Anda di halaman 1dari 18

Klasifikasi Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa


yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai intonasi final (kalimat
lisan), dan secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa.
Strategi Pengenalan Kalimat
Kalimat-kalimat berikut mengikuti
pola dasar kalimat bahasa Indonesia
1. Telepon berdering
2. Undang-undang itu diperbaharui
3. Ekonomi kita membaik
4. Pertemuan itu tertunda-tunda
5. Para petani bergembira
6. Menteri Luar Negeri terperanjat
Kalimat dasar adalah kalimat yang
terdiri atas unsur-unsur pokok terdiri
atas sekurang-kurangnya memiliki S, P /
S, P, O.
sebagian besar kalimat bahasa
Indonesia berpredikat verba.
Berdasarkan kenyataan itu, dapat
disimpulkan bahwa jika ada verba
dalam kalimat untuk sementara, verba
itu dianggap sebagai predikat
Fungsi Subjek, Predikat, Objek
Apakah kalimat 1-6 mempunyai subjek atau
tidak. Untuk mengetahui subjek sebuah kalima,
kita dapat mengajukan pernyataan dengan
menggunakan unsur predikat sebagai tumpuan
1. Apa yang berdering? Telepon
2. Apa yang diperbaharui? Undang-undang
3. Apa yang membaik? Ekonomi kita
4. Apa yang tertunda-tunda? Pertemuan itu
5. Siapa yang bergembira? Para petani
6. Siapa yang terperanjat? Menteri Luar Negeri
 Dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat
terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap
dan keterangan
 Menurut bentuknya, kalimat dapat dibedakan
menjadi kalimat
1. kalimat tunggal, kalimat tunggal dan
perluasannya
2. kalimat majemuk: kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat
majemuk campuran
Kalimat Tunggal
Kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu
predikat,. Dengan demikian, semua kalimat dasar
adalah juga kalimat tunggal. Akan tetapi, tidak
semua kalimat tunggal merupakan kalimat dasar.
Kalimat tunggal dapat dipereoleh dari beberapa
segi
1. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar murni
2. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang
diperluas dengan berbagai keterangan
3. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang
berubah susunannya
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat
majemuk yang terdiri atas dua kalimat
tunggal atau lebih yang digabungkan
dengan kata penghubung yang
menunjukan kesetaraan
1. Kalimat majemuk setara sejajar: dan
2. Kalimat majemuk setara pemilihan: atau
3. Kalimat majemuk setara perlawanan:
sedangkan, melainkan, tetapi
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas unsur
anak kalimat dan unsur induk kalimat.
1. Kalimat majemuk bertingkat waktu:
sebelum, setelah, semenjak, sementara,
sesudah, sesaat.
2. Kalimat majemuk bertingkat Tujuan: demi,
untuk, agar, supaya
3. Kalimat majemuk bertingkat Sebab: karena,
oleh karena
4. Kalimat majemuk bertingkat syarat:
jika,jikalau,bila,apabila
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri
atas kalimat majemuk bertingkat dan
kalimat majemuk setara
Jenis Kalimat Menurut Gaya
1. Menurut gaya penyampaian atau retorika, kalimat
majemuk bertingkat dapat digolongkan menjadi
2. Kalimat yang melepas
jika kalimat majemuk diawali oleh unsur utama,
lalu diikuti oleh unsur tambahan (induk kalimat
diikuti anak kalimat)
3. Kalimat yang berklimaks
Jika kalimat majemuk diawali oleh anak kalimat
dan diikuti oleh induk kalimat
4. Kalimat yang berimbang
Jika disusun dalam kalimat majemuk setara atau
kalimat majemuk campuran
Kalimat Menurut Fungsi
1. Kalimat pernyataan (kalimat deklaratif)
Jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan
lengkap ketika ia ingin menyampaikan informasi
kepada lawan bicaranya
2. Kalimat pertanyaan (Interogatif)
Jika penutur ingin emmperoleh informasi atai reaksi
(jawaban) yang diharapkan
3. Kalimat perintah atau permintaan (Imperatif)
jika penutur ingin meyuruh/melarang orang berbuat
sesuatu
4. Kalimat Seruan
jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang
kuat atau yang mendadak
Kalimat Efektif
Ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk memunculkan gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis kalimat itu
kalimat efektif tidak sekedar
menghadirkan subjek, predikat, objek, dan
keterangan, tetapi menghendaki tataran
yang lebih tinggi dan luas dari pada itu
yaitu:
1. Kesepadanan struktur
Yang dimaksudkan dengan kesepadana
struktur adalah kesepadanan antara
pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang digunakan. Kesepadanan struktur
diperlihatkan oleh hadirnya subjek dan
predikat, tidak hadirnya subjek ganda,
tidak hadirnya kata penghubung intra
kalimat pada kalimat tunggal, dan tidak
hadirnya yang di depan predikat
a. Tidak jelasnya subjek dapat terjadi karena
adanya kata depan (di, ke, dari, daripada,
kepada, untuk, dengan , bagi, oleh, tentang,
sebagai, mengenai, menurut, dsb.) yang
terletak didepan subjek
Contoh
Bagi mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah pada akhir bulan
september (salah)
b. Tidak hadirnya subjek ganda
contoh:
Patung Dewi Sri terletak lemari kaca
(salah)
pemeriksaan soal-soal itu kami dibantu
oleh para mahasiswa (salah)
c. Tidak hadirnya kata penghubung intra
kalimat pada kalimat tunggal
contoh:
kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertemuan
2. Keparalelan bentuk
kesejajaran atau kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimat
Contoh: kebobrokan perusahann itu
tersembunyi dengan rapi dan
penutupannya dengan sangat cermat
3. Ketegasan Makna
tujuan mendapatkan unsur yang
ditegaskan dipangkal kalimat agar pembaca
dapat dengan mudah mengetahui
informasi yang disampaikan
4. Kehematan kata
hemat menggunakan kata yang tidak
menyalahi kaidah tata bahasa

Anda mungkin juga menyukai