Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

SURAT DINAS

Dosen Pembimbing:

Aida Novitasari, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh:

Rizqiatul Fitria

NIM: P27820119039

Tingkat 1 Reguler A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya berupa pengetahuan sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia tepat pada waktunya. Ucapan terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Aida Novitasari, S.Kep,.Ns,.M.Kep. selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan hingga tugas makalah ini

dapat disusun dengan baik dan tepat.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca

khususnya para Mahasiswa. Namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang

bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih sempurna lagi di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 19 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Surat Dinas
2.1.1 Pengertian..........................................................................................................3
2.1.2 Fungsi................................................................................................................3
2.2 Syarat Penulisan Surat Dinas.......................................................................................4
2.3 Ciri-ciri Penulisan Surat Dinas....................................................................................4
2.4 Jenis-Jenis Surat Dinas................................................................................................5
2.5 Sistematika dan Struktur Penulisan Surat Dinas.........................................................7
2.6 Contoh Surat Dinas....................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Surat merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis untuk dapat menyampaikan

sebuah informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau juga oraganisasi) kepada pihak lain

(orang, instansi, atau juga organisasi). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

surat itu artinya kertas yang bertulis atau juga secarik kertas sebagai tanda atau juga

sebuah keterangan, sesuatu yang ditulis. Surat secara umum digolongkan menjadi tiga

yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat niaga apabila ditinjau dari segi bentuk, isi, dan

bahasanya. Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi

menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat resmi, dan surat dinas.

Surat dinas merupakan surat yang digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal

seperti instansi dinas dan tugas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi

dalam suatu instansi. Surat dinas ini juga berfungsi sebagai dokumen bukti tertulis, alat

pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan instansi,

dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruks.

Sehingga sangat dibutuhkan pengenalan terhadap penulisan surat dinas untuk

mengambil suatu tindakan atau menyelesaikan sesuatu tugas yang sesuai dengan isi atau

maksud dari surat tersebut. Oleh karena itu, penulis akan mengulas penjelasan tentang

surat dinas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan fungsi dari surat dinas?

2. Apa syarat penulisan surat dinas?

3. Bagaimana ciri-ciri penulisan surat dinas?

1
4. Apa jenis-jenis surat dinas?

5. Bagaimana sistematika dan struktur surat dinas?

6. Bagaiman contoh surat dinas

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana penulisan dalam surat dinas secara global.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian dan fungsi dari surat dinas.

2. Mengetahui syarat penulisan surat dinas.

3. Mengetahui ciri-ciri penulisan surat dinas.

4. Mengetahui jenis-jenis surat dinas.

5. Mengetahui sistematika dan struktur penulisan surat dinas.

6. Dapat membuat contoh surat dinas.

1.4 Manfaat Penulisan

Pembuatan makalah ini diharapkan memberikan informasi tentang cara penulisan surat

dinas yang baik dan benar. Selain itu, diharapakan makalah ini dapat dijadikan sebagai

panduan atau acuan bagi mahasiswa atau pembaca dalam pembuatan surat dinas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Surat Dinas

2.1.1 Pengertian

Surat dinas merupakan salah satu surat resmi yang dituliskan untuk keperluan

komunikasi antara kantor yang satu dengan kantor yang lainnya atau antar

organisasi. Surat dinas dibuat oleh seorang yang berkedudukan sebagai penjabat

instasi pemerintah atau swasta sehingga surat ini juga disebut sebagai surat jabatan.

Surat dinas termasuk surat resmi karena dalam penulisannya surat tersebut

menggunakan format khusus dimana bentuknya formal dan menggunakan bahasa

yang baku atau remi. Tujuan surat ini dikeluarkan untuk keperluan menyampaikan

pemberitahuan suatu izin, pengumuman, penugasan, dan lain-lain, kepada staff di

instansi/ lembaga terkait.

2.1.2 Fungsi

Secara umum fungsi surat dinas adalah sebagaimana yang telah di paparkan

dalam pengertiannya yaitu sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyamapaikan

pesan atau informasi tentang kedinasan. Namun, secara khusus fungsi surat dapat

disebut sebagai berikut :

1. Surat dinas sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan

bicaranya. Oleh karena itu, isi surat merupakan gambaran mentalitas

pengirimnya.

2. Surat dinas sebagai alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan dapat

dilihat lagi jika diperlukan.

3. Surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat keputusan, surat izin atau surat

instruksi.

3
4. Surat dinas sebagai bukti tertulis, terutama surat surat perjanjian

5. Surat dinas sebagai alat bukti tentang yang dikomunikasikan, yang selanjtunya

sebagai bukti sejarah, seperti pada surat tentang perubahan dan perkembangan

suatu instansi, yuridis dan adminstratif.

2.2 Syarat Penulisan Surat Dinas

Menulis surat dinas tentu berbeda dengan menulis surat pribadi dan surat niaga.

Menulis surat dinas harus mengikuti aturan tertentu mengenai sistematika, isi, dan bahasa

surat. Berikut ini syarat menulis surat dinas:

1. Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan sesuai

aturannya.

2. Isi yang dimuat dalam surat dinas tidak boleh terlalu panjang atau bertele-tele, jelas,

dan sesuai standar surat resmi.

3. Menurut pendapat Semi (1989) dan Sudarsa (1992) bahasa yang digunakan harus

jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah dipahami, simpatik,

dan tidak menyinggung perasaan penerima.

4. Surat dinas harus memberikan citra yang sesuai dengan lembaga/ instansi yang

mengeluarkannya.

2.3 Ciri-Ciri Penulisan Surat Dinas

Setiap surat pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam penulisannya.

Karakteristik ini yang akan membedakan setiap jenis surat dan sebagai dan memudahkan

untuk mengenali golongan jenis surat tersebut. Berikut ini ciri-ciri atau karakteristik dari

surat dinas:

1. Terdapat kepala surat (kop surat) serta nama instansi/ lembaga pada bagian kepala

surat.

2. Surat dinas memiliki nomor surat dan juga lampiran sebagai berkas pendukung.

4
3. Surat dinas menggunakan bahasa baku dan resmi, serta dibuat dalam format tertentu.

4. Pada bagian surat terdapat salam pembuka dan salam penutup sebagai bentuk

kesopanan dalam berkomunikasi melalui surat.

5. Surat dinas harus dilengkapi dengan stempel atau cap dari instansi/ lembaga yang

mengeluarkannya.

2.4 Jenis-Jenis Surat Dinas

1. Surat Permohonan

Surat permohonan adalah surat yang berisi permohonan suatu pihak kepada

pihak yang lainnya. Misalkan permohonan untuk menjadi pembicara dalam suatu

seminar, meresmikan suatu acara, menyebarluaskan suatu informasi, permohonan

mutasi/pindah serta permohonan izin atau peminjaman sesuatu.

Surat permohonan lazimnya dikirimkan kepada instansi yang secara structural

organisasi lebih tinggi. Sementara untuk instansi atau pejabat yang lebih rendah, lebih

tepat disebut sebagai surat permintaan atau penugasan. Dalam surat permohonan harus

disebutkan pokok pokok sebagai berikut:

a. Identitas pemohon.

b. Isi permohonan.

c. Tujuan dan alasan memohon.

d. Batas waktu maksimal untuk menjawab permohonan.

e. Pernyataan kesungguhan dalam memohon.

2. Surat Pemberitahuan

Surat pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau sosialisasi informasi baru

yang perlu diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini sifatnya hanya

mengabarkan suatu berita sehingga tidak perlu untuk ditanggapi dalam bentuk surat.

Secara umum, sistematika surat pemberitahuan adalah sebagai berikut.

a. Bagian pembuka, berisi masalah pokok surat

5
b. Bagian isi, berisi rincian, uraian, keterangan, atau penjelasan dari masalah pokok

yang akan diberitahukan.

c. Bagian penutup, berisi harapan agar pihak yang dituju memaklumi hal yang

disampaikan.

3. Surat Keterangan

Surat keterangan berisi keterangan resmi tentang status/kondisi seseorang atau

barang yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Misalnya, surat berkelakuan

baik, surat keterangan sehat terbebas dari narkoba, surat keterangan tidak mampu, dan

surat keterangan pengalaman kerja. Surat ini biasanya dibuat oleh pimpinan atau

pejabat tinggi dalam suatu institusi atas permintaan seseorang yang berkepentingan

dengan isi keterangannya. Dalam surat keterangan ini, harus disebutkan:

a. Data pribadi dan jabatan pihak vang membuat keterangan.

b. Data pribadi pihak vang diterangkan.

c. Isi keterangan.

d. Keterangan tanggal berlakunya surat.

e. Pernyataan bahwa keterangan yang dibuat adalah benar.

4. Memo dan Nota Dinas

Memo merupakan singkatan dari kata memorandum, yang berasal dari kata

memory yang berarti ingatan. Istilah nota berasal dari kata note yang berarti catatan.

Memo atau nota dinas adalah surat khusus yang dipakai antar pejabat di lingkungan

suatu lembaga. Pemakaian memo tersebut berbeda dengan memo pribadi.

Memo pribadi dipakai oleh perseorangan dan dapat dikirim kepada siapa saja

asal orang yang dituju sudah kenal baik dengan pengirim memo pribadi itu.

6
2.5 Sistematika dan Struktur Penulisan Surat Dinas

1. Kepala Surat

Kepala surat yang lengkap terdiri atas (a) nama instansi, (b) alamat lengkap, (c) nomor

telepon, (d) nomor kotak pos, (e) alamat kawat, (f) lambing/logo. Penulisan nama

instansi hendaknya jangan disingkat. Begitu juga kata jalan, telepon, kotak pos, jangan

disingkat jln., telp., pos., kotpos. Kepala surat biasanya diketik di sebelah kiri atas atau

di tengah-tengah.

2. Tanggal dan Tempat Penulisan Surat

Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu ditulis dengan angka. Bulan ditulis dengan

huruf secara lengkap dan tahun ditulis dengan angka, dan setelah tahun tidak diikuti

tanda baca apapun. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota/daerah karena

nama kota dan daerah sudah tercantum pada kepala surat. Tanggal surat diketik di

sebelah kiri atas (bentuk lurus penuh) atau kanan atas (bentuk setengah lurus dan

Indonesia), atau di sebelah kanan bawah.

Nama tempat menunjukkan tempat surat tersebut ditulis. Nama tempat ini tidak

ditulis jika tempat pembuatan surat sama dengan alamat yang dimuat pada kepala

surat.

3. Nomor, Lampiran, dan Perihal

a. Nomor

Nomor yang ditulis adalah nomor urut surat yang dikirimkan (surat keluar),

kode/inisial, bulan dan tahun. Misalnya, No: 300/Diklat/-2/IX/2005.

b. Lampiran

Lampiran menunjukkan sesuatu yang disertakan bersama dengan surat itu,

misalnyasurat keputusan, surat keterangan kesehatan dari dokter.

Penulisan kata “Nomor” dan “Lampiran” boleh disingkat, tetapi harus dilakukan

dengan taat asas. Jika “Nomor” disingkat “No.”, “Lampiran” juga harus disingkat
7
“Lamp.” Jika hendak ditulis lengkap, keduanya harus ditulis lengkap. Penulisan

jumlah lampiran ditulis dengan huruf jika bilangan hanya satu atau dua kata. Akan

tetapi, jika bilangan lebih dari dua kata, gunakan angka. Misalnya: Lamp.: Empat

lembar, bukan 4 (empat) lembar atau 25 lembar. Jika tidak ada yang dilampirkan,

kata “Lampiran” tidak perlu dituliskan.

c. Hal/Perihal

Hal/perihal menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Oleh karena itu

pembaca surat dapat mengetahui masalah apa yang dituliskan dalam surat itu.

Misalnya: jadwal diklat.

Selain nomor, lampiran, dan hal, kadang-kadang dicantumkan pula sifat surat

yang dikirimkan itu. Dalam hal demikian, sifat surat biasanya dicantumkan di

bawah nomor atau di bawah hal.

4. Alamat Surat

Cara penulisan alamat surat seperti berikut:

a. Nama dari penerima surat diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan

menggunakan huruf kapital seluruhnya.

b. Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup ditulis

Yth. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. tidak diperlukan karena kata

kepadaberfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan arah.

c. Jika digunakan kata sapaan Bapak pada awal penerima, kata itu hendaknya ditulis

penuh, yaitu Bapak. Kata saudara cukup ditulis Sdr.

d. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik atau memiliki pangkat sebelum

namanya, maka kata sapaan Bapak, Ibu, Sdr. tidak digunakan.

e. Jika ditunjukkan nama jabatan seseotang, kata sapaan tidak digunakan.

8
5. Salam Pembuka

Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat sebelum ia “berbicara” secara

tertulis. Dalam surat resmi salam pembuka yang biasa digunakan ialah “Dengan

hormat,”. Penulisannya diakhiri dengan tanda koma dan ditulis dengan tidak disingkat.

6. Isi Surat

Isi surat pada umumnya terdiri atas tiga hal , yaitu alinea pembuka, isi, dan

penutup.Alinea pembuka berguna untuk mengantar dan menarik perhatian pembaca

terhadap pokok surat. Isi surat yang sesungguhnya berisi sesuatu yang diberi tahukan

atau yang disampaikan kepada penerima surat. Penutup surat merupakan simpulan

yang berfungsi sebagai kunci isi surat. Pada umumnya, penutup berisi ucapan terima

kasih terhadap semua hal yang dikemukakan dalam isi surat atau harapan penulis

surat.

7. Salam Penutup

Penulisan salam penutup diawali huruf kapital dan diakhiri tanda koma. Kalimat yang

digunakan sebagai salam penutup biasanya berupa hormat kami, hormat saya,

Wassalam, dengan ketentuan yang sama dengan salam pembuka (Hormat kami,)

8. Nama Pengirim

Nama pengirim ditulis dibawah tanda tangan di bawah salam penutup. Penulisan nama

dapat mengikut sertakan gelar/jabatan, tetapi tidak perlu menggunakan huruf kapital

seluruhnya, tidak perlu diberi tanda kurung, digaris bawah, dan tidak perlu diakhiri

dengan tanda baca apapun. Tanda tangan diperlukan sebagai keabsahan surat.

9. Tembusan Surat

Kata tembusan ditulis denmgan huruf awal huruf kapital dan diikuti tanda titik dua,

tanpa digaris bawahi. Tembusan hanya digunakan jika surat itu memerlukan tembusan.

Tembusan adalah pihak-pihak yang mendapat tembusan/salinan surat selain yang

dialamatkan.

9
Ketentuan tembusan adalah sebagai berikut:

a. Jika pihak yang diberi tembusan itu lebih dari satu, hendaknya diberi nomor urut

sesuai jenjang jabatan pada instansi itu. Jika tembusan hanya satu, tidak perlu

diberi nomor.

b. Pihak yang diberi tembusan hendaknya nama jabatan atau nama orang dan

bukanm nama kantos/instansi.

c. Dalam tembusan tidak perlu digunakan ungkapan Kepada Yth. atau Yth.

d. Dibelakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk

perhatian, untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang

mengikat.

e. Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan Arsip atau Tertinggal karena

setiap surat resmi/dinas itu harus memiliki arsip.

10. Inisial

Inisial sandi ditempatkan pada bagian bawah kiri dibawah tembusan (kalau ada).

Inisial merupakan tanda pengenal yang merupakan singkatan nama pengonsep dan

pengetik surat.

Contoh: RF/SA

AB singkatan nama pengonsep: Rizqiatul Fitria, SA singkatan nama pengetik surat:

Surya Abadi.

2.6 Contoh Surat Dinas

1. Surat Dinas Permohonan

2. Surat Dinas Pemberitahuan

10
HIMPUNAN MAHASISWA PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
Jalan Mayjen Prof. Dr. Moestopo 8C Surabaya
Telepon (031) 5030379, 5034222, 5017345 Kode Pos 602856

11 Oktober 2019
Nomor : 103/HIMA-SOE/X/2019
Lampiran : Satu Lembar
Hal : Permohonan Narasumber

Kepada
Yth. Direktur RSUD Dr. Soetomo
Di Surabaya

Dengan Hormat,
Sesuai dengan program kerja Hima Prodi DIII Keperawatan Soetomo, kami akan
melaksanaknan Seminar dan Workshop Nasional Keperawatan yang bertema “Update Tatalaksana
Intra Hospital pada Kegawatdaruratan Pasien Edema Paru Akut (Accute Lug Oedema) dengan
Kelebihan Cairan dan Masalah Pertukaran Gas Darah” Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan
pada:

Hari/Tanggal : Minggu/18 November 2019


Waktu : 08.00-16.00 WIB
Tempat : Gedung Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT) RSUD Dr. Soetomo
Surabaya

Sehubungan dengan ini kami mohon kerja sama dan ketersediaan Bapak/Ibu untuk menjadi
narasumber/pemateri dalam kegiatan Seminar dan Workshop Nasional Keperawatan. Demikian surat
permohonan kami buat, atas perhatian dan kerja sama nya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,
Ketua Pelaksana Sekretaris
Ketua Prodi
Rizqiatul Fitria Jasmine Ababil
NIM.P27820119039 NIM.P27820119025
Dr. Padoli, S.Kep,M.Kes
NIP. 196903261997032001

Tembusan:
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya
11
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SURABAYA
Jl. Pucang Jajar Tengah No.56, Kertajaya, Kec. Gubeng, Surabaya
. Telp. (031) 5027058 Fax. (031) 5028141 Kode Pos. 60282
E-mail: admin@poltekkesdepkes-sby.ac.id
Website: https://poltekkesdepkes-sby.ac.id/

12 November 2019
Nomor : 1112/POL-SBY/X1/2019
Lampiran : Dua Lembar
Hal : Pemberitahuan

Kepada
Yth. Ketua Jurusan Keperawatan
Di Surabaya

Dengan Hormat,

Sehubung dengan hari jadinya Poltekkes Kemenkes Surabaya, kami akan melaksanakan
Perayaan “Diesnatalis Ke 18 Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun 2019, maka bersama ini kami
mengharapkan partisipasi kehadiran Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa Semester I dan III
pada Puncak Acara dan Resepsi Diesnatalis ke 18, yang akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jum’at/ 15 November 2019
Waktu : 06.00-selesai
Tempat : Direktorat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Berikut saya lampirkan susunan acara Diesnatalis Poltekkes Surabaya yang ke 18.

Demikian surat pemberitahuan yang kami buat atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan

terima kasih.

Hormat Kami,

Direktur Poltekkes Surabaya

drg. Bambang Hadi Sugito,M.Kes

Tembusan:
1. Ketua Jurusan Poltekkes Surabaya
12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Surat dinas merupakan surat resmi yang digunakan untuk kedinasan. Surat dinas

sebagai alat komunikasi secara tertulis antara kantor yang satu dengan kantor yang

lainnya atau antar instansi. Surat ini dikeluarkan untuk keperluan menyampaikan

pemberitahuan suatu izin, pengumuman, penugasan, dan lain-lain, kepada staff di

instansi/ lembaga terkait.

Banyak jenis-jenis surat dinas salah satunya yaitu surat pemberitahuan, surat

keterangan dan lainnya. Dimana setiap jenis memiliki fungsi dan ciri yang berbeda.

Dalam penulisannyapun harus memerhatikan sistematika dan struktur penulisan surat

dinas.

3.2 Saran

Supaya surat yang disampaikan mudah dipahami oleh penerima, maka dalam

penulisan surat tersebut harus sesuai dengan sistematika penulisan surat dinas. Bahasa

yang digunakanpun harus jelas dan padat. Hal ini dilakukan untuk menghindar terjadinya

kesalah pahaman dalam penulisan dan memudahkan pembaca unruk memahami maksud

dari isi surat tersebut.

13
DAFTAR ISI

Ibeng, Parta. 2019. Pengertian Surat Menurut Ahli, Jenis, Ciri dan Fungsinya. [Online]
Tersedia: https://pendidikan.co.id/pengertian-surat/#:~:targetText=Surat [4 November 2019]

Indonesia Cerdas. 2016. Makalah Surat Dinas. [Online]


Tersedia: https://article466.wordpress.com/ [15 Mei 2016]

Maxmanroe. 2019 Pengertian Surat Dinas dan Ciri-Cirinya, Fungsi, serta Contohnya.
[Online]
Tersedia: https://www.maxmanroe.com/vid/surat/pengertian-surat-dinas.html

Wikipedia. 2019. Surat. [Online]


Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Surat [22 Oktober 2019]

14

Anda mungkin juga menyukai