Anda di halaman 1dari 5

1.

Konsep memaknai istilah Arti kata defisit adalah kekurangan (dalam anggaran belanja)
2. Mengidentifikasi informasi tersurat, informasi tersurat dalam sebuah teks , seperti kalimat
fakta dan opini, kalimat opini termasuk informasi tersurat dalam sebuah paragraf karena
kalimat tsb jelas terlihat dalam paragraf. Opini adalah suatu kejadian yang belum terjadi.
Menentukan kalimat opini dapat di lihat dari kata kata yang merujuk pada opini yaitu
bila,jika,kalau, dinilai,dianggap,akan, mungkin, menurut,dan SBG.
3. Menentukan ide pokok ,ide pokok merupakan inti pembahasan sebuah paragraf.ide pokok
dapat kita temukan dalam kalimat utama/pertama, terakhir,atau semua kalimat.
4. Menentukan inti kalimat harus ada subjek+predikat/subjek+predikat+objek.
Sebuah kalimat tidak selalu diawali dengan inti kalimat, seperti dalam kalimat majemuk yang
terdiri dari dua klausa atau lebih.kalimat majemuk dapat diawali klausa atasan (induk
kalimat) atau klausa bawahan (anak kalimat).Dalam kalimat majemuk,inti kalimat terdapat
dalam klausa atasan (induk kalimat). Indonesia kembali berbangga ada didalam teks nya

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal menjadi satu


kalimat yang dihubungkan oleh kata penghubung/sambung. Oleh sebab itu, kalimat
majemuk memiliki induk kalimat dan anak kalimat.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan penggabungan dari dua buah
kalimat tunggal.

Macam-macam kalimat majemuk:

1. Kalimat majemuk setara


2. Kalimat majemuk bertingkat
3. Kalimat majemuk campuran

Klausa merupakan suatu satuan yang terdiri dari subjek dan predikat. Subjek dan
predikat tersebut, baik disertai dengan objek, pelengkap, dan keterangan, atau tidak
disertai dengan ketiga hal tersebut. Klausa berbeda dengan kalimat, sebab tidak
menggunakan unsur intonasi.

Pengertian Klausa
Klausa merupakan suatu satuan yang terdiri dari subjek dan predikat. Subjek dan
predikat tersebut, baik disertai dengan objek, pelengkap, dan keterangan, atau tidak
disertai dengan ketiga hal tersebut. Klausa berbeda dengan kalimat, sebab tidak
menggunakan unsur intonasi.

Klausa menggunakan bagian dari suatu kalimat. Sama hal nya dengan pendapat
lain yang menyatakan bahwa klausa merupakan suatu kumpulan kata yang
setidaknya atau sedikitnya memiliki satu objek dan satu predikat. Klausa tidak
mengandung jeda, intonasi, tempo, dan nada, seperti dalam sebuah kalimat.

Klausa terdiri dari dua bagian, yaitu klausa utama dan klausa bawahan. Masing –
masing dari kedua klausa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Klausa bawahan merupakan suatu klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dan isi
dalam klausa tersebut belum lengkap.
2. Klausa utama merupakan suatu klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari klausa
tersebut dapat dipahami.
Contoh dari klausa utama dan klausa bawahan, yaitu sebagai berikut:

Ketika hujan turun, para siswa memakai jas hujan dengan baik.
Ketika hujan turun (merupakan klausa bawahan)
Para siswa memakai jas hujan dengan baik (merupakan klausa utama)
Baik klausa utama maupun klausa majemuk, dapat digunakan dalam kalimat
majemuk bertingkat dan campuran. Dalam sebuah kalimat majemuk, klausa utama
dapat disebut juga sebagai induk kalimat, klausa atasa, maupun klausa utama.

Selanjutnya, selain klausa utama dalam dapat digunakan dalam sebuah kalimat
majemuk, klausa bawahan pun juga bisa. Dalam kalimat majemuk, klausa bawahan
merupakan bentuk perluasan dari satu fungsi yang ada dalam kalimat. Klausa
bawahan dapat dikatakan sebagai anak kalimat. Bahkan, klausa bawahan juga
dapat ditandai dengan menggunakan kata sambung.

Klausa bawahan dinamakan dengan anak kalimat, disebabkan kedudukannya yang


rendah dalam kalimat majemuk bertingkat. Sedangkan klausa utama memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dalam kalimat majemuk bertingkat.

Namun, baik antara klausa utama maupun klausa bawahan dapat menempati posisi
di awal sebuah kalimat. Bagaimanakah penulisannya? Hal tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut, apabila klausa utama menjadi awal dalam sebuah kalimat, maka
perlu diberikan tanda koma.

Tanda koma digunakan sebagai pemisah antarklausa utama dari klausa bawahan.
Selanjutnya, jika di awal kalimat merupakan suatu klausa bawahan, maka
penggunaan tanda koma sebagai pemisah antar klausa bawahan dengan klausa
utama.

Terdapat beberapa kata penghubung yang dapat digunakan dalam sebuah kalimat
majemuk bertingkat yang disesuaikan dengan fungsi dari kata penghubung, yaitu

1. Untuk menyatakan waktu, antara lain dapat menggunakan setelah, sesudah, sejak
2. Untuk menyatakan syarat atau kondisional, antara lain dapat menggunakan jika,
asal, apabila.
3. Jika menyatakan pengandaian, antara lain dapat menggunakan seandainya dan
andaikan.
4. Untuk menyatakan tujuan, antara lain dapat menggunakan supaya dan agar.
5. Untuk menyatakan perlawanan, antara lain dapat menggunakan meskipun dan
sekalipun.
6. Untuk menyatakan alasan, antara lain dapat menggunakan sebab dan karena.
7. Untuk menyatakan akibat, antara lain dapat menggunakan sampai dan maka.
8. Untuk menyatakan perbandingan, antara lain dapat menggunakan bagaikan dan
ibarat.
 Subjek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping
unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci,
kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
• Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan
apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat
yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
• Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif
misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga
pronomina tidak disertai kata itu.
• Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata
bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada
kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
• Mempunyai Keterangan Pewatas yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut
dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan
keterangan pewatas.

• Tidak Didahului Preposisi


Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu
sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

• Berupa Nomina atau Frasa Nominal


Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina,
subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk
itu.
 Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek
Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.
• Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan
sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang
berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan
untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa
numeralia.
• Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas
antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
• Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang
diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk
predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina
atau predikat kata merupakan.
• Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata
aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di
depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina
bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap
pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
• Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
1. Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
2. Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa
numeralia (bilangan).
 Ciri-Ciri Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu
kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan
objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber-
atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang
memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai
berikut.
• Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului
predikat.
• Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur
objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai
dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
• Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului
preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat
disisipkan preposisi.
• Didahului Kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini
dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

5.makna rujukan merupakan suatu hal yang dijelaskan dengan menggunakan


kata ganti rujukan, seperti ini ,itu,hal itu,tesebut.

Pengertian Kata Rujukan 
Kata rujukan adalah kata yang menunjuk pada kata lain yang telah digunakan sebelumnya sebagai
pengganti dari kata aslinya. Kata rujukan umumnya menggunakan kata-kata seperti disini, disana, ini,
itu, dia, ia, tersebut dll
Contoh sederhananya adalah sebagai berikut : 

1.                  Tadi pagi Rina terlambat masuk kelas. Dia bangun kesiangan.


Kata dia  dalam kalimat di atas merujuk pada bagian sebelumnya yaitu Rina. Singkatnya,
Kata Rinadalam kalimat tersebut adalah kata yang dirujuk, sedangkan kata diadalam kalimat
tersebut adalah kata yang merujuk
Bila diperjelas kalimat tersebut bisa saja menjadi.
Tadi pagi Rina terlambat masuk kelas.Rina bangun kesiangan.
Namun karena menggunakan kata rujukan, kata Rina digantikan dengan kata rujukan “dia” dalam
kalimat tersebut agar tidak terjadi pengulangan kata.

Macam-Macam Kata Rujukan


Kata rujukan sendiri terbagi menjadi 3 jenis kata rujukan:
1.                  Kata rujukan benda atau hal : Ini, itu, tersebut
2.                  Kata rujukan tempat : di sini, di sana, di situ.
3.                  Kata rujukan orang atau personil atau yang kedudukannya sama seperti orang/makhluk
hidup. Contohnya: dia, Ia, beliau, mereka.
(https://salamadian.com/contoh-kata-rujukan-kalimat-rujukan/)

2.                  Aku dibesarkan di Kota Tegal. Di kota itu aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku dengan
penuh kasih sayang dalam rumah sederhana. Di sana tinggal aku bersama beberapa 3 orang kakakku
yang siap melindungi. Meskipun berbeda ayah, mereka tetap memperlakukan aku selayaknya adik
sendiri. Kerukunan terasa sekali dirasakan di rumah kami. Ini semua karena didikan ibuku. Beliau
adalah orang yang penuh kasih dan sayang untuk kami anak-anaknya. Dari beliau kami belajar
banyak hal seperti makna berbagi, hidup rukun, dan toleransi. Nilai tersebut sampai kini masih kami
lakukan meski kami telah menjadi dewasa.
Rujukan kata yang terdapat pada paragraf di atas adalah: 
Itu yang merujuk pada Tegal 
Di sana yang merujuk pada rumah sederhana 
Mereka yang merujuk pada kakak-kakakku 
Beliau yang merujuk pada ibu 
Tersebut yang merujuk pada berbagi, hidup rukun, dan
toleransi(http://farichinfarich.blogspot.co.id/2014/09/rujukan-kata.html)

Anda mungkin juga menyukai