A. INFORMASI UMUM
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode/Bobot : /2 sks
Pokok Bahasan : Karangan Ilmiah: Daftar Pustaka
Pertemuan ke- : 13
Dosen : Tim Dosen MK Bahasa Indonesia
B. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu mengenal, memahami, dan menulis daftar pustaka dalam
karangan ilmiah dengan tepat.
C. MATERI
1. Hakikat Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah salah satu bagian dari sekian komponen yang
membangun karya tulis ilmiah. Daftar pustaka adalah komponen karya tulis ilmiah
yang berisikan informasi lengkap tentang bahan-bahan pustaka (buku, koran,
majalah, jurnal, email dan lain-lain) yang dipakai sebagai referensi dari suatu
tulisan yang sedang ditulis. Informasi lengkap dari bahan pustaka tersebut meliputi
informasi tentang indentitas pengarang, judul karangan, dan data publikasi
karangan. Data publikasi ini meliputi tahun terbit, kota tempat buku diterbitkan, dan
nama penerbit yang menerbitkan buku yang dijadikan acuan tersebut.
Istilah daftar pustaka sering juga dipadankan dengan bibliografi,
kepustakaan, daftar rujukan, daftar bacaan, daftar acuan, sumber bacaan dan lain-
lain (asal jangan daftar perpustakaan, karena daftar perpustakaan adalah daftar
nama-nama perpustakaan, misalnya: Perpustakaan Uniniversitas Negeri padang,
Perpustakaan Daerah Sumatera Barat, Perpustakaan SMA Negeri 1 Padang, dan
lain-lain). Sekalipun istilah-istilah yang muncul tersebut tidak sama, akan tetapi
maksud dari berbagai istilah itu tidaklah berbeda, yaitu bagian dari karya tulis
ilmiah yang berisi identitas lengkap tentang referensi (buku, koran, majalah, jurnal,
1
email dan lain-lain) yang digunakan sebagai rujukkan dari suatu karya tulis ilmiah
yang sedang ditulis atau referensi yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah yang
sedang ditulis.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, keberadaan daftar pustaka merupakan
sesuatu yang penting. Hal tersebut disebabkan karena daftar pustaka memiliki
fungsi-fungsi tertentu. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
Daftar pustaka dapat berfungsi sebagai sarana untuk menuangkan rasa tanggung
jawab moral akademik atau tanggung jawab moral keilmuan penulis. Penulis yang
mengutip, meminjam, atau memakai pikiran, pendapat, atau pandangan orang lain
(ahli atau pakar) dalam tulisannya harus menyadari bahwa yang di kutipnya
bukanlah miliknya. Itulah sebabnya di dalam setiap kutipan, ada dituliskan notasi
ilmiah kutipan, yaitu informasi tentang sumber kutipan (nama pengarang, tahun
terbit, dan halaman dari sumber kutipan).
Daftar pustaka dapat berfungsi sebagai sarana untuk menginformasikan
buku-buku rujukan yang dipakai secara langsung oleh penulis karya ilmiah.
Informasi tersebut merupakan salah cermin dari kesungguhan penulis karya ilmiah
yang bersangkutan di dalam menyelesaikan karya ilmiah yang ditulisnya. Semakin
banyak, semakin baru (terbitan terakhir), dan semakin tinggi tingkat kepakaran
penulis buku yang dirujuk, diasumsikan semakin tinggilah tingkat keseriusan
penulis kaya ilmiah menyelesaikan karya tulis ilmiahnya.
Daftar pustaka dapat berfungsi sebagai penuntun bagi seseorang untuk
menentukan dan mendapatkan buku-buku apa saja yang harus dibaca dan dimiliki
jika ingin lebih mengetahui aneka materi yang dikutip atau jika ingin lebih
memahami, memperluas, dan memperdalam materi karya tulis ilmiah yang sedang
dibacanya.
Daftar pustaka dapat berfungsi sebagai perpanjangan dari sebuah materi
yang dikutip. Tidak seluruh orang membaca buku, majalah, artikel, koran, atau
webb site yang sudah dipublikasikan. Akibatbya tidak seluruh orang berkesempatan
memahami materi yang telah dipublikasikan tersebut. Jika materi yang belum atau
tidak dibaca tersebut dimuat di dalam suatu karya tulis ilmiah, dan karya tulis
ilmiah tersebut dibaca oleh seseorang, dan pembaca karya tulis ilmiah tersebut
2
tertarik dengan kutipan yang terdapat didalam karya tulis ilmiah tersebut, maka
pembaca karya tulis ilmiah yang bersangkutan akan berusaha memahami lebih
lanjut materi kutipan tersebut.
3
4. komponen nama kota tempat buku di terbitkan
5. komponen nama penerbit
Selain dari pola pertama tersebut, juga dikenal pola yang lain. Pola yang
lain tersebut mempunyai urutan sebagai berikut:
1. komponen nama pengarang
2. komponen judul buku
3. komponen kota tempat buku di terbitkan
4. komponen nama penerbit
5. komponen tahun terbit
Urutan berdasarkan pola pertama saat ini lebih berterima dan sering diacu atau
dipakai oleh lembaga-lembaga ilmiah dan kebanyakan penulis karya ilmiah
Indonesia. Pola pertama ini sering diperkenalkan oleh Pusat Bahasa, yaitu sebuah
lembaga resmi yang mengurus persoalan bahasa dan berbahasa Indonesia serta
persoalan sastra dan berkesusasteraan Indonesia. Lembaga ini merupakan lembaga
yang berada di bawah tanggung jawab kementrian pendidikan Indonesia. Di akhir
setiap penulisan komponen tersebut diberi tanda baca titik (.), kecuali di akhir nama
kota tempat buku diterbitkan. Tanda baca yang dipakai di antara komponen nama
kota dan komponen nama penerbit adalah adalah tanda baca titik dua (:).
4
komponen berikutnya. Hal ini perlu ditegaskan, mengingat masih adanya
ditemukan penulisan daftar pustaka yang menempatkan komponen nama
pengarang di atas (baris pertama) secara sendirian (terpisah), sedangkan
komponen lainnya (tahun terbit, judul tulisan/karangan, kota tempat tulisan/buku
diterbitkan, dan nama penerbit) berada pada baris kedua, ketiga, dan seterusnya
secara sejajar (tidak dijorokkan dalam ketikan ganjil).
1. Di dalam sebuah karya tulis ilmiah, komponen daftar pustaka bukan
merupakan alah satu komponen dari bagian tengah tulisan, melainkan
merupakan salah satu komoponen dari bagian akhir tulisan (komponen
bagian akhir yang lain adalah lampiran). Posisi komponen daftar pustaka
terletak setelah bagian penutup karangan dan sebelum bagian komponen
lampiran.
Penulisan komponen daftar pustaka tidak diurutkan dengan memakai nomor
urut (nomor 1, untuk buku pertama, nomor 2 untuk buku kedua, dan
seterusnya) akan tetapi di urutkan secara alfabetis berdasarkan penulisan
nama pengarang (akan dibicarakan secara rinci pada bagian teknik penulisan
nama pengarang).
2. Jarak spasi yang memisahkan antara sumber (buku) pertama dengan sumber
kedua, sumber kedua dengan sumber ketiga, sumber ketiga dengan sumber
keempat dan seterusnya adalah dua (2) spasi.
3. Baris pertama penulisan daftar pustaka dari setiap buku sumber di mulai
pada garis tepi sebelah kiri (margin kiri).
4. Sekiranya penulisan satu buku sumber daftar pustaka terdiri atas dua baris
atau lebih, maka (a) jarak spasi antara masing-masing baris itu (baris
pertama dengan baris kedua, dan seterusnya) adalah satu spasi, (b) baris ke
dua, ketiga, dan selanjutnya tersebut (kalau ada) di tulis dengan agak
dijorokkan kedalam. Jarak penjorokan ke dalam ini di sesuaikan dengan
penjorokan pada penulisan kalimat pertama pada tiap paragraf dalam tulisan
itu. Kalau sebuah paragraf kalimat pertamanya dimulai pada ketikan
ketujuh, maka penjorokan baris kedua dan seterusnya sebuah daftar pustaka
pada karya tulis ilmiah yang bersangkutan juga dimulai pada ketikan ke
5
tujuh. Dengan kata lain, baru pada ketikan ketujuhlah sambungan baris
pertama dibuat. Kalau sebuah paragraf di mulai dengan ketikan kesembilan,
maka ketikan baris kedua dan selanjutnya daftar pustaka juga dimulai pada
ketikan ke sembilan, demikian seterusnya. Usahakan penulisan sebuah
sumber rujukan tuntas pada halaman yang sama. Jika penulisan daftar
kepustakaan sebuah rujukan terdiri dari dua baris atau lebih, maka baris
kedua dan seterusnya hendaklah pada halaman yang sama, bukan pada
halama berikutnya. Jika tidak memungkinkan, baris pertama di geser ke
halaman berikutnya.