kata dari. Dengan demikian, kalimat
(a) tersebut mestinya cukup dikatakan: Mulai pagi ia memang sibuk atau Dari pagi ia
memang sibuk.

Kata sejak mempunyai arti yang sama dengan dari. Denagn demikian ,kalimat (b)
tersebut mestinya cukup dikatakan : Sejak awal saya sudah duduk atau Dari awal saya
sudah duduk.

2.Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali, aritnya dalam sutau kalimat terdapat
sebuah tata bahasa yang menyatakan jumlah yang mengacu pada lebih dari satu.
Contoh:

a) Semua tumbuh- tumbuhan di taman layu.


b) Semua baju- baju di simpan di lemari.

Para preman-preman merampok di pasar.

Penjelasan:

Kata semua sudah mengandung pengertian banyak. Sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, seharusnya semua benda yang terdapat dibelakang kata tersebut tidak perlu
dalam bentuk jamak. Jadi kalimat (a) tersebut cukup dikatakan: Semua tumbuhan di
taman layu atau Tumbuh- tumbuhan di taman layu.
Kata semua sudah mengandung pengertian banyak. Sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, seharusnya semua benda yang terdapat dibelakang kata tersebut tidak perlu
dalam bentuk jamak. Jadi kalimat (a) tersebut cukup dikatakan: Semua baju di
simpandi lemari atau Baju-baju disimpan di lemari.

Kata para sudah mengandung pengertian banyak. Jadi kalimat (b)tersebut cukup
dikatakan: Para preman merampok di pasar atau Preman-preman merampok di pasar.

3. Pengertian suatu kata sudah terkandung dalam kata yang lain pembentuk frase itu.
Contoh:

a) Raka maju ke depan.


b) Ikbal mundur ke belakang.

Penjelasan:

Kata maju sudah mengandung pengertian yang sama dengan kata ke depan. Jadi
kalimat (a) tersebut cukup dikatakan: Raka maju atau Raka ke depan.

Kata mundur sudah mengandung pengertian yang sama dengan kata ke belakang. Jadi
kalimat (b) tersebut cukup dikatakan: Ikbal mundur atau Ikbal ke belakang .

4. Penanda jamak diikuti kata benda bentuk jamak, artinya dalam suatu kalimat sudah
terdapat kata yang menyatakan jumlah dan diikuti kata benda yang berbentuk jamak.

Contoh:

a) Berbagai-bagai macam buku ada di perpustakaan.


b) Bermacam-macam jenis bunga dibeli di pasar.

Penjelasan:

Kata berbagai-bagai artinya sama benar dengan kata bermacam-macam. Karena itu
dalam sebuah kalimat cukup dipakai salah satusaja. Karenanya kalimat (a) dapat
dikatakan: Berbagai-bagai buku ada di perpustakaan, atau Bermacam-macam buku
ada di perpustakaan.

Begitu pula kata bermacam-macam artinya sama benar dengan kata berjenis-jenis.
Karena itu didalam sebuah kalimat cukup dipakaisalah satu saja. Jadi kalimat (b)
dapat dikatakan: Bermacam-macam bunga dibeli di pasar, atau Berjenis-jenis bunga
dibeli di pasar.

Anda mungkin juga menyukai