Anda di halaman 1dari 23

Pengertian Kalimat, Unsur,

Lengkap dengan Contoh SPOK-


nya
 Mei 5, 2021
Salmaa

 Information
 2.574 views

Daftar Isi
 Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli
o 1. Cook
o 2. Bloomfield
o 3. Hocket
o 4. Lado
o 5. Ramlan 
o 6. Alwi dkk
o 7. Kridalaksana  
o 8. Chaer
 Unsur-Unsur Kalimat
o 1. S (Subjek)
o 2. P (Predikat)
o 3. O (Objek)
o 4. K (Keterangan)
o 5. Pelengkap
 Ciri ciri kalimat  
 Jenis Kalimat  
o 1. Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa
 a. Kalimat Tunggal
 b. Kalimat Bersusun
 c. Kalimat Majemuk
o 2. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya
 a. Kalimat Aktif
 b. Kalimat Pasif
o 3. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya
 a. Kalimat Langsung 
 b. Kalimat tidak langsung  

Pengertian kalimat. Tahukah kamu bahwa memahami pengertian kalimat sangat


penting bagi penulis? Kalimat merupakan salah satu penyusun paragraf, kalau tidak
ada kalimat bagaimana bisa menjadi susunan tulisan yang baik? 

Semakin kamu memahami dan mengaplikasikan kalimat efektif dalam tulisanmu, maka
semakin baik pula kualitas tulisan. Berikut kami ulas secara lebih rinci seputar kalimat.
Baca baik-baik!

Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli


Pengertian Kalimat secara umum adalah gabungan dua kata ataupun lebih, baik itu
dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga
memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu
mengandung unsur-unsur seperti S (Subjek), P (Predikat), O (Objek), dan K
(Keterangan), atau disingkat menjadi pola S-P-O-K.

Sementara beberapa ahli juga memiliki definisi tentang pengertian kalimat, yakni: 

1. Cook
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa

2. Bloomfield
Pengertian Kalimat menurut Bloomfield adalah suatu bentuk linguistik, yang tidak
termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi
gramatikal

3. Hocket
Hocket (1985) menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang
bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi
gramatikal lain. 

4. Lado
Di sisi lain Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan kecil dari ekspresi
lengkap. Pendapat Lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang
mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. 

5. Ramlan 
Sementara itu Ramlan (1996) mengatakan bahwa kalimat adalah suatu gramatikal yang
dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. berdasarkan
defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran
lengkap.

6. Alwi dkk
“Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut
disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah
terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.

7. Kridalaksana 
Pengertian kalimat menurut pendapat Kridalaksana (2001:92) kalimat sebagai satuan
bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara
aktual maupun potensial terdiri dari klausa;  klausa bebas yang menjadi bagian kognitif
percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu
klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan
sebagainya.
8. Chaer
Menurut ahli tata bahasa tradisional di dalam buku Chaer (1994:240), “kalimat adalah
susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”.

Baca Juga: Kata Majemuk: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Lengkapnya

Unsur-Unsur Kalimat
Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur pembetuk
kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu terdapat pada sebuah kalimat, diantaranya:

1. S (Subjek)
Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat,
biasanya berupa kata-kata benda dan biasanya terletak sebelum unsur Predikat. Subjek
adalah bagian yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Pada
umumnya subjek terbentuk dari kata benda (nomina) serta diletakkan di awal kalimat.
Tidak hanya kata, subjek juga bisa diisi dengan frasa ataupun klausa.

2. P (Predikat)
Predikat yaitu unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada
kalimat. Predikat biasanya menggunakan kata kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak
hanya itu saja loh, predikat juga dapat diisi dengan kata sifat dan kata benda. Letak
predikat, yaitu berada di antara subjek dan objek. Nah, cara untuk mengetahui predikat
dalam kalimat, kamu dapat memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada
kalimat tersebut.

3. O (Objek)
Objek bisanya terletak sesudah predikat, dapat di katakan objek merupakan keterangan
yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Tapi pada kalimat pasif
objek menjadi subjek. Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan
posisinya yang berada di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi.
Pada umumnya, objek itu diisi oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa.

4. K (Keterangan)
Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur keterangan biasanya di
jadikan pelengkap kalimat. Keterangan bisa diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam,
kepada, terhadap, untuk, oleh, dan  tentang. Sedangkan keterangan yang berupa anak
kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga.

5. Pelengkap
Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah unsur yang
melengkapi predikat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pelengkap posisinya berada
di belakang predikat. Namun, posisinya yang berada di belakang predikat terkadang
agak menyulitkan untuk membedakannya dengan objek. Ada satu cara yang dapat
kamu lakukan untuk mengidentifikasinya.

Ciri ciri kalimat 


Sebuah kalimat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 

1. Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan
pula.

1. Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.), tanda
Tanya(?), serta tanda seru(!).
2. Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
3. Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan
pelengkap.
4. Mengandung anggapan yang lengkap.
5. Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang
dimana mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan
fungsinya.
6. Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
7. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut
disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin
melalui konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur sejajar.

Jenis Kalimat 
Ditinjau dari susunannya, jenis kalimat dapat dibagi menjadi beberapa macam.
Diantaranya adalah: 

1. Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa


Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan atas tiga jenis yaitu kalimat tunggal,
kalimat bersusun, dan kalimat majemuk.

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas. Kalimat tunggal
sering disebut kalimat sederhana, kalimat simpleks dan kalimat ekaklausa.

Contoh:

Dia datang dari Jakarta.


(S)     (P) (Ket)

Dunia meratapi musibah ini.

(S)           (P)          (O)

Dia sedang menulis surat di kamar.

(S)         (P) (O)        (Ket)

Kakekku masih gagah.

(S)                   (P)

Mereka bergembira sepanjang hari.

(S)                 (P)        (Ket)

Baca Juga: Macam-Macam Kata Kerja dan Contoh Lengkapnya

b. Kalimat Bersusun

Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas dan sekurang-
kurangnya satu klausa terikat. Kalimat bersusun sering juga dinamakan kalimat
majemuk bertingkat atau kalimat majemuk subordinat. Disebut kalimat bersusun
karena dapat dianggap adanya lapisan atau tersusun, yaitu bagian utama dan bagian
bawah. 

Disebut bertingkat karena bagian-bagiannya memperlihatkan tingkatan yang tidak


sama, ada bagian induk dan bagian anak. Dipandang sebagai subordinasi karena bagian
yang satu bergantung dari bagian yang lain. Klausa-klausa yang membentuk kalimat
bersusun (bertingkat) ini tidak setara, ada klausa utama (Klut) dan klausa subordinat
(Klsub).

Untuk menggabungkan klausa-klausa yang tidak setara itu, digunakan konjungsi


subordinatif seperti; kalau, ketika, meskipun, atau karena.

Contoh:

(Klut)      (Klsub)

Dia tidak mencuci motor karena hari hujan.


(Klut)        (Klsub)

Kalau Husna pergi, Andik pun akan pergi.

(Klut)           (Klsub)

Shoffi membaca komik, ketika ayah tidur.

(Klut)            (Klsub)

Meskipun dilarang oleh Shoffi, Nana akan pergi juga.

(Klut)        (Klsub)

Karena banyak yang tidak datang, rapat dibatalkan.

c. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari beberapa klausa bebas. Kalimat
majemuk sering pula disebut kalimat setara. Karena klausa-klausa yang membentuknya
memiliki status yang sama, setara atau sederajat. Klausa-klausa yang setara dalam
kalimat majemuk dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti; dan, atau, tetapi,
lalu. Contoh:

( Kl bebas) ( Kl bebas)              ( Kl bebas)

Rini melirik, Rahmat tersenyum dan Tini tertawa.

( Kl bebas)                       ( Kl bebas)

Dia membuka pintu, lalu mempersilakan kami masuk.

( Kl bebas)                 ( Kl bebas)

Dia datang dan duduk di sebelah saya.

Baca Juga: Klausa: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Contoh Lengkapnya

2. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya


Berdasarkan fungsi subjeknya, jenis kalimat dibagi menjadi dua macam yaitu ada
kalimat aktif dan juga  kalimat pasif. Berikut penjelasan mengenai kalimat aktif dan
kalimat Pasif

a. Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjeknya merupakan pelaku atau melakukan
perbuatan. Kalimat aktif adalah suatu kalimat yang subjeknya (S) melakukan tindakan
yang diungkapkan dalam predikat (P) terhadap objeknya (O).

Ciri – ciri kalimat aktif

 Subjek kalimat ini melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.


 Predikatnya selalu diawali dengan imbuhan me- atau ber-.
 Memiliki pola S P O K, S P O atau S P K

Contoh:

Ibu   menyiram bunga di taman.

  S              P                    K

Ayah membaca   koran.

    S              P         O

Polisi   menangkap   buronan narkoba      kemarin malam.

     S              P                         O                        K

Kalimat aktif juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan objeknya.

1) Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya selalu membutuhkan objek
untuk dikenai tindakan. Kalimat ini selalu memiliki kata kerja yang selalu memerlukan
objek, dan biasanya kata kerjanya memiliki imbuhan me-, menye-, atau menge-

Contoh: memukul, memberi, menyeberangkan, mengelompokkan, dan lain – lain.

Contoh kalimat:
Joni memukul anjing itu hingga kesakitan.

    S          P             O          K

Paman  memberi  adik  sebuah mainan.

    S      P        O        pel

Anak kecil itu  menyebrangkan  nenek  yang berdiri di pinggir jalan.

    S                 P                      O                pel

Guru mengelompokan anak muridnya ke dalam beberapa kelompok.

    S     P            O                         K

2) Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya tidak memerlukan objek.
Namun, biasanya kalimat ini selalu diikuti dengan pelengkap (pel), dan keterangan
(K). Predikat pada kalimat ini biasanya kata kerja yang diberi imbuhan ber – dan ter -.

Contoh: bekerja, belajar, berlari, berterimakasih, tertawa, tertidur, dan lain – lain.

Contoh kalimat:

Ayahku  bekerja  di perusahaan nasional.

   S      P                      K

Budi  belajar  dengan  sangat giat.

   S          P             K

Dena  berterimakasih  kepada orang itu.

  S            P              pel.

Aku  tertidur  di kursi.

   S         P       K
Baca Juga: 100+ Contoh Nomina Lengkap dengan Klasifikasinya

3) Kalimat Aktif Ekatransitif

Kalimat ini adalah kalimat aktif yang hanya memiliki 3 unsur kalimat yaitu, Subjek
(S), Predikat (P), dan Objek (O).

Contoh:

Aku  membeli   sebuah buku.

    S            P               O

Burung jalak   memakan   cacing.

    S                      P               O

4) Kalimat Aktif Dwitransitif

Kalimat ini adalah kalimat aktif yang harus memiliki 4 unsur kalimat, yaitu Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), da Pelengkap (pel.)

Contoh:

Aku  melihat  gadis  yang berambut pirang itu

 S         P            O               pel.

Kakak  merawat  kucing  yang dia temui di jalanan.

  S               P               O          pel.

Ani  menanam  bunga mawar asli dari afrika.

  S          P       O                    pel.

b. Kalimat Pasif

Kalimat pasif yang merupakan kalimat yang terdapat subjek yang melakukan pekerjaan
dengan ciri-ciri utama menggunakan imbuhan di-, ke-an, dan ter- dalam kata kerja
yang disematkan dalam kalimat pasif. 
Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan predikatnya menjadi kalimat pasif
dengan predikat sebagai tindakan dan kalimat pasif dengan predikat sebagai keadaan.  

Ciri – ciri kalimat pasif

 Subjeknya dikenai tindakan oleh objek.


 Kata kerjanya selalu berimbuhandi-, ke – anatau ter-.
 Biasanya diikuti dengan kata oleh, dan dengan.

Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan subjek yang digunakan menjadi 2
jenis, yaitu:

1) Kalimat Pasif Transitif

Kalimat pasif transitif merupakan kalimat pasif yang dilengkapi dengan objek kalimat,
baik objek tersebut dilengkapi dengan keterangan/pelengkap ataupun tidak. Adapun
pola dasar kalimat ini adalah O-P-S atau O-P-S-K.

Contoh kalimat:

Nasi dimasak ibu

O  P      S

Mobil diperbaiki ayah kemarin ketika sedang tidak bekerja

O       P               S        K

Jambu dilempar Tono.

O           P            S

2) Kalimat Pasif Intransitif

Kalimat pasif intransitif adalah  kalimat pasif yang tidak memiliki objek. Jenis kalimat
pasif ini dapat diidentifikasi apakah kalimat ini bisa berubah menjadi kalimat aktif atau
tidak. Adapun pola dasar kalimat ini adalah S-P atau S-P-K. 

Contoh kalimat: 

Sayur dijual di pasar pagi. 


S  P    K

Kakak terjatuh.

S          P

Buku itu tertinggal di kelas.

S         P            K

Semua pertanyaan dijawab dengan benar.

S                 P        K

Baca Juga: 15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya

3. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya


Berdasarkan pengucapannya, kalimat bisa dibagi menjadi kalimat langsung dan
kalimat tidak langsung.

a. Kalimat Langsung 

Adalah kalimat yang digunakan untuk mengutip ucapan seseorang tanpa merubah
sedikitpun apa yang diutarakan oleh orang itu. Tanda petik digunakan untuk
membedakan kalimat kutipan dengan kalimat yang menjelaskan kutipan itu.

Selain itu, huruf pertama dalam kalimat langsung juga harus menggunakan huruf
kapital.

Didalam kalimat yang menggunakan petikan dengan kalimat pengiringnya dipisahkan


menggunakan tanda baca koma (,).

Contoh kalimat: 

 Dilan mengatakan, “Aku akan pergi ke Bandung besok”


 Ibu berkata,”Dimana adek sekarang?”
 Adik bertanya, “Maksud kakak bagaimana?”

b. Kalimat tidak langsung 


Adalah kalimat yang digunakan untuk menceritakan kembali pokok ucapan seseorang
tanpa perlu mengutipnya sama persis seperti ucapan aslinya. Kalimat ini terdiri dari
lebih dari satu klausa dan dihubungkan dengan kata tertentu seperti bahwa, jika, dll.

Kalimat tidak langsung penulisanya tidak menggunakan tanda petik. Intonasi yang
digunakan kalimat tidak langsung yaitu datar dan terkesan menurun pada bagian akhir
kalimat.

Contoh kalimat: 

 Paman berkata kepadaku bahwa aku harus rajin belajar.


 Nenek mengatakan bahwa aku harus pulang lebih cepat karena hujan akan turun
nanti sore.
 Ketua kelompok mengucapkan terima kasih karena kalian sudah datang pada
acara kunjungan.
 Dani mengatakan kepadaku bahwa nanti malam akan belajar bersama.

Sekian ulasan seputar pengertian kalimat, mulai dari ciri, unsur, jenis, hingga contoh
lengkapnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. 
Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat

Dalam bahasan ini, kita akan membahas tentang kalimat. Ada beberapa sub bahasan dalam hal ini yaitu
yang pertama kita akan mengulas tentang unsur-unsur pembentuk kalimat, struktur kalimat, jenis-jenis
kalimat, dan kalimat efektif. Semuanya itu akan kita bahas satu persatu. Untuk yang pertama kita akan
mengulas atu membahas tentang unsur-unsur pembentuk kalimat. Sebelum mengulas ke unsur-unsur
pembentuk kalimat, terlebih dahulu kiita harus mengetahui pengertian dari kalimat itu sendiri.

A. Pengertian Kalimat

 Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Kalimat umunya berupa kelompok kata. Namun demikian, tidak setiap kelompok kata,
disebut kalimat. Kalimat tidak sedikit pula yang hanya terdiri atas satu suku kata. Untuk lebih mudah
memahami berikut akan di sajikan beberapa contoh kalimat :

(1) Pergi ?

(2) Ayah pergi.

(3) Ayah saya sedang pergi ke Bandung.

(4) Ketika kerusuhan itu terjadi, ayah saya sedang pergi ke Bandung.

 Contoh (1) merupakan kalimat yang dibentuk oleh satu kata. Kalimat-kalimat semacam ini di jumpai
dalam percakapan santai atau dalam situasi pergaulan yang tidak resmi. Contoh (2), (3), (4) juga
merupakan kalimat karena terdiri atas dua kata atau lebih. Dalam contoh di atas tersebut, bila
disampaikan dalam ragam bahsa lisan, contoh-contoh tersebut ditandai oleh intonasi naik turun dan
jedah. Dalam ragam tulisan, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh tanda titik (.), tanda tanya (?),
atau tanda seru (!).

B. Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat

 Telah disebutkan di atas bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang dibentuk oleh kata-kata. Kata-
kata tresebut ada yang berupa satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok kata. Yang dimaksud
kelompok kta, mugkin berupa frase atau klausa. Dalam ragam bahasa lisan, di samping terdiri atas kata-
kata, kalimat dibentuk pula oleh intonasi, jedah, nada dan tempo. Kita akan bahas satu persatu.

1.Kata
Sebagai contoh kalimat yang dibentuk oleh satuan kata, perhatikanlah kalit (1) dan (2) di atas :
Pergi --> di bentuk oleh satu satuan kata
Ayah + Pergi --> dibentuk oleh dua satuan kata
 contoh lainnya : (1) Kami membaca buku.
  (2) Besok ibu memasak rendang.

2.Frase
Frase ialah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Pengertia ini digunakan untuk membedakan
frase dengan kalimat. Walaupun merupakan kelompok kata,frase tidak mengandung fungsi subyek,
predikat maupun fungsi-fungsi lainnya.

Kalimat :

Ayah pergi

  S        P

Terlambat datangnya

  S                    P

Ibu Pergi Ke Kantor

  S       P        K

Frase :

Kepergian ayah

Kedatangan yang terlambat

ke kantor

 Ciri-ciri Frase :

 a. dibentuk oleh dua kata atau lebih

 b. tidak mengandung unsur subyek dan predikat, serta

 c. unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya. 

3.Klausa

Klausa sebagaimana frase, merupakan kelompok kata. Akan tetapi, sebuah klausa merupakan kelompok
kata yang terdiri atas subyek dan predikat, sedangkan frase tidak. Klausa berbeda pula dengan kalimat,
kallusa tidak mengandung unsur intonasi. Klausa kedudukannya merupakan bagian dari suatu kalimat.

Kalimat

1. Hari ini akan hujan

2. Besok pagi kakak akan pergi ke Jakarta dan ayah pergi ke Bandung

3. Ketika pertandingan itu berlangsung mereka pergi keluar lapangan.

klausa :

a. Kakak akan pergi ke Jakarta

b. Ayah pergi ke Bandung


a. Pertandingan itu berlangsung

b. Mereka pergi keluar lapangan.

4.Intonasi, Jeda, Nada, dan Tempo

a. Intonasi

Intonasi ialah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimt. Intonasi
pada kalimat berita, mendatar pada akhir kalimat, sedangkan pada kalimat tanya lebih menaik.
Sementara itu, pada kalimat perintah, baik itu pada awal maupun akhir kalimat, intonasinya menaik
(tinggi). 

Contoh :

1) Pergi. (memberi kabar)


2) Pergi ? (bertanya)
3) Pergi ! (memerintah)

 b. Jeda

 Jeda ialah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi kedalam tiga jenis, yakni jeda pendek, jeda sedang, dan
jeda panjang. Jeda berfungsi untuk menandai batas-batas satuan kalimat. Contoh :

1)menurut cerita/ adik ibu Yani itu guru yang pandai.

( yang pandai adiknya ibu Yani)

2)Menurut cerita adik/ ibu Yani itu guru yang pandai

( Yang pandai ibu Yani )

3)Menurut cerita adik ibu/ Yani itu guru yang pandai.

  ( Yang pandai Yani )

4)Menurut cerita adik ibu Yani/ itu guru yang pandai.

  ( Yang pandai seseorang )

 c Nada 

Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapa suatu kata. Dalam hal ini, intonasi berfungsi untuk
memberi tekanan khususpada kata-kata tertentu. Tingggi rendahnya nada dapat membedakan bagian
kalimat yang satudengan bagian kalimat lainnya yang tidak penting.

Perhatikan contoh berikut :

1)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan Yanto )


2)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan menulis )
3)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan buku )
4)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan besok )
d. Tempo

Tempo ialah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian kalimat. Fungsinya hampir sama dengan
nada, yakni untuk mementingkan suatu bagian kalimat.

Contoh : 

Nama saya A- d – a – mZ
Kata Adam diucapkan lebih lambat dengan maksud untuk menimbulkan kejelasan bagi pendengarnya.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak menggunakan
kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang
berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran, atau
perasaan. Dan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran, atau perasaan itu
disebut kalimat.
Ketika berbicara, sering sekali kita tidak memperhatikan susunan atau unsur-unsur
kalimat dengan benar. Dalam menggunakan kalimat, perlu dipahami adanya intonasi, jeda, dan
tanda baca. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini akan membahas tentang pengertian kalimat,
unsur dan ciri-ciri kalimat, serta contoh-contoh kalimat dengan pola yang benar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kalimat?
2.      Apa saja unsur-unsur kalimat?
3.      Apa ciri-ciri dari unsur kalimat?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian kalimat
2.      Mengetahui unsur-unsur suatu kalimat
3.      Mengetahui ciri-ciri subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap dalam kalimat

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau
gagasan. Dapat dikatakan sebagai stuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di atas tataran
kalimat itu masih terdapat stuan kebahasaan yang jauh lebih besar. Pakar berbeda menyatakan
bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdsiri sendiri, mempunyai intonasi
akhir, dan secara actual dan potensial terdiri atas klausa.
Secara umum dapat disampaikan bahwa satuan-satuan bahasa lebih besar yang ada di atas
tataran kalimat itu adalah paragraf dan wacana. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di
dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek,
pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat
tersebut. Untuk menentukan predikat suatu kalimat, dapat dilakukan pemeriksaan apakah ada
verba (kata kerja) dalam untaian kata itu. Selain verba, predikat suatu kalimat dapat pula berupa
adjektiva dan nomina.
Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan jeda yang ditandai oleh
pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini dinamakan relasi predikatif, yaitu relasi yang
memperlihatkan hubungan subjek dan predikat. Sebaliknya suatu unsur disebut frasa jika unsur
itu terdiri dari dua kata atau lebih—tidak terdapat predikat di dalamnya—dan satu dari kata-kata
itu sebagai inti serta yang lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi
tempat subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi kata yang menjadi inti dan
kata yang menjadi pewatas/penjelas ini dinamakan sebagai atributif.

Anak kecil itu // pandai sekali.


Unsur anak kecil itu (subjek) yang menjadi intinya adalah anak karena dalam unsur
itu anak tidak dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur subjek. Demikian juga, pandai
sekali intinya adalah pandai karena kata pandai tidak dapat ditiadakan dan kata itu dapat
mewakili unsur predikat. Contoh di atas merupakan kalimat karena terdapat dua unsur yang
menjadi syarat dari suatu kalimat. Rangkaian kata  anak kecil itu mewakili unsur subjek,
sedangkan pandai sekali mewakili unsur predikat. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.

B.     Unsur-unsur Kalimat
Di samping berunsur subjek dan predikat, kalimat dapat dibangun dengan unsur yang lebih
kompleks seperti pada contoh berikut :

Ayah // selalu mengirimi // kami // uang // setiap awal bulan


   S                    P                     O        Pel.                  K
Berdasarkan contoh, dapat diketahui bahwa sebuah unsur kalimat dapat berupa (S) subjek,
(P) predikat, Pel (pelengkap), dan K (keterangan).

1.      Subjek
Unsur pembentuk kalimat yang harus disebut pertama adalah subjek. Subjek adalah unsur
pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-
ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Ciri-
cirinya adalah :
a.       Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan
kata tanya siapa.
b.      Dapat disertai kata ini atau itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif,
biasanya digunakan kata itu atau ini. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama
negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata ini atau itu.
c.       Tidak didahului kata depan/preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai
kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang
dihasilkan tidak bersubjek.
d.      Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa
verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

2.      Predikat
Predikat adalah unsur kalimat yang memerikan atau memberitahukan apa, mengapa,
bagaimana atau berapa tentang subjek kalimat. Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Merupakan jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi
apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi).
Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frasa numeralia.
b.      Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika
subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak
jelas.
c.       Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh
kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau
adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda
predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
d.      Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-
kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
e.       Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok
kata benda, kata atau kelompok kata bilangan

3.      Objek
      Objek adalah unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau menderita akibat perbuatan subjek.
Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Langsung mengikuti predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
b.      Dapat menjadi subjek kalimat pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi
subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
c.       Tidak didahului kata depan atau preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata
lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
d.      Dapat didahului kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.

4.      Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi predikat dan tidak dikenai perbuatan subjek.
Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Melengkapi makna kata kerja (predikat)
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a)      Diah mengirimi saya buku baru.
b)      Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan  tidak
mendahului predikat.
b.      Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi
disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.
c.       Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d.      Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa
e.       Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya.
5.      Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang
berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung,
seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur
keterangan.
Ciri-ciri keterangan yaitu:
a.       Memberikan informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau
kesalingan
b.      Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan
predikat)
c.       Didahului kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata penghubung/konjungsi
jika berupa anak kalimat.

1. Contoh-contoh Pola Kalimat


a.       Kalimat dasar berpola S P
♦ Mereka / sedang berenang
♦ Gambar itu / bagus
♦ Adik / menyapu
b.      Kalimat dasar berpola S P O
♦ Mereka / sedang menyusun / karya ilmiah
♦ Adi / ingin makan / soto
c.       Kalimat dasar berpola S P Pel
♦ Anaknya / beternak / Ayam
d.      Kalimat dasar berpola S P K
♦ Mereka / berasal / dari surabaya
e.       Kalimat dasar berpola S P O K
♦ Kami / memasukan / pakaian / ke dalam lemari
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide
atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di dalam pernyataan itu sekurang-
kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun
tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu terdiri
dari subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat didasarkan pada adanya
intonasi, tanda baca, jeda, dan keterkaitannya pada konstruksi lain yang lebih besar, kalimat
ditandai juga dengan kemungkinannya untuk diubah susunannya tanpa mengakibatkan terjadinya
perubahan makna.

B.     Saran
      Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang tepat, kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai