Anda di halaman 1dari 15

TERMODINAMIKA

Oleh :
Diah nur sinta
Julina wati
Rifvia adelina
Hukum Hukum Thermodinamika
 Pertama
Energi tidak diciptakan atau dimusnahkan dengan
hanya pemindahan dari satu benda ke yang lainnya
atau perubahan dari satu bentuk kebentuk lainnya
 Kedua
Setiap perubahan spontan akan disertai dengan
peningkatan entropi alam semesta
 Ketiga
Entropi dari kristal sempurna suatu zat adalah nol pada
0K
Entropi
 Redistribusi partikel gas dalam wadah terjadi tanpa
perubahan energi dalam total sistem, semua susunan ekivalen

 Jumlah cara komponen sistem dapat disusun tanpa merubah


energi sistem terkait erat dengan kuantitas entropi (S)

 Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem

 Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya sedikit


seperti kristal padat memiliki ketidakteraturan yang kecil atau
entropi rendah

 Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya banyak


seperti gas memiliki ketidakteraturan besar atau entropi tinggi
o Jika entropi sistem meningkat, komponen
sistem menjadi semakin tidak teratur, random
dan energi sistem lebih terdistribusi pada range
lebih besar Sdisorder > Sorder

Seperti halnya energi dalam atau entalpi,


entropi juga fungsi keadaan yaitu hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak
pada bagaimana proses terjadinya
Ssis = Sfinal – Sinitial

oJika entropi meningkat maka Ssis akan positif,


sebaliknya jika entropi turun, maka Ssis akan
negatif
Entropi dan Hukum Kedua
Termodinamika
Apa yang menentukan arah perubahan spontan?

 Sistem alami cenderung kearah tidak teratur, random, distribusi partikel kurang
teratur
 Beberapa sistem cenderung lebih tidak teratur (es meleleh) tetapi ada juga yang
lebih teratur (air membeku) secara spontan
 Dengan meninjau sistem dan lingkungan terlihat semua proses yang berlangsung
dalam arah spontan akan meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan
lingkungan). Ini yang disebut dengan hukum kedua termodinamika
 Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi sistem atau lingkungan,
tetapi untuk perubahan spontan entropi total sistem dan lingkungan harus positif
Suniv = Ssis + Ssurr > 0
Entropi Molar Standar
 Entropi (S) berhubungan dengan  Pada nol absolut, semua partikel
jumlah cara (W) sistem dapat pada kristal memiliki energi
tersusun tanpa merubah energi
minimum sehingga hanya ada
dalam
satu cara mereka tersusun
 Tahun 1877 Ludwig Boltzmann
menguraikan hubungan ini secara
 Nilai entropi biasanya
kuantitatif dibandingkan pada keadaan
 S = k ln W standar dan keadaan paling stabil
 Dimana k adalah konstanta untuk padat dan cair
Blotzmann (R/NA)  1,38x10-23 J/K  Entropi merupakan besaran
 Tidak seperti entalpi, entropi ekstensif sehingga tergantung
memiliki nilai mutlak dengan pada jumlah oleh karena itu
menerapkan hukum ketiga dikenalkan dengan entropi molar
Termodinamika yang menyatakan standar dalam satuan J/mol K
kristal sempurna memiliki entropi
nol pada temperatur nol absolut Ssis
= 0 pada 0 K
Memperkirakan Nilai So Relatif
Sistem
Berdasarkan pengamatan level molekuler kita bisa
memperkirakan entropi zat akibat pengaruh
1. Perubahan temperatur
2. Keadaan fisik dan perubahan fasa
3. Pelarutan solid atau liquid
4. Pelarutan gas
5. Ukuran atom atau kompleksitas molekul
Entropi Standar Reaksi Sorxn
Sorxn = mSoproduk - nSoreaktan

Contoh soal :
 Jika ammonia terbentuk dari komponen nya, 4 mol gas
menghasilkan 2 mol gas karena gas memiliki entropi
molar tinggi, terlihat entropi produk kurang dari
reaktan sehingga entropi turun selama reaksi
 N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)

Sorxn = (2 mol NH3 x So NH3) – [(1 mol N2 x So N2) + (3 mol


H2 x So H2)]
Sorxn = (2 x 193) – [(1 x 191,5) + (3 x 130,6) = -197 J/K
 Hk kedua menyatakan penurunan entropi sistem hanya dapat terjadi jika
entropi lingkungan meningkat melebihinya

 Pada perubahan eksotermik, panas yang dilepas sistem, diserap oleh


lingkungan ini menyebabkan gerak random partikel dilingkungan
meningkat sehingga entropi meningkat qsis < 0, qsurr > 0, Ssurr > 0

 Pada perubahan endotermik, sistem menyerap panas dan lingkungan


melepas panas, sehingga entropi lingkungan menurun, qsis > 0, qsurr < 0,
Ssurr < 0

 Perubahan entropi lingkungan berbanding lurus dengan perubahan panas


sistem dan berbanding terbalik dengan temperatur lingkungan sebelum
transfer panas
Ssurr  -qsis, dan Ssurr  1/T

 Kombinasinya menghasilkan
Ssurr = -qsis/T

 Jika proses berlangsung pada tekanan konstan, q p sama dengan H sehingga


Ssurr = -Hsis/T
Kesetimbangan Uap Air
 Penguapan 1 mol air pada 100oC (373 K)
H2O(l:373 K)  H2O(g: 373 K)
Sosis = So H2O(g) – So H2O(l)
= 195,9 – 86,8 = 109,1 J/K

 Sistem menjadi lebih tidak teratur


Ssurr = -Hosis/T = -Hovap/T
= -40,7 x 103 J/373 K = -109 J/K
Suniv = 109 J/K + (-109 J/K) = 0
Entropi, Energi Bebas dan Kerja
 Spontanitas dapat ditentukan dengan
mengukur Ssis dan Ssurr, tetapi akan lebih
mudah jika kita memiliki satu parameter saja
untuk menentukan spontanitas
 Energi bebas Gibbs (G) adalah fungsi yang
menggabungkan entalpi dan entropi dari
sistem
G = H – TS
 Diajukan oleh Josiah Willard Gibbs 1877
Suniv = Ssis + Ssurr
 Pada Tekanan konstan Ssurr = -Hsis/T
Suniv = Ssis - Hsis/T
 Jika kedua sisi dikalikan –T maka
-TSuniv = Hsis - TSsis atau
-TSuniv = Gsis
 Suniv > 0 spontan  G < 0
 Suniv < 0 non spontan  G > 0
 Suniv = 0 setimbang  G = 0
Menghitung Perubahan Energi Bebas
Standar
Gosis = Hosis - TSosis
 Energi bebas Gibbs juga dapat dihitung
(karena ia fungsi keadaan) dari energi bebas
produk dan reaktan
Gorxn = mGof(produk) - nGof(reaktan)
 Catatan : Gof suatu unsur pada keadaan
standarnya adalah nol
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai