(AQIDAH)
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbua-
tan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan
Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Sukarta, dkk.
ISBN: 978-602-70088-1-6
Penerbit:
Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LP2I)
Universitas Muhammadiyah Mataram
Jln. K.H. Ahmad Dahlan No. 1 Nusa Tenggara Barat
Ttd
لل ِم ْن ُشُروِر َِّ ونـعوذُ ِب، ونَستـ ْغ ِفره، ونَستعِينه، َنم ُده، ل ِ ِ ْ إِ َّن
َُ َ ُُ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َّ الَ ْم َد
ضلِ ْلْ ُ َوَم ْن ي،ُض َّل لَهِ الل فَال م ِِ ِ ِ ِ
ُ َُّ َم ْن يـَْهده، َوم ْن َسيِّئَات أ َْع َمالنَا، أَنـُْفسنَا
ِ
َّ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن ال إِلَهَ إِال، ُي لَه ِ
َّ َوأ،ُيك لَه
َن ُمَ َّم ًدا َ اللُ َو ْح َدهُ ال َش ِر َ فَال َهاد
.َُعْب ُدهُ َوَر ُسولُه
Penulisan buku Al-Islam I yang membahas tentang Akidah
adalah salah satu mata rantai dari penulisan buku-buku Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan yaitu Al-Islam II tentang Ibadah dan
Al-Islam III tentang Akhlaq. Diterbitkannya buku Al-Islam I
ini sebagai salah satu wujud komitment Lembaga Pengkajian
dan Pengamalan Islam (LP2I) Universitas M uhammadiyah
Mataram untuk merealisasikan islamisasi kampus melalui
media tulisan dan strategy lainnya.
Uregensi Akidah dalam agama seorang muslim, bagaikan
uregensinya sebuah pondasi dalam sebuah bangunan. Jika
pondasinya kuat maka bangunannya pun akan kuat. begitu
juga, jika pondasi Akidah kuat dibangun diatas Al-Quran dan
As-Sunnah Ash-Shahihah al-Maqbullah maka agama seorang
muslimpun akan kuat.
Buku Al-Islam I ini tersusun dalam VII (tujuh) Bab yang
ditulis oleh tim, dengan perincian;Bab I dan Bab IV ditulis oleh
Muhammad Nasir, M.Pd.I dan Drs.Abdul Wahab, MA yang ber-
isi tentang pengantar ilmu aqidah yang mencakup pembahasan
tentang: istilah-istilah lain tentang aqidah, ruang lingkup
aqidah, sumber aqidah Islam, kaidah aqidah, fungsi aqidah,
dan penyimpangan aqidah serta cara penanggulangannya. Bab
IV membahas tentang Iman kepada Kitab-Kitab Allah swt
sebagai wahyu, menjelaskanpengertian Kitab-Kitab Allah swt,
Kitab-Kitab Allah swt sebelum Al-Qur’an, menjelaskan Al-
Qur’an sebagai Kitab Allah swt yang terakhir serta menjelas-
Ttd.
Sukarta, M.Pd.I
BAB I
PENGANTAR AQIDAH ISLAM..................................... 1
A. Pengertian Aqidah........................................................ 4
B. Istilah-Istilah Lain Tentang Aqidah........................... 9
C. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah........................ 18
D. Sumber Aqidah Islam.................................................. 45
E. Beberapa Kaidah Aqidah............................................ 48
F. Fungsi Aqidah............................................................... 51
G. Penyimpangan Aqidah dan Solusinya....................... 52
1. Penyimpangan Aqidah.................................................. 52
2. Solusinya.......................................................................... 58
BAB III
IMAN KEPADA PARA MALAIKAT............................... 135
A. Malaikat Dan Makhluk Ghaib.......................................... 136
B. Deskripsi Iman Kepada Malaikat ................................... 137
C. Nama Dan Tugas Malaikat .............................................. 138
D. Hikmah Beriman Kepada Malaikat................................. 139
E. Jin, Iblis, Dan Syaitan........................................................ 142
1. JIN ................................................................................. 144
2. Iblis................................................................................ 147
3. Syaitan........................................................................... 149
BABIV
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH...................... 165
A. Pengertian Kitab-Kitab Allah........................................... 167
B. Kitab-Kitab Allah Sebagai Wahyu................................... 170
C. Nama Kitab-Kitab Allah Sebelum Al-Qur’an Beserta
Para Nabi Dan Rasul Yang Menerimanya...................... 175
D. Al-Qur’an Sebagai Kitab Allah Yang Terakhir.............. 184
1. Keutuhan dan Keaslian Al-Qur’an........................... 185
2. Fungsi Al-Qur’an terhadap Kitab-Kitab Allah
Sebelumnya.................................................................. 189
3. Keistimewaan Al-Qur’an............................................ 191
E. Perbedaan Iman Kepada Al-Qur’an dengan Iman
Kepada Kitb-Kitab Suci Lainnya..................................... 196
BAB VI
IMAN KEPADA HARI KIAMAT..................................... 254
A. Pengertian Hari Kiamat.................................................... 255
B. Kiamat Menurut Pandangan Islam................................. 258
C. Kiamat Menurut Ilmu Pengetahuan................................ 261
Pertama: Menurut Prof. Achmad Baiquini Msc. Ph.D.......... 261
Kedua: Menurut Astronomi................................................... 262
Ketiga: Menurut Geologi......................................................... 263
Keempat: Menurut Fisika...................................................... 263
Kelima: Teori Perang Dunia ke III atau perang Nuklir......... 265
Keenam: Teori komet.............................................................. 265
Ketujuh: Badai Matahari....................................................... 266
BAB VII
IMAN PADA TAQDIR........................................................ 304
A. Pengertian Taqdir............................................................... 306
1. Qadar............................................................................ 306
2. Qadha’........................................................................... 309
B. Beberapa Tingkatan Taqdir............................................... 312
Tingkatan Pertama : Al-‘Ilmu (Ilmu).................................... 312
Tingkatan Kedua : Al-Kitabah (Pencatatan).......................... 314
Tingkatan Ketiga : Al-Masyiah (Kehendak).......................... 316
Tingkatan Keempat : Al-Khalq (Penciptaan)......................... 317
SUBPOKOK BAHASAN
PENGANTAR AQIDAH
اش َجَر بـَيـْنـَُه ْم ُثَّ الَ َِي ُدواْ ِف ِ َ فَالَ وربِك الَ يـؤِمنو َن ح َّت ُي ِّكم
َ يم َ وك ف ُ َ َ َ ُ ُْ َ َّ َ
ت َويُ َسلِّ ُمواْ تَ ْسل ًيما
ِ ِ ِ
َ َأَن ُفس ِه ْم َحَر ًجا ّمَّا ق
َ ضْي
“Maka demi Tuhanmu, mereka itu (pada hakikatnya) tidak
beriman sebelum mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai
hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa di hati mereka suatu keberatan terhadap putusan
yang kauberikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS.
An-Nisaa: 65)
Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa keimanan
(aqidah) seorang muslim dan masyarakatnya diukur dari apakah
ia bersedia merujuk kepada hukum Allah dan Rasul-Nya atau-
kah tidak. Hal ini menegaskan bahwa aturan dan peraturan
kehidupan manusia harus merujuk dan hanya lahir berasal dari
aqidah Islam semata.
4. Mahmud Syaltouth:
1. Iman
Al-Qur’an memberikan sebutan aqidah dengan
menggunakan istilah iman. Syaikh Mahmud Syaltouth
menyatakan bahwa pengertian aqidah sama dengan iman.
Kalau Aqidah mempunyai arti mempercayai sejumlah perkara
yang diyakini kebenarannya, yaitu perkara yang bertalian
dengan aspek Ilahiyah (Ketuhanan), Al Nubuwwah (kenabian),
Al Ruhaaniyat (keruhanian), dan Al sam’iyyat (berita tentang
akhirat), sedangkan iman mempunyai rukun-rukunnya yang
enam (Arkanul Iman) yang juga harus yakin tentang kebenaran-
nya. Dengan demikian inti pengertian keduanya adalah sama.
Adapun perbedaan keduanya hanya terletak pada istilah dan
sebutan. Aqidah merupakan istilah yang digunakan para ulama
ushuluddin sedangkan Al-Qur’an menyebutnya dengan meng-
gunakan kata iman.
ِ ِِ
ِ ان وعمل ِبْلَرَك
.ان ِ ِ ٌ إِ ْعتِ َق
ْ ٌ َ َ َ اد ب ْلَنَان َونُطْ ٌق بللّ َس
“Sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan
dan diamalkan dengan anggota tubuh.”
(Lihat al-Aqidah fillah oleh Sulaiman Al-Asykar, hal. 14).
Maka dari kaidah diatas jelas iman dan aqidah tentu tidak persis
sama.
Menurut jumhur ulama disebutkan bahwa iman adalah:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َت
ِ ان وعمل ِبْلَرَك
ان ْ ٌ َ َ َ صديْ ٌق بلْ َق ْلب َوإقـَْر ٌار بللّ َس
ْ
“Membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan anggota badan”
“Membenarkan dalam hati” maksudnya menerima
segala apa yang dibawa oleh Rasulullah secara mutlak
tampa ada tawaran sedikitpun.
)72(ونلْ َم َلئِ َكةَ تَ ْس ِميَةَ ْالُنثَى َ ين َل يـُْؤِمنُو َن ِبْل ِخَرِة لَيُ َس ُّم ِ َّ ِ
َ إ َّن الذ
ْ َوَما َلُم بِِه ِم ْن ِع ْل ٍم إِن يـَتَّبِعُو َن إَِّل الظَّنـََّوإِ َّن الظَّ َّن َل يـُْغ ِن ِم َن
الَ ِّق
)82(َشيـْئًا
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu
dengan nama perempuan. Dan mereka tidak mempunyai sesuatu
pengetahuan tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan (dzann), sedangkan persangkaan itu tidak berfaidah
sedikitpun terhadap kebenaran” (QS. Al Najm: 27-28)
Ayat di atas dengan jelas dan gamblang mencela orang-orang
yang mengikuti persangkaan dan dugaan, mencela orang-orang
yang mengikuti suatu perkara aqidah tanpa ‘ilmu (kepastian).
Teguran ayat-ayat tersebut di atas sekaligus sebagai dalil yang
melarang secara tegas untuk tidak mengikuti persangkaan dan
dugaan dalam urusan aqidah. Dalil syara’ menunjukkan kepada
kita bahwa beristidlal (menggunakan dalil) dzanni (terdapat
adanya dugaan/keraguan) dalam masalah aqidah dilarang. Di
samping itu, tematik yang disinggung oleh ayat-ayat tersebut
di atas seluruhnya menyangkut aqidah, diantaranya ada yang
berhubungan dengan keberadaan Allah, qiamat, malaikat, para
Rasul, janji Allah, penciptaan langit dan bumi, sampai masalah
penyaliban Isa Al-Masih.
Hanya saja perlu diingat bahwa penentuan dalil naqli juga
ditetapkan dengan jalan aqli. Artinya, penentuan dalil tersebut
dilakukan melalui penyelidikan untuk menentukan mana yang
dapat dan mana yang tidak untuk dijadikan dalil naqli. Sebuah
dalil naqli harus bisa dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya
a. Firman Allah
ًاب النَّا ِر إَِّل َم َلئِ َكةً َوَما َج َع ْلنَا ِع َّدتـَُه ْم إَِّل فِتـْنَةَ َص َحْ َوَما َج َع ْلنَا أ
ً َين آَ َمنُوا إِمي ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ ِِ
ان َ اب َويـَْزَد َاد الذ َ َين أُوتُوا الْكت َ ين َك َفُروا ليَ ْستـَْيق َن الذ َ للَّذ
ين ِف قـُلُوبِِ ْم ِ َّ َ وَل يـرَتب الَّ ِذين أُوتُوا الْ ِكتاب والْمؤِمنو َن ولِيـ ُق
َ ول الذ َ َ ُ ُْ َ َ َ َ َ َْ َ
َّ َ َ َ َ َ ض َوالْ َكافُِرو
… اللُ ِبَ َذا َمثَ ًل اد َر أ ا ذ ا م ن ٌ َمَر
“Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan dari
malaikat; dan titdaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk jadi cobaan orang-orang kafir, supaya orang-orang
yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang-orang yang
beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi
Al-Kitab dan orang-orang mukmin tidak ragu-ragu dan supaya
orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang
kafir (mengatakan), ‘Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai suatu perumpamaan.?”…(QS. Al-Mud-
datstsir {74}: 31).
b. Firman Allah
ِ ِ َّ إَِّنَا الْمؤِمنو َن الَّ ِذين إِ َذا ذُكِر
ْ َت قـُلُوبـُُه ْم َوإِ َذا تُلي
ت َعلَْي ِه ْم ْ َاللُ َوجل َ َ ُ ُْ
ِ ِ ِ ِِ
الص َل َة َومَّا
َّ يمو َن ُ ين يُق
َّ ً َآَ َيتُهُ َز َادتـْ ُه ْم إِمي
َ ان َو َعلَى َرّب ْم يـَتـََوَّكلُو َن * الذ
KULIAH ISLAM I : Aqidah 13
… ك ُه ُم الْ ُم ْؤِمنُو َن َح ًّقا ِ
َ ِاه ْم يـُْنف ُقو َن * أُولَئ
ُ ََرَزقـْن
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka
yang apabila disebut nama Allah gemeterlah hati mereka, dan apabila
dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkah-
kan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.” (QS.
Al-Anfal {8}: 2-4).
c. SabdaRasululullah:
ِ ْ ِ أَو ب,ضع وسبـعو َن ِ ِْ
َضلُ َها قـَْو ُل َل إِله
َ ْ فَأَف,ُض ٌع َوستـُّْو َن ُش ْعبَة ْ ْ ُْ َ َ ٌ ْ الْيَا ُن ب
ِْ الَيَاء ُش ْعبَةٌ ِمن
ِ َالْي ِ ِ َِّ
ان َ ُ ْ َو, َوأ َْد َن َها إ َماطَةُ ْالَ َذى َع ِن الطَّ ِريْق,ُإل هللا
.)(رَواهُ ُم ْسلِ ٌم
َ
“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh
cabang lebih, yang paling utama adalah mengucapkan laa
ilaaha illa Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan
rintangan (kotoran) dari jalan, sedang rasa malu itu (juga)
salah satu daripada cabang iman.” (HR. Muslim).
d. Sabda Rasulullah:
ِِ ِ ِ ِِ ِ
َْم ْن َرأَى مْن ُك ْم ُمْن َكًرا فـَْليـُغَِّْيهُ بِيَده فَِإ ْن َلْ يَ ْستَط ْع فَبِل َسانه فَِإ ْن َل
.)(رَواهُ ُم ْسلِ ٌم ِ ِ َضع
َ ف ْالْيَان ُ َْ ك أ
ِ
َ َو َذل,يَ ْستَ ِط ْع فَبِ َق ْلبِ ِه
“Siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian, maka
hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangan-
nya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika ia
tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikianlah
adalah selemah-lemahnya iman,” (HR. Muslim).
3. Ushuluddin
Ushuluddin merupakan bahasa Arab yang artinya pokok-
pokok agama. Ajaran ini merupakan ajaran pokok agama.
Orang yang akan memeluk Islam pertama-tama harus
memahami
tentang ajaran ini. Jadi ini adalah ilmu dasar
yang harus dipahami oleh setiap orang yang memeluk Islam.
Tanpa memahami dan meyakini ajaran ini, kebersilaman kita
tak ada gunanya. Artinya bahwa semua pokok-pokok ajaran
agama yang menyangkut Aqidah, iman dan tauhid disebut juga
Ushuluddin. Inidikarenakan ajaran aqidah merupakan pokok-
pokok dari padaajaran Islam itu sendiri.
4. Ilmu Kalam
Kalam artinya berbicara, atau pembicaraan. Dinamai dengan
Ilmu Kalam karena banyak dan luasnya dialog dan perdebatan
yang terjadi di antara pemikir masalah-masalah aqidah tentang
beberapa hal. Misalnya tentang Al-Qur’an apakah makhluqatau
bukan, hadits atau qadim. Tentang taqdir, apakah manusia punya
hakikhtiar atau tidak. Tentang orang yang berdosa besar, kafir
atau tidak. Dan lain sebagainya. Pembicaraan dan perdebatan
luas seperti itu terjadi setelah cara berpikir rasional dan filsafati
mempengaruhi para pemikir dan ulama Islam.
5. Fiqih Akbar
Fiqih akbar Artinya fiqih besar. Istilah ini muncul ber-
dasarkan pemahaman bahwatafaqquh fiddin ( )تفقهوافىالدينyang
diperintahkan Allah dalam surat at-Taubah ayat 122, bukan
hanya berputar masalah fiqih semata, akan tetapi lebih utama
ِ السماو
ِ ات َواأل َْر ِ
ت َوالنُّ ُذ ُر َعن َ ض َوَما تـُْغ ِن
ُ اآلي َ َ َّ قُ ِل انظُُرواْ َما َذا ف
قـَْوٍم الَّ يـُْؤِمنُو َن
“Katakanlah: ‘Amatilah apa yang ada di langit dan di bumi.
Betapa banyak ayat-ayat (bukti-bukti) dan peringatan yang tidak
berguna bagi kaum yang tidak beriman” (QS. Yunus 101)
ُ الَ ِم
ْيد * إِن يَ َشأ َِّ ي أَيـُّها النَّاس أَنتم الْ ُف َقراء إِ َل
ْ ن ُّ َِاللُ ُه َو الْغ
َّ الل َو َ ُُ ُ َ َ
ٍ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ ِ ِ ْ ِ
*الل ب َعزيز
َّ ك َعلَى َ يُ ْذهْب ُك ْم َو َيت بَْلق َجديد * َوَما َذل
“Hai manusia! Kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan
Allah Dia-lah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi
Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan
kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk mengganti-
kan kamu), yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.
(QS Fathir: 15-17)
Melukiskan kebesaran-Nya tidak akan pernah ada habis-
habisnya dan tidak ada makhluk-Nya yang sanggup untuk
mengurai secara tuntas. Air di seluruh samudera akan kering jika
dipakai untuk menjadi tinta dalam melukiskan kebesaran-Nya
َاللُ أَنَّهُ الَ إِلَـهَ إِالَّ ُه َو َوالْ َمالَئِ َكةُ َوأ ُْولُواْ الْعِْل ِم قَآئِ َماً ِبلْ ِق ْس ِط ال
ّ َش ِه َد
الَ ِك ُيم
ْ إِلَـهَ إِالَّ ُه َو الْ َع ِز ُيز
“Allah telah terangkan bahwasanya tidak ada Illah selain Dia,
dan disaksikan oleh para malaikat dan ahli ilmu yang menegakkan
keadilan. Tidak ada Illah selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 18 )
Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat
kepada-Nya. Malaikat tidak pernah menentang kehendak-Nya,
senantiasa tunduk, patuh, dan taat kepada-Nya serta menjauhi
larangan-Nya. Keimanan kepada malaikat ini membuahkan
sejumlah hikmah, di antaranya adalah :
a. Mempertebal keyakinan kita pada kekuasaan Allah k arena
tugas malaikat sangat banyak yang jauh dari jangkauan
manusia, seperti sebagai perantara wahyu dari Allah kepada
para utusan-Nya, pencabut nyawa manusia dan penyebar
rizki. Suatu kesalahan besar jika ada anggapan bahwa
malaikat dengan seperangkat tugasnya menjadikan suatu
tanda bahwa dalam mengatur alam ini Allah perlu pembantu.
Adanya malaikat bukan mempersempit kekuasaan Allah,
tetapi sebagai bukti kekuasaan-Nya, sebagai bukti bahwa
Allah sesuatu kekuasaan apa pun yang sanggup menandingi
kerajaan-Nya.
َح َد ُك ُم ِ ِ ِِ ِ ِ
َ َوُه َو الْ َقاهُر فـَْو َق عبَاده َويـُْرس ُل َعلَْي ُك ْم َح َفظَةً َح َّت إ َذا َجاءَ أ
ت تـََوفـَّْتهُ ُر ُسلُنَا َوُه ْم َل يـَُفِّرطُو َن
ُ الْ َم ْو
“Sehingga bila datang kematian pada salah seorang d iantaramu,
lalu utusan-utusan Kami mewafatkannya, sedangkan para utusan
(malaikat kami) itu tidak pernah lengah” (Q.S. Al-An’am: 61)
ض إَِّل َم ْن
ِ ات َوَم ْن ِف ْال َْر ِ السماو ِ ِ َالصوِر ف ِ
َ َ َّ صع َق َم ْن ف َ ُّ َونُف َخ ِف
ُخَرى فَِإ َذا ُه ْم قِيَ ٌام يـَْنظُُرو َن ِ ِ ِ َّ َشاء
ْ اللُ ُثَّ نُف َخ فيه أ َ
“(Dan) Ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa saja
yang berada di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki
Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-
ereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)” ( QS.
tiba m
Az-Zumar: 68)
ُالِ َج َارة ِ ِ َّ
ْ َّاس َو
ُ ود َها الن َ َي أَيـَُّها الذ
ُ ُين َآمنُوا قُوا أَن ُف َس ُك ْم َوأ َْهلي ُك ْمنَ ًارا َوق
اللَ َما أ ََمَرُه ْم َويـَْف َعلُو َن َما
َّ صو َن ِ ِ ِ
ُ َعلَيـَْها َم َلئ َكةٌ غ َل ٌظ ش َد ٌادَل يـَْع
يـُْؤَمُرو َن
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluargamu
dari api Jahannam yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu
(berhala); penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, keras dan
ًاب النَّا ِر إَِّل َم َلئِ َكةً َوَما َج َع ْلنَا ِع َّدتـَُه ْم إَِّل فِتـْنَة َ َص َح ْ َوَما َج َع ْلنَا أ
ً َين آَ َمنُوا إِمي ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ ِِ
ان َ اب َويـَْزَد َاد الذ َ َين أُوتُوا الْكت َ ين َك َفُروا ليَ ْستـَْيق َن الذ َ للَّذ
ين ِف قـُلُوبِِ ْم ِ َّ َ وَل يـرَتب الَّ ِذين أُوتُوا الْ ِكتاب والْمؤِمنو َن ولِيـ ُق
َ ول الذ َ َ ُ ُْ َ َ َ َ َ َْ َ
ِ ِ ِ َّ ض َوالْ َكافُِرو َن َما َذا أ ََر َاد
ُاللُ َم ْن يَ َشاء َّ ك يُض ُّل َ اللُ بَ َذا َمثَ ًل َك َذل ٌ َمَر
ك إَِّل ُه َو َوَما ِه َي إَِّل ِذ ْكَرى َ ِّود َرب
َ َُويـَْهدي َم ْن يَ َشاءُ َوَما يـَْعلَ ُم ُجن
ِ
لِْلبَ َش ِر
“Dan Tidak kami jadikan penjaga Jahannam itu melainkan
dari Malaikat. Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka
itu melainkan menjadi cobaan bagi orang-orang Kafir, supaya
orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang
yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang
diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan
supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-
orang Kafir mengatakan: “Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai suatu perumpamaan? Demikianlah, Allah
membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang
tahu tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Jahannam
Saqar itu tiada lain melainkan peringatan bagi manusia” (Q.S.
Al-Muddatstsir: 31)
ِ ِ َّ ِ
َ الر ْحَ ِن إِ َن ًث أ
َش ِه ُدوا َخ ْل َق ُه ْم َّ اد
ُ َين ُه ْم عب َ َو َج َعلُوا الْ َم َلئ َكةَ الذ
ب َش َه َادتـُُه ْم َويُ ْسأَلُو َن
ُ ََستُ ْكت
“Dan mereka menjadikan Malaikat-Malaikat yang
hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu dianggap perempuan.
Apa mereka menyaksikan penciptaan Malaikat-Malaikat itu?
َل الِ ُّن َعلَى أَ ْن َيْتُوا بِِثْ ِل َه َذا الْ ُق ْرآَ ِن
ْ س َوُ
ِْ ت
ْالن ِ قُل لَئِ ِن اجتَمع
ََ ْ ْ
ِ ٍ ِ ِ ِ ِِ
ُ َيْتُو َن بثْله َولَ ْو َكا َن بـَْع
ض ُه ْم لبـَْعض ظَه ًريا
“Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, pasti mereka tidak
dapat membuat yang serupa, sekalipun seluruh dari mereka
membantunya“(QS. Al -Israa’: 88)
Berdasarkan kepastian yang menyakinkan di atas bahwa
kaum Quraisy dan bangsa Arab Secara keseluruhan tidak
mampu membuat satu ayat pun yang serupa dengan Al-Qur’an,
yakinlah kita bahwa Al-Qur’an terbukti berasal dari Allah dan
merupakan Kalamullah.
Keyakinan dan bukti seperti itu menyebabkan orang-orang
tidak bisa sembarangan mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah
perkataan Muhammad, walaupun Muhammad adalah orang
Arab. Sebab bila orang Arab sendiri tidak mampu menandingi
Al-Qur’an, maka Rasulullah pun sama, tidak mampu seperti
halnya orang Arab yang lain. Lebih daripada itu, bagaimana
mungkin Al-Qur’an diciptakan oleh Muhammad, pada-
hal ia Nabi yang buta huruf (ummi), sedangkan Al-Qur’an
ب ِمَّا نـََّزلْنَا َعلَى َعْب ِد َن فَأْتُوا بِ ُس َورٍة ِم ْن ِمثْلِ ِه َو ْادعُوا ٍ ْوإِ ْن ُكنـْتُم ِف ري
َ ْ َ
ني ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ صادق َ الل إ ْن ُكنـْتُ ْمَّ ُش َه َداءَ ُك ْم م ْن ُدون
“(Dan) jika kalian (tetap) meragukan Al-Qur’an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu
surat (saja) yang semisal Al-Qur’an dan ajaklah para penolong selain
Allah, jika kalian orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah:
23)
Beberapa hikmah yang dapat diambil dari keimanan kepada
para utusan-Nya ini adalah :
a. Menambah keyakinan kita pada kemahabijaksanaan-Nya
yang tidak membiarkan para hamba-Nya dalam k esesatan,
sehingga diutuslah para Rasul untuk menjabarkan tata
cara beribadah yang benar.
b. Menambah keyakinan kita bahwa jalan yang benar itu
hanya satu, yaitu jalan Allah, sehingga sejak Nabi Adam
hingga Nabi Muhammad misi yang diemban hanya satu
yaitu tauhidullah.
c. Para Rasul-Nya bukanlah manusia biasa, melainkan
manusia pilihan. Oleh karenanya kita tidak bisa
menyamakan kedudukan kita setara dengan mereka,
sehingga tidak layak bagi kita untukmelecehkan atau
mengingkari mereka.
ين َك َفُروا أَ ْن لَ ْن يـُبـَْعثُوا قُ ْل بـَلَى َوَرِّب لَتـُبـَْعثُ َّن ُثَّ لَتـُنـَبـَُّؤ َّن ِبَا ِ َّ
َ َز َع َم الذ
ِ َِّ ك علَى ِ ِ
ٌالل يَسري َ َ َعم ْلتُ ْم َو َذل
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka
sekali-kali tidak dibangkitkan. Katakanlah, Tidak demikian.
Demi Tuhanku, kalian benar-benar pasti dibangkitkan, kemudian
akan diberikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Hal
demikian adalah mudah bagi Allah”. (QS. At-Taghaabun: 7)
Iman kepada hari Kiamat adalah iman kepada hari
berbangkit, yaitu waktu berakhirnya seluruh kehidupan
makhluk di alam semesta yang fana ini, kemudian Allah pasti
menghidupkan kembali semua makhluk yang telah mati,
membangkit-hidupkan tulang-belulang yang sudah hancur,
mengembalikan jasad yang telah menjadi tanah sebagaimana
asalnya, dan mengembalikan ruh pada jasad seperti sedia kala.
ض إَِّل َم ْن
ِ ات َوَم ْن ِف ْال َْر ِ السماو ِ ِ َالصوِر ف ِ
َ َ َّ صع َق َم ْن ف َ ُّ َونُف َخ ِف
ُخَرى فَِإ َذا ُه ْم قِيَ ٌام يـَْنظُُرو َن ِ ِ ِ َّ َشاء
ْ اللُ ُثَّ نُف َخ فيه أ َ
“(Dan) ditiuplah sangkakala, maka matilah apa yang ada di
langit dan bumi kecuali yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian
ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)
Iman kepada hari akhir memberi kita semangat untuk t erus
dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas amal perbuatan kita,
sehingga semuanya bernilai ibadah dan dapat dijadikan bekal
ِ ِ ِ
َ فَأ َْنَيـْنَاهُ َوأ َْهلَهُ إَّل ْامَرأَتَهُ قَد َّْرَن َها م َن الْغَاب ِر
ين
“Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali istrinya.
Kami telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal
(dibinasakan).” (QS. An-Naml: 57)
… اللُ لَنَا
َّ ب َِّ ِ
َ َقُ ْل لَ ْن يُصيبـَنَا إل َما َكت
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami...”
(QS. At-Taubah: 51)
Maksudnya, Allah telah menetapkan bagi manusia segala
sesuatu semenjak azali sebelum manusia diciptakan.
اب ِم ْن
ٍ َض وَل ِف أَنـُْف ِس ُكم إَِّل ِف كِت
ْ ِ ٍ ِ ِ َ َص
َ ِ اب م ْن ُمصيبَة ف ْال َْر َ َما أ
ِ َِّ ك علَى ِ
ٌالل يَسري َ َ قـَْب ِل أَ ْن نـَبـَْرأ ََها إِ َّن َذل
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadiid:
22)
Maksudnya, tidak ada yang menimpa di bumi dan menimpa
diri manusia melainkan telah tercatat di Lauh Mahfuzh dengan
pengertian bahwa Allah telah mengetahui semuanya sebelum
Dia menciptakannya dan dituliskan di Lauhul Mahfuzh (kitab
induk dan gambaran umum luasnya ilmu Allah ).
Inilah pengertian sederhana dari takdir yang telah dijelaskan
oleh Al-Qur’an dan hadits Rasulullah . Dengan kata lain takdir
adalah catatan (ilmu Allah) yang menyeluruh tentang segala
sesuatu. Yang dimaksud dengan ‘segala sesuatu‘, termasuk
benda-benda, manusia amal perbuatannya, makhluk hidup lain,
dan lain-lain; semuanya telah tercatat/diketahui oleh Allah dan
dituliskan di Lauhul Mahfuzh.
ِ ِالَب ِ ُ ِالَب
َالل
َّ يث فَاتـَُّقوا ْ ُك َكثـَْرة
َ َب َولَ ْو أ َْع َجب ُ ّيث َوالطَّي ْ قُ ْل َل يَ ْستَ ِوي
اب لَ َعلَّ ُك ْم تـُْفلِ ُحو َن
ِ ُول ْالَلْب
َ ِ َي أ
“Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, bertaqwalah
kepada Allah hai orang-orang yang berakal, agar kamu beruntung.”
(QS. Al-Maidah: 100)
b. Sifat Kemahaadilan Allah memberikan kebebasan bertindak
bagi manusia, sehingga manusia bebas b erjalan tanpa
paksaan untuk menentukan jalannya (dengan sebelumnya
telah diberi petunjuk oleh Tuhannya)
هلل َوَم َلئِ َكتِ ِه ِوُكتُبِ ِه َوُر ُسلِ ِه َوالْيـَْوِم ْال ِخ ِر َوتـُْؤِم َن
ِ اَِْل ْيا ُن أَ ْن تـؤِمن ِب
َ ُْ َ
ِ ِ ِِ ِ ِ
.)(رَواهُ ُم ْسل ٌمَ بلْ َق ْدر َخ ْيه َو َشِّره
“Iman adalah engkau mengimani Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
kemudian, dan mengimani takdir yang baik dan yang
buruk” (HR. Muslim).
ِ ِ
.)َحَ ُد
ْ (رَواهُ أ ْ ُه ْم َم ْن َكا َن َعلَى مثْ ِل َما أ ََن َعلَْيه الْيـَْوَم َوأ
َ َص َح ِاب
“Mereka adalah orang yang berada di atas ajaran yang
sama dengan ajaranku pada hari ini, dan para sahabatku.”
(HR. Ahmad).
Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi
hanya berfungsi memahami nash-nash yang teradapat dalam
kedua sumber tersebut dan mencoba – kalau diperlukan –
membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh
Al-Qur’an dan Sunnah. Itu pun harus didasari oleh suatu
kesadaran
bahwa kemampuan akal sangat terbatas, sesuai
dengan terbatasnya kemampuan semua makhluk Allah. Akal
tidak akan mampu menjangkaumasail ghaibiyah(masalah ghaib),
bahkan akal tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak
terikat dengan ruang dan waktu. Misalnya akal tidak akan
mampu menjawabpertanyaan kekal itu sampai kapan? Atau
akal tidak akan mampu menunjukkan tempat yang tidak ada
di darat, di udara, di lautan dan tidak ada dimana-man. Karena
kedua hal tersebut tidak terikat dengan waktu dan ruang. Oleh
sebab itu akal tidak boleh dipaksakan untukmemahami hal-hal
ghaib tersebut dan menjawab pertanyaan segala sesuatu tentang
hal-hal ghaib itu. Akal hanya perlu membuktikan jujurkah atau
bisakah kejujuran si pembawa berita tentang hal-hal ghaib
tersebut dibuktikan secara ilmiah oleh akal pikiran? Hanya itu.
F. FungsiAqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untukmendirikan bangunan.
Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, haruslah
semakin kokoh fondasi yang mesti dibuat. Kalau fondasinya
lemah, maka bangunannya pun akan cepat roboh. Tidak ada
bangunan tanpa fondasi.
Kalau ajaran Islam kita bagi dalam sistematika Aqidah,
Ibadah, Akhlak, dan Mu’amalah, atau Aqidah, Syari’ah dan
Akhak atau Iman, Islam, Ihsan, maka ketiga aspek atau keempat
aspek di atas tidak dapat dipisahkan sama sekali. Satu sama lain
salingterikat.
Seseorang yang memiliki aqidah yang kokoh, pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang
mulia dan bermu’amalah dengan baik. Ibadah seseorangtidak
akan diterima oleh Allah kalau tidak dilandasi dengan aqidah.
Seseorang tidaklah dinamai berakhlak mulia bila tidak memiliki
aqidah yang benar. Begitu seterusnya bolak-balik dan bersilang.
Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban
formal, misalnya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari
aqidah. Atau seseorang bisa saja pura-pura melaksanakan ajaran
formal Islam, tapi Allah tidak akan memberi nilai kalau tidak
dilandasi dengan aqidah yang benar (iman).
Itulah sebabnya kenapa Rasulullah selama 13 tahun
periode Mekkah memusatkan dakwahnya untuk membangun
aqidah yang benar dan kokoh. Sehingga bangunan Islam
dengan mudah bisa berdiri di periode Madinah dan bangunan
itu akan bertahan terus sampai hari kiamat kelak.
ِ
وث ً َوقَالُوا َل تَ َذ ُر َّن آَلتَ ُك ْم َوَل تَ َذ ُر َّن َوًّدا َوَل ُس َو
َ ُاعا َوَل يـَغ
وق َونَ ْسًرا
َ َُويـَع
“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan
pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd,
dan jangan pula Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr” (QS.
Nuh {71}: 23).
Dan demikianlah yang terjadi pada para pengagung
kuburan di berbagai negeri sekarang ini.
e. Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah
yang terhampar di jagat raya ini (ayat-ayatkauniyah)
dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam Kitab-Nya
(ayat-ayat Qur’aniyah). Di samping itu, juga terbuai
dengan hasil-hasil teknologi dan kebudayaan, sampai-
sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi
manusia semata, sehingga mereka mengagung-agung-
kan manusia serta menisbatkan seluruh kemajuan ini
kepada jerih payah dan penemuan manusia semata.
Sebagaimana kesombongan Qarun yang mengatakan:
صَرانِِه أ َْو
ِ ِِ ِ ٍ
ّ َُك ُّل َم ْولُْود يـُْولَ ُد َعلَى الْفطَْرِة فَأَبـََواهُ يـَُه ِّوَدانه أ َْو يـُن
.)(رَواهُ الْبُ َخا ِري ِِ ِ
َ ُيَ ّج َسانه
“Setiap bayi itu dilahirkan atas dasar fitrah. Maka
kedua orangtuanyalah yang (kemudian) m embuatnya
menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi.” (HR.
Bukhari).
2. Solusinya
Cara menanggulangi penyimpangan ini teringkas dalam
poin berikut ini:
a. Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah
untuk mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para
Salafus Shalihmengambil aqidah mereka dari keduanya.
Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali
apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya. Juga
dengan mengkaji aqidah golongan sesat dan mengenal
syubhat-syubhatmereka untuk kita bantah dan kita
waspadai, karena siapa yang tidak mengenal keburukan,
ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.
b. Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah,
aqidah salaf, di berbagai jenjang pendidikan. Memberi
jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi
yang ketat dalam menyajikan materi ini.
No Istilah Definisi
Aqidah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum (aksioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan
fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan
(olehmanusia) di dalam hati (serta)
diyakini kesahihan dan keberadaan-
nya (secara pasti) dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
Iman Sesuatu yang diyakini di dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan anggota tubuh.
1. Dalil-dalil Wahyu
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
َّجَرِة ِِ ِ ِ ِ ِ ود ِ
َ ي م ْن َشاط ِئ الْ َواد ْالَْيَ ِن ِف الْبـُْق َعة الْ ُمبَ َارَكة م َن الش َ ُفـَلَ َّما أ ََت َها ن
ِ ُّ الل ر ِ أَ ْن ي م
ني
َ ب الْ َعالَم َ َُّ وسى إِّن أ ََن
َ ُ َ
الص َل َة لِ ِذ ْك ِري
َّ اعبُ ْدِن َوأَقِِم
ْ َاللُ َل إِلَهَ إَِّل أ ََن ف
َّ إِنَِّن أ ََن
Artinya: “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada
Ilah/Sesembahan (yang berhak diibadahi) selain Aku, Maka
Ibadahilah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.
(QS. Taaha: 14).
Firman Allah subhanahu wa ta’ala tentang pengagungan
dirinya, penyebutan nama-namaNya dan sifat-sifat-Nya,
ِ اعب ُد ِ ِِ ِ
ون ُ ْ َإ َّن َهذه أ َُّمتُ ُك ْم أ َُّمةً َواح َد ًة َوأ ََن َربُّ ُك ْم ف
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu
semua; agama yang satu dan aku adalah Robmu, Maka ibadahilah
Aku. (QS. Al-Anbiya’ : 92).
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
ِ
ِ اح َد ًةوأ ََنربُّ ُكم فَاتـَُّق ِ ِ
ون ْ َ َ َوإ َّن َهذه ِأ َُّمتُ ُك ْم أ َُّمةً َو
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu
semua, agama yang satu, dan aku adalah Robmu, Maka ber
takwalah kepada-Ku. (QS. Al-Mukminun: 52).
2. Dalil-dalil Akal
Keberadaan alam semesta, dan beragam makhluk yang
kesemuanya bersaksi atas keberadaan Penciptanya, yaitu Allah
subhanahu wa ta’ala , sebab di dunia ini tidak ada satu pihak
pun yang mengaku menciptakan alam ini selain Allah s ubhanahu
wa ta’ala Akal memandang mustahil keberadaan sesuatu tanpa
pencipta, bahkan akal memandang mustahil terjadinya sesuatu
yang paling luas tanpa pencipta. Itu sama saja s eperti keberadaan
makanan tanpa ada pihak yang memasaknya, atau keberadaan
permadani diatas tanah tanpa ada pihak yang menggelarnya.
a. Argumentasi Fithrah
Bukti fitrah tentang wujud Allah subhanahu wa ta’ala adalah
bahwa iman kepada sang Pencipta merupakan fitrah setiap
makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak
akan berpaling dari tuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di
dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya.
b. Argumentasi Logika
Bukti logika tentang wujud Allah subhanahu wa ta’ala ada-
lah proses terjadinya semua makhluk yang terdahulu maupun
yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin
makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula
terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan
sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat menciptakan
dirinya sendiri.
Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara k ebetulan
karena setiap yang diciptakan pasti membutuhkan pencipta.
Adanya makhluk dengan aturan yang indah, tersusun rapi, dan
saling terkait antara sebab-musababnya dan antara alam semesta
satu sama lainnya. Semua itu sama sekali menolak keberadaan
seluruh makhluk secara kebetulan. Kalau makhluk tidak dapat
menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara k ebetulan,
maka makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah
Rabb semesta alam.Allah berfirman:
c. Argumentasi Syara’
Bukti syara’ tentang wujud atau keberadaan Allah subhanahu
wa ta’ala bahwa seluruh kitab samawi (yang diturunkan
dari langit) berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang
mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab
tersebut merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari
Rab yang maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan
makhluk-Nya. Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan
oleh realitas akan kebenarannya yang didatangkan kitab-kitab
itu juga merupakan dalil atau bukti bahwa kitab-kitab itu
datang dari Rab Yang Maha Kuasa untuk mewujudkan apa
yang diberitakan itu.
d. Argumentasi Faktual
Bukti inderawi tentang wujud Allah subhanahu wa ta’ala
dapat dibagi menjadi dua:
a. Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya
do’a orang-orang yang berdo’a serta penolong-Nya yang
diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah.
Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah
subhanahu wa ta’ala.
نيِِ ِ ِ ِ ٍ ْإِ ْذ تَستَغِيثُو َن ربَّ ُكم فَاستَجاب لَ ُكم أَِن ُمِ ُّد ُكم ِبَل
َ ف م َن الْ َم َلئ َكة ُم ْردف ْ ّ ْ َ َ ْ ْ َ ْ
Artinya: “Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan
kepadaRabmu, lalu diperkenankannya bagimu …” ( QS. Al-An-
fal : 9).
Anas bin Malik ra. berkata : “ Pernah ada seorang Badui
datang pada hari Jum’at. Pada waktu itu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. tengah berkhutbah. Lelaki itu berkata :
“Hai Rasul Allah, harta benda Kami telah habis, seluruh
warga sudah kelaparan. Oleh karena itu mohonkanlah
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. untuk mengatasi kesulitan
Kami. “Rasululah lalu mengangkat kedua tangannya dan
berdo’a. Tiba-tiba awan mendung bertebaran bagaikan
gunung-gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar,
hujan turun membasahi jenggotnya. Pada hari jum’at yang
kedua, orang badui atau orang lain b erdiri dan berkata : ‘Hai
Rasulullah, bangunan Kami hancur dan harta b endapun
tenggelam, doakanlah Kami ini kepada Allah (agar
selamat).’ Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya,
seraya berdo’a : “YaRabku, turunkanlah hujan di sekeliling
Kami, dan jangan Engkau turunkan sebagai bencana bagi
Kami.” Akhirnya beliau tidak mengisyaratkan pada suatu
tempat kecuali menjadi terang (tanpa hujan).” (HR. Al-
Bukhari).
ِ
ك إِ ْذ َ ِك َو َعلَى َوال َدت َ يسى ابْ َن َم ْرَيَ اذْ ُك ْر نِ ْع َم ِت َعلَْي ِ َّ ال
َ اللُ َي ع َ َإِ ْذ ق
اب ِ َ ُوح الْ ُق ُد ِس تُ َكلِّم النَّاس ِف الْمه ِد وَكه ًل وإِ ْذ علَّمت ِ ك بُِر َ ُأَيَّ ْدت
َ َك الْكت ْ َ َ ْ َ َْ َ ُ
ِ ّال ِْنيل وإِ ْذ َتْلُ ُق ِمن ال ِط
ني َك َهيـْئَ ِة الطَِّْي بِِ ْذِن فـَتـَنـُْف ُخ ِ ِْ و
َ َ َ ْ ال ْك َمةَ َوالتـَّْوَرا َة َو َ
ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ ِ
ِج الْ َم ْوتَىُ ُْ ْ َ ْ َ َْ ْ َ َ َ ْ ْ ُ ُْ َ ْ ًْ َ ُ ُ ََ َ ف
ر ت ذ إو ن ذ ب ص ر ـ بال
َ و ه م ك ال
َ ئ ب ـ تو ن ذ ب ا
ر ـ ي ط ن و ك ت ـ ف ا يه
ِ َّ َ ات فـ َق ِ ِ ِ بِِ ْذِن وإِ ْذ َك َف ْفت ب ِن إِسرائِيل عْن
ين
َ ال الذ َ َك إ ْذ جئـْتـَُه ْم ِبلْبـَيِّن َ َ َ َْ َ ُ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ َك َف ُروا منـْ ُه ْم إ ْن َه َذا إَّل س ْحٌر ُمب
ني
Artinya: “ (ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa
putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu
di waktu aku menguatkan kamu dengan Ruhul qudus. kamu dapat
berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan se sudah
dewasa; dan (ingatlah) di waktu aku mengajar kamu menulis,
hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu mem-
bentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-
Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. dan (ingatlah) di waktu
kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu
dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingat-
lah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi
hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu aku menghalangi
Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala
kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang
nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak
lain melainkan sihir yang nyata”. ( QS. Al-Maidah : 110).
ً قـُْلتـََعالَ ْوا أَتْ ُل َما َحَّرَم َربُّ ُك ْم َعلَْي ُك ْم أََّل تُ ْش ِرُكوا بِِه َشيـْئًا َوِبلْ َوالِ َديْ ِن إِ ْح َس
ان
ِ ٍ ِ
شَ َوَل تـَْقتـُلُوا أ َْوَل َد ُك ْم م ْن إِ ْم َلق َْن ُن نـَْرُزقُ ُك ْم َوإِ َّي ُه ْم َوَل تـَْقَربُوا الْ َف َواح
اللُ إَِّل ِب ْلَ ِّق َذلِ ُك ْم
َّ س الَِّت َحَّرَم َ َما ظَ َهَر ِمنـَْها َوَما بَطَ َن َوَل تـَْقتـُلُوا النـَّْف
ِ ِ َ صا ُكم بِِه لَعلَّ ُكم تـع ِقلُو َن* وَل تـ ْقربوا م
َح َس ُن ْ ال الْيَتي ِم إَِّل ِبلَِّت ه َي أ َ َُ َ َ َْ ْ َ ْ َّ َو
ف نـَْف ًسا إَِّل ِ ِ ِ ِ
ُ َّشدَّهُ َوأ َْوفُوا الْ َكْي َل َوالْم َيزا َن ِبلْق ْسط َل نُ َكل ُ َح َّت يـَبـْلُ َغ أ
صا ُك ْمَّ الل أ َْوفُوا َذلِ ُك ْم َو
َِّ وسعها وإِ َذا قـ ْلتم فَاع ِدلُوا ولَو َكا َن َذا قـرب وبِعه ِد
ْ َ َ َ ُْ ْ َ ْ ُْ ُ َ ََ ْ ُ
ِ ِ
ُّ يما فَاتَّبعُوهُ َوَل تـَتَّبعُوا
السبُ َل ِ ِ ِ َّ بِِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُرو َن * َوأ
ً َن َه َذا صَراطي ُم ْستَق
صا ُك ْم بِِه لَ َعلَّ ُك ْم تـَتـَُّقو َن َّ فـَتـََفَّر َق بِ ُك ْم َع ْن َسبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َو
“Katakanlah (Muhammad): “Marilah kubacakan apa yang
diharamkan oleh Robmu, yaitu janganlah kamu berbuat syirik
sedikitpun kepada-Nya, berbuat baiklah kepada kedua orang tua
dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut
kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang
keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi dan janganlah
kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan sesuatu (sebab) yang benar Demikianlah yang di-
wasiatkan Allah kepadamu, supaya kamu memahami(nya)·
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan
!ُ«ي ُم َعاذ
َ :ال يل َ النبيعلَى ِحَا ٍر فـََق
َ ديف َ ت ِر ُ ُكْن:الَ وع ْن ُم َع ِاذ بْ ِن َجبَلٍ َق
َ
ِ ِ ِ ِ
هللا:ت ُ حق العباد َعلَى هللا؟» قـُْل ّ الل َعلَى الْعبَاد وما ّ أَتَ ْد ِري َما َح ّق
ِ «حق:ال
.الل َعلَى الْعِبَ ِاد أَ ْن يـَْعبُ ُدوه َوالَ يُ ْش ِرُكوا بِِه َشْيئا ّ ّ َ َ َ ق.َوَر ُسولُهُ أ َْعلَ ُم
ِ ِ وحق الْعِب ِاد علَى
َي:ت ُ ب َم ْن الَ يُ ْش ِرُك بِه َشْيئا» قـُْل َ الل أَ ْن الَ يـَُع ّذ
ّ َ َ ََّ
ِ ِ ول
.» فـَيـَتّكلُوا. «الَ تـُبَ ّش ْرُه ْم:ال َ َاس؟ ق َ ّالل! أَفَالَ أُبَ ّشُر النّ َ َر ُس
Artinya: “Dari Muadz bin Jabal ra. berkata: Aku
ernah diboncengkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.di
p
atas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku: “Hai
Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi
oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti
dipenuhi Allah?” Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui.” Beliau pun bersabda: “Hak Allah yang
wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah supaya mereka
beribadah kepada-Nya saja dan tidak berbuat syirik sedikit
pun kepada-Nya; sedangkan hak para hamba yang pasti
dipenuhi Allah adalah: bahwa Allah tidak akan menyiksa
ِ َّ
َ ِين َآمنُواْ َوَلْ يـَْلبِ ُسواْ إِميَانـَُهم بِظُْل ٍم أ ُْولَئ
ك َلُُم األ َْم ُن َوُهم ُّم ْهتَ ُدو َن َ ال ذ
.]28 :[األنعام
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak menodai iman
mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang
yang mendapat ketenteraman dan mereka itu adalah orang-orang
yang menepati jalan hidayah.” (QS. Al-An’ am: 82).
- قال رسول هللا:؛ قال- رضي هللا عنه- عن عبادة بن الصامت
َ «م ْن ش ِه ُد أَ ّن الَ إِلَهَ إِالّ هللا َو ْح َدهُ الَ َش ِر
يك َ :- صلى هللا عليه وسلم
ِ ِ وأَ ّن ِعيسى عب ُد, وأَ ّن ُممدا عب ُده ورسولُه,لَه
َ الل َورسوله َوَكل َمتُهُ أَلْ َق
اها ّ َْ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ َْ ّ َ َ ُ
الَنّةَ على ما ْ َو،ُوح ِمْنه
ْ َوالنّ َار َح ّق؛ أ َْد َخلَهُ هللا,الَنّةَ َح ّق ٌ إِ َل َم ْرَيَ َوُر
»كان من العمل
Artinya: “Dari Ubadah bin Ash-Shamit ra, menuturkan
: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Barang-
siapa bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan (yang ber-
hak diibadahi dengan benar) selain Allah saja, tiada sekutu
bagi-Nya, dan Muhammad adalah Hamba dan Rasul-Nya;
ِ ِِ ِ
ِ ُ ل حنِي ًفا وَل ي ِ ِ ِ
َ ك م َن الْ ُم ْش ِرك
:ني [النحل َ ْ َ َ ّ إ َّن إبـَْراه َيم َكا َن أ َُّمةً قَانتًا
.]021
Artinya: “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang
menjadi teladan, senantiasa patuh kepada Allah dan menghadapkan
diri (hanya kepada-Nya); dan sama sekali ia tidak pernah termasuk
orang-orang yang berbuat syirik (kepada Allah)” (QS.An-Nahl:
120).
4. Macam-MacamTauhid
Secara Global Tauhid terbagi menjadi tiga yaitu Tauhid
Rububiyah, Tauhid uluhiyah dan Tauhid Asma’ wa Sifat.
a. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah ialah kesadaran dan keyakinan bahwa
Allah-lah satu-satunya Dzat yang menciptakan serta m
engatur
alam semesta dengan seluruh isinya (Rabbul ‘alamin). Allah
subhanahu wa ta’ala adalah satu-satunya Dzat yang mencipta,
mengasuh, memelihara dan mendidik umat manusia ( Rabun
Naas). Allah satu-satunya Dzat yang mencipta semua makhluk
ِ ٍ ٍ ِ َّ
ٌ اللُ َخال ُق ُك ِّل َش ْيء َوُه َو َعلَى ُك ِّل َش ْيء َوك
يل
Artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia
memelihara segala sesuatu.” (QS.Az-Zumar: 62).
Bahwasanya Dia adalah pemberi rizki bagi setiap manusia,
bintang dan makhluk lainnya. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
ك ِم َّْنَ ك َم ْن تَ َشاءُ َوتـَْن ِزعُ الْ ُم ْلَ ك تـُْؤِت الْ ُم ْل ِ ك الْم ْل ِ
ُ َ قُ ِل اللَّ ُه َّم َمال
ك َعلَى ُك ِّل ْ تَ َشاءُ َوتُعُِّز َم ْن تَ َشاءُ َوتُ ِذ ُّل َم ْن تَ َشاءُ بِيَ ِد َك
َ َّالَيـُْر إِن
ِ ِ ِ ٍ
ُ َش ْيء قَد ٌير * تُول ُج اللَّْي َل ِف النـََّها ِر َوتُول ُج النـََّه َار ِف اللَّْي ِل َوُتْر
ِج
الَ ِّي َوتـَْرُز ُق َم ْن تَ َشاءُ بِغَ ِْي ْ ت ِم َن َ ِِّج الْ َمي
ِِ ِ ْ
ُ الَ َّي م َن الْ َميّت َوُتْر
ٍ ِحس
اب َ
ِ ِِ ْ
ني ِّ الَ ْم ُد َّل َر
َ ب الْ َعالَم
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (QS.
Al-Fatihah: 1).
ِِ ِ َّ الل الَّ ِذي خلَق
ْ َّض ِف ستَّة أ ََّيٍم ُث
استـََوى َ الس َم َاوات َو ْال َْر َ َ ِ
َُّ إ َّن َربَّ ُك ُم
80 KULIAH ISLAM I : Aqidah
ِ ِ
س َوالْ َق َمَر
َ ْ َعلَى الْ َع ْر ِش يـُْغشي اللَّْي َل النـََّه َار يَطْلُبُهُ َحثيثًا َوالش
َّم
ِ ُّ الل ر ٍ والنُّجوم مس َّخر
ْ ُات ِب َْم ِرِه أََل لَه
ني
َ ب الْ َعالَم َ َُّ الَْل ُق َو ْال َْمُر تـَبَ َارَك َ ََُ ُ َ
Artinya: “Sesungguhnya Rob/Tuhan kamu ialah Allah
yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu
Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam k epada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk
kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rob/Tuhan semesta alam.
(QS. Al-A’rof: 54).
َِِّ ب الْعر ِش الْع ِظي ِم * سيـ ُقولُو َن
ل ِ السماو
ََ َ ْ َ ُّ السْب ِع َوَر َّ ات َ َ َّ ب ُّ قُ ْل َم ْن َر
وت ُك ِّل َش ْي ٍء َوُه َو ُِيريُ َوَل ُيَ ُار ِِ
ُ قُ ْل أَفَ َل تـَتـَُّقو َن * قُ ْل َم ْن بِيَده َملَ ُك
َن تُ ْس َحُرو َن َِِّ علَي ِه إِ ْن ُكنـتم تـعلَمو َن * سيـ ُقولُو َن
َّ ل قُ ْل فَأ ََ ُ َْ ْ ُْ َْ
Artinya: “Katakanlah: “Siapakah yang Empunya langit yang
tujuh dan yang Empunya ‘Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab:
“Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka Apakah kamu tidak
bertakwa?” Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada
kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak
ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengeta-
hui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah:
“(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kamu ditipu?”
(QS. Al-Mukminuun: 86-89).
Rab adalah yang berhak menciptakan, memiliki serta
memerintah. Jadi, tidak ada pencipta selain Allah subhanahu wa
ta’ala , tidak ada pemilik selain Allah, dan tidak ada perintah
selain perintah dari-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala telah
berfirman:
ِ
َ استـَيـَْقنـَتـَْها أَنـُْف ُس ُه ْم ظُْل ًما َوعُلًُّوا فَانْظُْر َكْي
ف َكا َن ْ َو َج َح ُدوا بَا َو
ل قُ ْل َِِّ قُل لِم ِن ْالَرض ومن فِيها إِ ْن ُكنـتم تـعلَمو َن * سيـ ُقولُو َن
ََ ُ َْ ْ ُْ َ ْ ََ ُ ْ َ ْ
ِ
ب الْ َع ْر ِش الْ َعظي ِمُّ السْب ِع َوَر ِ
َّ الس َم َاوات
َّ ب ُّ أَفَ َل تَ َذ َّكُرو َن * قُ ْل َم ْن َر
وت ُك ِّل َش ْي ٍء ِِ ِِ
ُ * َسيـَُقولُو َن َّل قُ ْل أَفَ َل تـَتـَُّقو َن * قُ ْل َم ْن بِيَده َملَ ُك
َنَّ ل قُ ْل فَأَِِّ وهو ُِيري وَل ُيار علَي ِه إِ ْن ُكنـتم تـعلَمو َن * سيـ ُقولُو َن
ََ ُ َْ ْ ُْ ْ َ ُ َ َ ُ ََُ
تُ ْس َحُرو َن
Artinya: “Katakanlah : Kepunyaan siapakah bumi ini,
dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? “Mere-
ka akan menjawab: “kepunyan Allah”. Katakanlah: “siapakah
َو َّاتَ ُذوا ِم ْن ُدونِِه آَ ِلَةً َل َيْلُ ُقو َن َشيـْئًا َوُه ْم ُيْلَ ُقو َن َوَل يَْلِ ُكو َن
ضًّرا َوَل نـَْف ًعا َوَل يَْلِ ُكو َن َم ْو ًت َوَل َحيَا ًة َوَل نُ ُش ًورا ِ ِ
َ لَنـُْفس ِه ْم
Artinya: “Mereka mengambil sesembahan-sesembahan selain
daripadaNya (untuk disembah), yang sesembahan-sesembahan itu
tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan
َسَائِِه
ْ ين يـُْل ِح ُدو َن ِف أ ِ َّ ِ َِِّو
َ الُ ْس َن فَ ْادعُوهُ بَا َو َذ ُروا الذ ْ َُسَاء ْ ل ْال َ
َسيُ ْجَزْو َن َما َكانُوا يـَْع َملُو َن
Artinya: “Allah mempunyai Asmaaul husna, maka
memohonlah kepadanya dengan menyebut asmaul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS.
Al-A’raf : 180).
َعلَى َوُه َو الْ َع ِز ُيز ِ ِ ِ َّ لِلَّ ِذين َل يـؤِمنو َن ِبْلَ ِخرِة مثل
ْ الس ْوء َو َّل الْ َمثَ ُل ْال ُ ََ َ ُ ُْ َ
الَ ِك ُيم
ْ
Artinya: “ Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat
yang Maha Tinggi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana” ( QS. An-Nahl : 60).
ِ الس ِميع الْب
ص ُري ِ ِ ِ لَي...
َ ُ َّ س َكمثْله َش ْيءٌ َوُه َو
َ ْ
Artinya: “… tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,
dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Melihat.” ( QS.
Asy-syura : 11).
Dalam perkara ini ada dua bentuk penyimpangan dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah, yaitu :
1. Penyimpangan Mu’aththilah, yaitu penyimpangan
terhadap Asma’ dan Sifat Allah subhanahu wa ta’ala
dengan cara mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Allah
atau m engingkari sebagiannya saja untuk menghindari
penyerupaam Allah subhanahu wa ta’ala dengan
makhluk-Nya. Hal tersebut termasuk penyimpangan
karena argumentasi-argumentasi sebagai berikut:
«م ْن
َ : النيب صلى هللا عليه وسلم ؛ أنه قالِّ ِعن، وروى زيْ ُد بن ْأرقَم
َّ َّ الَ إِلَهَ إِال: ال
)(صحيح رواه أمحد.َاللُ مُْلصاً َد َخ َل اجلَنَّة َ َق
Artinya: Dari Zaid bin Arqom Rasulullah shallalla-
hu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan
laa ilaaha illallah dengan Keikh-lasan hati, pasti ia masuk
Surga.” (Hadits Shahih Riwayat Ahmad).
Orang yang ikhlas ialah yang memahami laa ilaaha illallah,
mengamalkannya, dan menyeru kepadanya sebelum menyeru
kepada yang lainnya. Sebab kalimat ini mengandung tauhid
(pengesaan Allah), yang karenanya Allah menciptakan alam
semesta ini.
Hadits dari Ibnu Syihab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyeru pamannya Abu Thalib ketika menjelang ajal,
اإلسالم َعلَى
ُ ن ُِ « ب:عن ابن عمر عن النيب صلى هللا عليه وسلم قال
ِ الص َ ِ ول
الة َّ وإقَ ِام، هللا َّ و، ُ َش َه َادة أ ْن الَ إله إالَّ هللا: س
ُ أن ُمَ َّمداً َر ُس ٍ َْخ
» ًاع إِلَْي ِه سبيال ِِ ِ ِ و، الزَك ِاة َّ وإيتَ ِاء،
َ َاستَط
ْ وح َّج البـَْيت ل َمنَ ، ص ْوم رمضا َن ََ
وصحيح مسلم حديث برقم، )8( حديث برقم، صحيح البخاري.
)61(
Artinya: “ Dari Ibnu Umar dari Rasulullah shallal-
lahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Agama Islam dibangun
diatas lima perkara, bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah
yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, dan
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan berpuasa
pada bulan ramadhan dan berhaji ke baitullah bagi yang
mampu” (Shahih Bukhari: 8. Shahih Muslim:16).
Melihat hadits ini pertama-tama yang harus dilakukan
oleh orang yang masuk Islam adalah mengucapkan syahadat.
Dengan mengucapkan syahadat orang mulai memasuki agama
Islam, karena arti syahadat selain lahirnya mengucapkan ucapan
itu, juga sebagai awal pengakuannya bahwa hanya Allah-lah
yang berhak diibadahi dan juga pengakuannya bahwa Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Rasul (Utusan
Allah subhanahu wa ta’ala.). (Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Majelis Tarjih, 1990:31).
Kalau inti dari syahadah yang pertamaadalah beribadah
hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata, maka inti dari
syahadah kedua adalah menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alai-
hi wa sallamsebagai titik pusat keteladanan (uswah hasanah) baik
dalam hubungan dengan Allah subhanahu wa ta’ala (hablun minal-
lah) secara vertical, maupun hubungan dengan manusia (hablun
minannas) secara horizontal). (Yunahar Ilyas, 2013:32).
ِ ِِ ِ
َ ني ال َش ِر
ُيك لَه ِّ اي َومََ ِات َّل َر
َ ب الْ َعالَم َ َصالت َونُ ُسكي َوَْمي
ِ َ قُل إِ َّن
ْ
ِ ِ ِ ِ
ني
َ ت َوأ ََن أ ََّو ُل املُ ْسلم َ َوبِ َذل
ُ ك أُم ْر
Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, sembelihanku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabbsemesta alam.
Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan
ين فِ َيها ِِ ِ َإِ َّن الَّ ِذين َك َفروا ِمن أ َْه ِل الْ ِكت
ِ ِ َ ِاب وامل ْش ِرك
َ ني ف َنر َج َهن ََّم َخالد َ ْ ُ َ
ُ ِك هم َشُّر الْ ِبيَّة ِ
َ ْ ُ َ أ ُْولَئ
Artinya : ” Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni
ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke
neraka jahanam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah : 6)
يما َش َجَر بـَيـْنـَُه ْم ُثَّ َل َِي ُدوا ِ َ فَ َل وربِك َل يـؤِمنو َن ح َّت ُي ِّكم
َ وك ف ُ َ َ ُ ُْ َ َّ َ
ِ ِ ِ ِ
ت َويُ َسلّ ُموا تَ ْسل ًيما َ َِف أَنـُْفس ِه ْم َحَر ًجا مَّا ق
َ ضْي
Artinya: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)
tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
ِ
َحبَ َط أ َْع َما َلُْم َ ك ِبَنـَُّه ْم َك ِرُهوا َما أ
ْ َنزَل هللاُ فَأ َ َذل
Artinya : “Yang demikian itu adalah Karena sesungguhnya
mereka telah membenci kepada apa yang telah diturunkan oleh
Allah , lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal
mereka.” (QS. Muhammad : 9)
Adapun dalil tentang batalnya keislaman dan syahadat
orang yang membenci apa yang dibawa oleh Rasulullah shalalla-
hu alaihi wassalam walaupun dia mengamalkannya adalah firman
Allah ta’ala :
Dalilnya adalah :
ِِ ِ ِ ِ
َ َوَم ْن يـَتـََوَّلُْم مْن ُك ْم فَِإنَّهُ منـْ ُه ْم إِ َّن هللاَ ال يـَْهدي الْ َق ْوَم الظَّالم
ني
Artinya : “Dan barangsiapa diantara kalian berloyalitas
kepada mereka (orang-orang Musyrik) Maka Sesungguhnya diaitu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Maidah :
51)
F. Ilmu Allah
Allah mempunyai ilmu yang tidak terbatas, Dia maha
mengetahui apa saja yang yang ada di langit dan di bumi, baik
yang ghaib maupun yang nyata. (Yunahar Ilyas, 2013:56).
Dalil-dalinya adalah Firman Allah:
ٍ َك ِف كِت
اب إِ َّن ِ ِ الس َم ِاء َو ْال َْر
َ ض إِ َّن َذل َّ اللَ يـَْعلَ ُم َما ِف َّ أََلْ تـَْعلَ ْم أ
َّ َن
ِ َِّ ك علَى ِ
ٌالل يَسري َ َ َذل
Artinya: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa
Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di
bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab
(Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah
bagi Allah.” (QS. AL-Hajj 22: 70).
Firman Allah:
G. Ma’iyyatullah
Ma’iyyah berasal dari kata ma’a, artinya bersama. Maiyyatul-
lah artinya kebersamaan Allah. Di dalam kitab suci Al-Qur’an
kita menemukan kata ma’a yang menghubungkan antara Allah
dengan manusia secara umum (Al-Hadid 57: 4, Al-Mujadilah
58: 7) dan juga kata ma’a yang menghubungkan antara Allah
dengan hambanya yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti
shabirin ( Al-Baqarah 2: 153) dn muttaqin (Al-Baqarah 2:194)
atau dengan Nabi seperti Musa dan Harun (Thaha 20 :36),
Nabi Muhammad dan Abu Bakar Ash Shiddik (At-Taubah 9:
40). (Yunahar Ilyas, 2013:62-63).
Sifat Ma’iyatullah bagi Allah adalah pembahasan yang
sangat erat hubungannya dengan pembahasan tentang sifat
‘Uluw bagi Allah. Karena diantara argumentasi para Ahli kalam
dalam mengingkari sifat ‘Uluw adalah berhujjah dengan dalil-
dalil sifat Ma’iyah.
ِ من ع ِمل ص
ًالًا ِم ْن ذَ َك ٍر أ َْو أُنـْثَى َوُه َو ُم ْؤِم ٌن فـَلَنُ ْحيِيـَنَّهُ َحيَا ًة طَيِّبَة َ َ َ َْ
َح َس ِن َما َكانُوا يـَْع َملُو َن ْ َجَرُه ْم ِب
ْ َولَنَ ْج ِزيـَنـَُّه ْم أ
Artinya:“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka d engan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. AN-Nahl 16: 97).
Mereka selalu bertaqwa kepada Allah:
ِ الرم
اص فَ َم ِن ْاعتَ َدى َعلَْي ُك ْم ٌ صَ ات ق ُ َُُْ الََرِام َو ْ الََر ُام ِبلش
ْ َّه ِر ْ َّهُر
ْ الش
اللَ َم َعَّ َن َّ اعتَ ُدوا َعلَْي ِه بِِثْ ِل َما ْاعتَ َدى َعلَْي ُك ْم َواتـَُّقوا
َّ اللَ َو ْاعلَ ُموا أ ْ َف
ني ِ
َ الْ ُمتَّق
Artinya:“Bulan Haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu
yang patut dihormati, Berlaku hukum qishaash. oleh sebab itu
Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang
dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah 2: 194).
H. Syirik
Yunahar Ilyas, (2013:70) menyimpulkan,“Syirik adalah
mempersekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam
dimensi rububiyah maupun ilahiyah. Juga syirik dalam asma’
wa sifat Allah. Secara global Syirik terbagi menjadi syirik besar
dan syirik kecil.
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ َّ
وه ْم َل ُ ُين تَ ْدعُو َن م ْن ُدونه َما يَْل ُكو َن م ْن قطْم ٍري * إِ ْن تَ ْدع َ والذ...َ
ِ ِ
استَ َجابُوا لَ ُك ْم َويـَْوَم الْقيَ َامة يَ ْك ُف ُرو َن ِ
ْ يَ ْس َمعُوا ُد َعاءَ ُك ْم َولَ ْو َسعُوا َما
ك ِمثْ ُل َخبِ ٍري
َ ُبِ ِش ْركِ ُك ْم َوَل يـُنـَبِّئ
“...Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada
mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru
mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka
mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.
Dan di hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu
dan tidak ada yang memberikan keterangan kepadamu sebagai yang
diberikan oleh Yang Maha Mengetahui,” (Faathir: 13-14).
f. Syirik hakimiyah:
Termasuk dalam syirik hakimiyah (kekuasaan) yaitu
berkeyakinan bahwa undang-undang atau hukum
buatan
manusia lebih baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah atau
undang-undang dan hukum buatan Allah atau membuat dan
mengeluarkan undang-undang yang bertentangan dengan
syari’at Islam serta membolehkan diberlakukannya undang-
undang tersebut. Atau memandang bahwa hukum Islam tidak
lagi sesuai dengan zaman.
Adapun dampak yang sangat berbahaya dari perbuatan-
perbuatan syirik terutama syirik besar adalah sebagai berikut:
a. Syirik besar bisa menghapuskan amal:
Allah berfirman:
2. Syirik Kecil
Syirik kecil yaitu setiap perantara yang mungkin
menyebabkan kepada syirik besar, ia belum mencapai tingkat
ibadah, tidak menjadikan pelakunya keluar Islam, akan tetapi ia
termasuk dosa besar.
Diantara macam-macam Syirik kecil adalah sebagai berikut:
a. Riya’ dan melakukan suatu perbuatan karena
makhluk:
Seperti seorang muslim yang beramal dan shalat karena
Allah, tetapi ia melakukan shalat dan amalnya dengan baik agar
dipuji manusia. Allah berfirman:
No Istilah Definisi
Dalil Bukti atau dalil yang bersumber dari
Naqli Wahyu Allah baik Al-Quran maupun
Sunnah Rosulullah.
Dalil Aqli Bukti atau dalil yang bersumber dari
budi manusia.
Argu- Bukti fitrah tentang wujud Allah
mentasi subhanahu wa ta’ala adalah bahwa
Fithrah iman kepada sang Pencipta merupakan
fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih
dahulu berpikir atau belajar
Tauhid mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala
, beribadah serta patuh hanya kepada
Allah subhanahu wa ta’ala semata
Tauhid kesadaran dan keyakinan bahwa
Rububi- Allah-lah satu-satunya Dzat yang
yah menciptakan serta mengatur alam
semesta dengan seluruh isinya (Rabbul
‘alamin)
Tauhid mengimani bahwasanya Allah
Uluhiyah subhanahu wa ta’ala satu-satunya
Al-Ma’bud yang berhak untuk
diibadahi.
…وَم ْن ِعْن َدهُ اليَ ْستَ ْكِبُو َن َع ْن ِعبَ َادتَِِواليَ ْستَ ْح ِسُرو َن * يُ َسبِّ ُحو َن اللَّْي َل َ
َوالنـََّه َاراليـَْفتـُُرو َن
“… dan Malaikat yang ada di sisi-Nya, mereka tidak angkuh
untuk ber-ibadah kepada-Nyadan tidak (pula) merasa letih, mereka
selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” ( QS. Al
Anbiya’ : 19-20).
Malaikat berjumlah banyak, dan tidak ada yang dapat
menghitungnya, kecuali Allah. Dalam hadits Bukhari dan
Muslim terdapat hadits dari Anas tentang kisah mi’raj b ahwa
Allah telah memperlihatkan Al-Baitul Ma’mur yang ada di langit
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di dalamnya terdapat
70.000 Malaikat yang setiap hari melakukan shalat. Siapapun
yang keluar dari tempat itu, tidak kembali lagi.
ِ َن هللا ي ِ
،َُحبَّه
َ ب فَُل ًن فَأ ُّ ُح َ َّ َادى ج ِْبيْ ُل أ َ ب هللاُ الْ َعْب َد نَّ َح َ “ إِ َذا أ
ِ ِن هللا ي ِ َّ فـيـن ِادي ِج ِبيل أَهل،فـي ِحبُّه جِب ِريل
ب فَُل ًن ُّ ُح َ َّ الس َماء إ َ ْ ُ ْ ِْ َُ َ ُ ْ ْ ُ َُ
.“ ض ِ َه الْ ُقبـُْو ُل فِي ْال َْر
ُ ض ُع ل َّ فـَيُ ِحبُّهُ أ َْه ُل،َُحبـُّْوه
َ ُثَّ ي ُْو،الس َماء َ فَأ
“Apabila Allah mencintai seorang hambaNya, ia
memberitahu Jibril bahwa Allah subhanahu wa ta’ala.
mencintai fulan, dan menyuruh Jibril untuk mencintainya,
maka Jibrilpun mencintainya. Jibril lalu memberitahu para
penghuni langit bahwa Allah subhanahu wa ta’ala. mencintai
fulan dan menyuruh mereka untuk mencintainya maka
penghuni langitpun mencintainya, kemudian ia diterima di
atas bumi.” (HR.Bukhari).
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
ضلُّ ْوا ِ ِٰ فـلَوَل نَصرهم الَّ ِذين َّات ُذوا ِمن دو ِن
َ الل قـُْرَب ًن اٰلَةً ۗبَ ْل
ّ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ُ ََ ۚ ْ َ
٢٨ - ك اِفْ ُك ُه ْم َوَما َكانـُْوا يـَْفتـَُرْو َن ِ
َ َعنـْ ُه ْم َو ٰذل
“Dan ingatlah ketika Kami hadapkan sekumpulan jin
kepadamu yang mendengarkan Al-Qur`an. Maka ketika mereka
menghadiri pembacaannya lalu mereka berkata: `Diamlah kamu
(untuk mendengarkannya)’. Ketika pembacaan telah selesai,
mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
Mereka berkata: `Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah
1. Jin
Tidak ada satupun dari golongan kaum muslimin yang
mengingkari keberadaan jin. Demikian pula mayoritas kaum
kuffar meyakini keberadaannya. Ahli kitab dari kalangan
Yahudi dan Nashrani pun mengakui eksistensinya sebagaimana
pengakuan kaum muslimin, meski ada sebagian kecil dari
mereka yang mengingkarinya.
Jelasnya, keberadaan jin merupakan hal yang tidak dapat
disangkal lagi mengingat pemberitaan dari para nabi sudah
sangat mutawatir dan diketahui orang banyak. Secara pasti,
kaum jin adalah makhluk hidup, berakal dan mereka melakukan
segala sesuatu dengan kehendak. Bahkan mereka dibebani
perintah dan larangan, hanya saja mereka tidak memiliki sifat
dan tabiat seperti yang ada pada manusia atau selainnya.
Jin lebih dahulu diciptakan daripada manusia sebagaimana
dikabarkan Allah subhanahu wa ta’ala.dalam firman-Nya:
ۚ
ص ٍال ِّم ْن َحٍَا َّم ْسنـُْو ٍنَ ص ْل
ِ ِ
َ َولََق ْد َخلَ ْقنَا ْالنْ َسا َن م ْن
ۤ
الس ُم ْوِم
َّ الَا َّن َخلَ ْقنٰهُ ِم ْن قـَْب ُل ِم ْن َّن ِر
ْ َو
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
ۗ ۤ
ِ
س َكا َن م َن ي ِ
ل بِ
ا ل
ٓ َِّا ا
و ٓ د ج س ف
َ م د ٰ
ل ِ ا
و د ج اس ِ
ة ك
َ ىِٕ ٰ
ل م ل
ِْواِ ْذ قـ ْلنا ل
َ ْ ْ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َُ َ
الِنِّا
ْ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali
Iblis. Dia adalah dari golongan jin…” (QS.Al-Kahfi: 50).
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Iblis mengkhianati asal
penciptaannya, karena dia sesungguhnya diciptakan dari n yala
api, sedangkan asal penciptaan malaikat adalah dari cahaya.
Maka Allah subhanahu wa ta’ala.mengingatkan di sini bahwa
Iblis berasal dari kalangan jin, dalam arti dia diciptakan dari
api. Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Iblis tidak termasuk malaikat
sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin, sebagaimana Adam
sebagai asal mula manusia’.” (Tafsir Al-Qur`anul ’Azhim Ibnu
Katsir, 3/94)
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu
mengatakan: “Iblis adalah abul jin (bapak para jin).” (Taisir
Al-Karim Ar-Rahman, hal. 406 & 793)
Sedangkan setan, mereka adalah kalangan jin yang durhaka.
2. Iblis
Terdapat beberapa pendapat dalam hal asal-usul iblis,
apakah berasal dari malaikat atau dari jin.
Pendapat pertama menyatakan bahwa iblis berasal dari
jenis jin. Ini adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri r ahimahullahu.
Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golon-
gan malaikat sama sekali. Dan dia benar-benar asal-usul jin,
ِ
ُ ش َد ٌاد َّل يـَْع
ّٰ ص ْو َن
اللَ َمآ اََمَرُه ْم َويـَْف َعلُ ْو َن َما يـُْؤَمُرْو َن
“…yang tak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim: 6)
َل يَ ْسبِ ُق ْونَه ِبلْ َق ْوِل َوُه ْم ِبَْم ِره يـَْع َملُ ْو َن
“Mereka itu tak mendahului-Nya dengan perkataan, &
mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya`:
27)
b. Dzahir surat Al-Kahfi ayat 50
ۗ ۤ
ِ
س َكا َن م َن ي ِ
ل بِا ل
ٓ ِ ِ
َّاس ُج ُد ْوا ٰل َد َم فَس َج ُدْٓوا ا ِ
ة ك
َ ىِٕ ٰ َواِ ْذ قـُْلنَا لِْل َم
ل
َ ْ ْ َ ْ
ن َوُه ْم َِّخ ُذ ْونَه وذُِّريـَّتَه اَْولِيَ ۤاء ِم ْن ُد ْو
ِ الِ ِن فـ َفسق عن اَم ِر ربِ ۗه اَفـتـت
َ َ َّ ْ ْ َ َ َ ۗ َ ّ ْ
ْ َ َ
ي بَ َدًل ِ ِ ٰ ِ لَ ُكم ع ُد ٌّو بِْئ
َ ْ س للظّلم َ َ ْ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali
iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah
Rabbnya.” (QS.Al-Kahfy: 50).
ۗ ۤ
س اَ ٰب ي ِ
ل بِا ل
ٓ َِّا ا
و ٓ د ج س ف
َ م د ٰ
ل ِ او د ج اس ِ
ة ك
َ ىِٕ ٰ
ل م ل
ِْواِ ْذ قـ ْلنا ل
َ ْ ْ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َُ َ
ِ ٰ ِ ۖ
استَ ْكبـََر َوَكا َن م َن الْكف ِريْ َن ْ َو
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka k ecuali
Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir.” (QS.Al-Baqarah: 34).
Juga ada alasan-alasan lain berupa beberapa riwayat
Israiliyat. Pendapat yang kuat adalah pendapat yang p ertama,
karena kuatnya dalil mereka dari ayat-ayat yang jelas. Adapun
alasan pendapat kedua (yakni surat Al-Baqarah ayat 34),
sebenarnya ayat tersebut tidak menunjukkan bahwa iblis dari
malaikat. Karena susunan kalimat tersebut adalah susunan
istitsna` munqathi’ (yaitu yang dikecualikan tidaklah termasuk
jenis yang disebutkan).
Adapun cerita-cerita asal-usul iblis, itu adalah cerita Is-
railiyat. Ibnu Katsir menyatakan: “Dan dalam masalah ini
(asal-usul iblis), banyak yang diriwayatkan dari ulama salaf.
Namun mayoritasnya adalah Israiliyat (cerita-cerita dari Bani
Israil) yang (sesungguhnya) dinukilkan untuk dikaji –wallahu
a’lam–, Allah lebih tahu tentang keadaan mayoritas cerita itu.
Dan diantaranya ada yang dipastikan dusta, karena menyelisihi
kebenaran yang ada di tangan kita. Dan apa yang ada di dalam
3. Setan
Setan atau Syaithan alam bahasa Arab diambil dari kata
yang berarti jauh. Ada pula yang mengatakan bahwa itu dari
kata yang berarti terbakar atau batal. Pendapat yang pertama
lebih kuat menurut Ibnu Jarir & Ibnu Katsir, sehingga kata
Syaithan artinya yang jauh dari kebenaran atau dari rahmat
Allah subhanahu wa ta’ala. (Al-Misbahul Munir, hal. 313).
Ibnu Jarir menyatakan, syaithan dalam bahasa Arab adalah
setiap yang durhaka dari jin, manusia atau hewan, atau dari segala
sesuatu. Demikianlah Allah subhanahu wa ta’ala. b erfirman:
يس َكا َن ِم َن ِوإِ ْذ قـ ْلنا لِْلم َلئِ َك ِة اسج ُدوا ِلدم فَسج ُدوا إَِّل إِبل
َ ْ َ َ ََ ُْ َ َُ َ
ِ
َّخ ُذونَهُ َوذُِّريـَّتَهُ أ َْوليَاءَ ِم ْن ُد ِون َوُه ْم
ِ الِ ِن فـ َفسق عن أَم ِر ربِِه ۗ أَفـتـت
َ َ َّ ْ ْ َ َ َ َ ّ ْ
ِ ِ ِ لَ ُكم ع ُد ٌّو ۚ بِْئ
ني بَ َدًلَ س للظَّالم َ َ ْ
“Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya
sebagai pemimpin selain-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?
Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang
yang dzalim.” (QS.Al-Kahfi: 50).
Turunan-turunan Iblis yang dimaksud dlm ayat ini adalah
setan-setan. (Tafsir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 453)
ۖس ا ٰب واست ْكبـَر ۗ واِذ قـ ْلنا لِْلم ٰۤل ِٕى َك ِة اسجدوا ِ ٰلدم فسجدٓوا اَِّلٓ اِبلِي
َ َْ َ َ َ ْ ْ ْ ُ َ َ َ ََ ْ ُ ُ ْ َ َُ ْ َ
َوَكا َن ِم َن الْ ٰك ِف ِريْ َن
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali
Iblis. Ia enggan & takabur, & adalah ia termasuk golongan orang-
orang yang kafir.” (QS.Al-Baqarah: 34).
Malah dengan analoginya yang menyesatkan, Iblis men-
jawab:
الَن َِّة
ْ َخَر َج أَبـََويْ ُك ْم ِم َن ِ
ْ آد َم َل يـَْفتنـَنَّ ُك ُم الشَّْيطَا ُن َك َما أ َ َي بَِن
اس ُه َما لُِِييـَُه َما َس ْوآتِِ َما ۗ إِنَّهُ يـََرا ُك ْم ُه َو َوقَبِيلُهُ ِم ْن ِ
َ َيـَْن ِزعُ َعنـْ ُه َما لب
ين َل يـُْؤِمنُو َن ِ ِ ِ اط ِ
َ ني أ َْوليَاءَ للَّذ َ َث َل تـََرْونـَُه ْم ۗ إِ َّن َج َع ْلنَا الشَّي ُ َحْي
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat
ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu
bapakmu dari surga. Ia menanggalkan pakaian keduanya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia &
pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu
tak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan
setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tak
beriman.” (QS.Al-A’raf: 27).
ِِ ِ ِ ِ ِ َ ولََق ْد صد
َ يس ظَنَّهُ فَاتـَّبـَعُوهُ إَِّل فَ ِري ًقا م َن الْ ُم ْؤمن
ني ُ َّق َعلَْيه ْم إبْل َ َ
ان إَِّل لِنـَْعلَ َم َم ْن يـُْؤِم ُن ِبْل ِخَرِة ٍ َوما َكا َن لَه علَي ِهم ِمن س ْلط
ُ ْ ْ َْ ُ ََ
ظ ِ ٍ ِ
ٌ ك َعلَ ٰى ُك ّل َش ْيء َحفي ٍ ِ ِ ِ
َ ُّك ۗ َوَربّ م َّْن ُه َو منـَْها ف َش
“Dan sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan k ebenaran
sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali
sebahagian orang-orang yang beriman. Dan tak adalah kekuasaan
Iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat
membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan
akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang hal itu. Dan Rabbmu
Maha M emelihara segala sesuatu.” (QS.Saba`: 20-21).
Ada pula sebagian manusia yang memiliki aqidah rusak,
di mana mereka meyakini adanya sebagian orang yang
No Istilah Definisi
Makhluk Makhluk ciptaan Allah yang tidak bias
Ghoib dilihat dengan panca indra manusia.
Makhluk Makhluk ciptaan Allah yang dapat
Syahadah dilihat/disaksikan dengan pancaindra
manusia.
Malaikat alam ghaib, makhluk, dan hamba Allah
subhanahu wa ta’ala Malaikat sama
sekali tidak memiliki keistimewaan
r ububiyah dan uluhiyah. Allah
menciptakannya dari cahaya serta
memberikan kekuatan yang sempurna
serta kekuatan untuk melaksanakan
ketaatan itu.
Malaikat yang dipercayakan menyampaikan
Jibril wahyu kepada para Nabi dan Rasul.
Malaikat Malaikat yang diserahi tugas
Mikail menurunkan hujan dan tumbuh-
tumbuhan.
Malaikat Malaikat yang diserahi tugas meniup
Israfil sangkakala di hari kiamat dan
kebangkitan makhluk.
ب َوٰلَ ِك َّن الِْ َّب ِ وه ُكم قِبل الْم ْش ِرِق والْم ْغ ِر ُّ ِ لَْي
َ َ َ َ َ ْ َ س الْ َّب أَ ْن تـَُولوا ُو ُج َ
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َّم ْن َآم َن ب َّلل َوالْيـَْوم ْالخر َوالْ َم َلئ َكة َوالْكتَاب َوالنَّبي
ني
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat-Malaikat, Al-Kitab
(Kitab-Kitab Suci), dan Nabi-Nabi...” (QS. A l-Baqarah {2}:
177).
َِّ ول الَّ ِذين َك َفروا لَست مرس ًل ۚ قُل َك َفى ِب
ً لل َش ِه
يدا بـَْي ِن ٰ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ َ ُ َويـَُق
ِ َوبـيـْنَ ُكم ومن ِعْن َده ِع ْلم الْ ِكت
اب ُ ُ ْ ََ ْ َ َ
“Berkatalah orang-orang kafir: “Kamu bukan seorang yang
dijadikan Rasul.” Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi
antara aku dan kamu dan antara orang-orang yang mempunyai
ilmu tentang Al-Kitab (Kitab-Kitab sebelum Al-Qur’an).” (QS.
Ar-Ra’d {13}: 43).
3. Menunjukkan Kitab Suci tertentu sebelum Al-Qur’an:
…اب ِ
َ َوسى الْكت
َ َولََق ْد آتـَيـْنَا ُم
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab
(Taurat) kepada Musa...” (QS. Al-Baqarah {2}: 87).
4. Menunjukkan Kitab Suci Al-Qur’an secara khusus:
وسى ِ ِ ِ ِ الصح ِ ِ
َ ص ُحف إبـَْراه َيم َوُم
ُ * األول
َ ف ُ ُّ إنـََّه َذالَفي
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Shuhuf yang
dahulu. Yaitu Shuhuf Ibrahim dan Musa” (QS. Al-A’la {87}:
18-19).
2. Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti buku. Dipakai
untuk menunjukkan Kitab-Kitab Suci yang dinyatakan
dalam Al-Qur’an:
ِ ك ج ۤاءو ِبلْبـيِنِ ِ ِ ِ
الزبُِر
ُّ ٰت َو َ فَا ْن َك َّذبـُْو َك فـََق ْد ُك ّذ
َّ ْ ُ َ َ ب ُر ُس ٌل ّم ْن قـَْبل
ٰب الْ ُمنِ ِْي
ِ والْ ِكت
َ
“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya
Rasul-Rasul sebelum kamu pun telah didustakan pula, mereka
membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan Kitab yang
memberi penjelasan yang sempurna.” (QS. Ali ‘Imran {3}:
184).
3. Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakaikan khusus untuk
menunjukkan Kitab Suci yang diturunkan Allah kepada
Nabi Daud, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an:
ت َعلَْي ِه فَاَلْ ِقْي ِه ِفِ واَوحيـنَآ اِ ٰٓل اُِم مو ٰسٓى اَ ْن اَر ِضعِي ِۚه فَِا َذا ِخ ْف
ْ ْۤ ُْ ّ ََْْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ن ۚا َّن َرا ُّد ْوهُ الَْيك َو َجاعلُ ْوهُ م َن الْ ُم ْر َسل
ي ْ ِ َالْيَِّم َوَل َت
ْ اف َوَل َْتَز
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah Dia, dan
apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke
sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula)
ِ ِ ٰ ب هب ِل ِمن
ي ّ َ ْ ْ َ ِّ َر
َ ْ الصلح
فـَبَش َّْرنٰهُ بِغُٰل ٍم َحلِْي ٍم
ِ ن إِِّن أَرى ِف الْم
ِّنام أ
َن ََُّقال اي بـ
َ الس ْع َي
َّ ُفـَلَ َّما بـَلَ َغ َم َعه
َ
ت افـَْع ْل ما تـُْؤَم ُر َستَ ِج ُدين إِ ْن
ِ قال اي أَب
َ َ ك فَانْظُْر ما ذا تَرى َ ُأَ ْذ َب
ين ِ َّ الل ِمن
َ الصابر َ َُّ َشاء
“(Ibrahim berdo’a) “Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku
(seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh. Maka
ِ
ث ُم ْو ٰسى ُ ْىك َحدي َ ۘ َوَه ْل اَٰت
ت َن ًرا لَّ َعلِّ ْٓي اٰتِْي ُك ْم ِّمنـَْها ِ ِ ِ ِ َ اِ ْذ راٰ َنرا فـ َق
ّْ ِال لَ ْهله ْام ُكثـُْٓوا ا
ُ ن اٰنَ ْس َ ً َ
ِ
س اَْو اَج ُد َعلَى النَّا ِر ُه ًدى ٍ َبَِقب
ي ٰيُْو ٰسٓى ِ
َ ۙ فـَلَ َّمآ اَٰت َىها نـُْود
َّس طًُوى ِ ك ِبلْ َو ِاد الْ ُم َقد َّ
ن ِۗ اِِنٓ اَ ۠ن ربُّك فَاخلَع نـعلَي ۚك ا
َ َ ْ َْ ْ ْ َ َ َ ّْ
استَ ِم ْع لِ َما يـُْو ٰحىْ َك ف َ ُاختـَْرت
ْ َواَ َن
“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? ketika ia
melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: “Tinggallah
kamu (di sini), Sesungguhnya aku melihat api, Mudah-mudahan
aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan
mendapat petunjuk di tempat api itu”. Maka ketika ia datang ke
tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa. Sesungguhnya aku Inilah
Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya
ِ
ني
َ ب الْ َعالَمِّ يل َر ِ
ُ َوإنَّهُ لَتَنز
ني ِ ُّ نزل بِِه
ُ وح األم ُ الر َ
ينِِ ِ ِ ِعلَى قـ ْلب
َ ك لتَ ُكو َن م َن الْ ُمْنذر َ َ َ
ٍ ِان َعرٍِب ُمب
ني ٍ ِِ
ّ َ بل َس
“Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan
oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan
bahasa Arab yang jelas.” (QS. Asy-Syu’ara {26}: 192-195).
Penurunan wahyu melalui Malaikat Jibril ini ber-
langsung dalam dua ara, pertama: Jibril datang membawa
wahyu seperti bunyi gemerincing lonceng (Shalshalah al-Jaras)
yang amat keras, atau kedua: Jibril datang membawa wahyu
dengan memperlihatkan dirinya sebagai seorang lelaki (lihat
pembahasan tentang Malaikat).
2. Kitab Zabur
Juga ada yang menyebut Mazmur maupun Paska.
Diturunkan kepada Nabi Dawud AS (=David) pada abad ke
10 SM untuk Bani Israil dan berbahasa Qibthi.
Kandungan kitab Zabur:
a. Do’a
b. Dzikir
c. Nasihat
d. Hikmah
e. Menyeru kepada ketauhidan
f. Tidak berisi syari’at.
4. Al-Qur’an
Sebagian ulama menegaskan bahwa kata qur’an itu bentuk
masdar (kata kerja yang dibedakan) yang diartikan dengan isim
maf ’ul yakni maqru, artinya sesuatu yang dibaca. Jadi al-qur’an
adalah bacaan yang di baca. Penamaan kitab A llah yang di
turunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi w
asallam.
Dengan nama al-qur’an ini sungguh sangat tepat. A lasannya,
fakta
sejarah dan bukti -bukti empirik menujukan bahwa
dikolong kangit ini tak satupun bacaan yang jumlah pembacanya
sebanyak pembaca al-qur’an. Betapa tidak! Al-qur’an bukan
hanya dibaca dan dipelajari oleh kalangan muslim, melainkan
juga oleh orang-orang nonmuslim (terutama orientalis) yang
berusaha keras menelaahnya. Jadi, pembaca al-quran benar-
benar heterogen karena berasal dari beragam usia, jenis k elamin,
status sosial, dan demografis-geografis yang juga berbeda. Pun,
sama sekali tidak terdikhotomikan oleh disipin ilmu yang ber-
beda. Banyak orang dari berbagai disiplin ilmu dan ragam seni
tidak pernah kehabisan semangat untuk memmbaca al-qur’an.
Dari anak-anak yang belum pasih membaca al-qur’’an hingga
pakar ilmu yang teramat sangat ahlli dibidangnya meraskan
kenikmatan dalam mempelajari al-qur’an. (Drs. Ahmad Izzan,
M.Ag, 2005:29).
ِ ِ
ٌ ُإ َّن أَنـَْزلْنَا التـَّْوَراةَ ف َيها ُه ًدى َون
…ور
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di
dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)...” (QS.
Al-Ma’idah {5}: 44)
وسى ِ ِ ِ ِ الصح ِ ِ
َ ص ُحف إبـَْراه َيم َو ُم
ُ * األول
َ ف ُ ُّ إنـََّه َذالَفي
ث ثََلثٍَة ۘ َوَما ِم ْن إِٰلٍَه إَِّل ِ َّ لََق ْد َك َفر الَّ ِذين قَالُوا إِ َّن
ُ اللَ َثل َ َ
ِ
ين َك َفُروا منـْ ُه ْم ِ َّ ِ ِ ِٰ
َ إلَهٌ َواح ٌد ۚ َوإ ْن َلْ يـَنـْتـَُهوا َع َّما يـَُقولُو َن لَيَ َم َّس َّن الذ
اب أَلِ ٌيم
ٌ َع َذ
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
“Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, Padahal
sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika
mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih.” (QS. Al-Ma’idah {5}: 73).
Adapun mengenai Syari’at dan Hukum serta hal-hal yang
praktis lainnya, akan ada perbedaan antara satu kitab dengan
kitab yang lain sesuai dengan perkembangan zaman dan
keadaan umat tertentu. Tentang hal ini Allah menjelaskan:
1. Al-Kitab
2. Al-Furqan
ني نَ ِذ ًيرا ِ ِ ِ ِِ ِ
َ تـَبَ َارَك الَّذي نـََّزَل الْ ُف ْرقَا َن َعلَ ٰى َعْبده ليَ ُكو َن ل ْل َعالَم
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan {25}: 1).
3. Adz-Dzikru
4. Al-Mau’izhahdanAsy-Syifa’
5. Al-Huda
ُ ََوأ ََّن لَ َّما َِس ْعنَا ا ْلَُد ٰى َآمنَّا بِِه ۖ فَ َم ْن يـُْؤِم ْن بَِربِِّه فَ َل َي
اف َبْ ًسا
َوَل َرَه ًقا
ني نَ ِذ ًيرا ِ ِ ِ ِِ ِ
َ تـَبَ َارَك الَّذي نـََّزَل الْ ُف ْرقَا َن َعلَ ٰى َعْبده ليَ ُكو َن ل ْل َعالَم
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan
(Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam”. (QS. Al-Furqan {25}: 1).
ني ِ ِ ِاك إ
َ الر ْحَةًل ْل َعالَم
َ َ ََوَماأ َْر َس ْلن
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiya’ {21}:
107).
ۤ
َّاس َل ِ ٰك اَِّل َكافَّةً لِّلن
ِ َّاس بَ ِشيـًْرا َّونَ ِذيـًْرا َّوٰل ِك َّن اَ ْكثـََر الن َ َوَمآ اَْر َس ْلن
يـَْعلَ ُم ْو َن
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
(QS. Saba’ {34}: 28).
3. Keistimewaan Al-Qur’an
Sebagai Kitab Allah yang terakhir Al-Qur’an mempunyai
beberapa keistimewaan, antara lain sebagai berikut:
1. Berlaku umum untuk seluruh umat manusia di mana dan
kapan pun mereka berada sampai akhir zaman nanti. Hal
itu sesuai dengan Risalah Nabi Muhammad yang ditujukan
untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti.
Allah berfirman:
إِ َّن َْن ُن نـََّزلْنَا ال ِّذ ْكَر َوإِ َّن لَهُ َلَافِظُو َن
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr
{15}: 9).
4. Allah menjadikan Al-Qur’an mudah untuk dipahami,
dihafal, dan diamalkan. Firman-Nya:
َولََق ْد يَ َّس ْرَن الْ ُق ْرآ َن لِل ِّذ ْك ِر فـََه ْل ِم ْن ُم َّدكِ ٍر
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk
pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS.
Al-Qamar {54}: 17).
َوَما َكا َن الْ ُم ْؤِمنُو َن لِيـَْن ِفُروا َكافَّةً ۚ فـَلَ ْوَل نـََفَر ِم ْن ُك ِّل فِْرقٍَة ِمنـْ ُه ْم
طَائَِفةٌ لِيـَتـََف َّق ُهوا ِف ال ِّدي ِن َولِيـُْن ِذ ُروا قـَْوَم ُه ْم إِ َذا َر َجعُوا إِلَْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم
َْي َذ ُرو َن
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah {9}: 122).
اتَّبِعُوا َما أُنْ ِزَل إِلَْي ُك ْم ِم ْن َربِّ ُك ْم َوَل تـَتَّبِعُوا ِم ْن ُدونِِه أ َْولِيَاءَ قَلِ ًيل َما
تَ َذ َّكُرو َن
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.
Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).” (QS.
Al-A’raf {7}: 3).
ِ ِ
ِ الل تـتـلَى علَي ِه ُثَّ ي ِ ٍ ِ
صُّر ُ ْ َ ْ ُ َّ ِ ) يَِ ْس َم ُع آَ َيت7( َويْ ٌل ل ُك ِّل أَفَّاك أَثي ٍم
ٍ مستَ ْكِبا َكأَ ْن َل يسم ْعها فـب ّشره بِع َذ
)8( اب أَلي ٍم َ ُ ْ ََ َ َ ْ َ ْ ً ُْ
ِ ول لِلن
َّاس ُكونُوا َ الُ ْك َم َوالنـُّبـَُّوةَ ُثَّ يـَُق
ْ اب َو ِ َّ ما َكا َن لِب َش ٍر أَ ْن يـ ْؤتِيه
َ َاللُ الْكت َُ ُ َ َ
اب َوِبَا ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َّ عبَ ًادا ِل م ْن ُدون ِ
َ َني بَا ُكنـْتُ ْم تـَُعلّ ُمو َن الْكت َ ّالل َولَك ْن ُكونُوا َرَّبني
ُكنـْتُ ْم تَ ْد ُر ُسو َن
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah
berikan
kepadanya Al Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu
Dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” akan tetapi
(dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani,
karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu
tetap mempelajarinya”. (QS. Ali ‘Imran {3}: 79).
No Istilah Definisi
Kitab (Al-Kitab, Kitab Allah, Al-Kutub,
Kitab-Kitab Allah) adalah Kitab Suci
yang diturunkan oleh Allah kepada
para Nabi dan Rasul-Nya.
Kitab suci kitab suci yang bersumber dari wahyu
samawi, Allah. dan biasa disebut Kitabullah
(Kitab Allah.). Ada yang b erwujud
Kitab dan ada yang berwujud
Shahifah atau Shuhuf.
Kitab suci kitab suci yang tidak bersumber dari
ardhi, wahyu Allah. melainkan bersumber
dari hasil perenungan dan budi daya
akal manusia sendiri.
Kitabullah Kalam atau firman Allah. yang
diwahyukan melalui malaikat Jibril
kepada Nabi dan Rasul-Nya yang
mengandung perintah dan larangan
sebagai pedoman hidup bagi ummat
manusia.
Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang
berarti lembaran
Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti
buku.
ُ اّلنَّ ِب
1 Muhammad bin Qasim ( Tt: 2 ) menyamakan makna lafaz ئ
ّ
dan ُ اَلنَّبِيyaitu orang yang diberi wahyu tentang syariat dan mengamalkan-
nya. oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mempertegas lafaz mana
yang lebih popular dan lebih tepat di gunakan.
ِ ِ
َ اك إِالَّ َر ْحَةً لّْل َعالَم
ني َ ََوَمآ أ َْر َس ْلن
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS.Al-Anbiya’: 107)
ِ ُ االرس
ُت ِر َسالَتَه َ ِّك ِم ْن َرب
َ ك َوإِ ْن َلْ تـَْف َع ْل فَ َمابـَلَّ ْغ َ ول بـَلّ ْغ َماأُنْ ِزَل إِلَْي ُ َّ َيأَيـَُّه
ِ ِ ِ ك ِم َن الن
َّ َّاس إِ َّن ِ الل يـع
َ اللَ َليـَْهدي الْ َق ْوَم الْ َكاف ِر
ين َ ص ُم َْ َُّ َو
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan
itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS.
Al-Maaidah:67)
Meskipun para nabi tidak mendapatkan perintah untuk
u ntuk menyampaikan
wahyu, mereka juga tidak dilarang untuk menyampaikan
wahyu tersebut pada orang lainkarena, pembatasan nabi secara
mutlak untuk tidak menyampaikan wahyu kepada orang lain
tentu sangat bertentangan dengan tujuan diturunkannya wahyu
sebagai petunjuk hidup umat manusia. Jadi para nabipun boleh
menyampaikan wahyu yang ia terima hanya saja sifatnya bukan
gerakan dakwah, berbeda dengan rasul yang menyampaikan
risalahnya dalam bentuk gerakan dakwah. hal ini dapat
dicermati dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
اك ِب ْلَ ِّق بَ ِش ًريا َونَ ِذ ًيرا َوإِ ْن ِم ْن أ َُّم ٍة إَِّل َخ َل فِ َيها نَ ِذ ٌير
َ َإِ َّن أ َْر َس ْلن
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
ض َي بـَيـْنـَُه ْم ِبلْ ِق ْس ِط َوُه ْم َل يُظْلَ ُمو َن ٌ َولِ ُك ِّل أ َُّم ٍة َر ُس
ِ ُول فَِإ َذا جاء رسوُلم ق
ُْ ُ َ َ َ
“Tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila telah datang
Rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil
dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.” (QS.Yunus: 47)
Kenyataan ini (tiap umat memiliki nabi) menyebabkan
jumlah nabi yang pernah hidup jauh lebih banyak dari jumlah
nabi sekaligus rasul. Sepanjang pengetahuan penulis, tidak
ada riwayat kuat yang dapat dijadikan dasar untuk menelusuri
jumlah pasti keseluruhan nabi dan rasul. Namun, ada beberapa
riwayat yang menyebutkan bahwa jumlah nabi yang pernah
hidup di dunia ini adalah 124.000 orang dan nabi sekaligus
rasul berjumlah 315 orang5, akan tetapi perawi pada tingka
5 Berikut ini adalah sebuah riwayat marfu’ dalam musnad imam
Ahmad Bin Hambal (no 20566 dan 20572) dengan sanad berbeda yang
bertemu pada perawi tingkat tabi’in ‘Ubaid bin khasykhasy. Dalam hadist
tersebut Nabi saw menegur abu dzar yang langsung duduk dalam masjid
dan memerintahkan ia untuk mengerjakan sholat, lalu terjadi percakapan
antara abu dzar dan Nabi saw dan dalam percakapan tersebut abu dzar
menanyakan tentang nabi dan rasul pertama serta jumlah para nabi dan
rasul yang pernah di utus Allah :
ٌّ َِت أ ََون
ب َكا َن ُ آد ُم قـُْل َ ََي ْالَنْبِيَ ِاء َكا َن أ ََّوَل ق
َ ال ُّ ت فَأ ُ قـُْل.… َع ْن أَِب َذ ٍّر
َِّ ول َِّ ول
ال
َ َالل ق َ ت فَ َك ْم الْ ُم ْر َسلُو َن َي َر ُس ُ ب ُم َكلَّ ٌم قـُْل
ٌّ َِال ن
َ َالل ق َ َي َر ُس
ث ِمائٍَة َوخَْ َسةَ َع َشَر َجًّا َغ ِف ًريا ُ …ثََل
“. . .dari abu dzar. . .aku bertanya maka siapakan nabi pertama,? nabi
bersabda adam, lalu aku bertanya :’ wahai rasulullah apakah adam juga
rasul.?” Nabi bersabda :” ya..dia nabi yang berbicara (dengan Allah),
aku bertanya :” wahai rasulullah berapakah jumlah para rasul..? nabi
saw bersabda 315 orang…(Musnad Ahmad bin Hambal 20572)
Dalam redaksi lain yang lebih panjang (Musnad Ahmad Bin H ambal
hadist no 21257) yang bersumber dari Abu Amamah menceritakan
kejadian yang sama (percakapan antara nabi saw dan abu dzar dalam
masjid) namun dalam redaksi yang lebih panjang, menyebutkan jumlah
nabi dan nabi sekaligus rasul :
كَ َّات َم ْن نَ َشاءُ إِ َّن َربٍ ك ح َّجتـنَا آتـيـنَاها إِبـر ِاهيم علَى قـوِم ِه نـرفَع درج ِ
َ َ َ ُ َْ َْ َ َ َْ َ ْ َ ُ ُ َ ت ْل
وحا َه َديـْنَا ِم ْنً ُوب ُك ًّل َه َديـْنَا َون
َ اق َويـَْع ُق َ َح ِك ٌيم َعلِ ٌيم * َوَوَهبـْنَا لَهُ إِ ْس َح
ِ ِِ ِ
كَ وسى َوَه ُارو َن َوَك َذل َ ف َوُم َ وس
ُ ُوب َوي َ قـَْب ُل َوم ْن ذُِّريَّته َد ُاو
َ ُّود َو ُسلَْي َما َن َوأَي
* ني ِِ َّ َْن ِزي الْمح ِسنِني * وَزَك ِرَّي وَيي و ِعيسى وإِلْياس ُكلٌّ ِمن
َ الصال َ َ َ َ َ َ َْ َ َ َ ْ ُ
ني ِ َّ َس َولُوطًا َوُك ًّل ف ِ ِ
َ ض ْلنَا َعلَى الْ َعالَم َ ُيل َوالْيَ َس َع َويُون
َ َوإ ْسَاع
“Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada
Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan
siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub
kepadanya. kepada keduanya masing-masing telah Kami
beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah
الَ َالس َلم قَّ آد ُم َعلَْي ِهَ ال َ ََي ْالَنْبِيَ ِاء َكا َن أ ََّوَل قُّ الل فَأَِّ قـ ْلت ي نَِب. . . َعن أَِب أُمامة
َّ َ ُ ُ ََ َْ
ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ
َّوحهُ ُث َ اللُ بيَده ُثَّ نـََف َخ فيه ُر َّ ُب ُم َكل ٌم َخلَ َقه ٌّ َِال نـََع ْم نَ َآد ُم ق
َ ب َكا َنٌّ َِالل أ ََون
َّ ب َّ َِت َي نُ قـُْل
ِ
ٍ ْال مائَةُ أَل
ٌف َوأ َْربـََعة ِ ِ
َ َالل َك ْم َو َّف ع َّدةُ ْالَنْبِيَاء ق َِّ ول َ ت َي َر ُس ُ ال قـُْل
َ َآد ُم قـُْب ًل ق
َ ال لَهُ َي َ َق
ث ِمائٍَة َوخَْ َسةَ َع َشَر َجًّا َغ ِف ًري ُ ك ثََل
ِ
َ الر ُس ُل ِم ْن َذل ُّ و ِع ْشُرو َن أَلْ ًفا.
َ
“dari abu amamah . . . aku berkata “wahai nabi Allah maka siapakah
nabi pertama..?nabi bersabda :” adam as” aku bertanya :” apakan
adam itu nabi..? nabi bersabda “ benar, ia nabi yang berbicara (dengan
Allah), Allah menciptakan ia dengan tanganNya lalu meniupkan ruh
padanya lalu berfirman padanya “ wahai adam … ia (abu amamah)
berkata; “aku bertanya wahai rasulullah “berapakah jumlah para
nabi..? nabi saw bersabda : “ 124.000 nabi, adapun rasul diantara
mereka berjumlah 315 orang.
ص َد َق ِ
َ اللُ َوَر ُسولُهُ َو
َّ اب قَالُوا َه َذا َما َو َع َد َن
َ َحَز
ْ َولَ َّما َرأَى الْ ُم ْؤمنُو َن ْال
KULIAH ISLAM I : Aqidah 215
ان َوتَ ْسلِ ًيما
ً َاللُ َوَر ُسولُهُ َوَما َز َاد ُه ْم إَِّل إِمي
َّ
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat
golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata :
“Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”.
dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian
itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan
ketundukan.
Sifat jujur bagi seorang nabi adalah sifat yang paling
enentukan kesuksesannya dalam mengemban tugas dakwah
m
karena dalam dakwah itu terdapat proses untuk membuat
ummatnya percaya (beriman) padanya. Bagaimana mungkin
seorang rasul akan dapat dipercaya apabila ia telah masyhur
sebagai orang yang suka berdusta dan jika demikian, mustahil
orang akan beriman terhadap wahyu (kabar yang gaib) yang
ia bawa. Seorang nabi tidak mungkin memiliki sifaf pendusta
(ُ)ا َْل َك ِذب.
2. Al-Amanah
Al-Amanah )َ (ا َ ْل َ َمانَةsecara bahasa berasal dari kata َأ ُ ُمن
yang berarti dapat dipercaya, lawan dari sifat ini adalah
khaana ) َ (خَانyang berarti khianat (Ahmad Warson
Munawir 1997: 40). Sifat amanah ini berkaitan erat
dengan kejujuran karena orang yang jujur bisa dipastikan
amanah dan orang yang amanah pasti jujur. Perbedaan
antara dua sifat ini terletak pada titik terapannya; sifat
jujur diterapkan pada perkataan sedangkan amanah
lebih condong pada perbuatan dan tindakan seseorang
dalam menunaikan kewajiban dan melaksanakan tugas
maupun tanggung jawab yang dibebankan padanya, Al-
lah Subhanahu Wata’ala berfirman:
3. At-Tabligh
At-Tabligh merupakan bentuk mashdar dari kata kerja
ballaga (َ )بَلَّغyang berarti menyampaikan dan mengabarkan
adanya )( (أَ ْيلَغ ََوأ َ ْخيَ َرإِلَ ْي ِهAhmad Warson Munawir 1997: 107).
p
setiap nabi dan rasul memiliki sifat tabligh yaitu menyampaikan
segala yang ia terima berupa wahyu dan syariat kepada umat
manusia. Hal ini merupakan tujuan utama keberadaan mereka
dimuka bumi dan amanah besar yang Allah Subhanahu Wata’ala
berikan untuk dilaksanakan sesuai petunjuk dan k ehendak-Nya,
jika tidak melaksanakan hal tersebut, mereka mendapat
kecaman dari Allah Subhanahu Wata’ala ;
ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ
ُين يَ ْكتُ ُمو َن َما أَنـَْزلْنَا م َن الْبـَيِّنَات َوا ْلَُدى م ْن بـَْعد َما بـَيـَّنَّاه َ إ َّن الذ
الل ِعنُو َن
َّ اللُ َويـَْل َعنـُُه ُم َ ِاب أُولَئ
َّ ك يـَْل َعنـُُه ُم ِ لِلن
ِ ََّاس ِف الْ ِكت
“Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang
telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan
petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al
Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua
(mahluk) yang dapat mela’nati” (QS.Al-Baqarah: 159)
4. Al-Fathonah
Al-fathonah berasal dari kata fa-thi-na (َ )فَ ِطنyang berarti
mengerti, cerdas, mudah memahami dan mampu mencerdaskan
serta memahamkan(Ahmad Warson Munawir 1997: 1063).
Seorang nabi dan rasul memiliki kecerdasan tingkat tinggi yang
melahirkan kearifan dan kebijaksanaan serta kejernihan berfikir
yang membuat mereka tidak hanya cerdas secara pribadi
َك َما أ َْر َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُس ًول ِمْن ُك ْم يـَتـْلُو َعلَْي ُك ْم آَ َيتِنَا َويـَُزّكِي ُك ْم َويـَُعلِّ ُم ُك ُم
الِ ْك َمةَ َويـَُعلِّ ُم ُك ْم َما َلْ تَ ُكونُوا تـَْعلَ ُمو َن
ْ اب َو َ َالْكت
ِ
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepada kalian Rasul diantara
kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian dan
a. Dalil Naqli
Dalil naqli yang menguatkan kebenaran risalah yang di
bawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah
sebagai berikut :
َِّ ول
الل إِلَْي ُك ْم ُ يل إِِّن َر ُسِ ِ ِ َ َوإِ ْذ ق
َ يسى ابْ ُن َم ْرَيَ َي بَِن إ ْسَرائ َ ال ع َ
ٍ ي ِمن التـَّور ِاة ومب ِّشرا بِرس
ول َيِْت ِم ْن ِ ِ م
ُ َ ً َُ َ َ ْ َ َّ ي يَ َد َ َْص ّدقًا ل َما بـ
َُ
ِ ِ
ٌ َِحَ ُد فـَلَ َّما َجاءَ ُه ْم ِبلْبـَيِّنَات قَالُوا َه َذا س ْحٌر ُمب
.ني ْ اسُهُ أْ بـَْع ِدي
“Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: “Hai
Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala
Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS.
Ash-Shaf: 6)
* ض َوُه ْم ِم ْن بـَْع ِد َغلَبِ ِه ْم َسيـَ ْغلِبُو َنِ وم * ِف أ َْد َن ْال َْر ُ الر
ُّ ت ِ امل * غُلِب
َ
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ني َّل ْال َْمُر م ْن قـَْب ُل َوم ْن بـَْع ُد َويـَْوَمئذ يـَْفَر ُح الْ ُم ْؤمنُو َن
َ ض ِع سن ْ ِِف ب
“Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. Di
negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan
menang. Dalam beberapa tahun lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum
ات لَيَ ْستَ ْخلِ َفنـَُّه ْم ِف ِ َّ الل الَّ ِذين آَمنوا ِمْن ُكم وع ِملُوا
ِ ال
َ الص ََ ْ ُ َ َ َُّ َو َع َد
...ين ِم ْن قـَْبلِ ِه ْم ِ َّ َض َكما استخل
َ ف الذَ ْ َ ْ َ ِ ْال َْر
“ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa
Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa. . .”
Fakta sejarah telah membuktikan bahwa sepeninggalan
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam para sahabat
yang menjalankan kekhalifahan Islam, terutama pada masa
Abu Bakar dan Umar Bin Khatab telah berhasil melakukan
ekspansi wilayah besar-besaran mulai dari negeri Damaskus,
b. Dalil Aqli
a) Kesaksian miliyaran umat islam dalam bentuk dua kalimat
syahadat dari zaman dahulu hingga sekarang. Sebuah
kesaksian yang sangat kuat dan tidak terbantahkan karena
mana mungkin sekelompok besar umat manusia (para
sahabat, tabi’in, dan pengikutnya serta kaum muslimin yang
memiliki keutuhan iman) mau bersaksi dan berjuang bagi
Islam jika mereka meragukan kebenaran Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai pembawa agama
tersebut.
b) Fakta keilmiahan Al-Quran yang sudah terbukti dan teruji
tidak pernah bertentangan dengan logika, fitrah manusia
dan perkembangan sains modern. Tentu saja hanya
manusia yang sangat jujur dan benar yang akan membawa
kitab dan agama yang maha benar, dan manusia itu adalah
Muhammad saw.
c) Kenyataan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang membawa ajaran yang begitu sempurna, meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia adalah seorang ummi
(buta huruf) dan tidak pernah mempelajari ajaran agama
maupun kitab manapun dari siapapun, serta tidak pernah
menyampaikan ajaran apapun sampai menerima wahyu
pertama saat usianya mencapai 40 tahun.
ِ السماو ِ ِ
َ ِّض النَّبِي
ني َ ض ْلنَا بـَْع ِ ات َو ْال َْر
َّ َض َولََق ْد ف َ َ َّ ك أ َْعلَ ُم بَ ْن ف َ َُّوَرب
ود َزبُ ًورا ٍ َعلَى بـَْع
َ ض َوآَتـَيـْنَا َد ُاو
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit
dan di bumi. dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian
nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur
kepada Daud.” (QS.Al-Israa’: 55)
Kelebihan yang diberikan Allah pada para nabi dan
rasul itu adalah bentuk keistimewaan khusus seperti nabi
Musa as yang mampu berbicara langsung dengan Allah
(QS.An-nisa: 164 ), atau nabi Isa as yang Allah angkat
kesisiNya dalam keadaan hidup (QS.An-nisa: 158 ) Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang diperkenankan
melakukan perjalanan sampai ke langit ke tujuh (sidratul
muntaha) dalam keadaan hidup (ruh dan jasad) dalam
peristiwa isra’ mi’raj (QS.Al-Isra’: 1 dan HR.Muslim
234). Namun keyakinan akan adanya keistimewaan dan
kelebihan bagi para rasul tersebut, tidak boleh diiringi
dengan sikap meremehkan apalagi menafikkan keberadaan
dan keistimewaan nabi dan rasul yang lain karena pada
dasarnya mereka semua adalah panutan umat dan manusia
pilihan Allah Subhanahu Wata’ala. Setiap muslim juga harus
menyakini bahwa nabi dan rasul ulul ‘azmi adalah lebih
utama dari nabi dan rasul yang lain dan Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah yang paling utama
diantara seluruh nabi dan rasul yang pernah ada.
No Istilah Definisi
Nabi seorang laki-laki biasa yang Allah
muliakan dengan diberikan wahyu
dan mengamalkannya tanpa ada
perintah maupun larangan untuk
menyampaikannya.
َص َد ُق ِ ِ الل َل إِلَه إَِّل هو لَيجمعنَّ ُكم إِ َل يـوِم الْ ِقيام ِة َل ري
ْ ب فيه َوَم ْن أ
َ َْ َ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ َُّ
الل َح ِديثًا
َِّ ِمن
َ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat,
ث َم ْن ِف الْ ُقبُوِر
ُ اللَ يـَبـَْع َّ ب فِ َيها َوأ
َّ َن ِ الس
َ ْاعةَ آَتيَةٌ َل َري َّ َوأ
َ َّ َن
Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua
orang di dalam kubur. (QS. Al Hajj : 7)
َِّ اب
َّ الل أ َْو َتْتِيـَُه ُم ِ اشيةٌ ِمن َع َذ
ِ ِ ِ
اعةُ بـَ ْغتَةً َوُه ْم
َ الس ْ َ أَفَأَمنُوا أَ ْن َتْتيـَُه ْم َغ
َل يَ ْشعُُرو َن
Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah
yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka
secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya? (QS.
Yusuf : 107)
Ibnu Katsir menafrirkan ayat 107 surat Yusuf ini dengan
ayat yang lain, yaitu surat an-Nahl ayat 45-46 :
ٍ يك عن ِس
اك َع ْن َجابِ ِر بْ ِن َسَُرَة َرفـََع ُه ِ
َ ْ َ ٌ َس َوُد بْ ُن َعام ٍر َح َّدثـَنَا َش ِر
ْ َح َّدثـَنَا أ
ث َم ْن ِف الْ ُقبُوِر
ُ اللَ يـَبـَْع َّ ب فِ َيها َوأ
َّ َن ِ الس
َ ْاعةَ آَتيَةٌ َل َري َّ َوأ
َ َّ َن
“Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua
orang di dalam kubur.” (QS Al Hajj: 7)
ٌاعةَ َلَتِيَة َّ ض َوَما بـَيـْنـَُه َما إَِّل ِب ْلَ ِّق َوإِ َّن ِ َّ وما خلَ ْقنَا
َ الس َ الس َم َاوات َو ْال َْر َ ََ
يل ِ
َ الَم
ْ الص ْف َح
َّ اص َف ِح
ْ َف
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya
saat (kiamat) itu pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka)
dengan cara yang baik” (QS Al Hijr: 85)
Mungkin ada sebagian orang yang beranggapan bahwa
pesan Al Qur’an tentang Hari Akhir difirmankan lebih dari
1400 tahun lalu, dan masa itu sudah lama, jika dibandingkan
dengan panjang usia seorang manusia. Padahal, di sini tersirat
persoalan akhir dunia ini, matahari dan bintang-bintang,
ص ِّد ِه ْم ِ ٍ
ْ َّادوا َحَّرْمنَا َعلَْي ِه ْم طَيِّبَات أُحل
َ ِت َلُْم َوب ُ ين َه
ِ َّ ِ ٍ ِ
َ فَبظُْلم م َن الذ
َِّ عن سبِ ِيل
الل َكثِ ًريا َ َْ
Maka disebabkan kedzaliman orang-orang Yahudi, Kami ha-
ramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang
dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak
menghalangi (manusia) dari jalan Allah. (QS. An Nisa : 160).
Karena keingkaran dan kezalimannya, suatu saat akan
dikalahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, yakni melalui
tangan-tangan kaum muslimin, dan kaum muslimin akan
diwariskan kekuasaan untuk memimpin dan mengendalikan
dunia. Allah Subhanahu wa ta’ala menegaskan hal ini dalam
Al-Quran SuratAn-Nuurayat 55 yang artinya :
ِ
َخبـََرَن َج ِر ٌير َع ْن عُ َم َارَة بْ ِن الْ َق ْع َق ِاع َع ْن ْ اق بْ ُن إِبـَْراه َيم أ
ُ َح َّدثـَنَا إِ ْس َح
اللُ َعلَْي ِه
َّ صلَّى َِّ ول ِ الل َعْنه َعن رس ِ
َ الل ُ َ ْ ُ َُّ أَِب ُزْر َعةَ َع ْن أَِب ُهَريـَْرَة َرض َي
ِ َ ََو َسلَّ َم ق
ُالَ َج ُر َوَراءَه
ْ ول َ ود َح َّت يـَُق َ اعةُ َح َّت تـَُقاتلُوا الْيـَُه
َ الس
َّ وم ُ ال َل تـَُق
ِ ٌّ ود ِ ي ي مسلِم ه َذا يـه ِ
ُي َوَرائي فَاقـْتـُْله َُ َ ُ ْ ُ َ ُّ الْيـَُهود
“Telah bercerita kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah
mengabarkan kepada kami Jarir dari ‘Umarah bin Al Qa’qa’
dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:Tidak
akan datang hari qiyamat hingga kalian memerangi orang-
orang Yahudi hingga batu yang di baliknya bersembunyi
seorangYahudi akan berkata: “Wahai Muslim, ini Yahudi di
belakangku bunuhlah dia”. (Shahih Bukhari 2709, Shahih
Muslim 5203, Musnad Ahmad 10437, 9029 ditambahkan;
kecuali pohon garqat karena pohon itu milik Yahudi)
Allah pasti akan menepati janji-janji-Nya. Kegigihan kaum
muslimin memperjuangkan Islam dan menaklukkan ajaran
sesat, paham-paham yang menyimpang, dan pemahaman
agama yang salah membutuhkan pengorbanan yang besar
(jihad), orang-orang kafir dan musyrik, bahkan Yahudi yang
tampil dengan segala kecanggihannya tidak dapat mencegah
2. Terbelahnya bulan
Surat ke-54 di dalam Al Qur’an disebut ‘Surat Al Qamar.’
Dalam bahasa Arab, qamar berarti bulan. Dalam beberapa
hal, surat ini menjelaskan kehancuran yang menimpa kaum
Nuh, ‘Aad, Tsamud, Luth dan Fir’aun, karena mereka menolak
peringatan para nabi. Bersamaan dengan itu, ada sebuah p
esan
yang sangat khusus disampaikan di ayat pertama berkenaan
dengan Hari Akhir.
ْ ال إِ ْس َح ُق أ ٍ
ال
َ ََخبـََرَن و ق َ َصوٍر ق ُ َح َّدثَِن ُزَهيـُْر بْ ُن َح ْرب َوإِ ْس َح ُق بْ ُن َمْن
الزَن ِد َع ْن
ِّ ك َع ْن أَِب ٍ ِالر ْحَ ِن وهو ابن مه ِد ٍي َعن مال
َ ْ ّ ْ َ ُ ْ َ ُ َ َّ ُزَهيـٌْر َح َّدثـَنَا َعْب ُد
ُاعة
َ الس
َّ وم ُ ال َل تـَُق َ َاللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق
َّ صلَّى َ َّب
ِّ َِعَرِج َع ْن أَِب ُهَريـَْرَة َع ْن الن
ْ ْال
َِّ ول
الل ُ ني ُكلُّ ُه ْم يـَْزعُ ُم أَنَّهُ َر ُس ِ ِ ث د َّجالُو َن َك َّذابو َن قَ ِر
َ يب م ْن ثََلث ٌ ُ َ َ َح َّت يـُبـَْع
َِّ ول
الل َوَما قـَتـَلُوهُ َوَما َ يسى ابْ َن َم ْرَيَ َر ُس ِ وقـولِِم إِ َّن قـتـ ْلنَا الْم ِس
َ يح ع َ َ َ َ ْ َْ َ
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِ
ك مْنهُ َما َلُْم ّ اختـَلَ ُفوا فيه لَفي َش
ْ ين َ صلَبُوهُ َولَك ْن ُشبّهَ َلُْم َوإ َّن الذ
َ
اب إَِّل لَيـُْؤِمنَ َّن بِِه قـَْب َل َم ْوتِِه َويـَْوَم الْ ِقيَ َام ِة يَ ُكو ُن َعلَْي ِه ْم
ِ َوإِ ْن ِمن أ َْه ِل الْ ِكت
ْ َ
ً َش ِه
يدا
“Tidak ada seorang pun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman
kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. dan di hari kiamat nanti Isa
itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (QS An Nisaa’: 159)
Kita mengetahui dengan jelas dari ayat ini bahwa ada tiga
janji yang belum terpenuhi berkenaan dengan ‘Isa as. Yang
pertama, seperti setiap manusia lainnya, Nabi ‘Isa AS akan
meninggal. Yang kedua, seluruh Ahli Kitab akan melihatnya
dalam bentuk sosok manusia dan akan menaatinya ketika dia
hidup. Tidak ada keraguan bahwa dua perkiraan ini akan ter-
penuhi ketika ‘Isa AS datang kembali sebelum Hari Akhir.
Perkiraan ketiga mengenai kesaksian ‘Isa AS atas Ahli Kitab
akan terpenuhi di Hari Akhir.
ِ
ُ وت َويـَْوَم أُبـَْع
ث َحيًّا ُ ت َويـَْوَم أ َُم
ُ الم َعلَ َّي يـَْوَم ُول ْد
ُ الس
َّ َو
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada
hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali. (QS. Maryam: 33)”
Ketika kita membandingkan ayat ini dengan ayat ke-55
Surat Ali ‘Imran, kita dapat memahami sebuah fakta yang
sangat penting. Ayat dalam Surat Ali ‘Imran tersebut berbicara
mengenai ‘Isa AS diangkat ke kehadirat Allah. Di ayat ini tidak
ِ
َ ِك َو َعلَى َوال َدت
ك إِ ْذ َ يسى ابْ َن َم ْرَيَ اذْ ُك ْر نِ ْع َم ِت َعلَْي ِ َّ ال
َ اللُ َي ع َ َإِ ْذ ق
… َّاس ِف الْ َم ْه ِد َوَك ْه ًل ِ ِ ك بُِر
َ وح الْ ُق ُد ِس تُ َكلّ ُم الن َ ُأَيَّ ْدت
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, “Hai ‘Isa putra Maryam,
ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku
menguatkanmu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan
manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa...”
(QS Al Ma’idah: 110).
ٌاعةَ َلَتِيَة َّ ض َوَما بـَيـْنـَُه َما إَِّل ِب ْلَ ِّق َوإِ َّن ِ َّ وما خلَ ْقنَا
َ الس َ الس َم َاوات َو ْال َْر َ ََ
يل ِ
َ الَم
ْ الص ْف َح
َّ اص َف ِح
ْ َف
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya
saat (kiamat) itu pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka)
dengan cara yang baik”. (QS. Al Hijr: 85)
Hari kiamat akan terasa terjadi dengan tiba-tiba karena
ketidaktahuan makhluk akan kepastian hari kiamat dan pada
hari itu jelaslah perbedaan antara mereka yang beriman pada
hari kiamat dan mereka yang mendustakannya.
)3( ُ) َوَما أ َْد َر َاك َما الْ َقا ِر َعة2( ُ) َما الْ َقا ِر َعة1( ُالْ َقا ِر َعة
ُ َالِب ِ ُاش الْمبـث
ال ْ ) َوتَ ُكو ُن4( وث ْ َ ِ َّاس َكالْ َفَر ُ يـَْوَم يَ ُكو ُن الن
اد
ٌ ود َو َعُ ُت َث ْ َ) َك َّذب3( ُالَاقَّة
ْ ) َوَما أ َْد َر َاك َما2( ُالَاقَّة ْ ) َما1( ُالَاقَّة ْ
ِ
ٍ اد فَأ ُْهل ُكوا بِ ِر ِ ِ ِ ِ
يح ٌ ) َوأ ََّما َع5( ود فَأ ُْهل ُكوا ِبلطَّاغيَة ُ ُ) فَأ ََّما َث4( ِبلْ َقا ِر َعة
ٍ ِ ٍ ٍِ
وما فـَتـََرىً ) َس َّخَرَها َعلَْي ِه ْم َسْب َع لَيَال َوَثَانيَةَ أ ََّيم ُح ُس6( ص ٍر َعاتيَة َ ص ْر َ
ٍ) فـهل تـرى َلم ِمن بقِية7( الْ َقوم فِيها صرعى َكأَنـَّهم أ َْعجاز َنْ ٍل خا ِوي ٍة
َ َ ْ ُْ ََ ْ ََ َ َ ُ َ ُْ َ َْ َ َ ْ
)8(
Hari kiamat, Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah
kamu Apakah hari kiamat itu.? Kaum Tsamud dan ‘Aad
telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamud,
Maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar
biasa. Adapun kaum ‘Aad Maka mereka telah dibinasakan
dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang, Yang
Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh
malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat
kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan
mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
ك يـَْوَمئِ ٍذ ٍ
َ ِّالنْ َسا ُن يـَْوَمئِذ أَيْ َن الْ َم َفُّر * َك َّل َل َوَزَر * إِ َل َرب
ِْ ول
ُ يـَُق
* الْ ُم ْستـََقُّر
Pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat
berlari.?” Sekali-kali tidak.! tidak ada tempat berlindung!
Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.
(QS. Al Qiyamah 10-12)
Begitu dahsyatnya kepanikan yang melanda manusia
saat hari kiamat terjadi, para ibu yang sedang m
enyusui
ٍ إِ َل فِرعو َن وملَئِ ِه فَاتـَّبـعوا أَمر فِرعو َن وما أَمر فِرعو َن بِرِش
)79( يد َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َُ ََ َْ ْ
ِ ِ
ِ َ يـَْق ُد ُم قـَْوَمهُ يـَْوَم الْقيَ َامة فَأ َْوَرَد ُهم الن
ُ س الْ ِوْرُد الْ َم ْوُر
)89( ود َ َّار َوبْئ ُ
} )99( ود ِ ِ ِ وأُتْبِعوا ِف ه ِذ ِه لَعنَةً ويـوم الْ ِقيام
ُ ُالرفْ ُد الْ َم ْرف
ّ س ئ
ْ ب ة
َ َ َ َ َْ َ ْ َ ُ َ
Kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi
mereka mengikut perintah Fir’aun, Padahal perintah Fir’aun
sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar. Ia berjalan di muka
kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam
neraka. neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. Dan
mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula)
di hari kiamat. la’nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.
(QS. Hud : 97-99)
ني * لِيَ ْح ِملُوا أ َْوَز َارُه ْمِ ِ وإِ َذا قِيل َلم ما َذا أَنـزَل ربُّ ُكم قَالُوا أ
َ َساطريُ ْال ََّول
َ ْ َ َْ َ ُْ َ َ
اه ْم ْ ين َّاتَ ُذوا ِدينـَُه ْم َلًْوا َولَعِبًا َو َغَّرتـْ ُه ُم
ُّ ُالَيَاة ِ َّ
ُ الدنـْيَا فَالْيـَْوَم نـَْن َس َ الذ
َك َما نَ ُسوا لَِقاءَ يـَْوِم ِه ْم َه َذا َوَما َكانُوا ِبَ َيتِنَا َْي َح ُدو َن
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai
main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu
mereka.” Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka
sebagaimana mereka melupakan Pertemuan mereka dengan hari
ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.
(QS. Al A’raf : 51)
ضْن ًكا َوَْن ُشُرهُ يـَْوَم الْ ِقيَ َام ِة أ َْع َمى ِ
َ ِض َع ْن ذ ْك ِري فَِإ َّن لَهُ َمع
َ ًيشة َ َوَم ْن أ َْعَر
كَ ك أَتـَْت
ِ َ َصريا * ق
َ ال َك َذل ِ ب ِل ح َشرتَِن أ َْعمى وقَ ْد ُكْنت ب ِ َ َ* ق
ً َ ُ َ َ ْ َ َ ّ ال َر
ِ
َ آَ َيتـُنَا فـَنَ ِسيتـََها َوَك َذل
ك الْيـَْوَم تـُْن َسى
ت ِ ْال الَّ ِذين َل يـرجو َن لَِقاء َن ائ َ َات ق ٍ َوإِ َذا تـتـلَى علَي ِهم آَيتـنَا بـيِن
َ ُ َْ َ َّ ُ َ ْ ْ َ ْ ُ َ
ِ ِ
بِ ُق ْرآَ ٍن َغ ِْي َه َذا أ َْو بَ ِّدلْهُ قُ ْل َما يَ ُكو ُن ل أَ ْن أُبَ ّدلَهُ م ْن ت ْل َقاء نـَْفسي
ِ ِ ِ ِ
اب يـَْوٍم
َ ت َرِّب َع َذ ُ صْي َ اف إِ ْن َع ُ َخَ ل إِِّن أ ََّ ِوحى إ ِ
َ ُإ ْن أَتَّبِ ُع إَّل َما ي
ِ
َع ِظي ٍم
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang
nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan Pertemuan dengan
Kami berkata: “Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau
gantilah dia”. Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya
dari pihak diriku sendiri. aku tidak mengikut kecuali apa yang di-
wahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai
Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”. (QS. Yunus
: 15)
3. Mengimani hari kiamat akan mendorong sikap insaf dan
segera bertaubat dari setiap dosa dan kesalahan.
ِ ِ ِ ِ
َج ٍل ِ
َ اعا َح َسنًا إ َل أً َاستـَ ْغفُروا َربَّ ُك ْم ُثَّ تُوبُوا إِلَْيه ُيَتّ ْع ُك ْم َمت ْ َوأَن
اف َعلَْي ُك ْم َ ضلَهُ َوإِ ْن تـََولَّْوا فَِإِّن أ
ُ َخ ْ َت ُك َّل ِذي ف
ْ َض ٍل ف ِ مس ًّمى ويـؤ
ُْ َ َ ُ
اب يـَْوٍم َكبِ ٍري
َ َع َذ
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian),
niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus)
kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan
Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka
Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.
(QS. Hud : 3)
ٍ ُال َل أَ ُكن ِلَسج َد لِب َش ٍر خلَ ْقتَه ِمن ص ْلص ٍال ِمن َحٍإ مسن
* ون ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ ْ ْ َ َق
ك اللَّ ْعنَةَ إِ َل يـَْوِم ال ِّدي ِن ِ َّال فَاخرج ِمنـها فَِإن
َ ك َرج ٌيم * َوإِ َّن َعلَْي
َ َْ ْ ُ ْ َ َق
Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada
manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Allah
berfirman: “Keluarlah dari surga, karena Sesungguhnya kamu
terkutuk, 35. Dan Sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu
sampai hari kiamat”. (QS. Al Hijr : 33-35)
A. Pengertian Taqdir
Allah subhanahu wa ta’ala melalui lisan Rasul-Nya yang
mulia telah menetapkan enam hal yang menjadi pondasi dasar
sekaligus tolak ukur keabsahan iman seorang muslim, salah satu
dari pondasi itu adalah iman kepada Qadha’ dan Qadar-Nya
yang baik maupun yang buruk atau yang akrab kita kenal
dengan sebutan Takdir. Bibit awal perdebatan tentang takdir,
telah dimulai sejak zaman Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam dan
terus berkembang menjadi sebuah konsep pemikiran khusus
dalam setiap Firqah (kelompok) Umat Islam M utaqaddimin
(Terdahulu) hingga Mutaakhirin
(Kontemporer) sebelum
membahas lebih lanjut tentang Qadha’ dan Qadar Allah
(Takdir) ada baiknya untuk memahami definisi dari kedua
Istilah tersebut dan kedudukannya dalam perjalanan hidup
Makhluk ciptaan-Nya.
1. Qadar
Kata qadara ( )َردََقjika diruntut menggunakan wazan
ف ّ
ع َل
َ َ akan menghasilkan kata takdir (ت َ يِدْق
ْ )اًرyang bermakna
dugaan, ukuran atau ketentuan. Lafaz qadar dalam bentuk ini
dapat kita jumpai dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ِ ِ السماو ِ
ُض َوَلْ يـَتَّخ ْذ َولَ ًدا َوَلْ يَ ُك ْن لَه ِ ات َو ْال َْر َ َ َّ ك ُ الَّذي لَهُ ُم ْل
َّرهُ تـَْق ِد ًيرا ٍ ِ
َ يك ِف الْ ُم ْلك َو َخلَ َق ُك َّل َش ْيء فـََقد
ٌ َش ِر
“ Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan
Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam
ِ ِ ِ ِ ِع ْلم
َ َوكِتَابـَتُهُ ل َذال،السابِ ُق ابِْلَ ْشيَاء قـَْب َل ُوقـُْو ِع َها
ك ِيف اللَّ ْو ِح امل ْح ُف ْو ِظ َّ هللا ُ
- َعَّز ََو َج َّل- ُ َو َخ ْل ُقه،َُّاملَة
ِ وم ِشيـئـتُه النَّافِ َذةُ الش،قـبل خ ْل ِقها وإِ ْي ِادها
ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ
ٍ
. ل ُك ّل َش ْيء- َعَّز َو َج َّل- ُ أو َخ ْل ُقه،لِ ُك ِّل َما قَ ِّد َر
ِ ِ
2. Qadha’
Secara bahasa, Qadha’ merupakan masdar dari ضَق َ ى
yang berarti melakukan atau melaksanakan, m emutuskan,
mentakdirkan, maut atau kematian (Ahmad Warson Munawwir,
1997: 1130-1131) sedangkan di dalam Al-Quran, ada beberapa
makna qadha’ yang tergambar dalam beberapa ayat yang
terpisah, di antaranya :
1. Bermakna keputusan , seperti dalam firmanNya :
ُّ َالَياَة
الدنـْيَا ِ ض
ْ هذه ِ ت قَاض إَِّنا تـَْق ِ ْفَاق
َ ْض َما اَن
…Putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.
Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada
kehidupan di dunia ini saja. (QS. Thaha: 72)
2. Bermakna wahyu atau mengabarkan kepada seseorang/
sekelompok orang dengan menggunakan wahyu, makna
َ َ قterdapat kata إلى, Allah
ini terwujud jika setelah lafaz ضى
berfirman :
ي َوأ َْو َحى ِف ُك ِّل َسَ ٍاء أ َْمَرَها ٍ فـ َقضاه َّن سبـعس ماو
ِ ْ ات ِف يـَوَم
ْ َ َ َ َْ َ ُ َ َ
“ Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. . . .” (QS.Fus-
hilat: 12)
Ayat terakhir yang penulis kutip merupakan salah satu
dalil yang digunakan oleh para ulama yang menyamakan a ntara
Qadar dan Qadha’ sehingga mereka mendefinisikan Qadha’
menurut istilah syara’ sebagai tata aturan yang kokoh yang
ditetapkan Allah untuk makhluk, undang-undang umum, dan
hukum-hukum (sunnah) yang berhubungan antara sebab dan
musababnya (Sayid Sabiq Tt: 106).1 Sedangkan golongan yang
membedakan antara Qadha’ dan Qadar memberikan definisi
bahwa Qadha’ secara istilah adalah penciptaan dan terjadinya
segala sesuatu yang telah ada dalam Qadar Allah subhanahu wa
ta’ala.2 (Syaikh Sholeh Ali, Tt, Juz I: 239 ). Dengan demikian
dapat dipahami bahwa Qadha’ adalah bentuk Qadar Allah yang
telah terjadi dan diwujudkan atau diciptakan sedangkan jika
belum terjadi atau belum terlaksana, tidak dinamakan Qadha’
melainkan Qadar.
Jika kita amati definisi kedua istilah tersebut dari sudut
andang para ulama yang membedakannya, maka akan kita
p
jumpai beberapa perbedaan diantara Qadha’ dan Qadhar;
1. Qadar itu lebih umum sedangkan Qadha’ merupakan
1 Definisi ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh DR.
Muhammad Yasin Na’im (1983: 146) “ Segala ketentuan, undang-undang,
peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah subhanahu
wa ta’ala untuk segala yang ada (maujud), yang mengikat antara sebab dan
akibat segala sesuatu yang terjadi.
2 Yunahar Ilyas (2013: 177) juga mengungkapkan definisi yang
semakna yaitu “penciptaan segala sesuatu oleh Allah subhanahu wa ta’ala
sesuai dengan ilmu dan iradah-Nya”
ٍۗ ك ِف كِت
ٰب ۗ ال تـعلم ا َّن ٰالل يـعلم ما ِف السم ۤا ِء والر
ِض اِ َّن ٰذل
ِ
ْ َ َْ ْ َ َ َّ َ ُ َ َْ َّ َ ْ َ َْ ََْ
ِٰ اِ َّن ٰذلِك علَى
الل يَ ِسيـٌْر
ّ َ َ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah
mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya
yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah bagi Allah.” (QS.
Al- Hajj: 70)
َّض َو َما بـَيـْنـَُه َما ِف ِست َِّة أ ََّيٍم ُث ِ َّ الل الَّ ِذي خلَق
َ األر
ْ الس َم َاوات َو َ َ َُّ
…استـََوى َعلَى الْ َع ْر ِش
ْ
“ Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. “(QS.AS-Sajadah: 4)
ِ ٍ ٍ ِ َّ
ٌ اللُ َخال ُق ُك ِّل َش ْيء َوُه َو َعلَى ُك ِّل َش ْيء َوك
يل
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu.” (QS.Az-Zumar: 62)
الر َش ِۚاد
َّ ال الَّ ِذ ْٓي اٰ َم َن يـَٰق ْوِم اتَّبِعُ ْو ِن اَ ْه ِد ُك ْم َسبِْي َل
َ ََوق
“Orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku, ikutilah
Aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.” (QS.
Al-Mu’min: 38)
استَ َحبُّوا الْ َع ٰمى َعلَى ا ْلُٰدى فَاَ َخ َذتـْ ُه ْم ْ ََواََّما َثُْوُد فـََه َديـْنـٰ ُه ْم ف
اب ا ْلُْو ِن ِبَا َكانـُْوا يَ ْك ِسبـُْو َن ِ ٰصعِ َقةُ الْع َذ
َ
“ Dan Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah Kami beri
petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada
petunjuk, Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan
disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.Fushshilat:
17)
b. Hidayatul Qulub (Hidayah hati ) ialah hidayah yang hanya
dimiliki oleh Allah semata dalam artian tidak ada yang
dapat mengusahakan hidayah ini masuk dalam hati manusia
kecuali Allah saja. Inilah hidayah berupa iman yang benar
ِ
ث َر ُسوال َ ِ… َوَما ُكنَّا ُم َع ّذب
َ ني َح َّت نـَبـَْع
“. . . Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus
seorang rasul. (QS.Al-Israa’: 15)
…الو ْس َع َهاِ ِ
ُ اللُ نـَْف ًسا إ
َّ ف
ُ ّاليُ َكل
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. . . “(QS.Al-Baqarah: 286)
No Istilah Definisi
Qadar/Taqdir Ilmu Allah tentang apa-apa
yang akan terjadi pada seluruh
makhluk-Nya pada masa yang akan
datang.
Qadha’ penciptaan dan terjadinya segala
sesuatu yang telah ada dalam Qadar
Allah subhanahu wa ta’ala.
Al-‘Ilmu Seorang muslim harus menyakini
(Ilmu) bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
mengetahui segala hal yang sudah
terjadi, sedang terjadi, bahkan yang
akan terjadi di seluruh alam s emesta
Al-Kitabah Yang dimaksud dengan Al-kitabah
(Pencatatan) adalah kekuasaan Allah subhanahu
wa ta’ala untuk menuliskan dan
menetapkan segala ‘ilmu-Nya
yang berkaitan dengan hal ikhwal
makhluk diseluruh alam semesta
sampai hari kiamat.
Al-Masyiah Yang dimaksud dengan Al-Masyiah
(Kehendak) adalah kehendak Allah subhana-
hu wa ta’ala untuk berbuat atau-
pun tidak berbuat, sesuai dengan
qudarat dan iradat-Nya.
BAB I
No Istilah Definisi
Aqidah sejumlah kebenaran yang dapat diter-
ima secara umum (aksioma) oleh ma-
nusia berdasarkan akal, wahyu dan
fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan
(olehmanusia) di dalam hati (serta)
diyakini kesahihan dan keberadaan-
nya (secara pasti) dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
Iman “Sesuatu yang diyakini di dalam hati,
diucapkan dengan lisan dan diamal-
kan dengan anggota tubuh.”
BAB III
No Istilah Definisi
Makhluk Makhluk ciptaan Allah yang tidak
Ghoib bias dilihat dengan panca indra
manusia.
Makhluk Sya- Makhluk ciptaan Allah yang dapat
hadah dilihat/disaksikan dengan pan-
caindra manusia.
Malaikat alam ghaib, makhluk, dan hamba
Allah subhanahu wa ta’ala Ma-
laikat sama sekali tidak memili-
ki keistimewaan rububiyah dan
uluhiyah. Allah menciptakannya
dari cahaya serta memberikan
kekuatan yang sempurna serta
kekuatan untuk melaksanakan
ketaatan itu.
BAB V
No Istilah Definisi
Nabi seorang laki-laki biasa yang Allah
muliakan dengan diberikan wahyu dan
mengamalkannya tanpa ada perintah
maupun larangan untuk menyam-
paikannya.
No Istilah Definisi
Hari kiamat waktu berakhirnya seluruh kegia-
tan di dunia dan berakhirnya alam
dunia
Yaumul ba’ast (hari kebangkitan) QS. Al Rum :
56
Yaumul hisab (hari perhitungan) Qs. Al Muk-
min : 27
No Istilah Definisi
Qadar/Taqdir Ilmu Allah tentang apa-apa yang
akan terjadi pada seluruh makh-
lukNya pada masa yang akan
datang.
Qadha’ penciptaan dan terjadinya segala
sesuatu yang telah ada dalam Qa-
dar Allah subhanahu wa ta’ala.
Al-‘Ilmu (Ilmu) Seorang muslim harus menyakini
bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
mengetahui segala hal yang su-
dah terjadi, sedang terjadi, bahkan
yang akan terjadi di seluruh alam
semesta
Al-Kitabah Yang dimaksud dengan Al-kitabah
(Pencatatan) adalah kekuasaan Allah subha-
nahu wa ta’ala untuk menuliskan
dan menetapkan segala ‘ilmuNya
yang berkaitan dengan hal ikhwal
makhluk diseluruh alam semesta
sampai hari kiamat.