Anda di halaman 1dari 18

Senyawa Hidrokarbon

Pengertian Senyawa Hidrokarbon


Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari atom unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Plastik
seperti LDPE dan HDPE (polietilena) dan PP (polipropilena) terbuat dari etena dan propena yang merupakan
hasil olahan gas alam. Senyawa etena dan propena termasuk ke dalam golongan senyawa hidrokarbon.
ADVERTISEMENT
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Struktur Atom
Klasifikasi Hidrokarbon
Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbon, senyawa hidrokarbon dapat dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh
dan tak jenuh. Seluruh ikatan antar atom karbon pada hidrokarbon jenuh merupakan ikatan kovalen tunggal.
Pada hidrokarbon tak jenuh, terdapat satu atau lebih ikatan rangkap ataupun ikatan rangkap tiga.
Berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya, senyawa hidrokarbon dikelompokkan menjadi:

1. Hidrokarbon alifatik,
yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dengan ikatan tunggal (jenuh) ataupun ikatan rangkap (tak jenuh).

2. Hidrokarbon alisiklik,
yaitu hidrokarbon dengan rantai tertutup atau melingkar.

3. Hidrokarbon aromatik,
yaitu hidrokarbon rantai melingkar dengan ikatan konjugasi, yaitu ikatan tunggal dan ikatan rangkap yang
berselang-seling.

Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Alifatik


Alkana
Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum CnH2n+2. Alkana membentuk deret
homolog, yaitu kelompok senyawa dengan rumus umum sama dan sifat bermiripan. Berikut tabel deret homolog
alkana dengan rumus molekul, rumus bangun, dan nama dari masing-masing senyawa.
Masih bingung? Bimbel Online di StudioBelajar.com cuma Rp35.000!
Yuk Daftar Sekarang. Klik!

Aturan IUPAC untuk penamaan alkana adalah sebagai berikut.

1. Rantai C yang terpanjang ditetapkan sebagai rantai utama. Bila terdapat dua atau lebih rantai terpanjang
yang sama panjangnya, maka dipilih rantai dengan cabang terbanyak sebagai rantai utama.
2. Cabang dari rantai utama dengan substituen hidrokarbon (gugus alkil) diberi nama dengan mengganti
akhiran ana pada alkana menjadi il. Berikut tabel struktur dan nama dari beberapa gugus alkil.

3. Atom-atom C pada rantai utama diberi nomor secara berurut dimulai dari salah satu ujung rantai yang posisi
cabangnya mendapat nomor terkecil.

4. Untuk substituen cabang yang sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya.

5. Substituen-substituen cabang ditulis berdasarkan urutan alfabetik. Awalan substituen seperti di, tri, n–


(normal), sek– (sekunder), ters– (tersier) diabaikan dalam pengurutan alfabetik, kecuali awalan iso tidak

diabaikan.
Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan rangkap dua. Rumus umum alkena adalah
CnH2n. Aturan IUPAC dalam penamaan alkena hampir sama dengan alkana, namun dengan beberapa modifikasi
aturan berikut.
1. Rantai utama yang dipilih adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Nama rantai utama
diturunkan dari nama alkana dengan jumlah C sama dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.

2. Urutan penomoran pada rantai utama dimulai dari salah satu ujung rantai yang posisi atom C berikatan
rangkapnya mendapat nomor terkecil. Nomor posisi ikatan rangkap didasarkan pada nomor atom C
berikatan rangkap yang nomornya lebih kecil.

Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga. Rumus umum alkuna adalah
CnH2n−2. Aturan IUPAC dalam penamaan alkuna hampir seluruhnya sama dengan alkena. Dalam penamaan
alkuna, nama rantai utama yang diturunkan dari alkena dengan jumlah C sama yang memiliki akhiran ena diubah
menjadi una. Contoh:

Kegunaan Senyawa Hidrokarbon


Berikut kegunaan hidrokarbon secara umum dikelompokkan berdasarkan banyak atom C pada rantai
hidrokarbon.
Secara spesifik, kegunaan dari hidrokarbon alifatik, antara lain:

Alkana
1. sebagai bahan bakar, misal metana yang merupakan komponen utama LNG (Liquefied Natural Gas), propana
atau butana yang merupakan komponen utama LPG (Liqufied Petroleum Gas);
2. sebagai pelarut organik nonpolar, misal pentana, heksana, dan heptana; dan
3. sebagai bahan baku dalam industri petrokimia, misal untuk pembuatan alkena dengan reaksi cracking dan
pembuatan haloalkana.
Alkena
Sebagai bahan baku dalam industri petrokimia, misal untuk pembuatan alkana, haloalkana, alkohol, aldehid,
keton, dan polimer. Etena merupakan hormon tumbuhan yang dapat mempercepat matangnya buah, selain itu
etena juga merupakan bahan baku dari plastik polietilena. Propena merupakan bahan baku pembuatan plastik
polipropilena. 1,3-Butadiena merupakan bahan baku pembuatan karet sintetis polibutadiena. Isoprena (2-metil-
1,3-butadiena) juga merupakan bahan baku pembuatan karet poliisoprena.

Masih bingung? Bimbel Online di StudioBelajar.com cuma Rp35.000!


Yuk Daftar Sekarang. Klik!
Alkuna
Senyawa alkuna yang paling penting adalah etuna (asetilena). Asetilena digunakan sebagai bahan bakar dalam
pemotongan logam dan penyambungan logam dengan las karbit (oxyacetylene welding). Pembakaran asetilena
dengan oksigen dapat menghasilkan panas hingga sekitar 3000°C. Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat
melalui reaksi batu karbit (kalsium karbida) dengan air seperti berikut.

Contoh Soal
Tulislah nama IUPAC dari senyawa berikut.
Jawab:
a.

Rantai utama: C7 (heptana)


Cabang: metil (―CH3) pada C-2, C-5, dan C-5’; isopropil (―CH(CH3)2) pada C-4
Nama IUPAC: 4-isopropil-2,5,5-trimetilheptana

b.

Rantai utama: C6 (heksadiena)


Posisi ikatan rangkap: C-1 dan C-4

Cabang: etil (―CH2CH3) pada C-2; propil (―CH2CH2CH3) pada C-3


Nama IUPAC: 2-etil-3-propil-1,4-heksadiena

c.

Masih bingung? Bimbel Online di StudioBelajar.com cuma Rp35.000!


Yuk Daftar Sekarang. Klik!
Rantai utama: C8 (oktuna)
Posisi ikatan rangkap tiga: C-4

Cabang: metil (―CH3) pada C-2 dan C-7; etil (―CH2CH3) pada C-3 dan C-6
Nama IUPAC: 3,6-dietil-2,7-dimetil-4-oktuna

 
HIDROKARBON
Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain
yang terikat pada atom karbon, seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling sederhana
adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama minyak bumi dan gas alam. Apakah kekhasan dari atom
karbon? Bagaimanakah atom karbon membentuk senyawa hidrokarbon? Bagaimanakah menggolongkan senyawa hidrokarbon? Mari simak
penjelasan berikut ini ….
A. Kekhasan Atom Karbon
Atom karbon (C) merupakan pemeran utama dalam mempelajari hidrokarbon. Atom C ini memiliki karakteristik yang khas dibanding atom
lainnya. Karakteristik itu adalah kemampuannya membentuk rantai C yang panjang. Mengapa bisa? Peristiwa ini disebabkan atom C
mempunyai empat elektron valensi yang dapat berikatan kovalen dengan atom sejenis atau atom lain.

Atom C dapat berikatan dengan atom C lain (sejenis), bahkan dapat membentuk rantai atom atom C baik alifatik (terbuka: lurus dan
bercabang) maupun siklik (tertutup).

B. Atom C Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener


Berdasarkan kemampuan atom karbon yang dapat berikatan denganatom karbon lain, muncullah istilah atom karbon primer, sekunder,
tersier, dan kuartener. Istilah ini didasarkan pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom karbon tertentu.
1. Atom karbon primer (dilambangkan dengan 1′) adalah atom-atom karbon yang mengikat
satu atom karbon tetangga.

 
2. Atom karbon sekunder (dilambangkan dengan 2′) adalah atom-atom karbon yang mengikat
dua atom karbon tetangga. Contoh: perhatikan atom C yang ditandai pada senyawa berikut. Atom C yang ditandai pada senyawa di
samping merupakan atom C sekunder. Dia biasanya diapit oleh dua atom C yang lain.

3. Atom karbon tersier (dilambangkan dengan 3′) adalah atom-atom karbon yang mengikat


tiga atom karbon tetangga. Contoh: coba perhatikan senyawa di atas, adakah atom C tersiernya? Ada ternyata! Jadi, senyawa di samping
memiliki 1 atom C tersier. Lihat! Dia diapit oleh tiga atom C lain.

4. Atom karbon kuartener (dilambangkan dengan 4′) adalah atom-atom karbon yang mengikat empat atom karbon tetangga. Contoh:
perhatikan senyawa ini, bisakah kalian menemukan atom C kuartener? Dia diapit oleh empat atom C lain. Nah, ternyata senyawa di samping
memiliki 1 atom C kuartener.

C. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon


Berdasarkan jumlah ikatan antara atom karbon, senyawa karbon dikelompokkan menjadi senyawa jenuh dan tidak jenuh. Pada senyawa
hidrokarbon jenuh, atom karbon dapat mengikat atom hidrogen secara maksimal. Senyawa yang tergolong hidrokarbon jenuh adalah
golongan ALKANA.

1. Alkana
Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya
pada atom karbonnya tunggal. Rumus umum alkana adalah:

Jadi, apabila atom C ada 2, maka atom H pada senyawa alkananya adalah 2(2)+2, yakni 6 buah. Apabila dituliskan menjadi C2H6, dan jika
dijabarkan akan menjadi seperti ini:
etana Berikut merupakan daftar nama 10 deret pertama dari senyawa alkana:

Tata Nama Senyawa Alkana Senyawa hidrokarbon dapat diberi nama menggunakan aturan yang sesuai atau yang disetujui oleh para
ilmuwan. Bagaimana cara menamai senyawa alkana? Baiklah, kita akan mencoba langsung menamai senyawa alkana berikut:

ATURAN PERTAMA yang harus kita lakukan adalah menentukan rantai utama dari senyawa tersebut. Bagaimana caranya? Carilah
rantai C yang TERPANJANG, yakni rantai yang memiliki atom karbon TERBANYAK.
Apakah yang ini???

Ooh, bukan, pemirsa! Ada yang lebih panjang lagi rupanya. Bisakah kalian
menemukannya??? Lihatlah, ada dua buah C2H5 dalam rantai tersebut, jadi senyawa itu apabila dijabarkan lagi akan menjadi seperti ini:
Jadi, manakah rantai terpanjangnya??

Nah, setelah menentukan rantai utama, yang harus dilakukan adalah MENOMORI RANTAI itu dari ujung satu sampai ujung yang lain.
Nah, untuk rantai yang kita miliki dari ujung mana kita menomorinya??? Baiklah, untuk itu kita memasuki ATURAN
KEDUA!! Penomoran rantai dimulai dari UJUNG RANTAI YANG TERDEKAT DENGAN CABANG. Jadi, penomoran senyawa yang
kita miliki itu akan menjadi seperti ini:

ATURAN KETIGA, yakni menentukan NAMA ALKIL atau cabang-cabang yang ada pada rantai utama. Penamaannnya sama dengan
alkana, hanya akhirannya diubah menjadi –il. Berikut tabel deret 5 gugus alkil pertama pada senyawa hidrokarbon:
Nah, dari struktur yang kita miliki, mana sajakah cabangnya? Jika kalian perhatikan, ada 3 cabang di sana, dan ketiganya merupakan gugus
metil.

Apabila dijodohkan dengan rantai utama, gugus-gugus alkil tersebut secara berurutan
MENEMPEL PADA ATOM C ke 3, 4 dan 6. Dengan demikian, kita sudah dapat menamai struktur yang kita miliki secara lengkap.
Urutan penulisan namanya:
1. NOMOR ALKIL/CABANG
2. NAMA ALKIL/CABANG
3. NAMA RANTAI UTAMA Jadi, saudara-saudara, nama struktur hidrokarbon itu adalah:
3,4,6-trimetil-oktana

Kelompok senyawa hidrokarbon yang termasuk senyawa tak jenuh adalah ALKENA dan ALKUNA. Disebut hidrokarbon tak jenuh
karena atom karbon yang dimilikinya tidak mengikat atom hidrogen secara maksimal. Dengan kata lain mereka memiliki IKATAN
RANGKAP. Nah, mari kita bahas senyawa hidrokarbon tak jenuh ini satu per satu.

2. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap dua (‒C=C‒). Alkena paling sederhana yaitu etena, C2H4. Rumus umum
alkena adalah:

Jadi, apabila atom C ada 4, maka atom H pada senyawa alkenanya adalah 2(4), yakni 8 buah. Apabila dituliskan menjadi C4H8, dan jika
dijabarkan akan menjadi seperti ini:

Berikut merupakan daftar nama 10 deret pertama dari senyawa alkena:


Tata Nama Senyawa Alkena
a) Alkena Rantai Lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap (‒C=C‒) diberi nomor yang menunjukkan ikatan rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari ujung
rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap.

Contoh:

Jadi, nama senyawa tersebut yang benar adalah 2-pentena.

b) Alkena Rantai Bercabang

Penamaan alkena rantai bercabang hampir sama dengan penamaan alkana. Hanya yang membedakan adalah ADA NOMOR POSISI
UNTUK IKATAN RANGKAP PADA ALKENA. Aturan yang digunakan tetap sama, yakni:

 menentukan RANTAI UTAMA, yaitu rantai terpanjang dan MEMILIKI IKATAN RANGKAP
 Penomoran rantai utama diawali dari YANG PALING DEKAT DENGAN IKATAN RANGKAP, BUKAN dari cabang terdekat
 urutan penulisan nama:
1) NOMOR CABANG/ALKIL
2) NAMA CABANG/ALKIL
3) NOMOR IKATAN RANGKAP
4) NAMA ALKENA
Contoh: beri nama untuk senyawa alkena berikut
Seperti biasa, pertama kita TENTUKAN RANTAI UTAMA dari struktur tersebut, yang MENGANDUNG IKATAN RANGKAP.
Dengan demikian, akan menjadi seperti ini:

Selanjutnya kita beri nomor pada rantai tersebut DARI ATOM C


YANG TERDEKAT DENGAN IKATAN RANGKAP. Maka akan menjadi seperti ini:

Selanjutnya PENAMAAN ALKIL atau CABANG. Jika kalian perhatikan, ada 3 cabang pada struktur itu, dan ketiganya adalah metil.
Nah, secara berurutan metil-metil itu menempel pada atom C nomor 3, 6, dan 9. Nama rantai utamanya adalah dekena. Karena ikatan
rangkapnya ada pada C nomor 3, maka nama senyawa tersebut adalah:

3,6,9-trimetil-3-dekena

Satu lagi kelompok hidrokarbon tak jenuh adalah alkuna. Mari kita bahas…

3. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap tiga (‒C≡C‒). Alkuna paling sederhana yaitu etuna, C2H2. Rumus umum
alkena adalah:

Jadi, apabila atom C ada 3, maka atom H pada senyawa alkenanya adalah 2(3)‒2, yakni 4 buah. Apabila dituliskan menjadi C3H4, dan jika
dijabarkan akan menjadi seperti ini:

Berikut merupakan daftar nama beberapa deret pertama dari senyawa alkuna:
Tata Nama Senyawa Alkuna
a) Alkuna Rantai Lurus Tata nama alkuna rantai lurus BENAR-BENAR SAMA dengan tata nama alkena rantai lurus. Hanya saja nama
rantai utamanya diberi akhiran ‒UNA.
Contoh: 2-butuna

b) Alkuna Rantai Bercabang Tata nama alkuna rantai bercabang pun SAMA DENGAN tata nama alkena rantai bercabang. Hanya saja
dibedakan penggunaan AKHIRAN pada nama RANTAI UTAMA menjadi ‒UNA.
Contoh: mari kita memberi nama untuk senyawa alkuna berikut

Baiklah, kita mulai dengan MENENTUKAN RANTAI UTAMA dari struktur tersebut, yang MENGANDUNG IKATAN RANGKAP.
Dengan demikian, akan menjadi seperti ini:

Selanjutnya kita beri nomor pada rantai tersebut DARI ATOM C YANG TERDEKAT DENGAN IKATAN RANGKAP. Maka akan
menjadi seperti ini:

Selanjutnya PENAMAAN ALKIL atau CABANG. Jika kalian perhatikan, hanya ada 1


cabang pada struktur itu, dan alkil tersebut bernama metil. Nah, metil yang kita miliki menempel pada atom C nomor 3. Nama rantai
utamanya adalah pentuna. Karena ikatan rangkapnya ada pada C nomor 1, maka nama senyawa tersebut adalah:

3-metil-1-pentuna

Demikianlah urusan tata nama berakhir disini… Bagaimana jika kasusnya kita harus membuat struktur dari nama yang telah diketahui???
Misalkan 2-metil-butana. Bagaimana strukturnya? Mari kita bahas…

Pertama, kita harus MELIHAT EKOR dari nama senyawa tersebut, karena itu merupakan nama RANTAI UTAMA.

2-metil-butana Apabila digambarkan maka akan menjadi seperti ini:

C–C–C–C
Selanjutnya kita lihat nomor alkil, yakni yang paling depan:
2-metil-butana Berarti posisi alkil/cabang berada pada C nomor 2, dan cabang tersebut merupakan metil yang memiliki 1 atom C. Kita
tambahkan alkil pada struktur kita:

Nah, selanjutnya tinggal menambahkan atom H pada setiap atom C yang kita miliki. Berikut struktur tuntasnya:

Rumus umum yang dimiliki senyawa tersebut adalah C5H12. Walaupun ada 5 atom C bukan berarti senyawa itu harus pentana, karena
rantai utamanya memiliki 4 atom C. Inilah yang kita sebut sebagai isomer. Dengan demikian, struktur yang telah kita bahas
merupakan ISOMER DARI PENTANA.
D. Sifat Fisik Senyawa Hidrokarbon
Sifat fisik suatu zat antara lain titik didih dan titik leleh. Secara umum, SEMAKIN BANYAK JUMLAH ATOM KARBON dalam
senyawa hidrokarbon, baik itu alkana, alkena, maupun alkuna maka SEMAKIN TINGGI PULA TITIK DIDIH juga TITIK
LELEH yang dimiliki senyawa tersebut. Selain itu juga, SEMAKIN BANYAK CABANG pada suatu hidrokarbon,
maka SEMAKIN RENDAH TITIK DIDIH maupun TITIK LELEHNYA.

Sumber: Internet
Untuk apa kita mempelajari hidrokarbon? Salah satu manfaatnya adalah agar kalian siap menghadapi bab yang satu ini. Ya, minyak
bumi atau petroleum yang merupakan salah satu senyawa hidrokarbon yang sangat penting bagi manusia. Tentunya kalian pernah
mendengar bensin bukan? Nah, bensin itu merupakan salah satu fraksi minyak bumi. Apa itu fraksi minyak bumi? Bagaimana cara
memperoleh minyak bumi? Mengapa jenis bensin bisa berbeda-beda (seperti solar, premium, pertamax)? Bagaimana bahaya pembakaran
tidak sempurna suatu bahan bakar? Itulah yang akan kita bahas kali ini.
A. Proses Pembentukan Minyak Bumi Pernahkah kalian melihat anjungan minyak bumi lepas pantai? Minyak bumi diperoleh dari
pengeboran permukaan bumi hingga mencapai sumbernya. Darimana minyak bumi itu terbentuk?

Minyak bumi terbentuk dari FOSIL-FOSIL HEWAN DAN TUMBUHAN KECIL YANG HIDUP DI LAUT DAN TERTIMBUN
SELAMA BERJUTA-JUTA TAHUN LAMPAU. KETIKA HEWAN DAN TUMBUHAN LAUT MATI, JASAD MEREKA
TERTIMBUN OLEH PASIR DAN LUMPUR DI DASAR LAUT. Setelah ribuan tahun tertimbun, akibat pengaruh tekanan dan suhu
bumi yang tinggi, lapisan-lapisan lumpur dan pasir berubah menjadi batuan. AKIBAT TEKANAN DAN PANAS BUMI, FOSIL
HEWAN DAN TUMBUHAN YANG TERJEBAK DI LAPISAN BATUAN SECARA PERLAHAN BERUBAH MENJADI
MINYAK MENTAH. Biasanya dengan ditemukannya sumber minyak mentah, akan ditemukan pula gas alam (Sunarya, 2009).

B. Komposisi Hidrokarbon pada Minyak Bumi Hidrokarbon dalam minyak mentah biasanya terdiri atas hidrokarbon jenuh, alifatik, dan
alisiklik. Sebagian besar komponen minyak mentah adalah hidrokarbon jenuh, yakni alkana dan sikloalkana. Di Indonesia, minyak
bumi terdapat di bagian utara pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan Sumatra; daerah Papua; dan bagian timur pulau Seram. Minyak
bumi juga diperoleh di lepas pantai utara Jawa dan pantai timur Kalimantan. Minyak bumi yang ditambang di Indonesia umumnya banyak
mengandung senyawa hidrokarbon siklik, baik sikloalkana maupun aromatik. Berbeda dengan minyak dari Indonesia, minyak bumi dari
negara-negara Arab lebih banyak mengandung alkana dan minyak bumi Rusia lebih banyak mengandung sikloalkana.

C. Fraksi-fraksi Minyak Bumi Minyak bumi terdiri atas berbagai campuran (fraksi) yang terdapat dalam minyak mentah yang belum
dapat digunakan. Minyak mentah diolah dalam kilang minyak menggunakan proses destilasi bertingkat menjadi fraksi-fraksinya.
Prinsip pengolahan minyak mentah menggunakan
destilasi bertingkat adalah pemisahan komponen atau fraksi-fraksi minyak bumi melalui perbedaan titik
didih. Dimana fraksi yang memiliki titik didih paling rendah akan keluar terlebih dahulu disusul oleh fraksi yang memiliki titik didih yang
lebih tinggi. Pada gambar di samping fraksi yang memiliki titik didih paling rendah adalah gas petroleum, yakni sekitar 20°C, dan fraksi
yang memiliki titik didih paling tinggi adalah ASPAL, sekitar 400°C. Fraksi ini tersisa dalam tabung fraksionasi dan sering digunakan
sebagai PENGERAS JALAN. Makin kebawah tabung fraksionasi, makin tinggi suhu tangki tersebut.

D. Bilangan Oktan Bensin

Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan
masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Campuran
hidrokarbon yang digunakan sebagai standar untuk membandingkan kualitas bensin adalah N-HEPTANA dan ISOOKTANA (2,2,4-
trimetil-pentana).
Contoh: Suatu bensin premium diketahui memiliki bilangan oktan sebesar 80. Komposisi hidrokarbon standar yang dimilikinya adalah

20% n-heptana dan 80% isooktana

Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik kualitas bensin tersebut. Penambahan zat aditif ke dalam bensin bertujuan untuk mengurangi
ketukan dan meningkatkan bilangan oktan. Zat aditif yang ditambahkan ke dalam bensin biasanya adalah TEL (Tetra Etyl Lead atau tetra
etil timbal), rumus molekulnya adalah [(CH3CH2)4Pb], dengan struktur molekul adalah sebagai berikut:

Penggunaan TEL dalam bensin akan segera dihentikan karena menimbulkan pencemaran udara yang sangat parah, terutama karena
pembuangan logam berat timbal (Pb) yang dapat merusak sistem peredaran darah. Untuk menanggulanginya saat ini telah dikembangkan
penggunaan MTBE (metil tersier butil eter), metanol, dan etanol.

E. Bahaya Pembakaran Bahan Bakar

Penggunaan bensin sebagai bahan bakar menimbulkan dampak berupa pencemaran udara. Hal ini disebabkan oleh pembakaran tidak
sempurna yang akan membentuk gas CO (karbon monoksida). Gas CO yang dibebaskan dari pembakaran jika terhirup dapat menimbulkan
lelah dan pusing, bahkan pingsan. Hal ini berkaitan dengan reaktivitas sel dara merah terhadap gas CO. Dalam sel darah manusia terdapat
haemoglobin yang bertugas mengangkut O2 ke seluruh jaringan tubuh. Apabila gas CO di udara terhirup oleh sistem pernapasan,
maka HAEMOGLOBIN
LEBIH MUDAH BEREAKSI DENGAN GAS CO dibandingkan gas O2 yang seharusnya kita hirup. Akibatnya, jaringan tubuh akan
kekurangan oksigen. Inilah yang menyebabkan pusing, lelah, dan bahkan pingsan.

Anda mungkin juga menyukai