MAKALAH
Lokal; PAI 1D
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul Pertumbuhan Studi Islam Dari
Masa Ke Masa ini dapat saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat
menambah wawasan kita tentang pendekatan budaya dengan studi islam.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas miniriset ini. Kepada guru
pembimbing saya Ibu Bakti Komalasari, S.Ag, M.Pd dan juga teman-teman yang telah
memberi semangat kepada saya. Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam
miniriset ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tidak ada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu saya memohon kritik dan saran yang
dapat membangun miniriset ini menjadi lebih baik lagi.
Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, saya mohon maaf. Saya sebagai
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I ........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II .......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP ...............................................................................................................................16
A. Kesimpulan..........................................................................................................................16
B. Saran ...................................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang dengan jumlah pemeluk mayoritas di Indonesia, dalam
berbagai teori disebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan melalui berbagai sisi
dan sudut kehidupan. Melalui pendekatan persuasif dan jauh dari kesan „keras‟inilah
Islam Indonesia tidak hanya menjadi doktrin agama, namun juga sudah memasuki aspek
“membudaya” di masyarakat. Islam yang berkembang di Indonesia mampu menyerap
aspirasi budaya sebagai salah satu nilai falsafah keagamaan, hal ini dapat terlihat dari
kegiatan-kegiatan keagamaan yang sangat lekat dengan budaya.
Meskipun demikian, nilai murni agama tidak menjadi hilang, malah justru sebaliknya,
budaya memberi warna penguat bagi pemeluknya.pendekatan budaya menjadi aspek
keunggulan Islam di Indonesia, sehingga dalam kurun waktu yang lama Islam di
Indonesia sudah menjadi „way of life‟ yang tersimpul dalam tradisi, bahasa dan budaya
sehari-hari.
Dan Islam memberikan warna yang tersendiri bagi keragaman masyarakat Indonesia.1
Nilai tambah inilah yang menjadikan Islam Indonesia memiliki ke-khasan dibanding
dengan Islam yang berkembang di negara-negara lainnyaPerdebatan mengenai
pendidikan Islam semakin menarik, apalagi jika dikaitkan dengan fakta historis telaah
terhadap kebijakan dan analisa historis. Dengan cara seperti ini, maka dapat memetakan
perjalanan, kebijakan dan analisa yang menguntungkan bahkan yang merugikan terhadap
eksistensi pendidikan Islam.
Dalam artikel ini, penulis mencoba menelaah kembali perjalanan perpolitikan
terhadap pendidikan Islam. Ditulisnya tema ini berdasarkan alasan karena penulis
terobsesi untuk dapat menyajikan berbagai fakta historis yang “menemani” pendidikan
Islam, baik pada tahap awal maupun dalam proses perjalanan eksistensinya. Dengan
disajikannya tulisan ini juga dapat meluruskan fakta sejarah yang selama ini masih
tertutupi dan kadang disengaja dihilangkan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan studi Islam secara umum?
2. Bagaimana sejarah studi Islam di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan studi Islam dari masa ke masa?
C. Tujuan
1. Bagaimana pertumbuhan studi Islam secara umum?
2. Bagaimana sejarah studi Islam di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan studi Islam dari masa ke masa?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di ibu kota Negara yaitu Bagdad.
Di Istana Dinasti Bani Abbas pada zaman al-Makmun (813-833), putra Harun al-Rasyid
didirikan Bait al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dengan wajah ganda; sebagai perpustakaan serta sebagai Lembaga
Pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya Yunani kuno ke dalam Bahasa Arab
untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan.
Studi Islam sekarang ini berkembang hampir di seluruh Negara di dunia, baik di dunia
Islam maupun bukan Negara Islam. Di dunia Islam terdapat pusat-pusat studi Islam,
seperti Universitas al-Azhar di Mesir dan Universitas Ummul Qura di Arab Saudi. Di
Teheran didirikan Universitas Teheran. Di universitas ini studi Islam dilakukan dalam satu
Fakultas yang disebfi Kulliyat llahiyyaf (Fakultas Agama). Di Universitas Damaskus
(Syiria) studi Islam ditempatkan dalam Kulliyat al-Syari'ah (Fakultas Syari'ah) yang di
dalamnya terdapat program studi Ushu luddin, tashawuf, dan se.jenisnya.
Di Universitas al- Azhar, dapat dibedakan menjadi dua peiode; Pertama, periode
sebelum tahun 1961; dan keduaPeiode setelah tahun 1961. Pada periode pertama, fakultas-
fakultas yang ada sama dengan fakultas-fakultas yang ada di IAIN, sedangkan setelah
3
tahun 1961, di Universitas ini diselenggarakan Fakultas Umum disamping Fakultas
Agama.1
Studi Islam di Negara non Islam diselenggarakan di beberapa negara antara lain di
India, Chicago, Los Angeles, London, dan Canada. Di Aligarch University (India), studi
Islam dibagi dua; Islam sebagai doktrin dikaii di Fakultas Ushuluddin yang mempunyai
dua jurusan yaitu;Jurusan Mazhab Ahli Sunnah dan Jurusan Mazhab Syi'ah. Sedangkan
Islam dari aspek seiarah dikaji di Fakultas Humaniora dalam jurusan lstamic Studies. Di
lamiah Milliyah lslamiyyah, New Delhi, Islamic Studies program dikaji di Fakultas
Humaniora yang membawahi iugaA rabic Studies, Persisn Studies, and Political Science.
Di UCLA, studi Islam dibagi meniadi empat komponen: Pertama, dokfiin dan sejarah
Islam; Kedua, bahasa Arab; Kefiga, bahasa Islam dan non Arab, seperti Urdu, Turki, dan
Persia; Keempat,llmu-llmu sosial, sejarah dan sosiologi. Di London, studi Islam
digabungkan dalam School of Oiental and African Studies (Fakultas Studi Ketimuran dan
AIrika) yang memiliki berbagai jurusan bahasa dan kebudayaan di Asia dan Afrika.
Begitu pula di Indonesia, saat ini studi Islam dilaksanakan di satu Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah (diresmikan Tanggal 20 Mei 2002),13 Institut Agama Islam
Negeri, dan 39 SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Ada juga seiumlah
perguruan tinggi swasta yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan Tinggi Islam
sebagai salah satu bagian studinya, seperti Fakultas studi Islam di Universitas Islam
Malang (UNISMA), Universitas Muhammadiyah jakarta, dan Universitas Islam Bandung
(UNISBA).
4
Hal yang demikian dilakukan, karena pengajaran Metodologi Studi Islam yang ada
selama ini hanya diarahkan pada terciptanya para lulusan yang dapat menghafal ajaran
Agama, tetapi tidak mampu mengembangkannya. Oleh karenanya selain akan mencoba
membawa pembaca untuk memiliki wawasan yang utuh dan integral tentang Islam, juga
diharapkan dapat mengembangkannya. Untuk itu masalah metode dan pendekatan dalam
seluruh aspek ajaran Islam dikemukakan dalam buku ini.
Sejarah Studi Islam atau Kajian Islam (Dirasah Islamiyah, Islamic Studies) di
Indonesia di sini lebih difokuskan, atau bahkan dikhususkan, pada fenomena Studi Islam
secara formal, dan tentu dinamika yang ada di dalamnya, yang terjadi di lingkungan
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), atau yang sebelumnya disebut dengan
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Untuk keperluan deskripsi secara komprehensif
(menyeluruh), sekaligus dinamika progresif yang ada pada masing-masing decade,
pembahasan ini dibuat dalam bentuk periodisasi sejak tahun 1970-an sampai dengan
sekarang, yang secara teoritis kemudian dibagi atas empat periode, yaitu: periode Studi
Islam tahun 1970-an, tahun 1980-an, tahun 1990-an dan periode Studi Islam pada dua
dekade belakangan ini.
Seringkali ada anggapan dari banyak pihak bahwa studi mengenai masalah
metodologi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), tentu terutama metodologi
dalam studi Islam atau penelitian agama Islam, baru dimulai pada awal tahun 1970-an.
Tentu saja anggapan seperti ini tidak sepenuhnya keliru, dan tidak pula mutlak benar.
Anggapan tersebut bisa dibenarkan sepanjang yang dimaksudkan adalah metodologi atau
penelitian yang diajarkan secara berdiri sendiri, dalam pengertian bukan menjadi sub
bagian dari matakuliah tertentu.
Studi Iislam sekarang ini berkembang hampir di seluruh Negara di dunia, baik di
dunia Islam maupun bukan Negara Islam. Di dunia Islam terdapat pusat-pusat studi Islam,
seperti Universitas al-Azhar di Mesir dan Universitas Ummul Qura di Arab Saudi. Di
Teheran didirikan Universitas Teheran. Di Universitas ini studi Islam dilakukan dalam atu
Fakultas yang disebut Kulliyat Ilahiyyat (Fakultas Agama). Di Universitas Damaskus
5
(Syiria) studi Islam ditempatkan dalam Kulliyyat al-Syari‟ah (Fakultas Syari‟ah) yang di
dalamnya terdapat program studi Ushuluddin, tashawuf, dan sejenisnya.
Nizhamul Muluk telah memelopori pusat-pusat studi Islam pada abad ke-5 H, yaitu
dengan dibukanya madrasah. Perguruan Tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir dan Perguruan
Tinggi Kairwan (859 M) di Maroko lebih tua dibandingkan dengan 8 Perguruan Tinggi
Oxford (1163 M), Cambridge (1209 M) di Inggris, Sorbonne (1253 M) di Prancis,
Tubingen (1477 M) di Jerman, dan Edinburg (1582 M) di Skotlandia.
1. Massa Rasulullah
2
Sumber:Tahdzib Al-Akhlak: Jurnal Pendidikan Islam | Vol 5 | No. 2 | 2022
6
Kajian barat terhadap Islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang
ketimuran. Kajian awal yang dilakukan orientalisme yang diselenggarakan di
perguruan tinggi dibarat memandang umat Islam sebagai bangsa primitive.
Kajiannya difokuskan pada Al-Qur‟an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah
yang hasilnya menyudutkan ajaran dan umat Islam.
Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat lahiriah (eksternalisasi). Agama
Islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang barat.
Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi
kajian orientalis lama, Karena adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi Islam.
Tokohnya antara lain:Louis Massingnon, w. Montgomery Watt, dan Wilfred
Cantwell Smith.
Islamic studies menjadi salah satu kajian yang dibuka di universitas barat dengan
sarana pendukung yang lengkap. Pendekatan yang digunakan antara lain: filologi,
antropologi, sejarah, sosiologi,psikologi, dsb.
Tahun 1909 muncul pendidikan madrasah yang didirikan oleh Syekh Abdullah
Ahmad di Palembang.
Tahun 1910, Syekh Tholib Umar mendirikan madrasah schoot di Batu
Sangkar tahun 1923 diganti dengan dini‟yah school dan tahun 1931 diganti
menjadi al-jam‟iah al-Islamiah
Tahun 1915, Zainuddin Labib Al-Yunusi mendirikan madrasah diniyah di
Padang Panjang
Muhammadiyah (berdiri tahun 1912) mendirikan HIS, sekolah guru, SD 5
tahun, dan madrasah.
Al-irsyad (berdiri di Jakarta tahun 1913) mendirikan madrasah awaliyah (3th),
ibtidaiyah (4th), tajhizyah (2th), mualimmin (2th), dan takhassus (2th).
Al-jami‟ah Al-Wasliyah (berdiri tahun 1930 di Medan), mendirikan: madrasah
tajhiziyah (2th), ibtidaiyah (4th), tsanawiyah (2 th), qismul ali (3 th), dan
takhassus (2th).
Nidhamul ulama (didirikan tahun 1926). Mendirikan: madrasah awaliyah
(2th), ibtidaiyah (3th), tsanawiyah (3th), mu‟alimmin wstha (2 th),
mu‟alimmin ulya (2 th).
c. Pasca kemerdekaan
7
Tahun 1952 studi Islam pada tingkat dasar sampai menengah diseragamkan
melalui jenjang: MI (6 th), MTS (93 th), dan MA (3 th).
Pada tahun 1951 didirikan perguruan tinggi agama Islam negeri (PTAIN) yang
kemudian menjadi institute agama Islam (IAIN) tahun 1960.
Studi Islam sekarang ini berkembang hampir di seluruh negara di dunia baik di
negara Islam maupun bukan negara Islam.Di negara Islam terdapat pusat pusat studi
Islam seperti universitas al azhar di mesir dan universitas ulumul Qur‟an di arab
saudi. Di teheran di dirikan universitas teheran.dan di syiria di dirikan universitas
damaskus.di universitas ini studi Islam di lakukan dalam kuliyat asy syariah ( fakultas
syariah ) yang didalamnya terdapat progam studi ushuludin.tasawuf dan sejenisnya.
3
Buku:Studi Islam dalam dinamika global. Penulis:DR. Mohammad Arif, M.A. Penerbit:Stain Kediri, cetakan
pertama Desember 2017
8
PERTUMBUHAN STUDI ISLAM DI DUNIA
Uraian tentang sejarah pusat studi Islam diawali dari zaman awal kelahiran
Islam.Seiring dengan perjalanan waktu, pusat pendidikan Islam menempati beberapa
tempat strategis selain rumah, yaitu masjid, kuttab, madrasah, maktabah, Dar Al-Hikmah,
toko-toko kitab (hawanit al-warraqin), ribath, rumah sakit, dan rumah-rumah ulama.Pada
masa Dinasti Umayah, masjid sebagai lembaga pendidikan tidak hanya digunakan sebagai
tempat pendidikan orang dewasa (laki-laki), tetapi juga digunakan sebagai tempat belajar
bagi kaum wanita dan anak-anak.Pada masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid (813-833),
salah seorang Khalifah Dinasti Abbasiyah, kebudayaan dan peradaban mengalami
kemajuan pesat dalam segala bidang, terutama dalam bidang pendidikan, administrasi
pemerintah, ekonomi, dan politik.Setelah dunia Islam mengalami masa keemasan dan
kemajuan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, pada periode selanjutnya dunia Islam
mengalami penurunan. Setelah mengalami kemunduran, umat Islam mengalami masa
kehancuran.Pada permulaan abad ke-19, umat Islam mulai menyadari kelemahan dan
kemunduran kebudayaan dan peradabannya jika dibandingkan dengan dunia Barat yang
sudah maju. Oleh sebab itu, pada masa ini bidang pendidikan mulai dibangun kembali
oleh umat Islam dengan adanya reformasi yang dicanangkan oleh Muhammad Ibn Abduh
Wahhab, antara lain menganjurkan kembali pada Al-Quran Hadis, masa hidup Rasulullah
SAW., dan masa Khalafa Ar-Rasyidin.
Nizhamul Muluk telah memelopori pusat-pusat studi Islam pada abad ke-5 H, yaitu
dengan dibukanya madrasah. Perguruan Tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir dan Perguruan
Tinggi Kairwan (859 M) di Maroko lebih tua dibandingkan dengan Perguruan Tinggi
Oxford (1163 M), Cambridge (1209 M) di Inggris, Sorbonne (1253 M) di Prancis,
Tubingen (1477 M) di Jerman, dan Edinburg (1582 M) di Skotlandia.
Studi Islam di Barat telah ada saat dimulainya gerakan mempelajari Islam sejak
abad ke-12. Studi keislaman yang dikaji oleh para orientalis di dunia Barat bertolak dari
paradigma berpikir bahwa Islam adalah agama yang dapat diteliti dari sudut mana aja dan
dengan kebebasan sedemikian rupa. Adapun pusat-pusat studi Islam di negara-negara
Barat diselenggarakan di beberapa negara, antara lain Kanada, Amerika Serikat, Inggris,
Belanda, Jerman, dan Australia.
1. Tidak menguasai bahasa Arab secara baik, sense bahasa yang lemah, dan pemahaman
yang terbatas atas konteks pemakaian bahasa Arab yang variatif.
2. Orientalis Barat sangat memegang teguh doktrin-doktrin mereka yang tidak boleh
dikritik, bahkan sampai ke tigkat fanatik buta.
9
3. Banyak kajian orientalisme yang berkaitan dengan kepentingan negara-negara tertentu
yang mendanai kajian itu.
4. Tokoh lain yang pernah menyinggung kritik terhadap studi Islam di Barat adalah
Azyumardi Azra. Dalam konteks kritik sarjana pada umumnya terhadap studi Islam di
Barat, Azra menyimpulkan tiga kritik, yaitu kajian di Barat cenderung esensialis,
dimotivasi kepentingan politis, dan upaya melestarikan kebenaran yang dicapai atas
nama kehidupan intelektual dan akademis.
Pada awalnya studi Islam di Indonesia dilakukan oleh para ulama. Seiring dengan
berjalannya waktu, institusi pendidikan Islam berkembang sesuai dengan perkembangan
sejarah Islam. Sistem pendidikan dan pengajaran madrasah pada awalnya merupakan hasil
kumulasi dari transformasi pendidikan yang diselenggarakan di Masjid Setelah
terbentuknya pendidikan madrasah (mulai dari ibtidaiyah sampai dengan aliyah),
muncullah sekolah tinggi dan Universitas Islam Indonesia (UII). Universitas ini
merupakan perguruan tinggi Islam pertama yang memiliki fakultas nonagama. Studi di
lembaga ini pada awalnya berlangsug selama dua tahun sampai mencapai gelar sarjana
muda, ditambah dua tahun lagi untuk memperoleh gelar sarjana.
1. Masa Rasulullah
Lahir sejak abad ke-6 M masehi, Islam dibawa oleh Nabi Muhammad
(penutup nabi dan rasul), diawali dengan penerimaan wahyu pada tahun 611 M.
Awalnya beliau menyebarkan Islam di Mekah selama 13 tahun (610-622 M) dan di
Yatsrib/Madinah selama 10 tahun (622-632 M). Kajian Islam langsung dibimbing
oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, dilaksanakan di mesjid, dan rumah (bait al-
arqam). Materi kajian Islam mencakup masalah Aqidah, Syariah, Muamalah.
10
ibn Walid menaklukkan Persia (636 M), mengusir Byzantium dari Syria, Palestina,
dan Yordania (640 M).
Pembukuan dan penyebaran mushaf dibantu sekretaris nabi, Zaid ibn Tsabit
Melanjutkan ekspansi ke Afrika Utara.
Terjadi perag saudara (perang jamal, 656 M), perang shiffin (657 M) Khawarij
berhasil membunuh Ali saat salat subuh (661 M) Kelahiran berbagai aliran pemikiran
dalam islam, seperti Syiah, Khawarij, Murjiah, dll.8
6. Periode Madinah
Tahun ke-4 H, studi masih berjalan di mesjid dan rumah dengan metode
hafalan dan sedikit logika Tahun ke-5 H, khalifah Abasiyah membangun sekolah di
kota-kota, dan mulai menempati gedung- gedung besar. Studi kajian berkembang di
bidang spiritual, intelektual, sains, dan social Berdirinya system madrasah menjadi
titik kejayaan, kemudian madrasah menjadi alat penguat kekuasaan, lembaga
doktrinitas, terutama pada masa kerajaan Fatimiyah (Cairo, Egypt) Tahun 1085-1111
M, Terjadi dikotomi/ pemisahan ilmu umum dan agama oleh Al-Ghazali4
Akhir periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam sekolah
masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan
logika. Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah ‗Abbasiyah sekolah-sekolah
didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai bergeser
dari matakuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam
dan ilmu sosial. Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab
madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa
untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di
Kairo.Pengaruh al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu
agama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di
zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat
perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2) al-Azhar
di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4) Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko. Sejarah
singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai berikut:
4
Nama Buku: Buku daras Metodologi Studi Islam I. Penyusun: Dr. UQBATUL KHOIR RAMBE, MMA. Tahun
Terbit: Medan, 13 Desember 2020
11
1. Nizhamiyah di Baghdad
12
4. Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi ini berada di kota Fez (Afrika Barat) yang dibangunpada tahun
859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairwan
(Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada
pemerintah dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara. Seperti
halnya Perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan masih tetap hidup
sampai kini. Diantara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim
terkenal.Penyebab utama kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara
bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa
bendera perang salib. Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu
dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan
Hulaghu
Kontak Islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni: (1)
di masa kejayaan Islam (abad ke 8 M) kalau melihat Spanyol adalah abad 13 M, dan (2)
di masa renaissance / runtuhnya muslim, dimana Barat yang berjaya (selama abad ke 16
M) sampai sekarang.
13
2. Fase Renaissance / Runtuhnya Peradaban Muslim
Uraian berikut adalah gambaran kontak muslim dengan dunia barat pada periode
kedua yang berlangsung selama abad renaissance. Selama abad renaissance Eropa
menguasai dunia ntuk mencari mata dagangan, komersial, dan penyebaran agama.
Kedatangan muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat dilator
belakangi oleh dua alasan pokok, yakni: (1) alasan politik dan (2) alasan ekonomi.
Alasan politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas penjajah,
sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai
kesepakatan dengan negara bekas jajahannya, bahwa penduduk bekas jajahannya
boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan. Maka berdatanglah muslim dari Afrika
Barat dan Afrika Utara, khuusnya dari Algeria ke Perancis. Adapun alasan ekonomi
adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan negara-negara Eropa Barat.
Untuk menutupi kebutuhan itu Belgia, Jerman, Belanda merekrut buruh dari Turki,
Maroko, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya, sementara Inggris
mendatangkan dari negara-negara bekas jajahannya. Adapun kategori Muslim yang
ada di Eropa Barat ada dua, yakni pendatang (migran) dan penduduk asli.
14
ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa.Kemudian dasawarsa kedua abad ke 20
muncul madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah model Belanda oleh organisasi
Islamseperti Muhammadiyah, NU, Jama„at al-Khair, dan lain-lain.Pada level perguruan
tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan tinggi Islam tidak dapat
dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk memiliki lembaga
pendidikan tinggi Islamsejak zaman kolonial. Pada bulan April 1945 diadakan pertemuan
antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan cendekiawan. Setelah persiaapan
cukup, p/ada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra„
dan Mi„raj diadakan acara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari
sinilah sekarang kita mengenal UII, IAIN, UIN, STAIN dsb.5
Nama Buku: Metodologi Studi Islam, Penulis: Nurhasanah Bakhti Marwan. Cetakan
Tahun:2016. Penerbit: Cahaya Firdaus
5
Nama Buku: Metodologi Studi Islam, Penulis: Nurhasanah Bakhti Marwan. Cetakan
Tahun:2016. Penerbit: Cahaya Firdaus
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi Islam atau yang lebih dikenal dengan istilah Islamic studies, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
agama Islam.
Studi Islam di dunia Islam pada awal periode Madinah di awali di masjid-masjid, dan
pada masa Rasulullah SAW. Islam diajarkan di masjid dan rumah. Dimasa sahabat mulai
banyak perubahan dan mulai mengalami kemajuan seperti pembukaan al-Qur‟an dan
ilmu tafsir dan lain sebagainya.
Studi Islam meliputi kajian agama Islam dan tentang aspek-aspek keIslaman
masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek studi Islam meliputi
Islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran Islam dan interaksi social.
Adapun tujuan studi Islam adalah sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan
konstribusi konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan
gambaran tentang agama Islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya. Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan
untruk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Makalah ini dapat digunakan oleh pembaca sebagai referensi untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan Islam dari masa ke masa.
16
DAFTAR PUSAKA
Buku:Studi Islam dalam dinamika global. Penulis:DR. Mohammad Arif, M.A. Penerbit:Stain
Kediri, cetakan pertama Desember 2017
Nama Buku: Buku daras Metodologi Studi Islam I. Penyusun: Dr. UQBATUL KHOIR
RAMBE, MMA. Tahun Terbit: Medan, 13 Desember 2020
Nama Buku: Metodologi Studi Islam, Penulis: Nurhasanah Bakhti Marwan. Cetakan
Tahun:2016. Penerbit: Cahaya Firdaus
17