Dosen Pengampu:
Jamaluddin, MA
Disusun Oleh:
Ardiata
Muhammad Nazar
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta‟ala atas segala nikmat
dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita semua termasuk terselesaikannya makalah
Ruang Lingkup Studi Islam ini. Makalah ini membahas tentang apa-apa saja ruang lingkup
dari studi Islam, sebagaimana amanat yang diberikan kepada kami di dalam memenuhi tugas
mata kuliah “Pengantar Studi Islam”.
Sebuah kebahagiaan bagi saya atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita
akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang berkaitan dengan Ruang Lingkup Studi
Islam yang pasti akan bermanfaat menambah keilmuan dan pengetahuan akademis kita serta
modal dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
Dalam kesempatan ini perkenankan saya menghaturkan rasa terima kasih tak
terhingga kepada Abiya Jamaluddin, MA yang telah memberikan bimbingan. Pun begitu,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu sumbang-saran
maupun masukan sangat saya harapkan. Atas segala kekurangan tersebut, saya mohon
dibukakan pintu maaf seluas-luasnya. Semoga segala tujuan baik dengan hadirnya makalah
ini dapat tercapai.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada,
islam merupakan agama rahmatal lil a‟lamin untuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh
nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih
mendalam mak muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu
sendiri merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya
agama islam maka dari itu Studi Islam menimbulkan berbagai permasalahn yang umum
diantaranya : apa penertian Studi Islam, apa ruang lingkup, atau objek Studi Islam, apa tujuan
Studi Islam, bagaimana pendekatan dan metodologi dalam Studi Islam
B. Rumuan Masalah
1. Apa pengertian Studi Islam ?
2. Apa ruang lingkup Studi Islam ?
3. Apa tujuan Studi Islam ?
4. Bagaimana Pendekatan dan Metodologi Studi Islam ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Studi Islam dalam bahasa Inggris adalah Islamic Studies, dan dalam bahasa
Arab adalah Dirasat al-Islamiyah. Ditinjau dari sisi pengertian, Studi Islam secra sederhana
dimaknai sebagai “kajian islam”. Pengrtian Studi Islam sebagai kajian islam sesungguhnya
memiliki cakupan makna dan penertian yang luas. Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah
akan memiliki makna tergantung kepada mereka yang menafsirkannya. Karena penafsir
memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lainnya, baik latar belakang studi, bidang
keilmuan, pengalaman, maupun berbagai perbedaan lainnya, maka rumusan dan pemaknaan
yang dihasilkannyapun juga akan berbeda.
Selain itu, kata Studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata
Studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian.Rumusan Lester Crow dan
Alice Crow menyebutkan bahwa Studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan
dengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau
meningkatkan suatu ketrampilan.
Sementara kata Islam sendiri memiliki arti dan makna yang jauh lebih kompleks. Kata
Islam berasal dari kata Aslama yang bararti patuh dan berserah diri. Kata ini berakar pada
kata silm yang berarti selamat, sejahtera, dan damai.
Adapun pengertian Islam secara terminologis sebagaimana yang dirumuskan para ahli
ulama dan cendikiawan bersifat sangat beragam tergantung dari sudut pandang yang
digunakan. Salah satu rumusan definisi Islam adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada
nabi Muhammad Saw.1
Sedangkan Studi Islam dibarat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan agama islam. Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan
1
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta:Teras, 2009, hlm 1-3
2
hanya dilaksanakan oleh kalangan umat islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-
orang diluar kalangan umat islam.2
Studi keislaman dikalangn umat islam sendirinya tentunya sangat berbeda tujuan dan
motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang diluar kalangan umat islam.
Dikalangan umat islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta
membahas ajaran-ajaran islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya
dengan benar. Sedangkan diluar kalangna umat islam, studi keislaman bertujuan untuk
mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik agama yang berlaku dikalangan umat
islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan. Namun sebagaimana halnya dengan
ilmu-ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan islam
tersebut bias dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat
positif maupun negative.
Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya islam dapat
menjadi obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang
dapat menjadi obyek studi, yaitu:
1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final,
dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
2
Muhaimin dkk, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta; Kencana, 2012, hlm 1
3
masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan
adalah “teori-teori” keilmuan agama islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau
teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari praktek-praktek keagamaan yang hidup
dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi‟in maupun sepanjang sejarah
perkembangan masyarakat muslim dimanapun mereka berada.
3. Telaah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah
perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusunoleh kalangan ilmuan dan
ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan sophisticated
inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.
Sedangkan menurut M.Atho‟ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam adalah
substansi ajaran-ajaran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama lebih
bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini
merupakan salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber
dari wahyu Allah melalui proses penawaran dan perenungan.3
Studi Islam sebagai usaha untuk mempelajari secara mendalam tentang islam dan
segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama islam sudah barang tentu mempunyai
tujuan yang jelas, yang sekaligus menunjukan kemana Studi Islam tersebut diarahkan.
Dengan arah dan tujuan yang jelas itu, maka dengan sendirinya Studi Islam akan merupakan
usaha sadar dan tersusun secara sistematis.
Adapun arah dan tujuan Studi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agam islam
itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam
kehidupan budaya manusia.
3
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta:Teras, 2009, hlm.5-9
4
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang asli,
dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya peradaban islam sepanjang sejarahnya. Studi ini berasumsi
bahwa agama islam adalah fitrah sehingga pokok-pokok isi ajaran agama islam
tentunya sesuai dan cocok dengan fitrah manusia. Fitrah adalah potensi dasar,
pembawaan yang ada, dan tercipta dalam proses pencipataan manusia.
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap
abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini
berdasarkan asumsi bahwa agama islam sebagai agama samawi terakhir membawa
ajaran yang bersifat final dan mampu memecahkan masalah kehidupan manusia,
menjawab tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman.Dalam hal ini sumber dasar
ajaran agama islam akan tetap actual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan
tantangan serta tuntutan perkembangan zaman tersebut.
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran
agama islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Asumsi dari studi ini adalah, islam yang meyakini mempunyai misi sebagai rahmah li
al-„alamin tentunya mempunyai prinsip dasar yang bersifat universal, dan mempunyai
daya dan kemampuan untuk membimbing, mengarahkan dan mengendalikan factor-
faktor potensial dari pertumbuhan dan perkembangan system budaya dan peradaban
modern.4
D. Pendekatan dan Metodologi Studi Islam
Untuk melakukan Studi Islam ada beberapa istilah yang perlu dipahami dengan baik.
Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan memudahkan untuk memasuki bidang studi
islam. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan, metode dan metodologi.5
Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam studi islam:
4
Muhaimin dkk, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2012, hlm 9-
12
5
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, hlm 10
5
1. Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu objek, latar belakang, dan pelaku peristiwa
tersebut, sedangka
Yang dimaksud pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut
peninjauan sejarah, dan menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan
menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau historis adalah studi yang berhubungan
dengan peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaan
sebenarnya. Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis kealam
yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan di alam
empiris dan historis.6
2. Pendekatan Filosofis
Yang dimaksudkan pendekatan filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari sudut
tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan
menggunakan metode analisis spektulatif. Pada dasarnya filsafat adalah berpikiran untuk
memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan, namuk demikian tidak
semua berpikir untuk memecahkan dan menjawab suatu permasalahan dapat disebut filsafat
yang dimaksud filsafat disini adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal. Di
samping itu,filsafat mempunyai bidang (objek yang dipikirkan) sendiri,yaitu bidang atau
permasalahan yang bersifat filosofis yakni bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan
yang ghaib dengan dunia ilmu pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang
menjembatani kesenjangan antara maslah-masalah yang bersifat keagamaan semata-mata
dengan masalah yang bersifat ilmiah.
3. Pendekatan Ilmiah
6
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali pers, 2009, hlm 46-47
6
oleh dat empiris, konkret, dan rasional. Sedangkan keterbukaan suatu studi terjadi jika
kebenaran bisa dilacak oleh siapa saja. Disamping itu,pendekatan ilmiah selalu siap dan
terbuka menerima kritik terhadap kesimpulan studinya.
4. Pendekatan Doktriner
5. Pendekatan Normatif
Maksud pendekatan normative adalah studi islam yang memandang masalah dari
sudut legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya dengan
halal dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif adalah seluruh ajaran
yang terkandug dalam nash. Dengan demikian, pendekatan normatif mempunyai cakupan
yang sangat luas. Sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli ushul fiqih (usuliyin),
ahli hukum islam (fuqoha), ahli tafsir (mufassirin), dan ahli hadist (muhadditsin) yang
berusaha menggali aspek legal-formal dan ajaran islam dari sumbernya adalah ternasuk
pendekatan normatif.8
Adapun metode studi islam secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
7
Muhaimin dkk, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2012, hlm 12-
14
8
Khoirudin Nasution, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia+ Tazzafa, 2009 hlm 13
7
1) Metode Ilmu Pengetahuan
Metode ilmu peuju pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui oleh
proses ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka dalam sains-sains
spekulatif mengindikasikan sebagai jalan menuju proposisi-proposisi mengenai yang ada atau
harus ada, sementara dalam sains-sains normative mengindikasikan sebagai jalan menuju
norma-norma yang mengatur perbuatan atau pembuatan sesuatu.
2) Metode Diakronis
Suatu metode mempelajari islam menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi
kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dalam islam, sehinggga umat islam memiliki pengetahuan yang relevan,
hubungan sebab akibat dan kesatuan integral. Metode diakronis disebut juga metode
sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sejarah atau
kejadian dengan melihat suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan yang mutlak dengan
waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan lingkungan dimana kepercayaan, sejarah atau
kejadian itu muncul.
3) Metode Sinkronis-Analistis
Suatu metode mempelajari islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang
sangat berguna bagi perkembangan keimananan dan mental intelek umat islam. Metode ini
tidak semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah
teoritis.
5) Metode Empiris
8
proses aplikasi yang menimbulakan suatu interaksi sosial, kemudian secar deskriptif proses
interaksi dapat dirumuskan dan suatu norma baru.
Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah secar logis dan
filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk menuntukan masalah yang dihadapi.
Metode ini dipakai untuk sarana meng-istinbatkan hukum-hukum syara‟, dan kaidah-kaidah
itu benar bersifat penentu dalam masalah-masalah furu‟ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya
dengan paham mazhabnya.
Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah hokum untuk
diterapkan kepada masalah-masalah furu‟ yang disesuaikan denagn madzhabnya terlebih
dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah khusus, lalu dianalisis,
kemudian disusun kaidah hokum dengan catatan setelah terlebih dahulu disesuaikan dengan
paham mazhabnya.9
9
Muhaimin dkk, Pengantar Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana ,
2012, hlm 15-17
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi Islam meliputi kajian agama islam dan tentang aspek-aspek keislaman
masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam meliputi
islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran islam dan interaksi sosial. Adapun
tujuan Studi Islam adalah sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan konstribusi
konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang
agama islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.
Ada beberapa pendekatan Studi Islam antara lain, pendekatan historis, filosofis,
ilmiah doktriner dan normatif
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan yang terdapat
dalam makalah ini untuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan saran kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila
masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amien.
10
DAFTAR PUSTAKA
Syukur M.Amin dkk, Metodologi Studi Islam, Semarang: Gunung jati, 1998.
Muhaimin dkk, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan Jakarta: Kencana,
cet III, 2012
11