DISUSUN OLEH:
M. YUSRIL IMAMSYAH
2021C1A011
1. Latar Belakang
Alkana adalah senyawa yang sangat penting yaitu sebagai bahan mentah untuk
mensitesis senyawa-senyawa karbon lainnya. Alkana banyak terdapat dalam minyak
bumi, dan dapat dipisahkan menjadi bagian-bagiannya dengan distilasi bertingkat. Suku
pertama sampai dengan keempat senyawa Alkana berwujud gas pada temperatur kamar.
Metana biasa disebut juga Gas alam yang banyak digunakan sebagai bahan bakar
rumah tangga atau industri. Gas Propana dapat dicairkan pada tekanan tinggi dan
digunakan pula sebagai bahan bakar yang disebut LPG (Liquified Petroleum Gas), LPG
dijual dalam tangki-tangki baja dan diedarkan ke rumah-rumah. Gas Butana lebih mudah
mencair daripada Propana dan digunakan sebagai geretan rokok. Oktana mempunyai titik
didih yang tempatnya berada dalam lingkungan bahan bakar motor. Alkana-alkana yang
bersuhu tinggi terdapat dalam kerosin (minyak tanah), bahan bakar diesel, bahan
pelumas, dan pararfin yang banyak digunakan untuk membuat lilin.
Dalam kimia karbon sangat penting bagi praktikan untuk dapat menuliskan rumus
molekul dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan banyaknya atom setiap unsur
yang ada dalam suatu atom, Sedangkan rumus struktur biasanya menggambarkan
bagaimana atom-atom itu terikat satu sama lain. Karena atom karbon merupakan tulang
punggung dari semua senyawa karbon, maka praktikan harus mampu menggambarkan
rangka karbon dalam suatu molekul senyawa karbon. Setiap atom karbon dikelilingi
secara tetrahedral oleh atom-atom terikat dalam gambaran tiga dimensi, akan tetapi
biasanya molekul-molekul senyawa karbon cukup digambarkan dengan gambaran dua
dimensi saja.
2. Tujuan Praktikum
1. Pengertian Alkana
2. Klasifikasi Struktur
lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa ada
cabang
bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya mempunyai
cabang-cabang
siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya bertemu sehingga
membentuk suatu siklus.
3. Keisomeran
Alkana dengan 3 atom karbon atau lebih dapat disusun dengan banyak macam
cara, membentuk isomer struktur yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah
bagian, mirip dengan anagram kimia, tapi berbeda dengan anagram, isomer dapat berisi
jumlah komponen dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia dapat
disusun berbeda-beda strukturnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka
ragam. Isomer paling sederhana dari sebuah alkana adalah ketika atom karbonnya
terpasang pada rantai tunggal tanpa ada cabang. Isomer ini disebut dengan n-isomer
(n untuk "normal", penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu,
rantai karbon dapat juga bercabang di banyak letak. Kemungkinan jumlah isomer akan
meningkat tajam ketika jumlah atom karbonnya semakin besar. Contohnya:
Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon.
Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai sistematis dengan akhiran
"-ana".
Rantai karbon lurus
Mulai dengan jumlah karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan
jumlah yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Contohnya antara lain adalah
pentana, heksana, heptana, dan oktana.
Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama
rantai utama. Contohnya adalah 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana.
Rantai terpanjangnya adalah pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada
karbon nomor 2, 2, dan 4.
Struktur
Alkana siklik
Nama-nama trivial
Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana adalah "parafin." Nama trivial dari
senyawa-senyawa ini biasanya diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial
digunakan sebelum ada nama sistematik, dan sampai saat ini masih digunakan karena
penggunaannya familier di industri.
Isobutana untuk 2-metilpropana
Isopentana untuk 2-metilbutana
Isooktana untuk 2,2,4-trimetilpentana
Neopentana untuk 2,2-dimetilpropana (R. T. Morrison, R. N. Boyd,1992)
Tabel alkana
Alkana Rumus Titik didih [°C] Titik lebur [°C] Massa jenis [g·cm3] (20 °C)
Titik didih
Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan °C.
Ada penentu lain untuk menentukan berapa kekuatan gaya van der Waals:
Alkana rantai lurus akan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada
alkana rantai bercabang karena luas permukaan kontaknya lebih besar, maka gaya
van der Waals antar molekul juga lebih besar. Contohnya adalah isobutana (2-
metilpropana) yang titik didihnya -12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik
didihnya 0 °C. Contoh lainnya adalah 2,2-dimetilbutana yang bertitik didih 50 °C
dan 2,3-dimetilbutana bertitik didih 58 °C. Hal ini disebabkan karena 2 molekul
2,3-dimetilbutana dapat saling berikatan lebih baik daripada 2,2 dimetilbutana yang
berbentuk salib.
6. Sifat-sifat Alkana
1. Titik leleh atau didih, massa jenis dan viskositas atau kekentalan alkana dapat
meningkat seiring penambahan nilai massa molekul relatif (Mr)
2. Alkana mudah larut jika ada di pelarut non polar seperti CCl4 namun sulit larut dalam
air
3. Jika dibakar, alkana menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dan uap air serta energi
panas
5. Senyawa alkana rantai panjang bisa mengalami eliminasi yaitu penghilangan atom dan
gugus atom. (Afifah R, 2020)
Pembakaran adalah reaksi oksidasi cepat pada suhu tinggi. Pembakaran sempurna
akan mengubah alkana menjadi karbon dioksida dan uap air. Perhatikan
persamaan reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon berikut.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
2. Cracking berkatalis
Contoh:
c. Reaksi Substitusi Halogen (Halogenasi) Alkana
Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2) menghasilkan
haloalkana (alkil halida).
Contoh:
Reaksi alkana dengan flour berlangsung sangat cepat dan sulit dikontrol, reaksi
alkana dengan klor dan brom berlangsung tidak terlalu cepat sehingga mudah
dikontrol. Reaksi alkana dengan iod berlangsung sangat lamban, bahkan tidak terjadi
sama sekali. (Rahayu, Iman, 2009)
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tempat : Lab Kimia lantai II, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Mataram.
Tabung Reaksi
Mortar Stemper
Api Bunsen
Kapas
NaOH
Asam Benzoat (C6H5COOH)
3. Prosedur Kerja
Gerus 1 sendok makan Asam Benzoat dan 1 sendok makan NaOH dalam mortar
Kemudian ambil 1 sendok campuran tadi dan masukkan dalam tabung reaksi serta
tutup dengan kapas
Panasilah tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar gelembung
Diamati apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya
Ditulis reaksi antara NaOH dan Asam Benzoat
HASIL PENGAMATAN
2. Persamaan Reaksi
C7H6O2 + NaOH → C7H5O2Na + H2O
Atau,
C6H5COOH + NAOH → C6H5COONA + H2O
PEMBAHASAN
C7H6O2 + NaOH → C7H5O2Na + H2O
Atau,
C6H5COOH + NAOH → C6H5COONA + H2O
Pada praktikum kali ini tidak berhasil menghasilkan senyawa alkana karena bahan
yang dicampurkan dengan NaOH berupa Asam Benzoat sehingga menghasilkan
senyawa Benzene.
SIMPULAN
1. Simpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
International Union of Pure and Applied Chemistry. "alkanes". Compendium of Chemical
Terminology Internet edition.
Rahayu, Iman (2009). Praktis Belajar Kimia kelas X SMA/MA. Jakarta: Penerbit Visindo
Media Persada.