Anda di halaman 1dari 10

Manajemen penanggulangan

bencana
Gempa Palu
Jurusan Gizi Poltekkes
Surabaya
Nama Kelompok E :
1. Dea Larasati (P27835118006)
2. Annisavira Hasriadi Hania (P27835118002)
3. Puji Lestari Kusuma Astuti (P27835118012)
4. Hilda Ayu Listia Parawansa (P27835118023)
5. Aprilia Sasa Amiyarsi (P27835118073)
6. Risa Wahyu Millenia (P27835118084)
Faktor Penyebab Terjadinya Gempa di Palu

Karena pulau ini berada di pertemuan tiga lempeng utama, yang mana lempeng utama ini
menimbulkan dampak geologi yang begitu kompleks dan beragam.
3 Lempeng besar dan utama itu adalah:
1. Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat
2. Lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan-tenggara
3. lempeng Filipina, lempeng yang lebih kecil di antara dua lempeng utama
Seorang ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
mengutarakan pernyataannya bahwa, ketika ketiga lempeng
utama itu bergerak dan saling tabrakan, energi-energi dapat
terkumpul di beberapa titik, hingga membentuk patahan-
patahan dan tekanan-tekanan. Apabila salah satu titik tidak
lagi kuat menahan, energinya akan menjadi gempa bumi,
seperti yang terjadi di Palu dan Donggala baru-baru ini.

Jika di Lombok ada sesar flores, di Sulawesi juga ada


beberapa sesar, yaitu sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar
Gorontalo, sesar Walanae, sesar Batui, sesar Poso, dan
lainnya. Dari berbagai macam sesar yang ada di Sulawesi,
sesar Palu-Koro adalah satu di antara 4 sesar yang paling
besar di Sulawesi bahkan paling aktif dari seluruh sesar di
Indonesia.
Posisi sesar Palu-Koro berada di bawah wilayah Sulawesi Tengah, secara geologi membujur dari Laut
Sulawesi kemudian kota Palu, sampai Teluk Bone. Perkiraan panjangnya 500 km dari bagian Utara ke Selatan. Jika
melihat dari kedalaman titik pusat gempanya, maka gempa bumi yang mengguncang Palu dan Donggala ini
disebabkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona Sesar Palu-Koro. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala BMKG,
Dwikora Karnawati pada saat siaran pers BMKG.
Setiap tahunnya, sesar Palu-Koro ini diperkirakan bergerak 7 cm. Dengan bergeser dan
bergeraknya sesar itu, maka dampak yang dihasilkan adalah getaran dan patahan pada beberapa bagian
bumi. Apalagi jika proses tumbukan 3 lempeng sedang berlangsung, getaran yang dihasilkan cukup
membuat porak-poranda pulau-pulau yang berada di wilayahnya.
Upaya Penanggulangan Bencana di Bidang Kesehatan

01
Pra Bencana

02
03
Saat Bencana

Pasca Bencana
UPAYA PRA BENCANA
1. Membuat rencana kegiatan upaya 7. Inventarisasi sumber daya sesuai dengan potensi bahaya
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan yang mungkin terjadi :
penanggulangan bencana a) Jumlah dan lokasi Puskesmas
2. Membuat peta geomedik daerah rawan b) Jumlah ambulans
bencana c) Jumlah tenaga kesehatan
3. Membuat rencana kontinjensi d) Jumlah RS termasuk fasilitas kesehatan lainnya
(“Contingengency Plan”) e) Obat dan perbekalan kesehatan
4. Menyelenggarakan pelatihan termasuk f) Unit tranusi darah
di dalamnya gladi posko dan gladi 8. Mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor
lapang dengan melibatkan semua unit meliputi sinkronisasi kegiatan penanggulangan bencana
terkait dengan Provinsi dan Kecamatan
5. Membentuk dan mengembangkan tim 9. Melakukan monitoring dan evalusai terhadap
reaksi cepat pelaksanaan penanggulangan kesiapsiagaan bencana
6. Membentuk Pusdalop penanggulanan
bencana
UPAYA SAAT BENCANA
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setelah 6. Melakukan Penilaian Kesehatan Cepat Terpadu
menerima berita tentang terjadinya bencana dari (Integrated Rapid Health Assesment)
Kecamatan, melakukan kegiatan : 7. Melakukan penanggulangan gizi darurat
1. Berkoordinasi dengan anggota Satlak PB dalam 8. Memberikan imunisasi campak ditempat
penanggulangan bencana pengungsian bagi anak-anak di bawah usia 15
2. Mengaktifkan Pusdalops Penanggulangan Bencana tahun
tingkat Kabupaten/Kota 9. Melakukan surveilans epidemiologi terhadap
3. Berkoordinasi dengan RS Kabupaten.Kota termasuk penyakit potesial wabah, pengendalian vektor
RS Swasta Rumkit TNI dan POLRI untuk serta pengawasan kualitas air dan lingkungan
mempersiapkan penerimaan penderita yang dirujuk 10. Apabila kejadian bencana melampaui batas
dari lokasi bencana dan tempat penampungan wilayah Kabupaten/Kota, maka sebagai
pengungsi penanggung jawab adalah Kepala Dinas
4. Menyiapkan dan mengirim tenaga kesehatan, obat Kesehatan Provinsi
dan pembekalan kesehatan ke lokasi bencana
5. Menghubungi Puskesmas di sekitar okasi bencana
untuk mengirimkan dokter, perawat dan peralatan
yang diperlukan termasuk ambulans ke lokasi
bencana
UPAYA SAAT Menghubungi lokasi bencana untuk mempersiapkan instalasi gawat
darurat dan ruang perawatan untuk menerima rujukan penderita dari
BENCANA
Direktur Rumah Sakit 01 lokasi bencana dan tempat penampungan sementara
Kabupaten/Kota melakukan kegiatan :

Menyiapkan instalasi gawat darurat dan instalasi rawat inap


untuk menerima rujukan penderita dari lokasi bencana atau
02 tempat penampungan pengungsi dan melakukan pengaturan
jalur evakuasi

Menghubungi RS Provinsi tentang kemungkinan adanya


penderita yang akan dirujuk
03

Menghubungi RS Provinsi tentang kemungkinan


adanya penderita yang akan dirujuk
04
UPAYA PASCA BENCANA

03
Menyediakan sarana air minum dan
01 sanitasi dasar, pembuangan tinja
(toilet), mengendalikan vektor
Monitoring dan surveilans ketat
penyakit dan manajemen sampah
terhadap factor lingkungan (air,
termasuk pengelolaan air limbah.
sanitasi, penanganan sampah)
dan pengendalaian vector
penyakit (nyamuk dan lalat) 02 04
Asupan gizi dan keamanan makanan,
Tindakan Promosi kesehatan dan standar minimal untuk tenda atau
imunisasi terhadap penyakit tempat tinggal sementara dan standar
berpotensi wabah minimal pelayanan kesehatan.

.
THAN
KS

Anda mungkin juga menyukai