Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam
golongan IV A dan merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan
sehari-hari karena terdapat lebih banyak senyawa yang terbentuk dari unsur
karbon.

Keistimewaan karbon yang unik adalah kecendrungannya secara alamiah


untuk mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya
dengan ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda C=C, serta
rangkap tiga, C≡C. Akibatnya jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. Kini
diperkirakan terdapat sekitar dua juta jenis senyawa karbon, dan jumlah itu makin
meningkat dengan laju kira-kira lima persen pertahun. Alasan bagi ketabilan
termal rantai-rantai karbon adalah kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal
C-C.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi perumusan masalah
adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan seyawa karbon?
2. Bagaimana kekhasan atom Karbon?
3. Bagaimanakah terjadinya rantai pada atom Karbon?
4. Apakah yang dimaksud dengan Hidrokarbon ?
5. Apakah yang dimaksud dengan Gugus Fungsi dan apa saja pembagiannya?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ruang lingkup
senyawa karbon.

1
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat,
gambaran dan ulasan tentang kimia karbon agar dapat menambah wawasan
pembaca dalam memahami dan mempelajarinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Senyawa Karbon


Senyawa karbon adalah senyawa yang molekulnya mengandung atom
Karbon dan atom-atom unsur lain seperti Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Belerang,
dan Halogen. Senyawa karbon yang paling sederhana adalah Hidrokarbon, yang
hanya tersusun dari atom C dan H ( Hidrogen ). Meskipun hanya terdiri dari atom
c dan h, tetapi terdapat lebih dari dua juta senyawa karbon yang dikenal saat ini.
Misalnya: Minyak Tanah, Bensin, Gas Alam, Plastik, dan lain-lain.
Dalam mempelajari senyawa karbon, maka kita harus mengetahui lebih
dulu kekhasan yang dimiliki oleh atom karbon, senyawa hidrokarbon, dan
pengertian isomer. Selanjutnya kita juga mempelajari senyawa karbon yang lain,
yaitu: haloalkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanon, alkanoat, dan alkil alkanoat.

2.2 Kekhasan Atom Karbon


Kekhasan atau keunikan yang dimiliki oleh Atom Karbon adalah sebagai
berikut:
 Atom Karbon ( C ) memiliki 4 elektron valensi.

Dengan nomor atom 6, atom C memiliki 4 elektron valensi, sehingga untuk


mencapai kestabilan (mencapai konfigurasi oktet) maka atom C akan membentuk
ikatan kovalen tanpa adanya PEB (Pasangan Elektron Bebas).
 Atom C membentuk ikatan kovalen dengan berbagai unsur nonlogam,
terutama hidrogen (H), oksigen (O), dan golongan halogen (F, Cl, Br, I).
 Atom C relatif kecil.
Sesuai dengan nomor periodenya yaitu 2, atom karbon hanya memiliki 2
kulit atom sehingga jari-jari atom C relatif kecil.
Keuntungan dengan jari-jari relatif kecil:
 Ikatan kovalen yang dibentuk karbon relatif kuat.
 Karbon dapat membentuk ikatan rangkap dan rangkap 3.

3
2.3 Rantai Karbon ( C )
Atom C dengan 4 elektron valensi dapat membentuk ikatan antar atom C
berupa ikatan tunggal, rangkap 2 dan rangkap 3, juga lingkar (siklik)  jumlah
senyawa C sangat banyak. Berdasarkan jumlah atom C yang diikatnya, atom C
dibagi menjadi empat, yaitu:

Atom C primer (1o) :atom C yang terikat langsung pada 1 atom C lainnya

Atom C sekunder (2o) :atom C yang terikat pada 2 atom C lainnya.

Atom C tersier (3o) : atom C yang terikat pada 3 atom C lainnya.

Atom C kuartener (4o) : atom C yang terikat pada 4 atom C lainnya.

2.4 Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang paling sederhana, terdiri atas


unsur C dan H  keberadaan jumlahnya paling banyak. Hidrokarbon
dikelompokkan berdasarkan bentuk rantai C dan jenis ikatan rantai C nya:

1. Berdasarkan bentuk rantai C-nya, Hidrokarbon dibagi menjadi tiga golongan


yaitu:

Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), Hidrokarbon alisiklik (rantai lingkar),


dan Hidrokarbon aromatik (rantai cincin terkonjugasi (berselang-seling tunggal-
rangkap))

2. Berdasarkan jenis ikatan C-nya, Hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan


yaitu:

4
Hidrokarbon ikatan jenuh (Alkana), dan Hidrokarbon ikatan tak jenuh
(Alkena dan Alkuna).

a. Alkana, adalah Hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal) dan alifatik (rantai terbuka),
semua ikatan C – C nya tunggal.

Rumus Umum: Cn H2n+2 , n : jumlah atom C

Deret Homolog :

Tata Nama Alkana:

 Pilih Rantai Induk: rantai yang terpanjang dalam molekul.


 Beri nomor cabang, karenanya rantai induk diberi nomor urut, dengan
sedemikian rupa rantai cabang mendapat nomor yang terkecil.
 Beri nama cabang dengan nama “alkil – khiran il”, sama dengan nama alkana
hanya “ana” diganti “il”, misal: metana  metil, propana  propil.
 Jika terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja
dengan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang. 2 : di, 3 :tri, 4 :tetra,
5:penta, dst...

Sifat-Sifat Alkana:

5
 Sukar larut dalam senyawa polar (air) tetapi larut dalam pelarut non-polar.
 Pada T kamar C1 – C4 berwujud gas, suku-suku berikutnya berwujud cair,
suku tinggi berwujud > C18 berwujud gas.
 Semakin banyak rantai C  T didih semakin tinggi, untuk jumlah C yang
sama semakin banyak cabang  T didih semakin kecil.
 Sukar bereaksi dengan senyawa lain, disebut parafin (afinitas kecil).

b. Alkena, adalah Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh dimana
pada salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap 2) – C = C - .

Rumus Umum: Cn H2n

 Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran “ana” diganti dengan
“ena”, misal : etana  etena

Deret Homolog :

Tata Nama Alkena:

 Tentukan rantai induk, rantai C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.


 Beri nomor rantai induk, sedemikianrupa rantai ikatan rangkap memiliki
nomor yang terkecil.
 Jika ada cabang, nama cabang sesuai dengan jumlah atom C alkilnya, jika
lebih dari satu, tata nama cabang sama aturannya dengan nama alkena
 Urutan:
 Nomor cabang-nama alkil-nomor rangkap-nama induk

6
c. Alkuna, Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh dimana pada
salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap 3)

Rumus Umum: Cn H2n-2

 Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran “ana” diganti dengan
“una”, misal : etana  etuna

Deret Homolog :

Tata Nama Alkuna:

 Tentukan rantai induk, rantai C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.


 Beri nomor rantai induk, sedemikianrupa rantai ikatan rangkap memiliki
nomor yang terkecil.
 Jika ada cabang, nama cabang sesuai dengan jumlah atom C alkilnya, jika
lebih dari satu, tata nama cabang sama aturannya dengan nama alkuna
 Urutan:
 Nomor cabang-nama alkil-nomor rangkap-nama induk.

2.5 Gugus Fungsi

Jumlah senyawa karbon sangat banyak, sehingga sulit jika dipelajari satu
per satu. Untuk memudahkannya, maka senyawa-senyawa karbon itu
dikelompokkan berdasarkan sifat khas yang dimiliki oleh senyawa-senyawa
tersebut. Sifat yang khas itu disebabkan adanya atom atau gugus atom yang

7
menentukan struktur dan sifat dari senyawa karbon, yang disebut gugus fungsi.
Berdasarkan gugus fungsinya senyawa-senyawa karbon yang jumlahnya sangat
banyak dikelompokkan.

1. Alkanol atau Alkohol

Alkohol (R–OH) adalah senyawa turunan alkana, karena satu atom H atau
lebih dari alkana diganti oleh gugus –OH. Alkohol yang mempunyai satu gugus –
OH disebut monoalkohol, sedangkan alkohol yang mempunyai lebih dari satu –
OH disebut polialkohol.

CnH2n + 1 OH atau R-OH

IUPAC : Mengganti akhiran “a” menjadi “ol”

Metana  metanol, etana  etanol, dst...

TRIVIAL : R – OH : alkil – alkohol

Metil alkohol, etil alkohol, isopropil alkohol (IPA)

8
Klasifikasi Alkohol:

Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus – OH :

1. Alkohol Primer : R – CH2 – OH

misal: metanol, etanol, 1-propanol

2. Alkohol Sekunder : R – CHR’ – OH , terikat pada atom C sekunder

misal: 2-propanol

3. Alkohol Tersier : R – R’CR” – OH, terikat pada atom tersier

misal: 2-metil-2-propanol

2. Alkoksi Alkana atau Eter (R-OH)

IUPAC : Menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang
lebih besar sebagai alkana.

TRIVIAL : menyebutkan nama alkil-alkilnya urut abjad dan diakhiri dengan eter.
Jika kedua alkil sama maka diawali dengan di-, tri-, dsb...

3. Alkanal atau Aldehid

Aldehid adalah gugus karbonil mengikat satu alkil dan satu atom H

Rumus Umum : CnH2nO

IUPAC : nama alkana rantai induk “a” diganti “al”

9
Misal: butanol  butanal

Menentukan rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi, sehingga atom C


pada gugua –CHO memiliki nomor 1.

TRIVIAL : mengambil nama asam karboksilat dengan mengubah asam-oat atau


asam-at menjadi akhiran aldehid. Misal: asam asetat  asetaldehid (CH3-CHO)

4. Keton

Keton adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi –CO- yang
terikat pada dua gugus alkyl R dan R’. keton yang dianggap berasal dari senyawa
alkana disebut alkanon.

Rumus Umum: CnH2nO  R – CO – R’

IUPAC : sama dengan mengubah huruf terakhir “a” pada alkana dengan huruf
“on”. Menentukan rantai terpanjang yang melewati gugus fungsi –CO- .
Penomoran dimulai dari ujung terdekat gugus fungsi.

TRIVIAL : diambil dari nama alkil yang terdekat gugus karbonil kemudian
ditambahkan kata keton.

5. Alkanoat atau Asam Karboksilat (R-COOH)

Asam karboksilat/ Asam Alkanoat  diturunkan dari nama alkana yang


sesuai dengan mengganti akhiran “a” mjd “oat” dan memberi awalan asam.

Rumus Umum : CnH2nO2

IUPAC : nama alkana rantai induk “a” diganti “oat”

Misal: Metana  Asam metanoat

10
TRIVIAL : diambil dari sumber alami asam yang bersangkutan.

Misal : asam metanoat disebut asam formiat (formica=semut)

6. Alkil Alkanoat atau Ester

Ester : alkil adalah gugus karbon ynga terikat pada atom C (gugus R’),
sedangkan alkanoat adalah gugus R – COO-

Rumus Umum : CnH2nO2

7. Halo alkana atau Alkil Halida

Senyawa haloalkana merupakan kepanjangan dari halogen alkana dan


mempunyai rumus umum: R – X = CnH2n + 1 – X

X = unsur halogen = F, Cl, Br, I

Halogen yang terikat bisa lebih dari satu baik jumlah maupun jenisnya.
Contoh: CH3Cl; CH2Cl2; CHCl3; CCl4; CH3CH2Cl; CH3CH2Br; CH3I;
CCl2F2; CF3–CHClBr.

Tata nama senyawa haloalkana :

11
1) Nama halogen disebutkan terlebih dahulu dan diberi nama halo seperti F
dengan fluoro, Cl dengan kloro, Br dengan bromo, dan iod dengan iodo.

2) Penomoran C1 berdasarkan nomor halogen yang terkecil. Halogen dianggap


cabang seperti alkil.

3) Jika halogen yang sama lebih dari satu diberi awalan:

Catatan: X = F, Cl, Br, dan I R = gugus alkil

– 2 dengan di, – 4 dengan tetra, – 3 dengan tri, – 5 dengan penta.

4) Jika jenis halogen lebih dari satu penomoran C1 berdasarkan halogen yang
lebih reaktif.

5) Untuk kereaktifannya: F > Cl > Br > I

Penulisan halogen berdasarkan urutan abjad.

BAB III

12
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa: Senyawa
karbon adalah senyawa yang molekulnya mengandung atom Karbon dan atom-
atom unsur lain seperti Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Belerang, dan Halogen.
Atom Karbon memiliki beberapa keunikan atau kekhasan, diantaranya:Atom
Karbon ( C ) memiliki 4 elektron valensi, Atom C membentuk ikatan kovalen
dengan berbagai unsur nonlogam, terutama hidrogen (H), oksigen (O), dan
golongan halogen (F, Cl, Br, I), Atom C relatif kecil.

Berdasarkan jumlah atom C yang diikatnya, atom C dibagi menjadi empat,


yaitu: Atom C primer (1o), Atom C sekunder (2o), Atom C tersier (3o), dan Atom C
kuartener (4o).

Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang paling sederhana, terdiri atas unsur
C dan H  keberadaan jumlahnya paling banyak. Hidrokarbon dikelompokkan
berdasarkan bentuk rantai C dan jenis ikatan rantai C nya: Berdasarkan bentuk
rantai C-nya, Hidrokarbon dibagi menjadi tiga golongan yaitu: Hidrokarbon
alifatik (rantai terbuka), Hidrokarbon alisiklik (rantai lingkar), dan Hidrokarbon
aromatik (rantai cincin terkonjugasi (berselang-seling tunggal-rangkap)), dan
Berdasarkan jenis ikatan C-nya, Hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan yaitu:
Hidrokarbon ikatan jenuh (Alkana), dan Hidrokarbon ikatan tak jenuh (Alkena dan
Alkuna).

Gugus Fungsi adalah gugus atom yang menentukan struktur dan sifat dari
senyawa karbon, yang disebut gugus fungsi. Berdasarkan gugus fungsinya
senyawa-senyawa karbon yang jumlahnya sangat banyak dikelompokkan menjadi
beberapa bagian yang telah dijelaskan pada pembahasan diatas.

3.2 Saran

13
1. Kepada seluruh peminat Ilmu Alam, khususnya peminat Kimia, untuk terus
mempelajari dan mengkaji ilmu kimia demi mendapatkan informasi-
informasi yang lebih akurat dan mendalam tentang Kimia Karbon.
2. Kepada seluruh peminat Ilmu Alam, khususnya peminat Kimia, untuk terus
mendalami pemahamannya dalam bidang kimia serta terus mengembangkan
potensi diri demi meningkatnya ilmu dan wawasan bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Documents/kimia%20karbon/senyawa-karbon-kls-xii.pdf

14
http://hellaughoutfoud.blogspot.com

15

Anda mungkin juga menyukai