Disususun Oleh :
KELOMPOK 2
1. AFDHILA KRAIRUNNISA
2. ANGGI FARHA DAEBA
3. AIDA HUSNA
4. ABELIA RAHAYU
5. BAYU ANANDA
i
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH H.A.HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI
2023
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah serta
karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar tanpa halangan yang berarti.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB l PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
A. Kesimpulan……………………………………….……………….…..7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang
telah ada, dan islam merupakan agama Rahmatan lil’alamin untuk semua umat.
Untuk mengetahui Islam lebih mendalam maka muncullah ilmu yang dinamakan
Studi Islam.1
Dalam buku Kawasan dan Wawasan studi Islam karya Muhaimin, dkk
menjelaskan bahwa Islamic Studies itu adalah usaha sadar dan sistematis untuk
memahami dan mengetahui serta membahasan secara mendalam tentang seluk beluk
atau hal - hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik yang berhubungan dengan
ajaran, sejarah, maupun praktik praktik pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan sehari - hari, sepanjang sejarahnya. Karena studi Islam adalah
pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktikkan dalam sejarah dan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, pengkajian terhadap metodologi studi Islam
secara benar sangat diperlukan, agar umut Islam mampu menyesuaikan diri
keberagamaan. Disinilah letak urgensi studi Islam, untuk menggali kembali ajaran -
ajaran Islam yang asli dan murni, dan yang bersifat manusiawi dan universal.2
Studi Islam merupakan pengetahuan yang dirumuskan dari agama Islam yang
Diperaktikan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sejarah perkembangan studi
Islam didunia Islam, dari masa ke masa ada banyak sekali atau hal3
BAB II
1
Rozali, M, Metodologi Studi Studi Islam Dalam Perspectives Multydisiplin Keilmuan,
(Depok: PT Rajawali Buana Pusaka.2020),hlm.I
2
Chuzaimah, Iwan dkk, Handbook Metodolohi Studi Islam, (Jakarta Timur:Prenadamedia
Group.2018).hlm.10
3
Fadlan Kamali Batubara, Metodologi Studi Islam “Menyingkap Persoalan Ideologi Dari
Arus Pemikiran Islam Dengan Berbagai Pendekatan Dan Cabang Ilmu”,(Yogyakarta Deepublish,
2019), hlm.6
PEMBAHASAN
4
Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, Mesir: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Tt. Tc., h. 86
Di UCLA, studi Islam dibagi menjadi empat komponen. Pertama, doktrin dan
sejarah Islam; kedua, bahasa Arab; ketiga, ilmu-ilmu social, sejarah, dan sosiologi. Di
London, studi Islam digabungkan dalam School of Oriental and African Studies
(Fakultas Studi Ketimuran dan Afrika) yang memiliki berbagai jurusan bahasa dan
kebudayaan di Asia dan Afrika.5
Dengan demikian obyek studi Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bagian, yaitu, sumber-sumber Islam, doktrin Islam, ritual dan institusi Islam, Sejarah
Islam, aliran dan pemikiran tokoh, studi kawasan, dan bahasa.
B. Urgensi Studi Islam
Seiring berkembangnya zaman agama lantas tidak hanya berfungsi sebagai
penegasan terhadap doktrin semata namun agama juga harus mampu dipelajari secara
akademik. Sebagaimana yang dijelaskan Amin Abdullah bahwa fenomena
keberagamaan manusia tidak hanya dilihat dari sudut normativitas ajaran wahyu,
meskipun fenomena ini sampai kapanpun akan menjadi ciri khas daripada agama-
agama yang ada. Tetapi juga harus mampu dilihat dari sudut historisitas pemahaman
dan interpretasi orang-orang atau kelompok terhadap norma-norma ajaran agama yang
dipeluknya serta model-model amalan dan praktek-praktek ajaran agama yang
dilakukan.6 Usaha mempelajari agama terutama Islam dalam keyataannya bukan
hanya dilaksanakan oleh kalangan umat Islam, melainkan juga dilaksanakan oleh
orang-orang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman dikalangan umat Islam
sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dan motivasinya dengan yang dilakukan oleh
orang-orang diluar kalangan umat Islam.
Dari segi tingkat kebudayaan, agama merupakan universal cultural. Salah
satu prinsip teori fungsonal menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi
akan lenyap dengan sendirinya. Karena sejak dulu hingga sekarang, agama telah
menunjukkan eksistensinya, dalam hal ini mempunyai dan memerankan sejumlah
peran dan fungsi di masyarakat. Oleh karena itu, secara umum studi Islam menjadi
penting karena agama, termasuk Islam memerankan sejumlah peran dan fungsi di
masyarakat.
7
http://fiaitha10.blogspot.co.id/2016/01/problematika-insider-dan-outsider-dalam.html
8
9
Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan, Teori, dan Praktik. (Jakarta: Raja Grafindo
C. Studi Islam sebagai Disiplin Ilmu
Studi Islam sebagai Disiplin Ilmu Munculnya istilah Studi Islam, yang di
dunia Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies,dalam dunia Islam dikenal
dengan Dirasah Islamiyah, sesungguhnya telah didahului oleh adanya perhatian
besar terhadap disiplin ilmu agama yang terjadi pada abad ke sembilan belas di
dunia Barat. Perhatian ini di tandai dengan munculnya berbagai karya dalam bidang
keagamaan, seperti: buku Intruduction to The Science of Relegion karya F. Max
Muller dari Jerman (1873); Cernelis P. Tiele (1630-1902), P.D. Chantepie de la
Saussay (1848-1920) yang berasal dari Belanda. Inggris melahirkan tokoh Ilmu
Agama seperti E. B. Taylor (1838-1919). Perancis mempunyai Lucian Levy Bruhl
(1857-1939), Louis Massignon (w. 1958) dan sebagainya. Amirika menghasilkan
tokoh seperti William James (1842-1910) yang dikenal melalui karyanya The
Varieties of Relegious Experience (1902). Eropa Timur menampilkan Bronislaw
Malinowski (1884-1942) dari Polandia, Mircea Elaide dari Rumania. Itulah
sebagian nama yang dikenal dalam dunia ilmu agama, walaupun tidak seluruhnya
dapat penulis sebutkan di sini. Tidak hanya di Barat, di Asia pun muncul beberapa
tokoh Ilmu Agama. Di Jepang muncul J. Takakusu yang berjasa memperkenalkan
Budhisme pada penghujung abad kesembilan belas dan T. Suzuki dengan sederaetan
karya ilmiahnya tentang Zen Budhisme. India mempunyai S Radhakrishnan selaku
pundit Ilmu Agama maupun filsafat India, Moses D. Granaprakasam, Religious
Truth an relation between Religions (1950), dan P. D. Devanadan, penulis The
Gospel and Renascent Hinduism, yang diterbitkan di London pada 1959. dan
filsafat analitis.10
Berbeda dengan dunia Barat, Ilmu Agama (baca: Studi Islam) di dunia Islam
telah lama muncul. Dalam dunia Islam dikenal beberapa tokoh dalam berbagai disiplin
ilmu. Dalam bidang yurisprudensi (hukum) dikenal tokoh seperti Abu Hanifah, Al-
Syafi’I, Malik, dan Ahmad bin Hanbal. Dalam bidang ilmu Tafsir dikenal tokoh
seperti Al-Thabary, Ibn Katsir, Al-Zamahsyari, dan sebagainya pada sekitar abad
kedua dan keempat hijriyah. Dan akhirnya muncul tokoh-tokoh abad kesembilan belas
seperti: Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Abad kedua puluh seperti Musthafa al-
Maraghy, penulis Tafsir al-Maraghy. Di bidang kalam pun muncul tokh-tokoh besar
dari berbagai aliran: Khawarij, Murji’ah, Syi’ah, Asy’ariyah, dan Mu’tazilah. Penulis
11
Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta:
Teraju, 2002, h. 21
12
Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, Yogyakarta;1996, Cet. ke-1, h. 106
lebih merupakan agama yang tidak dapat diberlakukan kepadanya paradigma ilmu –
ilmu pengetahuan yaitu paradigma analitis, kiritis, metodologis, historis, dan empiris.
Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak, romantis, apologis, dan subyektif.
Sedangkan jika dilihat dari segi historis, yakni Islam dalam arti yang dipraktekkan
oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam kehidupan manusia, maka Islam
dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni Ilmu Ke-Islaman, Islamic Studies,
atau Dirasah Islamiyah.Perbedaan dalam melihat Islam yang demikian itu dapat
menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan Islam itu sendiri. Ketika Islam dilihat
dari sudut normatif, maka Islam merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran
Tuhan yang berkaitan dengan urusan akidah dan mu’amalah.
Sedangkan ketika Islam dilihat dari sudut histories atau sebagaimana yang
nampak dalam masyarakat, maka Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu (Islamic
Studies). Selanjutnya studi Islam sebagaimana yang dikemukakan di atas, berbeda
pula dengan apa yang disebut sebagai Sains Islam. Sains Islam sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sayyed Husen Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh kaum
muslimin sejak abad kedua hijriyah, seperti kedokteran, astronomi, dan lain
sebagainya.13
Dengan demikian sains Islam mencakup berbagai pengetahuan modern yang
dibangun atas arahan nilai-nilai Islami. Sementara studi Islam adalah pengetahuan
yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan
manusia. Sedangkan pengetahuan agama adalah pengetahuan yang sepenuhnya
diambil dari ajaran-ajaran Allah dan Rasulnya secara murni tanpa dipengaruhi oleh
sejarah, seperti ajaran tentang akidah, ibadah, membaca al-Qur’an dan akhlak.
Berdasarkan uraian di atas, berkenaan dengan Studi Islam sebagai sebuah disiplin
ilmu tersendiri sangat terkait erat dengan persoalan metode dan pendekatan yang akan
dipakai dalam melakukan pengkajian terhadapnya. Inilah yang menjadi topik utama
dalam kajian makalah ini.
Metode dan pendekatan dalam Studi Islam mulai diperkenalkan oleh para
pemikir Muslim Indonesia sekitar tahun 1998 dan menjadi mejadi matakuliah baru
dengan nama Metodologi Studi Islam (MSI) yang diajarkan di lingkup Perguruan
Tinggi Agama Islam di Indonesia.
1
1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Studi Islam membuktikan kepada umat manusia bahwa Islam adalah ajaran yang
dapat membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, tanpa harus
mengganggu keyakinan agama Islam. Selain itu, studi Islam juga dapat
menumbuhkan sikap objektif dan menghilangkan citra negatif dari sebagian
masyarakat terhadap ajaran Islam.
Dan Islam sebagai agama dan keagamaan merupakan sebagai sebuah bidang
kajian yang tidak pernah kering untuk diteliti. Mulai dari agama sebagai doktrin,
hingga sebagai gejala sosial dan budaya. Saat umat Islam menghadapi tantangan dari
kehidupan dunia dan budaya modern, studi Islam menjadi sangat penting. Sudi Islam
memerlukan pendekatan-pendekatan yang obyektif dan rasional agar mampu
berkembang dan beradaptasi dengan keadaan sekarang.
Tujuan dan motivasi studi Islam di kalangan umat Islam berbeda dengan orang
di luar Islam. Di kalangan kaum muslimin, studi keislaman bertujuan untuk
mendalami dan memahami ajaran-ajaran Islam agar dapat dilaksanakan dengan
benar. Sedangkan orang diluar kalangan umat Islam, studi keislaman hanya sebagai
ilmu pengetahuan belaka.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad, Dhuha al-Islam, Mesir: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Tt. Tc.
Hakim, Atang Abdul & Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: Rosda
Karya
Abdullah, Amin ,2002, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar)
Ali, Sayuthi, 2002 Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan, Teori, dan Praktik.
(Jakarta: Raja Grafindo Persada)
Sidjabat, W.B, 1982, Penelitian Agama: Pendekatan dari Ilmu Agama”, dalam
Mulyanto Sumardi (ed.), Penelitian Agama, Jakarta: Sinar Harapan
Praja, Juhaya S. 2002, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam dan Penerapannya
di Indonesia, Jakarta: Teraju
Abdullah, Amin 1996, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, Yogyakarta
Nasr, Syed Husen 1995, Menjelajah Dunia Modern, (terj.) Hasti Tarekat, dari judul
asli A Young Muslim’s Guide in The Modern World, Bandung: Mizan
http://fiaitha10.blogspot.co.id/2016/01/problematika-insider-dan-outsider-
dalam.html
1
3