Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RUANG LI NGKUP METEODOLOGI STUDY ISLAM

Mata Kuliah : MSI

Dosen pembimbing

Drs. KH. Hamdun Ahmad, M.Ag.

Di Susun Oleh:
ANI NURAENI (2212.2432)

Semester:

1.3

JURUSAN PENDI DI KANAGAMA


ISLAM(PAI ) SEKOLAH TI NGGI
AGAMA ISLAM(STAI) AL-
MASTHURI YAH SUKABUMI
1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puj i syukur kami panj atkan ke hadirat ALLAH SWT. Karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunianya sehingga penulis dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Sholawat beserta Salamsemoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Besar MUHAMMAD SAW. Dalammakalah ini penulis membahas mengenai Ruang Lingkup
Akhlak, Etika, Moral dan Kesusilaan.

Penulis menyadari bahwa dalamproses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah selanj utnya.

Sukabumi, 29 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB I I PEMBAHASAN

RUANG LI NGKUP METODOLOGI STUDI ISLAM

A. Pengertian Studi Islam


B. Ruang Lingkup Studi Islam
C. Tuj uan Studi Islam
D. Pendekata dan Metodologi Studi Islam

BAB I I I PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


A.Latar Belakang Masalah

Wacana pendidikan dalamIslamtetap actual dan menarik untuk

diperbincangkan. Kenyataanya, dunia pendidikan adalah dunia yangtidak pernah sepi

dengan kritikan dan debat akademik, bahkan masalah pendidikan tidak pernah

selesai sepanj angsej arah kehidupan manusia.

Islam sebagai agama yang menempatkan pendidikan dalamposisi yangsangat penting.

Pendidikan Islamdi Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islamdi Indonesia.

Hakekat dari pendidikan adalah pembentukan manusia kea rah yang dicita- citakan.

Dengan demikian, pendidikan Islamadalah proses pembentukan manusia ke arah yang

dicita- citakan oleh Islam. Esensi dari pendidikan itu ialah dengan melihat unsure dasar

dari pendidikan itu sendiri. Unsur dasar pendidikan adalah unsur pemberi dan penerima,

unsure tujuan yang baik, cara atau jalan yang baik, serta adanya konteks positif.

Melihat kegiatan pendidikan di Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa

pendidikan Islamtelah banyak memainkan peranannya dalamrangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, selain itu telah terj adi pula dinamika perkembangan pendidikan

Islamdi Indonesia. Salah satu yangamat strategis dalamdinamika ini adalah

masuknya pendidikan Islamsebagai sebagai subsistem pendidikan nasional. Dari

pernyataan di atas muncul suatu pertanyaan bahwa apakah denagn adanya peranan

pendidikan Islamdalamdinamika pendidikan di Indonesia berarti.


BAB I I

PEMBAHAS
AN

Pengertian Studi Islam

Istilah Studi Islamdalambahasa Inggris adalah Islamic Studies, dan dalam


bahasa Arab adalah Dirasat al- Islamiyah. Ditinj au dari sisi pengertian, Studi Islam
secara sederhana dimaknai sebagai “kaj ian islam”. Pengertian Studi Islamsebagai kaj
ian islamsesungguhnya memiliki cakupan makna dan pengertian yang luas. Hal ini waj ar
adanya sebab sebuah istilah akan memiliki makna tergantung kepada mereka yang
menafsirkannya.

Karena penafsir memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lainnya, baik latar
belakang studi, bidang keilmuan, pengalaman, maupun berbagai perbedaan lainnya, maka
rumusan dan pemaknaan yang dihasilkannyapun j uga akan berbeda.

Selain itu, kata Studi Islamsendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata
Studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian. Rumusan Lester Crow
dan Alice Crow menyebutkan bahwa Studi adalah kegiatan yang secara sengaj a
diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman
yang lebih besar, atau meningkatkan suatu ketrampilan.
Sementara kata Islamsendiri memiliki arti dan makna yang j auh lebih kompleks. Kata
Islamberasal dari kata Aslama yang bararti patuh dan berserah diri. Kata ini berakar
pada kata silmyang berarti selamat, sej ahtera, dan damai.

Adapun pengertian Islamsecara terminologis sebagaimana yang dirumuskan


para ahli ulama dan cendikiawan bersifat sangat beragamtergantung dari sudut
pandang yang digunakan. Salah satu rumusan definisi Islamadalah wahyu Allah
yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW.

Sedangkan Studi Islamdibarat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara


sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelaj ari hal- hal yang berhubungan
dengan agama islam. Usaha mempelaj ari agama Islamtersebut dalam
kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat islamsaj a, melainkan
juga dilaksanakan oleh orang- orang diluar kalangan umat Islam.

Studi keislaman dikalangan umat islamsendirinya tentunya sangat berbeda tuj


uan dan motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang- orang diluar kalangan umat
Islam. Dikalangan umat islam, studi keislaman bertuj uan untuk memahami dan
mendalami serta membahas aj aran- aj aran Islamagar mereka dapat melaksanakan
dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan diluar kalangna umat islam, studi
keislaman bertuj uan untuk mempelaj ari seluk- beluk agama dan praktik- praktik agama
yang berlaku dikalangan umat islam, yang semata- mata sebagai ilmu pengetahuan.
Namun sebagaimana halnya dengan ilmu- ilmu pengetahuan tentang seluk- beluk
agama dan praktik- praktik keagamaan Islam tersebut bisa dimanfaatkan atau
digunakan untuk tuj uan- tuj uan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Ruang Lingkup Studi Islam

Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya Islam
dapat menj adi obyek studi. Dalamkonteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu
dari Islamyang dapat menj adi obyek studi, yaitu:

1. Islamsebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya


sudah final, dalamarti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2. Sebagai gej ala budaya yang berarti seluruh apa yang menj adi kreasi
manusia dalamkaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang
terhadap doktrin agamanya.

3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.

Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuan


agama Islamyang dapat menj adi obyek Studi Islam:

1. Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah


diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat
pada umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan penj
ernihan teoritik keilmuan yang di pentingkan disisni adalah pengalaman.

2. Wilayah teori- teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan
metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kaj
iannya masing- masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan
tidak bukan adalah “teori- teori” keilmuan agama islam, baik secara deduktif dari
nash- nash atau teks- teks wahyu , maupun secara induktif dari praktek- praktek
keagamaan yang hidup dalammasyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in maupun
sepanj ang sej arah perkembangan masyarakat muslimdimanapun mereka
berada.

3. Telaah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sej arah
perkembangan j atuh bangunnya teori- teori yang disusun oleh kalangan ilmuan
dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan
sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu- ilmu
keislaman.
Sedangkan menurut M. Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kaj ian islam adalah
substansi aj aran- aj aran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama
lebih bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu- ilmu keislaman semacamini
merupakan salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang
bersumber dari wahyu Allah melalui proses penawaran dan perenungan.

Tujuan Studi Islam

Studi Islam sebagai usaha untuk mempelaj ari secara mendalam tentang Islam dan
segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama Islam sudah barang tentu mempunyai
tuj uan yang j elas, yang sekaligus menunj ukan kemana Studi Islam tersebut diarahkan.
Dengan arah dan tujuan yang j elas itu, maka dengan sendirinya Studi Islam akan
merupakan usaha sadar dan tersusun secara sistematis.

Adapun arah dan tuj uan Studi Islamdapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mempelaj ari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agam
Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama- agama lain dalam
kehidupan budaya manusia.Sehubungan dengan ini, Studi Islam dilaksanakan
berdasarkan asumsi bahwa sebenarnya agama Islamditurunkan oleh Allah adalah
untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan
perkembangan agama- agama dan budaya umat dimuka bumi.

2. Untuk mempelaj ari secara mendalam pokok- pokok isi aj aran agama Islam yang
asli, dan bagaimana penj abaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya peradaban Islam sepanj ang sej arahnya. Studi ini berasumsi
bahwa agama Islam adalah fitrah sehingga pokok- pokok isi aj aran agama Islam
tentunya sesuai dan cocok dengan fitrah manusia. Fitrah adalah potensi dasar,
pembawaan yang ada, dan tercipta dalam proses pencipataan manusia.
3. Untuk mempelaj ari secara mendalam sumber dasar aj aran agama Islam yang
tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanj ang sej arahnya. Studi ini
berdasarkan asumsi bahwa agama Islam sebagai agama samawi terakhir membawa aj aran
yang bersifat final dan mampu memecahkan masalah kehidupan manusia, menj awab
tantangan dan tuntutannya sepanj ang zaman. Dalam hal ini sumber dasar aj aran agama
Islam akan tetap aktual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan tantangan
serta tuntutan perkembangan zaman tersebut.

4. Untuk mempelaj ari secara mendalamprinsip- prinsip dan nilai- nilai dasar aj
aran agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalammembimbing dan mengarahkan
serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern
ini. Asumsi dari studi ini adalah, Islamyang meyakini mempunyai misi sebagai rahmah li
al- ‘alamin tentunya mempunyai prinsip dasar yang bersifat universal, dan mempunyai
daya, dan kemampuan untuk membimbing mengarahkan dan mengendalikan faktor-
faktor potensialdaripertumbuhan dan perkembangan sistembudaya dan peradaban
modern.

Pendekatan dan Metodologi Studi Islam

Untuk melakukan Studi Islamada beberapa istilah yang perlu dipahami dengan
baik. Pemahaman terhadap istilah- istilah ini akan memudahkan untuk memasuki bidang
studi islam. Istilah- istilah tersebut adalah pendekatan, metode dan metodologi.

Pendekatan adalah cara memperlakuakan sesuatu, sementara metode


merupakan cara mengerj akan sesuatu, sedangkan metodologi yaitu langkah- langkah
praktis dan sistematis yang ada dalamilmu- ilmu tertentu yang sudah tidak
dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif.
Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
studi islam:

1. Pendekatan Historis

Sej arah atau Historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai
peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu obj ek, latar belakang, dan pelaku
peristiwa tersebut, sedangkan yang dimaksud pendekatan historis adalah meninj au
suatu permasalahan dari sudut peninj auan sej arah, dan menj awab permasalahan, serta
menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sej arah. Sej arah atau
Historis adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa atau kej adian masa lalu yang
menyangkut kej adian atau keadaan sebenarnya. Melalui pendekatan sej arah seseorang
diaj ak menukik dari alam idealis kealam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari
keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenj angan atau keselarasan antara
yang terdapat dalam alam I dealis dengan di alamEmpiris dan Historis.

2. Pendekatan Filosofis

Yang dimaksudkan pendekatan Filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari


sudut tinj auan filsafat dan berusaha untuk menj awab dan memecahkan permasalahan itu
dengan menggunakan metode analisis spektulatif. Pada dasarnya Filsafat adalah
berpikiran untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menj awab suatu
persoalan, namun demikian tidak semua berpikir untuk memecahkan dan menj awab
suatu permasalahan dapat disebut filsafat, yang dimaksud filsafat disini adalah berpikir
secara sistematis, radikal dan universal. Di samping itu, filsafat mempunyai bidang (obj
ek yang dipikirkan) sendiri, yaitu bidang atau permasalahan yang bersifat Filosofis
yakni bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan yang ghaib dengan dunia ilmu
pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang menj embatani kesenj angan
antara masalah- masalah yang bersifat keagamaan semata- mata dengan masalah yang
bersifat ilmiah.

3. Pendekatan I lmiah

Yang dimaksud pendekatan I lmiah adalah meninj au dan menganalisis suatu


permasalahan atau obj ek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada umumnya.
Diantara ciri pokok dari pendekatan ilmiah adalah terj aminnya obj ektifitas dan
keterbukaan dalam studi. Obj ektifitas suatu studi akan terj amin j ika kebenarannya
bisa dibuktikan dan didukung oleh data empiris, konkret, dan rasional. Sedangkan
keterbukaan suatu studi terj adi j ika kebenaran bisa dilacak oleh siapa saj a. Disamping
itu, pendekatan ilmiah selalu siap dan terbuka menerima kritik terhadap kesimpulan
studinya.

4. Pendekatan Doktriner

Adapun pendekatan Doktriner atau pendekatan studi islam secara


konvensioanal merupakan pendekatan studi di kalangan umat islam yang
berlangsung adalah bahwa agama islam sebagai obj ek studi diyakini sebagai sesuatu
yang suci dan merupakan doktrin- doktrin yang berasal dari illahi yang mempunyai nilai
(kebenaran) absolut, mutlak dan universal. Pendekatan doktriner juga berasumsi
bahwa aj aran islam yang sebenarnya adalah aj aran islam yang berkembang pada masa
salaf yang menimbulkan berbagai mazhab keagamaan, baik teologis maupun hukum- hukum
atau fiqih, yang kemudian di anggap sebagai doktrin
- doktrin yang tetap dan baku.

5. Pendekatan Normatif

Maksud pendekatan Normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari
sudut legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah
hubungannya dengan halal dan haram, boleh atau tidak dan sej enisnya. Sementara
normatif adalah seluruh aj aran yang terkandug dalam nash. Dengan demikian,
pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab seluruh
pendekatan yang digunakan oleh ahli ushul fiqih (usuliyin), ahli hukum Islam
(fuqoha), ahli tafsir (mufassirin), dan ahli hadist (muhadditsin) yang berusaha
menggali aspek legal- formal dan aj aran Islam dari sumbernya adalah ternasuk
pendekatan normatif.

Kelima pendekatan tersebut dimaksudkan bukanlah sebagai pendekatan-


pendekatan yang dilaksanakan secara terpisah satu dengan yang lainnya,
melainkan merupakan satu kesatuan sistem yang dalam pelaksanaannya secara
serempak yang satu melengkapi lainnya (complement) atau merupakan sistem
pendekatan sistem(systemic approach).

Dalamhubungannya dengan Studi Islam, metodologi berarti membahas kaj ian-kaj ian
seputar berbagai macammetode yang bisa digunakan dalamStudi Islam.

Adapun metode studi Islamsecara lebih rinci dapat dij abarkan sebagai berikut
:

1. Metode I lmu Pengetahuan

Metode I lmu Pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui oleh
proses ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka dalam
sains- sains spekulatif mengindikasikan sebagai j alan menuj u proposisi- proposisi
mengenai yang ada atau harus ada, sementara dalam sains- sains normative
mengindikasikan sebagai j alan menuj u norma- norma yang mengatur perbuatan atau
pembuatan sesuatu.

2. Metode Diakronis

Suatu metode mempelaj ari islam menonj olkan aspek sej arah. Metode ini memberi
kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dalam islam, sehinggga umat islam memiliki pengetahuan yang
relevan, hubungan sebab akibat dan kesatuan integral. Metode diakronis disebut j uga
metode sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sej
arah atau kej adian dengan melihat suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan yang
mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan lingkungan dimana
kepercayaan, sej arah atau kej adian itu muncul.

3. Metode Sinkronis- Analistis

Suatu metode mempelaj ari Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis
yang sangat berguna bagi perkembangan keimananan dan mental intelek umat islam.
Metode ini tidak semata- mata mengutamakan segi aplikatif praktis,
tetapi j uga mengutamakan telaah teoritis.

4. Metode ProblemSolving (hill al- musykilat)

Metode mempelaj ari Islam yang mengaj ak pemeluknya untuk berlatih menghadapi
berbagai masalah dari satu cabang I lmu Pengetahuan dengan solusinya. Metode ini
merupakan cara penguasaan ketrampilandari pada pengembangan mental- intelektual,
sehingga memiliki kelemahan, yakni perkembangan pemikiran umat Islammungkin
hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.

5. Metode Empiris

Suatu metode mempelaj ari Islamyang memungkinkan umat Islammempelaj ari aj


arannya melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan kaidah islam dengan satu
proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial, kemudian secara deskriptif
proses interaksi dapat dirumuskan dan suatu norma baru.

6. Metode Deduktif (al- Manhaj al- Isthinbathiyah)

Suatu metode memahami Islamdengan cara menyusun kaidah secara logis dan
filosofis dan selanj utnya kaidah itu diaplikasikan untuk menuntukan masalah yang
dihadapi. Metode ini dipakai untuk sarana meng- istinbatkan hukum- hukum syara’, dan
kaidah- kaidah itu benar bersifat penentu dalam masalah- masalah furu’ tanpa
menghiraukan sesuai tidaknya dengan pahammazhabnya.

7. Metode Induktif (al- Manhaj al- Istiqraiyah)

Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah hukum untuk
diterapkan kepada masalah- masalah furu’ yang disesuaikan dengan madzhabnya
terlebih dahulu. Metode pengkaj iannya dimulai dari masalah- masalah khusus, lalu
dianalisis, kemudian disusun kaidah hukum dengan catatan setelah terlebih dahulu
disesuaikan dengan pahammazhabnya.
BAB I I

PENUT
UP

Kesimpulan
Studi I slammeliputi kaj ian agama I slamdan tentang aspek- aspek
keislaman masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama obj ek
Studi I slammeliputi I slamsebagai doktrin dari Tuhan, substansi aj aran- aj
aran I slamdan interaksi sosial. Adapun tuj uan Studi I slam adalah sebagai
wawasan normatif, kontekstual, aplikatif dan konstribusi konkret terhadap
dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang
agama islamsecara luas, mendalamnamun utuh, dan dinamis.
Ada beberapa pendekatan Studi I slamantara lain, pendekatan
Historis, Filosofis, I lmiah doktriner dan normatif.
Saran
Demikianlah makalah ini Penulis buat. Tentunya masih banyak
kesalahan yang terdapat dalammakalah ini untuk menuj u yang lebih baik
lagi, kritik dan saran Penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah selanj
utnya. Penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila masih banyak
kesalahan dalampembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin.

DAFTAR PUSTAKA

NaimNgainun, Pengantar Studi I slam, Yogyakarta: Teras, 2009. Syukur

M.Amin dkk, Metodologi Studi I slam, Semarang: Gunung j ati,


1998.

Nasution Khoirodin, Pengantar Studi I slam, Yogyakarta: Academia+


Tazzafa, 2009.

Nata Abuddin, Metodologi Studi I slam, Jakarta: Raj awali Pers,


2009

Muhaimin dkk, Studi I slamDalamRagamDimensi dan Pendekatan,Jakarta:


Kencana, cet I I I , 2012

Anda mungkin juga menyukai