Anda di halaman 1dari 20

PERTUMBUHAN STUDI ISLAM DARI MASA KE MASA

MAKALAH

Disusun untuk memnui tugas mata kuliah Pendekatan Studi Islam

Lokal; PAI 1D

Dosen Pembimbing: Bakti Komalasari, S.Ag, M.Pd

Disusun oleh: Muhammad Nurrizqy Akbar

Muhammad Ibnu Aziz

PTOGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI-1 )

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul Pertumbuhan Studi Islam Dari
Masa Ke Masa ini dapat saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat
menambah wawasan kita tentang pendekatan budaya dengan studi islam.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas miniriset ini. Kepada guru
pembimbing saya Ibu Bakti Komalasari, S.Ag, M.Pd dan juga teman-teman yang telah
memberi semangat kepada saya. Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam
miniriset ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tidak ada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu saya memohon kritik dan saran yang
dapat membangun miniriset ini menjadi lebih baik lagi.

Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, saya mohon maaf. Saya sebagai
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.

Curup, 06 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I ........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................................................................. 2

BAB II .......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN .......................................................................................................................3

A. Pertumbuhan studi Islam secara umum ............................................................................... 3

B. Sejarah studi Islam di Indonesia........................................................................................... 5

C. Perkembangan studi Islam dari masa ke masa..................................................................... 6

BAB III.....................................................................................................................................16

PENUTUP ...............................................................................................................................16

A. Kesimpulan..........................................................................................................................16

B. Saran ...................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang dengan jumlah pemeluk mayoritas di Indonesia, dalam
berbagai teori disebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan melalui berbagai sisi
dan sudut kehidupan. Melalui pendekatan persuasif dan jauh dari kesan „keras‟inilah
Islam Indonesia tidak hanya menjadi doktrin agama, namun juga sudah memasuki aspek
“membudaya” di masyarakat. Islam yang berkembang di Indonesia mampu menyerap
aspirasi budaya sebagai salah satu nilai falsafah keagamaan, hal ini dapat terlihat dari
kegiatan-kegiatan keagamaan yang sangat lekat dengan budaya.
Meskipun demikian, nilai murni agama tidak menjadi hilang, malah justru sebaliknya,
budaya memberi warna penguat bagi pemeluknya.pendekatan budaya menjadi aspek
keunggulan Islam di Indonesia, sehingga dalam kurun waktu yang lama Islam di
Indonesia sudah menjadi „way of life‟ yang tersimpul dalam tradisi, bahasa dan budaya
sehari-hari.
Dan Islam memberikan warna yang tersendiri bagi keragaman masyarakat Indonesia.1
Nilai tambah inilah yang menjadikan Islam Indonesia memiliki ke-khasan dibanding
dengan Islam yang berkembang di negara-negara lainnyaPerdebatan mengenai
pendidikan Islam semakin menarik, apalagi jika dikaitkan dengan fakta historis telaah
terhadap kebijakan dan analisa historis. Dengan cara seperti ini, maka dapat memetakan
perjalanan, kebijakan dan analisa yang menguntungkan bahkan yang merugikan terhadap
eksistensi pendidikan Islam.
Dalam artikel ini, penulis mencoba menelaah kembali perjalanan perpolitikan
terhadap pendidikan Islam. Ditulisnya tema ini berdasarkan alasan karena penulis
terobsesi untuk dapat menyajikan berbagai fakta historis yang “menemani” pendidikan
Islam, baik pada tahap awal maupun dalam proses perjalanan eksistensinya. Dengan
disajikannya tulisan ini juga dapat meluruskan fakta sejarah yang selama ini masih
tertutupi dan kadang disengaja dihilangkan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan studi Islam secara umum?
2. Bagaimana sejarah studi Islam di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan studi Islam dari masa ke masa?

C. Tujuan
1. Bagaimana pertumbuhan studi Islam secara umum?
2. Bagaimana sejarah studi Islam di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan studi Islam dari masa ke masa?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Studi Islam Secara Umum

Pertumbuhan studi Islam pada awalnya dilaksanakan di masjid-masjid, Mahmud


Yunus menjelaskan bahwa pusat-pusat studi Islam klasik adalah di Mekkah dan Madinah
(Hijaz), Basrah, dan Kufah (Irak), Damaskus dan Palestina (Syam), dan Fistat (Mesir).
Madrasah Mekkah dipelopori oleh Muadz bin Jabal; Madrasah Madinah dipelopori oleh
Abu Bakar, Umar, Utsman; Madrasah Basrah dipelopori oleh abu Musa Asy‟ari dan Anas
bin Malik; Madrasah Kufah dipelopori oleh Ali bin Abi Thalib dan „Abdullah bin Mas‟ud;
Madrasah Damaskus (Syiria) dipelopori oleh Ubadah dan Abu Darda; sedangkan
Madrasah Fistat (Mesir) dipelopori oleh Abdullah bin Amr bin „Ash.

Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di ibu kota Negara yaitu Bagdad.
Di Istana Dinasti Bani Abbas pada zaman al-Makmun (813-833), putra Harun al-Rasyid
didirikan Bait al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dengan wajah ganda; sebagai perpustakaan serta sebagai Lembaga
Pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya Yunani kuno ke dalam Bahasa Arab
untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan.

Di samping itu, di Eropa terdapat pusat kebudayaan yang merupakan tandingan


Baghdad, yaitu Universitas Cordova yang didirikan oleh Abd al-Rahman lll (929-961 M).
dari Dinasti Umayyah di Spanyol. Di Timur Islam, Bagdad juga diclirikan Madrasah
Nizhamiah yang didirikan oleh perdana menteri Nizham al-Muluk dan di Kairo Mesir
didirikan Universitas alAzhar yang didirikan oleh Dinasti Fatimiah dari kalangan syi'ah.
Dengan demikian, pusat-pusat kebudayaan yang juga merupakan pusat studi Islam pada
Zaman kejayaan Islam adalah Bagdad, Mesir, dan Spanyol.

Studi Islam sekarang ini berkembang hampir di seluruh Negara di dunia, baik di dunia
Islam maupun bukan Negara Islam. Di dunia Islam terdapat pusat-pusat studi Islam,
seperti Universitas al-Azhar di Mesir dan Universitas Ummul Qura di Arab Saudi. Di
Teheran didirikan Universitas Teheran. Di universitas ini studi Islam dilakukan dalam satu
Fakultas yang disebfi Kulliyat llahiyyaf (Fakultas Agama). Di Universitas Damaskus
(Syiria) studi Islam ditempatkan dalam Kulliyat al-Syari'ah (Fakultas Syari'ah) yang di
dalamnya terdapat program studi Ushu luddin, tashawuf, dan se.jenisnya.

Di Universitas al- Azhar, dapat dibedakan menjadi dua peiode; Pertama, periode
sebelum tahun 1961; dan keduaPeiode setelah tahun 1961. Pada periode pertama, fakultas-
fakultas yang ada sama dengan fakultas-fakultas yang ada di IAIN, sedangkan setelah

3
tahun 1961, di Universitas ini diselenggarakan Fakultas Umum disamping Fakultas
Agama.1

Studi Islam di Negara non Islam diselenggarakan di beberapa negara antara lain di
India, Chicago, Los Angeles, London, dan Canada. Di Aligarch University (India), studi
Islam dibagi dua; Islam sebagai doktrin dikaii di Fakultas Ushuluddin yang mempunyai
dua jurusan yaitu;Jurusan Mazhab Ahli Sunnah dan Jurusan Mazhab Syi'ah. Sedangkan
Islam dari aspek seiarah dikaji di Fakultas Humaniora dalam jurusan lstamic Studies. Di
lamiah Milliyah lslamiyyah, New Delhi, Islamic Studies program dikaji di Fakultas
Humaniora yang membawahi iugaA rabic Studies, Persisn Studies, and Political Science.

Di Chicago, kaiian Islam diselenggarakan di Chicago University. Secara


organisatoris, studi Islam berada di bawah pusat studi Timur Tengah dan jurusan bahasa,
dan kebudayaan timur dekat di Lembaga ini, kajian Islam lebih mengutamakan kajian
tentang pemikiran Islam, bahasa Arab, naskah-naskah klasik dan bahasa-bahasa Islam non
Arab.

Di Amerika, studi-studi Islam pada umu(rnya mengutamakan studi sejarah Islam,


bahasa-bahasa Islam selain bahasa Arab, sastra dan ilmu-ilmu sosial. Studi Islam di
Amerika berada di bawah naungan Pusat Studi Timur Tengah dan Timur Dekat.

Di UCLA, studi Islam dibagi meniadi empat komponen: Pertama, dokfiin dan sejarah
Islam; Kedua, bahasa Arab; Kefiga, bahasa Islam dan non Arab, seperti Urdu, Turki, dan
Persia; Keempat,llmu-llmu sosial, sejarah dan sosiologi. Di London, studi Islam
digabungkan dalam School of Oiental and African Studies (Fakultas Studi Ketimuran dan
AIrika) yang memiliki berbagai jurusan bahasa dan kebudayaan di Asia dan Afrika.

Begitu pula di Indonesia, saat ini studi Islam dilaksanakan di satu Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah (diresmikan Tanggal 20 Mei 2002),13 Institut Agama Islam
Negeri, dan 39 SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Ada juga seiumlah
perguruan tinggi swasta yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan Tinggi Islam
sebagai salah satu bagian studinya, seperti Fakultas studi Islam di Universitas Islam
Malang (UNISMA), Universitas Muhammadiyah jakarta, dan Universitas Islam Bandung
(UNISBA).

Berdasarkan Pemikiran di atas, pada pembahasan selanjutnya akan dideskripsikan


secara umum tentang ruang lingkup ajaran Islam, juga mencoba mengemukakan berbagai
metode dan pendekatan, telaah kontruksi Metodologi Penelitian, dan teori-teori yang
merujuk para pakar, yang dapat digunakan untuk menghasilkan pemahaman Islam yang
komprehensif, dengan cara demikian, seorang muslim selain memiliki wawasan yang
menyeluruh dan integraI tentang aiaran Islam, juga dapat mengembangkannya
pemahaman Islam. Demikian itu diharapkan akan mampu meresponi berbagai masalah
aktual yang dihadapi dalam kehidupan.
1
Sumber:Tahdzib Al-Akhlak: Jurnal Pendidikan Islam | Vol 5 | No. 2 | 2022

4
Hal yang demikian dilakukan, karena pengajaran Metodologi Studi Islam yang ada
selama ini hanya diarahkan pada terciptanya para lulusan yang dapat menghafal ajaran
Agama, tetapi tidak mampu mengembangkannya. Oleh karenanya selain akan mencoba
membawa pembaca untuk memiliki wawasan yang utuh dan integral tentang Islam, juga
diharapkan dapat mengembangkannya. Untuk itu masalah metode dan pendekatan dalam
seluruh aspek ajaran Islam dikemukakan dalam buku ini.

B. Sejarah Studi Islam di Indonesia

Menurut Syafi‟I Maarif dalam M. Muniran menyatakan bahwa dalam perspektif


sejarah, studi Islam dapat dilihat dalam empat dimensi waktu: periode klasik, pra modern,
modern dan neo-modern (M. Muniran, 2015: 22). Studi Islam yang paling kaya adalah
studi Islam klasik yang telah membuahkan karya-karya besar dalam filsafat, sastra,
tasawuf, fiqh dan Ushul fiqh, Ilmu Kalam, dan sejarah periode produktif ini berlangsung
sekitar enam abad (abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi. Secara intelektual, periode ini
tidak sunyi dari polemik, benturan pendapat dan sengketa teologis. Benturan pendapat itu
kadangkala begitu ganas hingga etika Al-Qur‟an tentang persaudaraan Imani bukan saja
dilanggar, bahkan telah diabaikan sama sekali.

Sejarah Studi Islam atau Kajian Islam (Dirasah Islamiyah, Islamic Studies) di
Indonesia di sini lebih difokuskan, atau bahkan dikhususkan, pada fenomena Studi Islam
secara formal, dan tentu dinamika yang ada di dalamnya, yang terjadi di lingkungan
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), atau yang sebelumnya disebut dengan
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Untuk keperluan deskripsi secara komprehensif
(menyeluruh), sekaligus dinamika progresif yang ada pada masing-masing decade,
pembahasan ini dibuat dalam bentuk periodisasi sejak tahun 1970-an sampai dengan
sekarang, yang secara teoritis kemudian dibagi atas empat periode, yaitu: periode Studi
Islam tahun 1970-an, tahun 1980-an, tahun 1990-an dan periode Studi Islam pada dua
dekade belakangan ini.

Seringkali ada anggapan dari banyak pihak bahwa studi mengenai masalah
metodologi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), tentu terutama metodologi
dalam studi Islam atau penelitian agama Islam, baru dimulai pada awal tahun 1970-an.
Tentu saja anggapan seperti ini tidak sepenuhnya keliru, dan tidak pula mutlak benar.
Anggapan tersebut bisa dibenarkan sepanjang yang dimaksudkan adalah metodologi atau
penelitian yang diajarkan secara berdiri sendiri, dalam pengertian bukan menjadi sub
bagian dari matakuliah tertentu.

Studi Iislam sekarang ini berkembang hampir di seluruh Negara di dunia, baik di
dunia Islam maupun bukan Negara Islam. Di dunia Islam terdapat pusat-pusat studi Islam,
seperti Universitas al-Azhar di Mesir dan Universitas Ummul Qura di Arab Saudi. Di
Teheran didirikan Universitas Teheran. Di Universitas ini studi Islam dilakukan dalam atu
Fakultas yang disebut Kulliyat Ilahiyyat (Fakultas Agama). Di Universitas Damaskus

5
(Syiria) studi Islam ditempatkan dalam Kulliyyat al-Syari‟ah (Fakultas Syari‟ah) yang di
dalamnya terdapat program studi Ushuluddin, tashawuf, dan sejenisnya.

Nizhamul Muluk telah memelopori pusat-pusat studi Islam pada abad ke-5 H, yaitu
dengan dibukanya madrasah. Perguruan Tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir dan Perguruan
Tinggi Kairwan (859 M) di Maroko lebih tua dibandingkan dengan 8 Perguruan Tinggi
Oxford (1163 M), Cambridge (1209 M) di Inggris, Sorbonne (1253 M) di Prancis,
Tubingen (1477 M) di Jerman, dan Edinburg (1582 M) di Skotlandia.

Di Universitas al-azhar, dapat dibedakan menjadi dua periode; Petama, periode


sebelum tahun 1961. Pada periode pertama, fakultas-fakultas yang ada sama dengan
fakultas yang ada di IAIN, sedangkan setelah tahun 1961, di Universitas ini
diselenggarakan Fakultas Umum disamping Fakultas Agama.

Di Indonesia, studi Islam (Pendidikan Islam tinggi) dilaksanakan di beberapa


Universitas Islam Negri, Sekolah Tinggi Agama Islam dan ada juga sejumlah perguruan
tinggi swasta yang secara khusus menyelenggarakan Pendidikan Islam tinggi sebagai salah
satu bagian studinya, seperti Fakultas Agama Islam di Universitas Islam Jakarta,
Universitas Islam As-Syafi‟iyah Jakarta, dan Universitas Islam Muhammadiyah Jakarta.2

C. Perkembangan Studi Islam Dari Masa Ke Masa.

1. Massa Rasulullah

 Transformasi ilmu dilakukan secara lisan


 Rasul telah mengembangkan bibit pengembangan studi Islam terutama tafsir dan
ushul fiqih. Hadits adalah penafsiran rosul tarhadap Al-Qur‟an yang didalamnya
terdapat metode penerapan hukum.

2. Masa Pasca Rasulullah

 Mulai pengumpulan Al-Qur‟an (masa khulafaur rasyidin)


 Hadits juga mulai dikumpulkan dan ditulis dalam sebuah kitab (masa dinasti
abasiyyah). Para muhaddisin juga menyusun kriteria ilmiah bagi penerimaan hadits
dengan kategori shahih, hasan dan dha‟if.Perkembanggan studi Islam mencapai
puncaknya pada masa abasiyyah. Studi Islam yang dikembangkan hanya meliputi
ilmu normatif Islam yang bersumber pada teks agama.

3. Studi Islam di Dunia Barat

2
Sumber:Tahdzib Al-Akhlak: Jurnal Pendidikan Islam | Vol 5 | No. 2 | 2022

6
 Kajian barat terhadap Islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang
ketimuran. Kajian awal yang dilakukan orientalisme yang diselenggarakan di
perguruan tinggi dibarat memandang umat Islam sebagai bangsa primitive.
 Kajiannya difokuskan pada Al-Qur‟an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah
yang hasilnya menyudutkan ajaran dan umat Islam.
 Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat lahiriah (eksternalisasi). Agama
Islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang barat.
 Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi
kajian orientalis lama, Karena adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi Islam.
Tokohnya antara lain:Louis Massingnon, w. Montgomery Watt, dan Wilfred
Cantwell Smith.
 Islamic studies menjadi salah satu kajian yang dibuka di universitas barat dengan
sarana pendukung yang lengkap. Pendekatan yang digunakan antara lain: filologi,
antropologi, sejarah, sosiologi,psikologi, dsb.

4. Studi Islam di Indonesia

a. Masa klasik (abad 7-15M)

 Melalui kontak informal, saluran perdagangan, perkawinan, dan tasawuf


 Para pedagang (arab, persia dan india) beberapa sebagai mubalighoh
 Materi pengajaran: kalimat syahadat, rukun iman, rukun Islam
 Abad 13 muncul pendidikan langgar dan pesantren

b. Masa pra kemerdekaan

 Tahun 1909 muncul pendidikan madrasah yang didirikan oleh Syekh Abdullah
Ahmad di Palembang.
 Tahun 1910, Syekh Tholib Umar mendirikan madrasah schoot di Batu
Sangkar tahun 1923 diganti dengan dini‟yah school dan tahun 1931 diganti
menjadi al-jam‟iah al-Islamiah
 Tahun 1915, Zainuddin Labib Al-Yunusi mendirikan madrasah diniyah di
Padang Panjang
 Muhammadiyah (berdiri tahun 1912) mendirikan HIS, sekolah guru, SD 5
tahun, dan madrasah.
 Al-irsyad (berdiri di Jakarta tahun 1913) mendirikan madrasah awaliyah (3th),
ibtidaiyah (4th), tajhizyah (2th), mualimmin (2th), dan takhassus (2th).
 Al-jami‟ah Al-Wasliyah (berdiri tahun 1930 di Medan), mendirikan: madrasah
tajhiziyah (2th), ibtidaiyah (4th), tsanawiyah (2 th), qismul ali (3 th), dan
takhassus (2th).
 Nidhamul ulama (didirikan tahun 1926). Mendirikan: madrasah awaliyah
(2th), ibtidaiyah (3th), tsanawiyah (3th), mu‟alimmin wstha (2 th),
mu‟alimmin ulya (2 th).

c. Pasca kemerdekaan

7
 Tahun 1952 studi Islam pada tingkat dasar sampai menengah diseragamkan
melalui jenjang: MI (6 th), MTS (93 th), dan MA (3 th).
 Pada tahun 1951 didirikan perguruan tinggi agama Islam negeri (PTAIN) yang
kemudian menjadi institute agama Islam (IAIN) tahun 1960.

5. Studi Islam di negara muslim (Dunia Timur)

Studi Islam sekarang ini berkembang hampir di seluruh negara di dunia baik di
negara Islam maupun bukan negara Islam.Di negara Islam terdapat pusat pusat studi
Islam seperti universitas al azhar di mesir dan universitas ulumul Qur‟an di arab
saudi. Di teheran di dirikan universitas teheran.dan di syiria di dirikan universitas
damaskus.di universitas ini studi Islam di lakukan dalam kuliyat asy syariah ( fakultas
syariah ) yang didalamnya terdapat progam studi ushuludin.tasawuf dan sejenisnya.

6. Studi Islam di negara barat

Secara historis, menurut Jean Jacques Waardenburg, Islamic Studies pada


paruh pertama abad ke-20 menjadi bidang studi yang mantap dalam penelitian dan
pengajaran di Eropa dan Amerika Utara. Secara luas berlanjut sepanjang waktu
sampai ia disebarluaskan pada mayoritas universitas sejak akhir abad ke-19. Islamic
Studies dikombinasikan dengan studi tentang Arab, yang berkembang di Eropa pada
abad ke-16 dan dengan studitentang Persi, Ottoman, Turki Modern. Menurut
Waarderburg, Islamic Studies menghadapi problem metodologis yang justru muncul
karena faktor-faktor ideologi dan politik. Hal ini dinyatakannya sebagai berikut:
“Nowadays Islamic Studies still risk being pursued, taught, and used within a
typically Western political horizon. This is especially the case when Islamic Studies
are expected and designed to see Islam as a potential or real danger, to view it as
something to be subdued to Western control, and to promote those forms of Islam that
will be favorable to Western politic and economic interests. Obviously, such political
management of research is not what I call Islamic Studies the sake of “true”
knowladge. However, contexts can also play a positive role in Islamic Studies. I am
thinking of the search undertaken by a few Christian scholars of Arabic and Islam for
rapproachement and communication in terms of dialogue with Muslims. This search
has led to more and better studies of Islam as a religion: by Massignon and his pupils
Anawawi, Garder, Moubarac, and others in Catholic world; by Montgomery Watt,
Cragg, and others in the Anglican world; by Wilfred Cantwell Smith, Anton Wessels
and others in the Protestant world.3

Buku:Studi Islam dalam dinamika global. Penulis:DR. Mohammad Arif, M.A.


Penerbit:Stain Kediri, cetakan pertama Desember 2017

3
Buku:Studi Islam dalam dinamika global. Penulis:DR. Mohammad Arif, M.A. Penerbit:Stain Kediri, cetakan
pertama Desember 2017

8
PERTUMBUHAN STUDI ISLAM DI DUNIA

A. Sejarah Pusat Studi Islam

Uraian tentang sejarah pusat studi Islam diawali dari zaman awal kelahiran
Islam.Seiring dengan perjalanan waktu, pusat pendidikan Islam menempati beberapa
tempat strategis selain rumah, yaitu masjid, kuttab, madrasah, maktabah, Dar Al-Hikmah,
toko-toko kitab (hawanit al-warraqin), ribath, rumah sakit, dan rumah-rumah ulama.Pada
masa Dinasti Umayah, masjid sebagai lembaga pendidikan tidak hanya digunakan sebagai
tempat pendidikan orang dewasa (laki-laki), tetapi juga digunakan sebagai tempat belajar
bagi kaum wanita dan anak-anak.Pada masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid (813-833),
salah seorang Khalifah Dinasti Abbasiyah, kebudayaan dan peradaban mengalami
kemajuan pesat dalam segala bidang, terutama dalam bidang pendidikan, administrasi
pemerintah, ekonomi, dan politik.Setelah dunia Islam mengalami masa keemasan dan
kemajuan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, pada periode selanjutnya dunia Islam
mengalami penurunan. Setelah mengalami kemunduran, umat Islam mengalami masa
kehancuran.Pada permulaan abad ke-19, umat Islam mulai menyadari kelemahan dan
kemunduran kebudayaan dan peradabannya jika dibandingkan dengan dunia Barat yang
sudah maju. Oleh sebab itu, pada masa ini bidang pendidikan mulai dibangun kembali
oleh umat Islam dengan adanya reformasi yang dicanangkan oleh Muhammad Ibn Abduh
Wahhab, antara lain menganjurkan kembali pada Al-Quran Hadis, masa hidup Rasulullah
SAW., dan masa Khalafa Ar-Rasyidin.

B. Studi Islam di Negara Muslim

Nizhamul Muluk telah memelopori pusat-pusat studi Islam pada abad ke-5 H, yaitu
dengan dibukanya madrasah. Perguruan Tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir dan Perguruan
Tinggi Kairwan (859 M) di Maroko lebih tua dibandingkan dengan Perguruan Tinggi
Oxford (1163 M), Cambridge (1209 M) di Inggris, Sorbonne (1253 M) di Prancis,
Tubingen (1477 M) di Jerman, dan Edinburg (1582 M) di Skotlandia.

C. Studi Islam di Barat

Studi Islam di Barat telah ada saat dimulainya gerakan mempelajari Islam sejak
abad ke-12. Studi keislaman yang dikaji oleh para orientalis di dunia Barat bertolak dari
paradigma berpikir bahwa Islam adalah agama yang dapat diteliti dari sudut mana aja dan
dengan kebebasan sedemikian rupa. Adapun pusat-pusat studi Islam di negara-negara
Barat diselenggarakan di beberapa negara, antara lain Kanada, Amerika Serikat, Inggris,
Belanda, Jerman, dan Australia.

D. Kritik terhadap Studi Islam di Barat

1. Tidak menguasai bahasa Arab secara baik, sense bahasa yang lemah, dan pemahaman
yang terbatas atas konteks pemakaian bahasa Arab yang variatif.
2. Orientalis Barat sangat memegang teguh doktrin-doktrin mereka yang tidak boleh
dikritik, bahkan sampai ke tigkat fanatik buta.

9
3. Banyak kajian orientalisme yang berkaitan dengan kepentingan negara-negara tertentu
yang mendanai kajian itu.
4. Tokoh lain yang pernah menyinggung kritik terhadap studi Islam di Barat adalah
Azyumardi Azra. Dalam konteks kritik sarjana pada umumnya terhadap studi Islam di
Barat, Azra menyimpulkan tiga kritik, yaitu kajian di Barat cenderung esensialis,
dimotivasi kepentingan politis, dan upaya melestarikan kebenaran yang dicapai atas
nama kehidupan intelektual dan akademis.

E. Studi Islam di Indonesia

Pada awalnya studi Islam di Indonesia dilakukan oleh para ulama. Seiring dengan
berjalannya waktu, institusi pendidikan Islam berkembang sesuai dengan perkembangan
sejarah Islam. Sistem pendidikan dan pengajaran madrasah pada awalnya merupakan hasil
kumulasi dari transformasi pendidikan yang diselenggarakan di Masjid Setelah
terbentuknya pendidikan madrasah (mulai dari ibtidaiyah sampai dengan aliyah),
muncullah sekolah tinggi dan Universitas Islam Indonesia (UII). Universitas ini
merupakan perguruan tinggi Islam pertama yang memiliki fakultas nonagama. Studi di
lembaga ini pada awalnya berlangsug selama dua tahun sampai mencapai gelar sarjana
muda, ditambah dua tahun lagi untuk memperoleh gelar sarjana.

SEJARAH PERKEMBANGAN METODOLOGI STUDI ISLAM

A. Masa Rasul dan Sahabat

1. Masa Rasulullah

Lahir sejak abad ke-6 M masehi, Islam dibawa oleh Nabi Muhammad
(penutup nabi dan rasul), diawali dengan penerimaan wahyu pada tahun 611 M.
Awalnya beliau menyebarkan Islam di Mekah selama 13 tahun (610-622 M) dan di
Yatsrib/Madinah selama 10 tahun (622-632 M). Kajian Islam langsung dibimbing
oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, dilaksanakan di mesjid, dan rumah (bait al-
arqam). Materi kajian Islam mencakup masalah Aqidah, Syariah, Muamalah.

2. Masa Abu Bakar (632-634 M)

Melancarkan perang riddah untuk menghancurkan suku- suku arab yang


murtad dan tidak mau membayar zakat. Menumpas nabi-nabi palsu (Tulaiha,
Musailamah, dll.). Merintis pengumpulan dan pembukuan surat-surat Alquran.
Kemunculan islam sebagai kekuatan baru dianggap berbahaya bagi kekaisaran
Byzantium.

3. Masa Umar ibn Khatab (634-644 M)

Menertibkan administrasi pemerintahan, membuat UU dan Institusi Negara


seperti Bait Al-Maal, serta penetapan kalender hijriyah Melanjutkan ekspansi : Khalid

10
ibn Walid menaklukkan Persia (636 M), mengusir Byzantium dari Syria, Palestina,
dan Yordania (640 M).

4. Masa Utsman ibn Affan (644-656 M)

Pembukuan dan penyebaran mushaf dibantu sekretaris nabi, Zaid ibn Tsabit
Melanjutkan ekspansi ke Afrika Utara.

5. Masa Ali ibn Ali Thalib (656-661 M)

Terjadi perag saudara (perang jamal, 656 M), perang shiffin (657 M) Khawarij
berhasil membunuh Ali saat salat subuh (661 M) Kelahiran berbagai aliran pemikiran
dalam islam, seperti Syiah, Khawarij, Murjiah, dll.8

6. Periode Madinah

Tahun ke-4 H, studi masih berjalan di mesjid dan rumah dengan metode
hafalan dan sedikit logika Tahun ke-5 H, khalifah Abasiyah membangun sekolah di
kota-kota, dan mulai menempati gedung- gedung besar. Studi kajian berkembang di
bidang spiritual, intelektual, sains, dan social Berdirinya system madrasah menjadi
titik kejayaan, kemudian madrasah menjadi alat penguat kekuasaan, lembaga
doktrinitas, terutama pada masa kerajaan Fatimiyah (Cairo, Egypt) Tahun 1085-1111
M, Terjadi dikotomi/ pemisahan ilmu umum dan agama oleh Al-Ghazali4

B. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Muslim

Akhir periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam sekolah
masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan
logika. Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah ‗Abbasiyah sekolah-sekolah
didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai bergeser
dari matakuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam
dan ilmu sosial. Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab
madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa
untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di
Kairo.Pengaruh al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu
agama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di
zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat
perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2) al-Azhar
di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4) Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko. Sejarah
singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai berikut:

4
Nama Buku: Buku daras Metodologi Studi Islam I. Penyusun: Dr. UQBATUL KHOIR RAMBE, MMA. Tahun
Terbit: Medan, 13 Desember 2020

11
1. Nizhamiyah di Baghdad

Perguruan Tinggi Nizhamiyah di Baghdad berdiri pada tahun 455 H / 1063 M.


perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di
Baghdad, yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun oleh al-Makmun (813-833 M). salah
seorang ulama besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir Islam terbesar
Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) yang kemudian terkenal dengan sebutan Imam
Ghazali. Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup selama hampir
dua abad. Yang pada akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol dibawah
pimpinan Hulagu Khan pada tahun 1258 M

2. Al-Azhar di Kairo Mesir

Panglima Besar Juhari al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun


Perguruan Tinggi al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah.
Pada masa pemerintahan al-Hakim Biamrillah khalifah keenam dari Daulat
Fathimiah, ia pun membangun pepustakaan terbesar di al-Qahira untuk
mendampingi Perguruan tinggi al-Azhar, yang diberri nama Bait-al-hikmat (Balai
Ilmu Pengetahuan), seperti nama perpustakaan terbesar di Baghdad. Pada tahun
567 H/1171 M daulat Fathimiah ditumbangkan oleh sultan Salahuddin al-Ayyubi
yang mendirikan Daulat al-Ayyubiah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk
kembali kepada Daulat Abbasiyah di Baghdad. Kurikulum pada Pergutuan Tinggi
al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syiah kepada aliran
Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai
sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 dan tampaknya akan tetap
selama hidupnya.Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode:
pertama, periode sebelum tahun 1961 dan kedua, periode setelah tahun 1961.
Pada periode pertama, fakultas-fakultas yang ada sama dengan fakultas-fakultas
di IAIN, sedangkan setelah tahun 1961, di universitas ini diselenggarakan
fakultas-fakultas umum disamping fakultas agama.

3. Perguruan Tinggi Cordova, Spanyol

Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa ditangan


daulat Ummayah semenanjung Iberia yang sejak berabad-abad terpandang daerah
minus, berubah menjadi daerah yang makmur dan kaya raya. Pada masa berikutnya
Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang Zaman
Tengah. The Historians history of the World, menulis tentang perikeadaan pada masa
pemerintahan Amir Abdurrahman I sebagai berikut: demikian tulis buku sejarah
terbesar tersebut tentang perikeadaan Andalusia waktu itu yang merupakan pusat
intelektual di Eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah mencatat, sebagai contoh,
bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan
pelajaran yang dutuntutnya ialah geometri,algebra (aljabar), matematik. Gerard dari
Cremonia belajar ke Toledo seperti halnya Adelhoud ke Cordova. Begitu pula tokoh-
tokoh lainnya.

12
4. Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko

Perguruan tinggi ini berada di kota Fez (Afrika Barat) yang dibangunpada tahun
859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairwan
(Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada
pemerintah dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara. Seperti
halnya Perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan masih tetap hidup
sampai kini. Diantara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim
terkenal.Penyebab utama kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara
bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa
bendera perang salib. Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu
dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan
Hulaghu

C. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Barat

Kontak Islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni: (1)
di masa kejayaan Islam (abad ke 8 M) kalau melihat Spanyol adalah abad 13 M, dan (2)
di masa renaissance / runtuhnya muslim, dimana Barat yang berjaya (selama abad ke 16
M) sampai sekarang.

1. Fase Kejayaan Muslim

Seperti terungkap ketika membahas sejarah perkembangan studi Islam di dunia


Muslim, bahwa kontak pertama antara dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat
kontak perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di
perguruan tinggi muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Didunia Islam belahan timur,perguruan tinggi tersebut berkedudukan di Baghdad dan
di Kairo, sementara di belahan barat ada di CordovaBentuk lain dari kontak dunia
muslim dengan dunia barat pada fase pertama adalah penyalinan manuskrip-
manuskrip ke dalam bahasa latin sejak abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman
kebangunan (renaissance) di Eropa pada abad ke-14. Berkat penyalinan karya-karya
ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab itu,terbukalah jalan bagi perkembangan
cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat. Apalagi sesudah aliran empirisme yang
dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam pikiran di Barat dan
berkembangnya observasi dan eksperimen.Setelah ilmu-ilmu yang dahulunya
dikembangkan muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat,
dirasakan banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan dirasakan dirasuki oleh paham
sekuler dan sejenisnya. Karena itu, beberapa ilmuan melakukan usaha pembersihan.

13
2. Fase Renaissance / Runtuhnya Peradaban Muslim

Uraian berikut adalah gambaran kontak muslim dengan dunia barat pada periode
kedua yang berlangsung selama abad renaissance. Selama abad renaissance Eropa
menguasai dunia ntuk mencari mata dagangan, komersial, dan penyebaran agama.
Kedatangan muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat dilator
belakangi oleh dua alasan pokok, yakni: (1) alasan politik dan (2) alasan ekonomi.
Alasan politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas penjajah,
sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai
kesepakatan dengan negara bekas jajahannya, bahwa penduduk bekas jajahannya
boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan. Maka berdatanglah muslim dari Afrika
Barat dan Afrika Utara, khuusnya dari Algeria ke Perancis. Adapun alasan ekonomi
adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan negara-negara Eropa Barat.
Untuk menutupi kebutuhan itu Belgia, Jerman, Belanda merekrut buruh dari Turki,
Maroko, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya, sementara Inggris
mendatangkan dari negara-negara bekas jajahannya. Adapun kategori Muslim yang
ada di Eropa Barat ada dua, yakni pendatang (migran) dan penduduk asli.

D. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Indonesia

Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa lembaga


/ sistem pendidikan Islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian
sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan di kerajaan-kerajaan
Islam, akhirnya muncul sistem kelas. Maksud pendidikan dengan sistem langgar adalah
pendidikan yang dijalankan di langgar, surau, masjid atau di rumah guru. Kurikulumnya
pun bersifat elementer, yakni mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola
oleh ‗alim, mudin, lebai. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau
sekaligus menjadi tukang baca do„a. pengajaran dengan sistem langgar ini dilakukan
dengan dua cara. Pertama, dengan sorongan, yakni seorang murid berhadapan secara
langsung dengan guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah,
yakni guru dikelilingi oleh murid-murid.Adapun sistem pendidikan di pesantren, dimana
seorang kyai mengajari santri dengan sarana masjid sebagai tempat pengajaran /
pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga
berjalan dua cara yakni sorongan dan halaqah. Hanya saja sorongan di pesantren
biasanya dengan cara si santri yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus
mengoreksi jika ada kesalahan Sistem pengajaran berikutnya adalah pendidikan
dikerajaan-kerajaan Islam, yang dimulai dari kerajaan Samudera Pasaidi Aceh. Adapun
materi yang diajarkan di majlis ta„limdan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab
al-Syafi„i.Pada akhir abad ke 19 perkembangan pendidikan Islam di Indonesia mulai
lahir sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah khusus bagi
ningrat Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga negara Belanda. Di samping itu

14
ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa.Kemudian dasawarsa kedua abad ke 20
muncul madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah model Belanda oleh organisasi
Islamseperti Muhammadiyah, NU, Jama„at al-Khair, dan lain-lain.Pada level perguruan
tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan tinggi Islam tidak dapat
dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk memiliki lembaga
pendidikan tinggi Islamsejak zaman kolonial. Pada bulan April 1945 diadakan pertemuan
antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan cendekiawan. Setelah persiaapan
cukup, p/ada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra„
dan Mi„raj diadakan acara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari
sinilah sekarang kita mengenal UII, IAIN, UIN, STAIN dsb.5

Nama Buku: Metodologi Studi Islam, Penulis: Nurhasanah Bakhti Marwan. Cetakan
Tahun:2016. Penerbit: Cahaya Firdaus

5
Nama Buku: Metodologi Studi Islam, Penulis: Nurhasanah Bakhti Marwan. Cetakan
Tahun:2016. Penerbit: Cahaya Firdaus

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi Islam atau yang lebih dikenal dengan istilah Islamic studies, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
agama Islam.
Studi Islam di dunia Islam pada awal periode Madinah di awali di masjid-masjid, dan
pada masa Rasulullah SAW. Islam diajarkan di masjid dan rumah. Dimasa sahabat mulai
banyak perubahan dan mulai mengalami kemajuan seperti pembukaan al-Qur‟an dan
ilmu tafsir dan lain sebagainya.
Studi Islam meliputi kajian agama Islam dan tentang aspek-aspek keIslaman
masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek studi Islam meliputi
Islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran Islam dan interaksi social.
Adapun tujuan studi Islam adalah sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan
konstribusi konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan
gambaran tentang agama Islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya. Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan
untruk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Makalah ini dapat digunakan oleh pembaca sebagai referensi untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan Islam dari masa ke masa.

16
DAFTAR PUSAKA

Sumber:Tahdzib Al-Akhlak: Jurnal Pendidikan Islam | Vol 5 | No. 2 | 2022

Buku:Studi Islam dalam dinamika global. Penulis:DR. Mohammad Arif, M.A. Penerbit:Stain
Kediri, cetakan pertama Desember 2017

Nama Buku: Buku daras Metodologi Studi Islam I. Penyusun: Dr. UQBATUL KHOIR
RAMBE, MMA. Tahun Terbit: Medan, 13 Desember 2020

Nama Buku: Metodologi Studi Islam, Penulis: Nurhasanah Bakhti Marwan. Cetakan
Tahun:2016. Penerbit: Cahaya Firdaus

17

Anda mungkin juga menyukai